Bandar Lampung (SL)-Fungsi utamanya akan digunakan sebagai fasilitasi “Pembumian Nilai-Nilai Pancasila” adaalaah konsep Pentahelix merupakan kegiatan kerjasama antara 5 unsur di atas, hal ini untuk mempercepat pengembangan pembangunan untuk negara ini.
Dalam teori perubahan istilah “Pentahelix” ‘Penta’ adalah lima dan ‘helix’ adalah jalinan,” kata Kasubdit Penghayatan dan Wasbang Kemendagri Sri Handoko Taruna, saat menjadi pembicara pada Dialog Jejaring Panca Mandala berjudul “Membangun Sinergitas Membumikan Pancasila di Provinsi Lampung” yng diselenggarakan Badan Pembinaan Idiologi Pancasila (BPIP) Republik Indonesia Senin, 14 Desember 2020, di Begadang Convention Hall, Jalan Diponegoro No.1, Lampung.
“Dimana Unsur Pemerintah mempunyai Political Power untuk merumuskan sebuah kebijakan melalui keputusan. Sementara masyarakat atau komunitas disebut social power. Unsur ketiga akademisi, melalui kekuatan knowledge power menghadirkan ilmu yang memiliki kebergunaan dan kebermanfaatan. Unsur keempat pebisnis atau pengusaha yang harus memiliki kesadaran dan pemahaman akan Pancasila dan Unsur kelima Media,” tambahnya.
Menurut Sri Handoko Taruna, keberagaman adalah anugerah dan takdir Tuhan kepada bangsa Indonesia yang harus disyukuri, dan sudah menjadi kewajiban seluruh anak bangsa untuk menjaga persatuan, kesatuan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. ada 70,29% masyarakat hafal Pancasila dan urutannya sesuai.
“Jika menggunakan 73.50 % hafal Pancasila, maka Sumatera Utara, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Bangka Belitung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Gorontalo, dan Sulawesi Barat menjadi prioritas sosialisasi Pancasila (15 provinsi prioritas),” katanya.
Pembicara lainnya, Ken Setyawan, yang disebut mantan anggota teroris mengatakan dia menjadi intoleran dan radikal ketika memahami pancasila sebagaai toghut aataau berhalaa. “Saya masuk menjadi intoleran dan radikal ketika memahami Pancasila sebagai toghut, berhala. Ketika saya bergabung saya ternyata paham ini salah dari ajaran agama. Saya aktif 1999 – 2003,” katanya.
Doktrin apa dengan waktu singkat? ujaranya, misal orang muslim, orang belum bersyahadat wajib shalat kah? Kapan bersahadat utk masuk islam? Siapa pemimpin saat Mekah saat nabi Muhammad besar? Kenapa disebut zaman jahiliyah? Kena ada undang2 dibuat melawan hukum Allah? Bagaimana saat ini? Indonesia bagaimana?
“Intoleran, radikal, dll Pancasila banyak tantangan saat ini. TNI POLRI jg ada yang terkontaminasi. Ada bahkan atlet profesional anti Pancasila. Apa yang harus kita lakukan, ya Kampanyekan dengan guru yang benar. Mereka kuat dalam propaganda. Ketika orang menyampaikan tidak menggunakan akhlak maka bukan contoh yang benar,” katanya.
Sementara Prof. Dr. Moh. Mukri, M. Ag – Rektor UIN Raden Inten mengatakan terpenting adalaah prinsip Kerjasama yaitu dibangun atas dasar tolong menolong, mengakui adanya persamaan (al-musaawah/equality) hak dan kewajiban. Kemudian menghargai perbedaan (pluralitas), diilaksanakan dengan amanah (Trust), kerjasama dalam kebaikan dan membangun persaudaraan (ukhwah).
