Letusan Pistol dan Deru Motor Besar Mengaung Sebelum Marshal Harahap Ditemukan Tewas

Suara letusan senjata api dan deru gas motor terdengar bersamaan, disusul alarm mobil mengaung di Jalan Pasar 3  Nagori Karang Rejo VIII, Kecamatan Gunung Maligas, Kabupaten Simalungun, Sumater Utara, Sabtu 19 Juni 2021 tengah malam.

Lampu seri mobil City Car Datsun Go berwarna Putih Nopol BK-1921’WR, itu terus menyala, tepat Mara Salem Harahap tergeletak dikursi stir dengan lumuran darah dari luka tembak di paha kirinya, dan menembus tulang paha hingga patah.

Warga Huta 7 Pasar III, Nagori Karang Anyer, Kabupaten Simalungun heboh saat mendengar suara letusan diduga dari senjata api dan melihat korban bersimbah darah di dalam mobilnya. “Aku di rumah bang mau tidur, lalu sekitar pukul 23.30 WIB, kudengar suara ledakan gitu dan kupikir suara ban pecah. Kami mendengar suara ledakan sebanyak satu kali. Kemudia disusul suara alarm mobil yang berbunyi kencang,” kata Abdul (33)  warga tak jauh dari lokasi kejadian.

Abdul tak menyangka kalau suara tersebut merupakan suara letusan senjata. Abdul tidak melihat pelaku, tapi sempat mendengar suara sepeda motor berlari kencang. “Ada sepeda motor kudengar kencang bang. Suara sepeda motornya kayak suara motor jenis CBR atau Vixion gitu,” ucap Abdul kepada wartawan di TKP, Sabtu 19 Juni 2021.

Abdul bersama ayahnya mencoba keluar melihat yang terjadi. Namun ia tidak berani mendekati TKP. “Setelah ramai, baru berani mendekat,” katanya.

Sementara Farida Isna Harahap, kakak kandung korban menceritakan, Marasalem ditemukan telah bersimbah darah di bangku depan setelah ditembak orang tidak dikenal.”Kejadiannya gak jauh dari rumah adik kami ini. Jadi saat itu warga mendengar suara alarm mobil yang berbunyi setelah terdengar suara letusan senjata. Setelah di cek ternyata almarhum udah terluka,” ujar Farida di Rumah Sakit Bhayangkara Medan.

Menurut Farida, warga langsung membawa korban ke Rumah Sakit Vita Insani Kota Pematangsiantar. Namun nyawa korban tidak terselamatkan.Korban mengalami luka bolong pada bagian paha atas. Korban diduga meninggal dunia lantaran kehabisan darah. “Pas dilihat warga dia sudah berlinang darah celananya, tempat duduk sudah basah dengan darah,” ungkapnya.

Soal dugaan penyebab korban tewas ditembak OTK, Farida mengaku tidak mengetahui pasti apa persoalan adiknya itu. Namun dia mengaku adiknya itu sangat kritis dan tidak pernah takut dengan siapa pun.

Dia mengatakan, korban kerap membuat berita kritis terhadap kondisi yang ada di Pematangsiantar – Simalungun. Bahkan Mara Salem kerap memposting berita tersebut di akun Facebooknya. “Kalau kenapa dia (ditembak) gak tahu ya, tapi adik kami ini sangat kritis, memang vokal orangnya, dia selalu memberitakan yang sifatnya kondisi di sana. Dia gak ada takutnya mau itu siapa pun. Di FB (facebook) itu lah semua dibuatnya,” ujarnya.

Dikatakan Farida, jenazah adiknya itu semula dilarikan ke Rumah Sakit Vita Insani, namun selanjutnya dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Medan untuk proses autopsi. “Jam 03.00 WIB kami dari sana (Pematangsiantar) naik mobil ambulans. Awalnya dibawa ke Vita Insani, tapi akhirnya karena ini kasus jadi dibawa lah ke Bhayangkara,” Katanya..

Desak Polisi Usut Kematian Marasalem

Pihak keluarga mendesak pihak kepolisian untuk mengusut dugaan dugaan yang menewaskan Marasalem Harahap. Farida berharap penembakan yang menewaskan adiknya itu dapat diungkap dan siapa pun pelaku segera ditangkap. “Kami sangat berharap pelakunya segera tertangkap lah, kami sangat berharap. Karena dia, walaupun itu sudah janji dianya sama Allah sampai disini umurnya. Tapi meninggalnya itu secara tragis kali gitu,” katanya.

Meski keluarga harus mengikhlaskan kepergian Marasalem, kata Farida, akan tetapi belum rela dengan cara korban meninggal dunia. Dia menyebutkan, luka diduga bekas peluru di paha atas korban menganga dengan kedalaman sekitar 10 centimeter dan menyebabkan tulang paha korban patah.

