The Serial Killer Wowon Erawan Bunuh Istri-istri Hingga Mertua dan Juga Biarkan Balitanya Dibunuh Teman

Jakarta (SL)-Wowon Erawan alias Aki (60) menjadi tersangka pembunuhan berantai bersama ‘partner in crime’ yakni Solihin alias Duloh (70) dan Dede (35). Anak bungsu Wowon bernama Bayu yang baru berusia 2 tahun adalah balita yang menjadi salah satu korbannya.

Korban Ai (kiri) dan anaknya Salsa (Kanan)

Diketahui, hasil pernikahan Wowon dan Ai ini memiliki dua anak. Anak pertama adalah Neng Ayu Susilowati (5), korban selamat dari kopi racun Wowon, kedua Bayu (2). “Bayu ini anaknya Wowon dari Ai Maimunah (40) yang tewas diracun di Bekasi. Bayu ini adiknya Neng Ayu,” kata Direktur Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi.

Namun, kata Hegki, Bayu bukan dibunuh oleh Wowon. Bayu dibunuh oleh teman Wowon, yakni Solihin alias Duloh (70), sekitar November 2022. Jasad Bayu dikubur di samping rumah Wowon di Ciranjang, Cianjur. “Yang bunuh Bayu ini si Duloh, tetapi Wowon tidak ikut mengeksekusi. Cuma Wowon tahu Bayu dibunuh sama Duloh,” kata Hengki didampingi Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Indrawieny Panjiyoga.

Sementara Salsa adik dari dua kakaknya yang tewas di racun, anak Anak ketiga dari Ai Maimunah, selamat dari pembunuhan berantai atau serial killer ayah tirinya, Wowon. Salsa mengaku dia tak ikut ke Bekasi karena takut kepada ayah tirinya itu. Salsa ini pernah mendapat ancaman dari Wowon. Ancaman itu membuat dia menolak ikut ke Bekasi dan akhirnya selamat dari kejadian yang menewaskan ibu dan kedua kakaknya.

Semula, Salsa beralasan tidak mau ikut ke Bekasi lantaran sering muntah jika bepergian jauh dengan mobil. Namun itu hanya alibi agar dia tak dipaksa ke Bekasi. Salsa mengaku pernah diancam akan dicelakai jika melaporkan keberadaan kontrakannya di Cianjur kepada keluarga dari ibunya. “Salsa kan awalnya tinggal di Cibalagung, setelah mamah bercerai dengan ayah Salsa. Kemudian, setelah menikah dengan Pak Wowon, tiba-tiba diajak pindah ke kontrakan di Ciranjang dan Haurwangi. Dua kali pindah kontrakan,” kata Salsa, Minggu 22 Januari 2023.

“Salsa disuruh ayah tiri kalau ada yang nanya di mana, bilangnya ngontrak di Bandung. Tidak boleh bilang si Cianjur. Kalau tidak, katanya Salsa dan keluarga akan celaka. Makanya Salsa takut. Itu juga yang sebenarnya membuat Salsa tidak mau ikut ke Bekasi, bukan hanya karena sering muntah,” tambahnya.

Salsa mengatakan dia tak terlalu dekat dengan ayah tirinya. Apalagi setelah mendapat ancaman. “Salsa lebih memilih untuk menjauh, kalau di rumah Salsa tidak pernah ngobrol dengan ayah tiri,” kata dia.

Siti Didorong Ke Laut

Salah satu dari 9 korban serial killer Bekasi dan Cianjur, Jawa Barat, diketahui bernama Siti. Siti adalah seorang tenaga kerja wanita (TKW) yang dibunuh dengan cara diceburkan ke laut. “Pengakuan tersangka Wowon alias Aki, Siti ini dibunuh dengan cara didorong ke laut di daerah Surabaya, Jawa Timur,” kata Hengki Haryadi,

Hengki mengatakan, Siti dibunuh oleh Noneng. Noneng adalah mertua Wowon atau ibu kandung Wiwin yang juga tewas dibunuh oleh para tersangka. Sementara dua dari korban pembunuhan berantai di Bekasi dan Cianjur merupakan TKW. Selain Siti, TKW yang dibunuh Wowon dkk adalah Farida. “Yang bunuh Siti itu Noneng, tapi atas perintah Wowon,” kata Hengki.

