Tanggamus (SL)-Dokter pendamping percepatan vaksinasi Polres Tanggamus dr. Haidir Hamas, mengunjungi kediaman Sutini (52), warga Sridadi, Kecamatan Wonosobo, Tanggamus, yang mengalami struk setelah tiga hari disuntik vaksin pertama 25 Desember 2021 lalu. Medis menyebutkan sakit yang diderita bukan akibat vaksin tetapi karena riwayat hipertensi.
Baca: Tiga Hari Divaksin Program door to door Tanggamus Sutini Malah Strok Kades Salahkan Bidan?
Kunjungan dokter melihat langsung kondisi Sutini, didampingi Suwandi Kepala Pekon Sridadi Wonosobo dan Bhabinkamtibmas Bripka Rudi. dan memberikan penjelasan terkait kondisi Sutini bukan merupakan (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).
dr. Haidir Hamas menegaskan bahwa kajadian stroke pasien Sutini bukan efek samping dari pemberian vaksinasi Covid-19 atau atau KIPI dan tekanan darah pasien dalam kategori diperbolehkan divaksin yakni dibawah 180 per 110 dan saat divaksin pasien tekanan darahnya 180 per 90, serta tidak ada keluhan apa-apa.
Hal senada di sampaikan Sekertaris Dinas Kesehatan Bambang Sutejo. “Kasus ini merupakan coinsident dan bukan kasus KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi), di lihat dari riwayat kesehatan pasien yang memiliki hipertensi,” kata Tejo.
Mendengar keterangan tersebut, pihak keluarga menerima kenyataan tersebut. “Kami sekeluarga terima semua penjelasan medis, mungkin itu sudah kehendaknya dan saya ucapkan terimakasih kepada rekan-rekan media yang telah Sudi mempublikasikan keberadaan istri saya, dengan adanya berita tersebut keluarga kami mendapat perhatian dari dinas kesehatan dan saya minta maaf atas kegaduhan ini,” kata Wasis suami Sutini, dikediamannya Kamis 3 Februrai 2021.
Bayu, anak Kandung Sutini, juga mengaku menerima penjelasan dari tim kesehatan. Bawah ibunya struk bukan dampak dari vaksin hanya menyesalkan atas tanggapan dari pihak pemerintah pekon saat di mintai solusi. “Kami sekeluarga menerima semuanya kenyataan ini dan saya hanya berharap pihak pekon jika ada warganya minta solusi tolong di tanggapi jangan terkesan arogan dan mengacuhkan keluhan serta keberadaan warganya,” ucap Bayu.
Bayu juga berarap semoga kejadian ibunya, tidak menimpa keluarga lain. Terimakasih juga Bayu sampaikan kepada wartawan, yang sudah membuat viral kasus ibunya, yang mengalami struk setelah divaksin beberapa waktu yang lalu.
“”Intinya kami hanya ingin di perhatikan dan mendapatkan solusi bukan mau minta-minta. Terimakasih kepada tim AJOI, setelah di publikasikan keberadaan ibu saya mereka berbondong-bondong menjenguk ibu saya, yang sebelumnya terkesan tidak peduli,” ujarnya, katanya Jumat, 4 Februari 2022. (Wisnu/Red)
Tinggalkan Balasan