Bandar Lampung (SL)-Sejak pekan pertama tahun baru 2022, Fenomena hiu Tutul atau Hiu paus atau mamalia bernama latin Rhincodon typus terdampar di Pesisir Teluk Lampung. Pertama ikan raksasa yang dikenal ramah itu, terdampar di pesisir pantai belakang Golden tak jauh dari lokasi pemayangan Sukaraja, Kecamatan Bumi Waras Bandar Lampung, Sabtu 9 Januari 2022 siang.

Beberapa Nelayan dan warga menggiring ikan itu untuk kembali ketengah dengan menggunakan perahu. Meski sempat kesulitan karena berada di perairan dangkal masuk saluran pembuangan anak sungai, Hiu Tutul itu berhasil digiring kembali ke laut.
Warga yang menyaksikan ikan hiu itu sempak kompak bersorak sorak setelah ikan itu berhasil berenang ketengah. “Alhamdulillah warga berhasil menggiring ikat itu kembali ke tengah. Sepertinya ukan hiu tutul itu betina dan abis melahirkan,” kata Ketua RT setempat.
Meski kurang mendapatkan perbatian Pemerintah terkait kondisi habitat habitat langkan itu, Tokoh Sukaraja, Rebo mengaku sedikit bangga, bahwa warga dan nelayan Sukaraja sendiri sejauh ini memiliki kesadaran akan kelestarian alam yang tinggi. “Sudah beberapa kali ikan jenis yang sama terdampar di pesisir Sukaraja. Warga selalu berusaha menyelamatkan agar hiu tutul itu kembali ke habitatnya,” kata Rebo.

Meski demikian banyak warga yang bertanya tanya perstiwa langka itu. Hal itu menyusul fakta Minggu 10 Januari 2022 siang ikan serupa juga tersangkut jaring Nelayan di wilayah pesisir sekitar Gunung Karakatau, Lampung Selatan. Nelayan jaring itu bersusah payah mengeluarkan ikan itu.
Menurut Rebo, dibalik fenomena ini tak sedikit warga yang mulai bertanya-tanya. Ada apa gerangan sehingga banyak hiu tutul terdampar di Teluk Lampung. Sebagian nelayan ada yang berpendapat hal itu adalah fenomena biasa. Paling tidak itu didasarkan kepada pengalamannnya sebagai masyarakat pesisir.
“Ada juga mitos yang berkembang. Diantaranya menyebutkan bahwa fenomena ini menjadi penanda datangnya musim kemarau yang panjang. Mitos lainnya menyebutkan bahwa terdamparnya hiu tutul menjadi penanda segera datangnya musim panen ikan,” katanya.
Rebo yang akrab disapa Ayah Rebo itu memyebutkan secara umum ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan hiu tutul bergerak ke perairan dangkal lalu terdampar di pesisir. “Yang pertama adalah terjadinya perubahan lingkungan atau habitat. Perubahan itu bisa terkait dengan perubahan suhu air atau salinitas air laut,” kata mantan guru yang kini juga ketua RT.
Perubahan itu, katanya bisa mendorong hiu paus bergerak ke tempat yang dianggap lebih nyaman, salah satunya bergerak ke perairan dangkal. “Termasuk tempat dia mencari makan adalah lokasi dimana terdapat kumpulan ikan-ikan kecil. Makanan hiu paus itu ikan-ikan kecil, seperti ikan teri bahkan plankton,” katanya.
Selain perubahan lingkungan, penyebab yang memungkinkan hiu tutul terdampar adalah adanya gangguan dalam perjalanan migrasi mereka. Mereka itu biasa melakukan migrasi, bisa saja di jalur migrasi itu terdapat gangguan. “Misalnya ada aktivitas penangkapan atau adanya jaring yang dipasang, sehingga mereka menghindari gangguan tersebut. Atau bisa saja kesasar. Yang mungkin saja ditengah sana mereka tak nyaman karena laut sudah tercenar,” katanya. (Jun/red)
Tinggalkan Balasan