Bandar Lampung (SL)-Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Provinsi Lampung melaksanakan kegiatan pelatihan Rantai Nilai Program Integrated Participatory Depelopment Management Of Irrigation Project (IPDMIP) Tahun 2021.
Pelatihan yang direncanakan berlangsung selama empat hari, terhitung sejak Selasahingg Jum’at (22 – 25 Juni 2021) itu berlangsung di Hotel Bukit Randu Bandar Lampung.
Sekretaris Dinas KPTPH Lampung, Ir. Eko Dyah Purwaningsih, MM menyebut, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan tim rantai nilai tingkat kabupaten agar mampu membuat peta rantai nilai untuk komoditas padi dan komoditas tanaman lain bernilai ekonomi tinggi di Wilayah Daerah Irigasi yang disepakati dalam program IPDMIP.
“Untuk keberhasilan dalam manajemen rantai nilai produk pertanian mengintegrasikan seluruh proses produksi mulai dari kegiatan pengolahan, distribusi, pemasaran hingga produk sampai ke tangan konsumen. Demikian halnya dengan penyuluh pertanian mesti memiliki kompetensi berbasis Informasi Teknologi (IT) Sekaligus meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilannya,” kata Eko.
Eko menuturkan, penyuluhan pertanian diarahkan bisa mendorong terjadinya peningkatan pendapatan pertanian, infrastruktur sistem irigasi yang baik, pengelolaan sistem irigasi disempurnakan, kerangka kerja kebijakan dan kelembagaan pertanian beririgasi diperkuat.
Disisi lain, Ketua panitia kegiatan, Drs. Sumardi Syarief mengatakan, kegiatan pelatihan dasar fasilitasi rantai nilai ini dengan menghadirkan team leader National Project Implementasi Unit (NPIU) sebagai narasumber, Agus Sutanto dan Korwil Regional 3 Jawa Barat- Lampung, Achmad Yusuf dan Djati Nuhanto.
“Kegiatan ini sangat strategis, sebab diharapkan peserta dari setiap kabupaten sasaran IPDMIP di Provinsi Lampung, dapat membuat peta rantai nilai komoditas utama dan komoditas tanaman bernilai ekonomi tinggi lainnya di daerah irigasi yang sudah divalidasi oleh para pihak terkait (petani, pelaku usaha, dinas perdagangan, dan lain-lain) sebagai acuan untuk melaksanakan pengembangan kegiatan rantai nilai dengan mengoptimalkan peranan pendamping lapangan dan petani,” katanya.
Selain itu, menurut team leader NPIU, Agus Sutanto, dengan menggunakan pendekatan rantai nilai dapat membantu dalam identifikasi kegiatan kunci untuk mendukung perbaikan/peningkatan keuntungan (laba) bagi petani kecil.
“Petani harus dapat membaca peluang usaha selain produk pertanian yang diusahakan, dan juga memiliki karakteristik jiwa wirausaha yaitu melihat kegiatan bertani sebagai sebuah kegiatan bisnis,” ujar Agus.
Achmad Yusuf mengatakan, pendekatan akses pasar sebagai upaya untuk meningkatkan value chain komoditas padi merupakan hal yang pertama harus dipetakan bersama stakeholder yg ada di masing-masing kabupaten/lokasi IPDMIP. “Kegiatan ini sebagai upaya yg menitikberatkan kepada kegiatan off farm yg akan mempunyai nilai tambah yg baik buat Petani,” pungkasnya
Kegiatan ini diikuti oleh 20 orang peserta terdiri dari staf Dinas Pertanian, dan Penyuluh (PPL/Koordinator Penyuluh Kabupaten) dan dihadir dalam kegiatan pelatihan dasar fasilitasi rantai nilai ini Team Leader, Agus Sutanto, dan Korwil Regional 3, Achmad Yusuf TA Farming System, Djati Nuhanto TA Rantai Nilai, dan lima Konsultan DPIU sebagai mitra dari masing-masing kabupaten lokasi IPDMIP yakni Tulangbawang, Mesuji, Tanggamus, Pesawaran, Lampung Tengah, dan Pesawaran. (Red)
Tinggalkan Balasan