Indrawieny Panjiyoga menambahkan Siti dan Farida ini dibunuh dengan iming-iming penggandaan uang. “Jadi dua TKW ini diiming-iming penggandaan uang oleh tersangka Solihin alias Duloh. Tetapi, yang mengeksekusi Siti ini adalah Noneng, atas perintah Wowon,” kata Panjiyoga.

Suatu waktu, Siti menagih hasil penggandaan uang kepada Wowon dkk.Alih-alih memberikan uang yang dijanjikan, Wowon kemudian malah mengelabui Siti. Hingga akhirnya, Wowon memerintahkan Noneng, yang juga mertua Siti, untuk membawa Siti ke Mataram. Dalam perjalanan di Surabaya, Siti kemudian dibunuh “Siti ini nagih ‘mana hasil penggandaan uangnya?’, kemudian dibilang Wowon ‘ambilnya di Mataram. Noneng karena diperintah oleh Wowon, dia mendorong Siti ke laut di Surabaya,” ujarnya.

Jasad Siti ditemukan oleh warga. Siti kemudian dibawa ke kampung halamannya di Garut, Jawa Barat dan kemudian dimakamkan. Dua korban TKW ini diketahui polisi seusai memeriksa salah satu keluarga dekat tersangka Dede yang mengaku sempat hendak menjadi korban pembunuhan Dede.Polisi kemudian mendapat kesaksian yang sama terkait pengumpulan uang ini dari saksi lain.

“Dari salah satu keluarga dekat tersangka menyatakan saya juga dulu hampir dibunuh, Pak, tapi kemudian saya melarikan diri dan saat ini saya menjadi TKW di luar negeri Saudi Arabia,” ujar Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi dalam jumpa pers di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (19/1/2023).

“Kami adakan pemeriksaan secara berkesinambungan, dan kami temukan fakta lagi ternyata tersangka atas nama Dede ini mengumpuli dana-dana dari para TKW yang ada di luar negeri,” imbuh Hengki.

Hengki mengatakan Dede menjanjikan seperti penggandaan uang. Para TKW itu dijanjikan uangnya akan lebih banyak dari jumlah yang disetor kepada Dede sehingga memiliki aset. “Beberapa kesaksian saksi mereka dijanjikan saat kembali ke Indonesia akan mendapatkan rumah bagus dan sebagainya, ada penggandaan uang,” ujar Hengki.

Dede Bendahara Serial Killer Adik Ipar Yang Kumpulkan Uang Rp 1 Miliar

Tim Gabungan Ditkrimum Polda Metro Jaya masih mendalami motif para tersangka serial killer Bekasi dan Cianjur, Jawa Barat, yang sudah membunuh 9 korban. Motif sementara adalah ekonomi. Karena para pelaku menghimpun uang dari beberapa korban dan Tenaga Kerja Wanita (TKW). “Para tersangka ini menghimpun dana dari sejumlah tenaga kerja wanita. Sejauh ini yang kami temukan ada aliran dana Rp 1 miliar,” kata Hengki Haryadi di Cianjur, Jawa Barat, Jumat 20 Januari 2023.

Hengki mengatakan dana tersebut ditransfer ke rekening atas nama Dede Sholehudin. Dede yang semula dianggap menjadi korban ini ternyata juga tersangka dalam pembunuhan. “Dede ini yang menghimpun dana dari sejumlah TKW,” kata Hengki.

Dana Rp 1 miliar ini adalah total dana yang terkumpul dari sejumlah TKW. Uang tersebut ditransfer secara rutin per bulan sejak rekening dibuat oleh Dede pada April 2019.”Aliran dana ini dari beberapa korban TKW, total ya. Secara keseluruhan kurang lebih Rp 1 miliar, ini masih kami cari siapa saja TKW tersebut. Itu akumulasi, bukan sekali transfer, tapi continue per bulan. Kalau dari rekeningnya ini dari April 2019,” katanya.

Dede diduga menjadi penampung dana dari para korban. Sebab, ATM-nya sendiri dipegang oleh tersangka Wowon. Sejauh ini diketahui ada 2 TKW korban serial killer Wowon dkk. Kedua korban adalah Farida, yang dikubur di Cianjur, dan Siti yang dibuang ke laut. (Red)

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *