Bandar Lampung (SL)-Masyarakat dirugikan akibat ulah oknum petugas Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang melakukan jual beli KWH bodong dan aspal, asli tapi palsu. Pasalnya, meski sudah membayar dengan sejumlah uang namun KWH kemudian mati, dan ada yang jatah warga lain tapi di jualn ke orang lain. Hal itu terjadi di dua wilayah yaitu ke Camatan Kedondong, Pesawaran, dan desa Sumber Sari dan Mulya Sari, dan Hutan Lindung Register 45, Kabupaten Mesuji.
Informasi di terima redaksi sinarlampung.co menyebutkan, pelanggan PLN Syahrul (45), warga Desa Kota Jawa, Kecamatan Kedondong, kecewa dengan ulah oknum PLN Rayon Pringsewu yang diduga melakukan jual beli Kwh listrik.
Menurut Syahrul dugaan adanya oknum di PLN Rayon Pringsewu yang jual beli Kwh berawal ketika dirinya mengetahui bahwa Kwh miliknya berdasarkan pengajuan tahun 2010 lalu di Rayon PLN Kedondong ternyata keluar. “Namun, Kwh tersebut bukan dipasang dirumahnya, tapi diduga dibayar tetangganya,” kata Syahru, Kamis 29 April 2021.
Syahrul mengetahui hal itu, berdasrkan cerita tetangganya yang mengaku membayar Kwh listrik yang berasal dari Desa Tanjung Kerta dan atas nama Syahrullah alamat Desa Kota Jawa. “Saya tahu ini dari tetangga saya yang baru beberapa bulan lalu memasang penerangan listrik PLN. Saat itu tetangga saya tersebut bertanya, kok lampu saya atas nama kamu, gak apa-apa ya?,” ujar Syahrul menirukan tetangganya.
Syahrul kemudian melaporkan hal itu ke pihak PLN Rayon Pringsewu pada 31 Maret 2021 lalu. Namun hingga kini belum ada respon pihak PLN. Bahkan, ironisnya PLN melakukan penagihan terhadap Kwh miliknya atas nama Ismanto dan akan mengganti Kwh tersebut menjadi elektrik jika tidak segera dibayar.
“Saya sudah sampaikan dengan pihak PLN Rayon Pringsewu akan bayar atas nama saya bulan depan. Namun anehnya tetap datang tagihan atas nama Ismanto. Lebih aneh lagi harus dengan uang jaminan Rp2,5 juta dan tunggakan baru 1 bulan akan diputus,” keluhnya.
Syahrul berharap pihak PLN tidak bersikap arogan dan merugikan konsumen. Dan meminta PLN tidak menakut nakuti konsumen dengan surat pemberitahuan akan memutus pelanggan PLN yang sudah puluhan tahun berlangganan. “Saya berlanganan PLN sejak 2010, baru dua tahun ini Kwh saya diincar untuk diganti dengan Kwh elektrik,” katanya.
KWH Bodong di Regiter 45
Sementara dua Desa di Mesuji yaitu Sumber Sari dan Mulya Sari, dan kawasan Hutan Lindung Register 45 juga marak pemasangan KWH PLN yang diduga bodong. Ironis lagi ada satu rumah terpasang dua KWH listrik. Indikasi KWH bodong tersebut dipasang oleh Biro PLN, dan baru dua hari menyala kemudian padam atau di blokir PLN.
Warga Desa Sumber Makmur menyebutkan ada KWH baru dipasang hari Rabu, namun pada hari Senin sudah tidak bisa di isi pulsa sehingga kini listrik mati (padam) dan padahal membeli KWH listrik ini harus merogoh Kocek dengan nominal kurang lebih Rp2,5-Rp3 juta. “Warga bingung, dan kesal, tapi banyak KWH marak dipasang di hutan lindung register 45,” kata warga.
Warga Desa Mulya Sari, Supardi menyatakan banyak KWH Bodong di kampungnya dan di hutan lindung register 45, tapi KWH bodong. “Ada ratusan KWH Listrik yang baru dipasang oleh pihak biro PLN yang tidak bertanggung Jawab pada hari Jum’at 16 April kemarin kini sudah mati dan tidak bisa digunakan atau tidak berfungsi,” katanya.
“Kini banyak sekali warga yang kecewa atas tidakkan semacam ini dan tentu hal ini sangat merugikan masyarakat yang ada di Desa sini mas, dan di hutan lindung register 45. Sekarang posisinya mati semua, tidak bisa beli pulsa,” kata Supardi.
Sumber Biro membenarkan, ada satu rumah dua KWH dan ada KWH bodong yang kini tidak bisa beli pulsa yang terjadi di Desa Mulya Sari dan Sumber Sari. Dan satu KWH di perjual belikan oleh oknum yang bekerjasama dengan pihak PLN. Biro yang bekerjasama dengan oknum PLN bernama Yusnardi.
Petugas P2TK sempat merajia Opal namuan kepada warga Mesuji yang resmi, tapi di Hutan lindung register 45 tidak tersentuh petugas P2TK yang melakukan Opal. “Sudah yang beli dan panitia listrik yang sudah ditangkap Polres Mesuji Lampung berinisial RB,” katanya.
Ketika konfirmasi Humas Rayon PLN Lampung akrap dipanggil dengan nama Darma, mengatakan bahwa hal itu silahkan tanya ke UP3 Kotabumi, “Oo prihal itu langsung ke UP3 Kotabumi,” kata Darma via pesan WhatsApp.
Sementara Manajer UP3 Rayon Kota Bumi tidak membalas konfirmasi wartawan. sementara Manajer PLN ULP Menggala Jimmi mengatakan, akan melakukan cros cek terlebih dahulu, “Nanti kami cek dulu kelokasi,” katanya. (Red)
Tinggalkan Balasan