Bandar Lampung (SL)-Anggaran KONI Lampung Rp17 miliar traning Centre Atlet PON Lampung diduga sarat penyimpangan. Pasalnya tidak semua atlite PON Papua menjalani pemusatan latihan yang berpusat di Tanggo Hostel Jalan Sultan Agung, Bandar Lampung. Sementara anggaran tersebut adalah untuk Training Center (TC) atau pelatihan terpusat atlite PON 2020 mulai Januari-September 2021.
Hal itu diungkapkan LSM Barisan Aliansi Lembaga Anti Korupsi (LSM BALAK), yang menduga ada penyalahgunaan anggaran traning Centre Atlet PON Lampung senilai Rp 17 miliar. Pasalnya tidak sepenuhnya digunakan untuk atlet-atlet. Banyak atlet PON Papua yang ternyata tidak menjalani pemusatan latihan yang berpusat di Tanggo Hostel, Bandar Lampung.
Sekretaris BALAK Johan Alamsyah mengatakan diketahui sebelum pelaksanaan PON di Papua Atlet Lampung mengikuti Training Center (TC) atau pelatihan terpusat di tanggo hostel mulai Januari sampai September 2021. Anggaran yang diperuntukan kegiatan tersebut mencapai sekitar Rp17 miliar, meliputi biaya makan minum, akomodasi honor atlet, pelatih, makan, laundri dan penginapan.
“Faktanya tidak semua atlet mengikuti TC di Tanggo Hostel. Data kami banyak para atlet tidak ikut TC di Tanggo Hostel, padahal dana sudah ada. Dana itu meliputi biaya akomodasi honor atlet, pelatih, makan-minum, laundri dan penginapan mencapai sekitar Rp 17 miliar,” kata Johan melalui rilisnya kepada awak media, Kamis 4 November 2021.
Menurut Johan atlet yang tidak mengikuti mengikuti TC, itu diaantaranya atlet senam, tarung derajat, atletik, sepak takraw, panahan. “Ini yang kami pertanyakan kenapa anggaran besar itu tapi ada tidak semua atlet berada di pemusataan latihan tanggo hostel sementara biaya Rp17 miliar itu sudah ada,” katanya.
Selain itu kata Johan, pihaknya mempertanyakan mengapa anggaran yang cukup besar tidak dilakukan proses tender sesuai peraturan yang berlaku. “Karena ini, kami Balak, meminta kejati Lampung mengusut tuntas dugaan penyalahgunaan anggaran TC atlet PON Lampung yang diduga janggal dan tidak sesuai tersebut,” katanya.
Menanggapi hal tersebut Ketua Satgas KONI Lampung, Frans Nurseto mengakui ada sejumlah atlet yang tidak mengikuti traning Centre di Tango Hostel hal itu dikarenakan kemauan atlet itu sendiri. “Memang kita akui ada atlet-atlet yang gak mau ikut TC misalnya takraw mereka gak mau tapi kita tetap kasih konsumsi kita anter pakai gojek,” kata Frans saat dikonfirmasi waratawan Kamis 4 November 2021.
Selain itu atlet Tarung Drajat juga tidak melakukan TC dengan alasan keluarga dan lokasi yang jauh dri rumah mereka. Jikapun ada atlet yang tidak ikut TC maka mereka tetap mendapatkan haknya seperti makan. Terkait detail anggaran dana KONI untuk pelaksanaan TC, Frans mengaku tidak mengetahui pasti karena itu bukan bidanganya.
“Soal berapa uang makan berapa uang minum dan honor atlet dan pelatih saya bener-benar gak tahu karena itu bidang pak Agus. Kalau itu bidang saya akan saya jelaskan sejelas-jelasnya,” ungkapnya.
Terkait tidak ada tender dalam kegiatan tersebut Frans lagi-lagi mengaku itu bukan wilayahnya. “Seharusnya diatas Rp200 juta itu ditender, tapi soal ini saya tidak tahu,” katanya.
Sementara Wakil Ketua Umum III Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Lampung Agus Nompitu yang ingin dikonfirmasi ponselnta aktif tapi tak diangkat, pesan whatshaap tak di balas. (Red)
Tinggalkan Balasan