Acara dialog Jejaring Panca Mandala, dihadiri peserta utusan Pemerintah Daerah, Akademisi, Dunia Usaha, Tokoh Masyarakat, Ormas, media lokal dan content creator Lampung, dengan Ketua Panitia Direktur Hubungan Antar Lembaga dan Kerjasama BPIP, Elfrida Herawati Siregar.
Plt. Kepala Kesbangpol, Drs. M. Firsada, M,Si dalam sambutannya mengatakan Kesbangpol memiliki tanggung jawab dalam Pembinaan Ideologi Pancasila, secara khusus bersama Kementerian Dalam Negeri seperti urusan politik dan pemerintahan umum walau ada di pusat namun dibantu oleh perangkat daerah.
Dalam melaksanakan tugas ideologi kami berdasarkan 4 pilar kebangsaam, Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika. Memantapkan ideologi ke seleruh elemen bangsa, maka kami membentuk forum yang ada di masyarakat.
FKUB mewakili komponen agama, FPK mewakili komponen adat suku bangsa. Perpaduan BPIP, Kemendagri, dan kesbangpol diharapkan mampu mengembalikan nilai-nilai Pancasila, khususnya milenial. Isu toleransi belakangan ini menjadi highlight yang harus diperhatikan, Isu yang kedua yairu isu kbinekaan.
Prof.Adji Samekto mewakiliki BPIP Pusat mengatakan esensi pembentukan nilai-nilai Pancasila di masyarakat, agar dapat mengefektifkan dan menerapkan nilai-nilai Pancasila secara total untuk menjaga toleransi. Nilai-nilai Pancasila bukan hanya sebagai perajut toleransi namun sebagai landasan bangsa, baik di kehidupan ekonomi, covid -19, pendidikan dan kebudayaan, kepentingan religius dan kebangsaan semuanya membutuhkan Pancasila.
“Stakeholder memiliki peran yaitu dalam membudayakan nilai – nilai Pancasila. Panca Mandala menjadi urgent karena pembumian Pancasila menjadi tugas kita bersama. Pembahasan dari pengelaman diri sendiri kepada orang lain untuk bercerita oleh bapak Ken,” katanya.
Gotong royong dalam hal ekonomi antar umat beragama menjadi suatu yg penting selama masa pandemi ini. Penanaman nilai-nilai Pancasila mempunyai tujuan utama yaitu teraktualisasikannya Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Nilai-nilai Pancasila disamping untuk merajut toleransi, tetapi lebih jauh dari itu, menurut kehendak para pendiri bangsa, Pancasila adalah landasan negara yang diharapkan dapat terjabarkan dalam semua aktifitas dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.”
Dalam bidang hubungan antar umat beragama,dalam membangun relasi antar umat beragama, dalam kehidupan ekonomi, dalam membangun lingkungan hidup, dalam membangun koperasi dan UMKM, dalam melancarkan distribusi pangan, dalam bergotong royong menghadapi efek Covid-19,dalam membangun pendidikan dan kebudayaan.
BPIP sebagai Lembaga Baru yang dibentuk berdasarkan Perpres 7 Tahun 2018 tidak mungkin bisa bekerja sendiri untuk melakukan Pembinaan Ideologi Pancasila ini kepada seluruh elemen masyarakat. Dibutuhkan kemitraan dengan Pemerintah Daerah, DPRD, Pakar, Perguruan Tinggi ,dan komponen masyarakat lainnya.
“Oleh karenanya, pembentukan kemitraan yang mewujud dalam Pancamandala ini menjadi urgen karena pada hakekatnya pembumian nilai-nilai Pancasila adalah tugas kita bersama, Kegiatan Pembentukan Jejaring Pancamandala ini dimaksudkan juga untuk menyediakan wadah bagi lima stakeholder utama PIP untuk bekerjasama dalam pembumian atau pembudayaan Pancasila; Stake holder tersebut mencakup: pemerintah, masyarakat, akademisi, pelaku usaha dan media,” katanya, (Juniardi)
Tinggalkan Balasan