Pringsewu (SL)-Proyek normalisasi sungai pengerjaan pemasangan Talut Penahan Tanah (TPT) Sungai Way Tambak Rejo, di Pekon Tambak Rejo, Kecamatan Gading Rejo, Kabupaten Pringsewu milik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Lampung, Rp889,8 juta, diduga dikerjakan serampangan. Kini tanggul yang dibangun dengan kualitas buruk oleh CV Sopo Neduh, sudah rusak dan abrol, Jum’at 11 November 2022.
Masyarakat yang terdampak pembangunan proyek tersebut protes, karena dengan anggaran begitu besar, justru tak berdampak bag warga. “Kami cuma minta ini dibangun dengan optimal, kalo seperti ini jelas ngehamburin duit aja. Belum dampaknya kalo sungai meluap saat ujan nanti sama aja kami nanti bisa kena banjir lagi kalo begini,” kata Paijo, warga yang melintas di lokasi tanggul kepad wartawan.
Menurutnya, secara kasat mata terlihat jelas pengerjaan pada pemasangan TPT berlokasi di pekonnya itu tidak sesuai standar, dan berpotensi merugikan negara, dan merugikanmasyarakat karena diduga tidak sesuai spesifikasi pekerjaan dan kualitas bahan yang asalan.
“Kapasitas air makin tahun makin meningkat, banjir sudah sering terjadi disini. Fungsi Talud itu-kan untuk mencegah banjir mas. Jika di lihat ini dibuat tinggi taludnya aja hampir sama dengan yang lama belum. Ditambah dengan kualitas asalan. Ini bisa mudah hancur talud, dan kami akan kebanjiran lagi,” katanya.
Mereka (warga,red) meminta pihak BPBD Lampung dapat meninjau langsung hasil pemasangan TPT itu. Dan meminta pelaksana proyek melakukan perbaikan dengan meninggikan TPT. “Cobalah dinasnya turun. Lihat langsung, dan diawasi dengan benar pengerjaan talud. Bangun itukan kurang tinggi. Kalo maksudnya untuk mencegah banjir, maka pembuatan talud di proyek itu jadi sia-sialah.” ujarnya.
“Bisa dilihat mas, bahannya aja pake batu putih gitu, bisa-bisa hancur tu talud diterjang air, terus pembangunannya juga kurang tinggi. Lagian kenapa separuh-separuh gitu, jelaslah kalo sungai meluap pasti banjir lagi,” tambahnya.
Menanggapi hal itu, seorang pria bernama Robi yang mengaku sebagai Pengawas Logistik Proyek Normalisasi Sungai Way Tambakrejo itu mengaku tidak tahu banyak soal teknis pelaksanaan kegiatan. “Saya hanya pengawas di sini. Soal spek ataupun RAB saya tidak tahu, apalagi gambar perencanaan, itu ada konsultannya,” katanya.
Menurut Robi bahwa ketinggian TPT ada 2 meter. “Tapi brapa kedalamannya saya tidak tahu. Soal penggunaan material batu napal (batu putih), itu hanya sebagian kecil. Ada juga pakai batu putih, tapi kebanyakan batu bagus,” katanya. (Red)
Tinggalkan Balasan