“Segini (sambil menunjukkan jari telunjuk) bolong di pahanya. Memang kita harus ikhlas walaupun gak ikhlas tapi harus, kalau enggak kita berdosa. Tapi proses, ya itu urusan kepolisian lah itu. Harapannya ya itu tadi, secepatnya lah dapat oknum pelakunya dan diadili dengan seadil-adilnya,” tukasnya.

Farida Isnara Harahap juga menceritakan Marsal pernah dikeroyok sekitar 3 tahun lalu karena masalah pemberitaan. “Masalah mengenai pemberitaan. Pernah dia dikeroyok beberapa tahun yang lalu. Sekitar 3 tahun yang lalu. Pemberitaan soal narkoba, bandar judi gitu. Mungkin ada yang keberatan,” ucapnya.

Farida mengatakan korban saat itu diduga dikeroyok karena pemberitaan masalah narkoba. Dia mengklaim ada orang yang tidak senang dengan berita yang dibuat Marsal.

Sempat Dapat Ancaman

Sepupu Marsal, Rencana Siregar, mengatakan Marsal sempat bercerita mendapat ancaman beberapa waktu lalu. Ancaman itu, katanya, diduga terkait pemberitaan yang dia buat. “Sebelumnya 2 minggu lalu sempat datang ke rumah menyampaikan keluhan mengenai pemberitaan tempat hiburan malam. Jadi kita tidak bisa menyebutkan namanya. Cuma dia mengeluhkan ada orang yang protes tentang pemberitaan itu,” kata Rencana.

Rencana menduga korban ditembak dari jarak dekat. Dia mengatakan tak ada kerusakan pada mobil yang dikendarai Marsal. “Karena nggak ada kerusakan kaca mobilnya. Berarti almarhum membukakan kaca ataupun pada saat dekat rumah, dia buka kaca karena mau dekat rumah,” jelasnya.

Polda Bentuk Tim Gabungan

Marsal sebelumnya ditemukan tewas dengan luka tembakan di paha sebelah kiri. Marsal diduga ditembak 300 meter dari rumahnya. “Di paha sebelah kiri,” kata Direskrimum Polda Sumut Kombes Tatan Dirsan Atmaja kepada wartawan.

“Kami membentuk tim gabungan dari Polda, Polres, dan polsek untuk menyelidiki kasus ini,” ucapnyaTatan mengatakan pihaknya membentuk tim khusus untuk mengusut kasus ini. Tim ini terdiri atas personel Polda hingga polsek. Tim Laboratorium Forensik Polda Sumatera Utara dipimpin Kombes Pol Andi Firdaus didampingi Kapolres Simalungun AKBP Agus Waluyo SIK, Sabtu (19/6) sekira pukul 14.00 WIB, tiba dilokasi kejadian tempaf ditemukan Mara Salem Harahap (42) warga Huta VII, Nagori Karang Anyar, Kecamatan Gunung Malela, Kabupaten Simalungun.

Dilokasi yang masih terpasang Police Line itu, para petugas yang mengenakan rompi hitam bertuliskan LABFOR di bagian punggung belakang itu tampak dengan serius melakukan pemeriksaan kedaraan yang digunakan oleh korban Mobil City Car Datsun Go berwarna Putih dengan Nopol BK 1921 WR, bersama Tim Inafis Polda Sumatera Utara dan Tim Inafis Polres Simalungun.

Petugas memeriksa seluruh bagian mobil korban termasuk bagian interior mobil dan barang-barang yang ada didalam mobil. Petugas juga menemukan  sebilah Pedang/Parang dengan sarung kayu bergagang kayu berwarna coklat, Satu buah masker berwarna putih yang berlumur darah diambil dari dalam mobil.

Petugas pun mengambil sempel darah yang bercak yang berada pada Jok, Dasboard, serta Karpet didalam mobil, secarik kertas bermodel amplot yang bertuliskan didalamnya berwarna putih yang berlumur darah, dan satu set sepatu berwarna coklat yang berlumur darah yang diduga milik korban. Dan melakukan penyisiran sekitar TKP untuk mencari barang bukti lainnya.

Hadir Dirkrimum Polda Sumut Kombes Pol Tatan Dirsan, Kapolres Simungum AKBP Agus Waluyo didampingi Kasat Reskrim Polres Simalungun AKP Rachmat Aribowo. “Untuk awal kami sudah melakukan TPTKP dan olah TKP. Tim kami di backup Polda Sumatera Utara,” kata Kapolres dihadapan para awak media di Halaman rumah duka, Nagori Karang Anyar, Kecamatan Gunung Maligas, Sabtu pagi.

Dan untuk sebab-sebab meninggalnya korban masih dalam penyelidikan. “Anggota kami masih melakukan pendalaman penyelidikan. Saya minta kepada rekan-rekan media mohon waktunya semoga perkara ini segera terungkap,” Katanya. (Juniardi/Red)

Comments

Satu tanggapan untuk “Letusan Pistol dan Deru Motor Besar Mengaung Sebelum Marshal Harahap Ditemukan Tewas”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *