Pesisir Barat (SL) – Realisasi Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) SDN 15 Krui, yang berada di Pekon Kuta Marga Kecamatan Bengkunat Pesisir Barat tahun 2020 sebesar Rp281.700.000 diduga tidak transparan dan sarat penyimpangan.
Pasalnya, Kepala SDN 15 Krui selaku pengguna anggaran disinyalir tidak berpedoman pada juknis dana BOS dan tidak mematuhi regulasi yang telah ditetapkan.
Betapa tidak, pantauan wartawan di lapangan, pada Senin, 13 September 2021, kondisi sekolahan tersebut terkesan sudah lama tidak dirawat, cat dinding kusam, plafon di dalam dan di luar gedung terlihat pada jebol.
Padahal, dalam laporan rekapitulasi realisasi penggunaan dana BOS SDN 15 Krui pada Data laporan online rekapitulasi BOS, biaya sarana prasarana dan perawatan sekolah tahun 2020, besarannya sangat fantastis, yaitu tahap 2 sebesar Rp59.720.500 dan pada tahap 3 Rp25.628.000 dengan total Rp85.348.000.
Tidak hanya itu, dalam data laporan rekapitulasi realisasi penggunaan dana BOS komponen No 3, pembiayaan pembelajaran dan ekstrakurikuler pada tahap kedua, tercantum sebesar Rp20.767.000., dan di tahap tiga Rp5.145.000, sedangkan kegiatan tersebut sudah ditiadakan dikarenakan adanya bencana non alam wabah Covid-19.
Begitu juga halnya pembiayaan untuk pengembangan perpustakaan sebesar Rp30.131.200 sangat tidak sesuai dengan fakta yang ditemui di lapangan. Sebab, kantor perpustakaan yang dimaksud sangat jauh dari kata layak, sehingga dalam penggunaan dana BOS terkesan semau-maunya saja.
Anehnya, Kepala SDN 15 Krui, M.Najib, saat dikonfirmasi awak media tidak bisa memberikan penjelasan secara detail terkait penggunaan dan BOS tahun 2020 yang ia kelola.
“Tahap satu dan dua penyesuaian, kemudian masalah pembiayaan Sapras itu untuk penjabaran pemeliharaanyna gitu. Jadi begini perpustakaan itu kan di belakang WC, sehingga sering anak-anak itu ngambilnya (buku) acak-acakan, makanya buku pelajaran di tarok di kantor dan sebagian ada di perpus,” kelitnya sambari berharap agar permasalahannya tidak dipublikasikan ke media, Selasa,14 September 2021.
“Kita cara kekeluargaan saja, kalau kalian menganggap saya saudara, tidak usah diberitakan”, rayunya sambil mengiming-imingi wartawan dengan sejumlah uang. (Andi)
Tinggalkan Balasan