Tanggamus (SL)-Pemerintah Pekon Wonoharjo, Kecamatan Sumber Rejo, Tanggamus, diduga melakukan maladministrasi terkait laporan pertanggungjawaban penggunaan (LPJ) anggaran Dana Desa (DD) Tahun 2021 dan terindikasi markup. Pasalnya, sejumlah penyerapan mata anggaran tidak sesuai dengan kondisi sesungguhnya.
Hal itu terungkap dari pernyataan salah satunya Linmas Pekon setempat mengatakan kepada salah satu media. “Setiap bulan saya di beri upah sebesar Rp 100 ribu, begitupun dengan Linmas yang lainnya”, kata Suparwo menjelaskan saat dikonfirmasi di kediamannya. Kamis, 24 Februari 2022.
Menurut Suparwo untuk peningkatan kapasitas dan pembagian seragam Satlinmas di Tahun 2021 tidak ada. Sementara diketahui jumlah anggaran untuk petugas Satlinmas sebesar Rp 47 juta. Sekretaris Desa, Joko Aprianto mengatakan 47jt terdiri dari tiga item dana satlinmas, insentif staf dan RT. “Untuk linmasnya 100ribu kali 12 bulan untuk 7 personil jumlahnya 8,4 juta itu sebenarnya dan untuk sisanya kegunaannya untuk staf dan RT,” terangnya.
Selain hal tersebut dugaan Mark Up yang di dilakukan Kepala Pekon dan perangkatnya terkait rehabilitasi gedung Balai Desa/Pekon dengan anggaran sebesar Rp 37 juta.
Hal itu, juga dibenarkan oleh Sekretaris Desa, Joko Aprianto, ia mengatakan bahwa rehab tersebut untuk pembangunan ruang kerja Kepala Pekon (Kakon). Sebelumnya, tempat kerja Kakon dan BHP hanya disekat triplek. “Saat ini, sudah permanen dengan menggunakan sekat bata dan lantai keramik serta pemasangan plafon dan kusen,” kata Joko Aprianto.
Masih kata Joko Aprianto, selain pembangunan rehab itu, Pekon Wonoharjo juga melaksanakan pembangunan ruko dengan ukuran 6 x 11 meter berbentuk bedengan yang terletak di Dusun 2, RT 07. Ruko tersebut dibangun untuk fasilitas BUMDes dengan anggaran sebesar Rp 160 juta.
Pantauan Awak media kuat dugaan terjadinya Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) dalam pengerjaan proyek pembangunan Desa/Pekon setempat. “Kami hanya melaksanakan sesuai dengan RAB, adapun banguan seperti itu dan yang menganggarkan pendamping pekon kini telah almarhum karena Covid19,” pungkasnya.
Saat akan di konfirmasi soal jumlah anggaran untuk rehabilitasi peningkatan Balai Desa serta pembangunan ruko, Daryanto kepala pekon tidak berada dirumah. Diketahui yang bersangkutan baru pulang dari acara pengajian menurut keterangan sekdes. “Bapak tidak dirumah, baru keluar sama temannya naik mobil, makanya motornya ditinggal,” kata istrinya. (wisnu/red)
Tinggalkan Balasan