Lampung Barat (SL)-Hampir setiap panen komoditas petani di Lampung selalu diimbangi dengan anloknya harga. Tidak hanya Kopi, Coklat, Jagung, juga singkong termasuk kini harga gabah yang anjlok hingga hampir 60% harga beras. Harga gabah di Kecamatan Suoh dan Bandarnegeri Suoh (BNS) Kabupaten Lampung Barat baru saja memasuki masa panen raya padi dihargai Rp4200-Rp4300 perkilo dalam bentuk gabah kering giling (GKG).
Camat Suoh Mandala Harto, SIP., mengungkapkan, harga jual GKG anjlok begitu juga dengan harga jual dalam bentuk beras hanya Rp7.160 per kilogram, harga jual tersebut merupakan harga jual di tingkat petani, dan terjadi sejak memasuki panen raya yang saat ini sudah memasuki minggu ketiga dan sebagian sudah selesai melakukan panen.
“Untuk harga jual GKG rata-rata turun sekitar Rp400 hingga Rp500 per kilogram dari harga jual sebelum masa panen raya berlangsung, tentu dengan anjloknya harga jual ini sangat merugikan petani, dan karena kebutuhan terlebih memasuki bulan suci ramadhan sebagian besar petani terpaksa menjual hasil panen,” kata Mandala.
Dikatakannya, Kecamatan Suoh merupakan lumbung padi di kabupaten Lampung Barat, bahkan hasil panen tidak hanya dijual di Lampung Barat juga dijual hingga kabupaten tetangga seperti Tanggamus, Pringsewu bahkan hingga Kota Metro.
“Untuk potensi Kecamatan Suoh luas areal persawahan mencapai 2.057 hektar, memiliki produksi 5,5 ton GKG per hektar atau 11.000 ton lebih GKG untuk sekali panen. Sayangnya pada masa panen raya seperti sekarang ini harga jual GKG maupun beras kerap anjlok, dan tidak menguntungkan petani, padahal jika dilihat dari potensi yang ada tentunya sangat besar dan sudah seyogyanya mensejahterakan petani,” ungkapnya.
Mandala mengungkapkan, Badan Usaha Milik Bersama (BUMDESMA) yang terdiri dari tujuh pekon setempat, yang sebelumnya direncanakan akan mulai beroperasi, yang bergerak di bidang pengolahan hasil panen petani, yang diyakini menjadi salah satu solusi untuk meminimalisasi fluktuasi harga jual belum bisa terwujud, lantaran pandemi coronavirus disease 2019 (Covid-19).
“Permasalahan seperti ini (harga anjlok) kami yakin tidak terjadi ketika BUMDESMA tersebut telah beroperasi, namun karena situasi yang memang tidak memungkinkan karena Pandemi-19 maka untuk penyertaan modal yang direncanakan tahun ini oleh tujuh pekon yang menjadi peserta batal dilakukan,” imbuhnya.
Musim panen berlalu menyebabkan harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani dan penggilingan mengalami penurunan pada Maret 2021. Di tingkat petani harga GKP turun 14,39 persen, di tingkat penggilingan turun 13,82 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
“Rata-rata harga gabah di petani dan di penggilingan mengalami penurunan pada Maret 2021,” kata Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung Riduan dalam keterangan persnya yang diterima Republika.co.id, Jumat (2/4).
Ia mengatakan, penurunan rata-rata harga kelompok kualitas GKP di tingkat petani sebesar 14,39 persen dari Rp 4.576,09 per kg pada Februari 2021 menjadi Rp 3.917,57 per kg pada Maret 2021. Sedangkan harga GKP di tingkat penggilingan turun 13,82 persen dari Rp 4.672,61 per kg pada Februari 2021 menjadi Rp 4.027,03 per kg pada Maret 2021. (Red)
Tinggalkan Balasan