Bandar Lampung (SL)-Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Prof Nurdin Abdullah terjaring OTT Tim penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Sabtu dini hari 27 Februari 2021 waktu Indonesia Bagian Tengah, ditangkap tim penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Tim penyidik KPK melakukan operasi tangkap tangan Gubernur Sulsel di rumah jabatan Gubernur. Selain gubernur ada 8 orang lainnya, pejabat, rekanan, sopir rekanan. Penangkapan diawali di sebuah rumah makan nelayan dengan mengamankan uang dalam koper Rp1 miliar, sekitar pukul 01.00 WITA.
Ali Fikri Jubir KPK, membenarkan penangkatan Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah dan 8 orang di rumah jabatan. Ali Fikri belum merinci. Tapi dia membenarkan kalau yang kena OTT diantarannya Gubernur dan pihak-pihak lain. KPK masih mempunyai waktu 1×24 jam untuk menyampaikan secara detail.
Saat ini Nurdin dan lainnya diterbangkan ke Jakarta menggunakan Pesawat Garuda. Dugaan sementara OTT Gubernur Sulsel terkait amdal Proyek strategis NMT.
Dari penangkapan itu KPK juga menyita uang tunai sebesar Rp1 miliar. Dari data yang didapatkan penangkapan dilakukan oleh 9 orang Tim KPK. Mereka yang ditangkap adalah Agung Sucipto (kontraktor, 64 Thn), Nuryadi (sopir Agung, 36 Thn), Samsul Bahri ( Adc Gubernur Sulsel, Polri 48 Thn), Edy Rahmat (Sekdis PU Provinsi Sulawesi Selatan) dan Irfandi (Sopir Edy Rahmat).
Dilansir dari Suara.com, sebelumnya Forum Komunikasi Lintas (FokaL) NGO Sulawesi melaporkan Nurdin Abdullah ke KPK. Terkait dugaan korupsi megaproyek Makassar New Port (MNP).
Koordinator Fokal NGO Sulawesi Djusma AR menyebut pembangunan proyek strategis MNP yang sementara berjalan saat ini diduga keras ada KKN. Diduga dilakukan Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah bersama-sama dengan aparat pemerintahan Provinsi Sulsel dan keluarganya.
“Hal yang mencolok dalam dugaan ini adalah adanya rekayasa sistemik terkait modus yang dilakukan. Yakni terdapatnya kejanggalan pada proses pengurusan dokumen di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Sulsel yang demikian cepat terkait pengurusan Amdal kepada dua perusahaan. Yakni PT Banteng Laut Indonesia dan PT Nugraha Timur Inonesia yang diketahui mempunyai kedekatan kuat dengan Gubernur Sulsel dan keluarganya. Sedangkan untuk perusahaan lain tidak diperlakukan sama,” kata Djusman.
Djusman mengatakan, Direktur Benteng Laut Indonesia beserta pemegang sahamnya dan pemegang saham PT Nugraha Timur Indonesia merupakan sahabat dari anak Nurdin Abdullah dan juga merupakan bagian dari tim pemenangan Nurdin Abdullah di Pilgub 2018 lalu.
Bahkan anehnya, kata Djusman, pada dua perusahaan terdapat orang yang sama. Seperti Akbar Nugraha yang menjadi Direktur di Benteng Laut Indonesia tapi juga pemegang saham di Anugrah Indonesia Timur. “Akbar ini diketahui sangat dekat dengan putra Nurdin Abdullah Fathul Fauzi, ada foto-foto kedekatan itu,” ungkap Djusman.
Juru bicara Nurdin Abdullah Veronica Moniaga saat dikonfirmasi mengaku belum bisa menjawab hal tersebut saat ini. Mereka juga masih menunggu informasi. “Tabe, sejauh ini kami belum bisa mengonfirmasi hal ini sekarang. Secepatnya akan kami kabari apabila sudah terima informasi,” kata Vero, Sabtu. (Red)
Tinggalkan Balasan