Bandar Lampung (SL)-Hidayah (33) Istri dari Angga yang menjadi tersangka kasus kematian oknum Ketua Ormas Kecamatan, Hafitul Rohman, alias Pitul, yang terjadi Jalan Ir Sutami, Gang Martini, Kelurahan Way Laga, Kecamatan Sukabumi, Bandar Lampung, pada Minggu, 3 Juli 2022 lalu, berharap proses hukum suaminya Angga, dapat segera selesai. Pasalnya, Angga menjadi tulang punggung keluarga, untuk menghidupi dirinya, dan dua anak-anaknya yang masih kecil, dan butuh perhatian ayah.
Kepada wartawan, Sabu 8 Oktober 2022, Hidayah menyebutkan bahwa aksi suaminya Angga, adalah hanya membela diri. Para pelaku (korban tewas,red), yang mendatangi tempat mereka, dan melakukan pengrusakan. “Kasus pengrusakan, pengancaman, dan lain lain itu juga kami laporkan. Tapi memang belum diproses,” kata HIdayah yang akrab disapa Ida,, didamingi dua putra pdan satu putrinya, Rey, Azm, dan Azh.
Ida mengatakan aksi suaminya Angga itu hanya membela diri. “Suami saya cuma membela diri,” ucapnya dengan mata berkaca-kaca mengenang peristiwa itu, karena menimbulkan trahuma bagi anak-anaknya. “Mereka ketakutan mbak,” katanya.
Menurut Hidayah, saat ini mereka tidak lagi tinggal dirumah mereka. Sejak kejadian itu, dia dan anak-anaknya merasa tidak nyaman. “Anak-anak minta pindah. Tasa restu suami, jadi kami pindah, karena anak-anak ini ngeliat kejadian ribut-ribut itu,” ujar Ida, juga didampingi kerabatnya Deni dan Fadilah.
Sejak kejadian itu, lanjut Ida, suaminya harus mendekam di penjara. Dan Dia harus ikut memikirkan nafkah ketiga anaknya. “Berat rasanya, saya harus menafkahi ketiga anaknya yang masih kecil-kecil, dan masih butuh banyak perhatian bapaknya, ya sedih saya mbak. Padahal suami saya itu cuma membela diri,” ujarnya.
Menurut Ida, jika Angga suaminya tidak membela diri, mungkin justru Angga yang menjadi korban. “Ya, suami saya, hanya membela diri, kalau nggak, ya dia (Angga, red) yang mati. Kalau saja mereka gak datang ke tempat kami dan bikin ribut, mungkin saya tidak sulit seperti saat ini,” ucapnya.
Fadilah, adik kandung Angga, menceritakn bahwa kejadian bermula saat sore selepas Ashar pada Minggu 3 Juli 2022 lalu, rumahnya sedang mengadakan sukuran aqiqahan. “Tiba-tiba acara akikahan bubar dan tamu kocar kacir, padahal tamu belum banyak yang datang,” kata Fadilah.
Menurut Fadilah, mereka (Pitul cs), masuk ke lokasi hajatan dengan ngamuk-ngamuk dan membawa senjata tajam, mencari sesorang yang namanya Samsul. Meski sudah diberitahu, jika lokasi itu bukan rumah Samsul, tapi tetap tak perduli, justru hingga masuk rumah dan merusak acara sukuran.
“Padahal sudah dikasih tahu kalau rumah Samsul bukan disini, tapi tetap aja mereka nyari-nyari sampai masuk ke hajatan. Piring-piring banyak yang pecah, kursi kursi banyak juga yang hancur,” ujar Fadilah, yang sore itu menggelar akikahan anaknya.
Menurut Fadilah, Pituk cs adalah tamu yang tidak diundang. “Mereka ini (Pitul, cs) tamu tak diundang, dan sebelum ke tempat kami mereka juga melakukan keributan di tempat lain. Jadi pada hari itu juga ada tiga titik yang mereka datangi dan bikin onar, malah sampai bakar gudang,” ungkap Fadilah, yang diamini Deni kakaknya.
Atas kejadian tersebut, pihak Fadilah menyebutkan bahwa keluarga besar mereka juga berharap adanya keadilan bagi Angga, kakaknya yang menjadi ayah dari tiga orang anak yang masih kecil-kecil. “Kami juga sudah melaporkan kasus pengrusakan tempat kami. Termasuk ada pengancaman terhdapa keluarga,” katanya.
Selain itu, Fadilah menyebutkan mereka dan warga berharap, aparat keamanan bisa bertindak tegas terhadap pelaku aksi premanisme yang meresahkan warga di lingkungan tempat tinggal mereka. “Ya kami berharap, ke depan tidak ada lagi aksi premanisme di wilayah tempat tinggal kami yang sangat meresahkan warga, warga pun ketakutan untuk buka mulut. Begitu juga anak-anak kami jadi ketakutan, mereka trauma,” katanya. (red)
Tinggalkan Balasan