Lampung Tengah (SL)-Seorang tokoh adat Terbanggi Besar, Lampung Tengah, Abdullah Jauhari (70) alias Sawi, Gelar Ngediko Kepala Ratu, ditemukan tewas penuh luka tusuk disekujur tubuhnya, dan jasad tergeletak di pinggir jalan lintas Sumatera, Terbanggi Besar, sekitar Kali Busuk, Dusun I, Kampung Terbanggi, Rabu 29 September 2021 sekitar pukul 06.00 Wib pagi.
Jasad almarhum Abdullah Jauhari, dengan luka tusukan pada bagian pipi, leher, dada, tangan, perut, dan punggung itu kali pertama ditemukan seorang karyawan PT Humas Jaya, Hengky Hermana yang melintasi lokasi kejadian usai menjemput ibunya. Hengki sempat menduga korban tersebut adalah korban kecelakaan lalu lintas. Posisi jasad korna tergeletak tak jauh dari motor milik korban, dengan kondisi mesin masih hidup. Hengky kemudian melaporkan penemuan jasad tersebut ke petugas Pos Polisi Terbanggi Besar.
Seorang petugas Satlantas Pos Terbanggi Besar itu kemudian bergegas menuju ke lokasi dengan menggunakan mobil pick up. ”Saya bonceng ibu saya yang pulang jam 05.55 Wib. Dan saya lihat itu ada motor masih hidup lampu seinnya, cuma saya belum lihat ada mayat di situ, saat lebih dekat saya berhenti. Dan kata ibu itu ada orang meninggal, Bu kita langsung ke kantor polisi aja ke pos terbanggi ” ujar Hengki.
Hengki lantas membangunkan petugas Polisi di Pol Lalulintas Terbangi dan memberi tahu adanya mayat di jalan jalinsum. ”Saya pulang nganterin Ibu saya, lalu ke sana lagi. Sampai sana udah dibawa di atas mobil pick up ketemu di jalan udah cuman itu aja, langsung ke rumah sakit medical ini udah nggak tau lagi seterusnya,” ujar Hengki.
Keluarga dan kerabat Abdullah Jauhari berdatangan ke Rumah Sakit Yukum Medical Centre. Selang beberapa jam, polisi membawa korban ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Lampung guna proses otopsi. Kasat Reskrim Polres Lampung tengah AKP Edy Qorinas membenarkan ditemukannya jenazah di pinngir jalan jalinsum Terbanggi Besar, dan korban diketahui adalah sebagai tokoh adat di Terbangi Besar.
“Kita bersama tim Inafis telah melakukan olah TKP. Tim sedang mencari dan mengumpulkan barang bukti guna mendapatkan petunjuk penyebab meninggalnya Abdullah Jauhari,” katanya.
Zulkifli, tetangga korban membenarkan korban adalah orang yang digolongkan tokoh di desanya. Kegiatan sehari-hari korban menjemput cucunya. Zulkifli mengaku tidak tahu menahu tentang permasalahan yang dialami korban. Namun melihat kondisi mayat warga menduga tokoh adat itu korban pembunuhan. “Dia itu lebih tau tentang adat dan tahu dari segi agama, kalau masalah yang lain saya kurang tahu,” ujar Zulkifli.
Sementara salah seorang kerabat almarhum, membenarkan kabar tersebut. Keluarga juga masih menunggu jenazah korban dari RS Bhayangkara Polda Lampung. Sekitar pukul 23.00, jenazah korban tiba di rumah duka, dan dimandikan untuk di makamkan malam ini juga. “Paman saya memang tinggal di dekat jembatan, masuk ke dalam. Tiap hari menjadi aktivitas menjemput cucunya, di Dusun Kecubung, Terbanggi besar. Dia memang setiap harinya menjeput cucunya, saat anak mantunya brangkat kerja, jadi pagi itu sekira jam 05.30, mau jemput cucunya,” kata Angga, kepada sinarlampung.co.
Pagi tadi, lanjut Angga, jasad paman di temukan salah satu bruh pabrik GGP, motor yang dalam kondisis mesin hidup, dan sen masih menyala. “Tapi jasad almarhum sudah tergeletak dengan puluhan luka tusuk. Sempat di lakukan autopsi di rumah sakit bayangkara Polda Lampung selama enam jam. Saat ini sedang di mandikan keluarga, dan akan langsung di makamkan malam ini juga. Kami dan pihak keluarga berharap pelaku penusukan dapat segera di tangkap, dan dihukum dengan hukuman yang setimpal,” katanya. (Jun/red)
Tinggalkan Balasan