Pembagunan Jembatan Wayrarem Rp11 Milyar Lebih APBN Dengan Kualitas Buruk Penegak Hukum Diminta Tidak Diam

Lampung Utara (SL)-Pembangunan Jembatan Way Rarem kilometer 119 Jalan Lintas Tengah Sumatera (Jalintengsum), di Desa Aji Kagungan Kecamatan Abung Kunang, Kabupatem Lampung Utara (Lampura) menelan anggaran sebesar Rp11.026.057.000-  yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Nasional (APBN) tahun 2022 lalu. Pemenang tender adalah CV Hendra Cipta Laksana, dengan nilai tawaran Rp11,026,57,918,30 (naik Rp918 rupiah,red).

Kondisi Badan jembatan Way Rarem berada di Kilometer 119 + 228, Desa Aji Kagungan, Kecamatan Abung Kunang, Kabupaten Lampung Utara (Lampura) mengalami kerusakan parah, sejak Minggu, 26 Maret 2023. Jembatan yang baru diperbaiki pada tahun 2022 itu kondisinya memprihatinkan, sebagian badan jalan ambles, hingga membuat kendaraan yang melintas harus ekstra hati-hati.

Warga di sekitar jalan dan jembatan, mengaku prihatin dengan keadaan tersebut. Pasalnya, belum lama diperbaikki namun keadaannya rusak parah seperti demikian. Ia meminta aparat penegak hukum dapat memeriksanya. “Rusaknya jembatan itu akibat perbaikan jembatan yang asal-asalan. Ini mau mudik Lebaran Idulfitri gimana ini,” katanya.

Diketahui Jembatan Way (sungai) Rarem desa setempat berada di Kilometer 119 dengan bentang satu dan panjang jembatan 45,80 Meter. Sementara untuk jenis pondasi atau kepala jembatan memakai Bore Piler dan tipe bangun atas GPI tersebut, di bangun pada 2022 lalu, yang diresmikan sekitar bulan Desember 2022 menggunakan anggaran APBN.

Pembangunannya dimulai pada pertengahan tahun 2022 lalu dengan bentar satu atau panjang jembatan 45,80 Meter. Sementara untuk jenis pondasi atau kepala jembatan memakai Bore Piler dan tipe bangun atas GPI. “Setahu saya, dari awal pembangunan memang proyek pembangunan Jembatan Wayrarem itu, banyak sekali menui masalah. Mulai dari pekerjanya, rekonstruksinya, hingga kualitas pembangunannya,” kata warga Lampung Utara, kepada wartawan Senin 27 Maret 2022.

Masalah itu ada sejak proses ganti rugi lahan calon pembangunan jalan jembatan, hingga papan proyek yang diletakkan jauh dari lokasi pembangunan. Papan proyek dipasang di dekat kantor Polsektor Abung Kunang yang jaraknya sangat jauh dari lokasi pengerjaan. “Pembangunan rampung pada bulan Februari 2023 lalu, saat ini kondisinya memang sangat memprihatinkan. Bisa dilihat sendirilah. Kalau kita jeli, banyak sekali Item yang tidak sesuai dengan pembangunannya,” katanya.

Oprit Jembatan yang kurang padat saat dilakukan penimbunan tanah. Sehingga badan jalan turun atau Amblas ketika dilintasi kendaraan. “Jadi jangan kaget, kalau jalanya seperti itu. Padahal, sudah diketahui dari awal. Namun pihak rekanan terkesan tutup mata,” katanya.

Asal Jadi

Proyek tersebut disebut warga dikerjakan asal jadi, karena terlihat pada bagian Talut Penahan Tebing (TPT) di duga terindikasi tidaklah sesuai spesifikasi teknis alias asal jadi. Pasalnya di pemasangan pondasi menurut spesifikasi harus 50cm, pada faktanya dari kedalaman pondasi hanya di pasang 30cm. Kemudian permukaan TPT seharusnya 30, cm , faktanya hanya di pasang kisaran 20 sampai 25cm saja.

Pada landasan dasar pemasangan pondasi dan di pemasangan batu pada dasar permukaan tidak di siram pasir. Sehingga di yakini oleh nara sumber pada item pekerjaan pembangunan TPT tersebut tidak akan seumur jagung. “BPK juga segera turun meninjau lokasi untuk mengopname spesifikasi TPT salah satu dari item pembangunan jembatan Way Rarem itu,” katanya.

Seorang pekerja bernama Suardi menyebutkan jika ingin meminta statement mengenai kegiatan di sini, lamsung saja ke bapak Bidin PPK 2.5 Balai BPJN Propinsi Lampung. Pasca viral kerusakan jembatan itu, sepertinya pihak BPJN langsung melakukan perbaikan.

Budi, yang mengaku Pengawas dari PUPR Provinsi Lampung, mengklaim pembangunan Jembatan Wayrarem Kilometer 119 desa Aji Kagungan Kecamatan Abung Kunang tersebut belum ada serah terima. Meski jalan dan jembatan berasal dari proyek APBN yang bernilai belasan miliaran rupiah itu, telah digunakan sepenuhnya oleh pengguna jalan.

“Setahu saya, memang belum ada peresmian atau serahterima. Kalau tidak salah, diresmikan nanti pada akhir tahun 2023 ini. Terkait rekanan maupun anggaran, saya tidak mengetahui persisnya. Saya hanya pengawas saja. Saya takut salah bicara,” ,” kata Budi, saat melakukan pengawasan perbaikan Oprit jembatan Way Rarem Amblas, Senin 27 maret 2023.

Beroperasi Februari 2023 lalu

Terpisah, Kades Aji Kagungan, Nurlaina mengaku pihaknya tidak tahu-menahu terkait serah terima maupun peresmian hingga dibuka untuk umum sampai dengan saat ini. Terlebih kondisi jalan jembatan yang saat ini dalam keadaan rusak.

“Kalau peresmian atau dibuka secara resmi, kami tidak tahu-menahu. Tahu-tahu sudah dipakai begini. Selain itu, badan jalannya sudah rusak kayak gitu. Jadi tanyakan langsung saja kepada pemilik proyek itu,” terangnya.

Masyarakat setempat menilai pekerjaan pembangunan jembatan wayrarem dan jalan di Jalintengsum itu, telah resmi beroperasi pada medio Februari 2023 lalu. Sehingga, ia menilai klaim diberikan oleh pengawas PU Provinsi Lampung itu, mengada-ada.

“Sudah pernah diresmikan, bahkan kendaraan sempat ditahan kades karena masalah pembayaran pekerja yang bermasalah. Itu tepat sekitar bulan Februari lalu,” ujar Mukhlis yang mengaku warga setempat.

Untuk itu, pihaknya (masyarakat) mengharapkan agar Badan Pemeriksa Keunagan (BPK) dan APH segera turun meninjau lokasi untuk mengecek secara langsung proyek belasan meliat tersebut. “Jangan ada pembangunan asal jadi di Kabupaten Lampura ini. Sebab anggaran itu bukan milik pribadi, yang seenaknya asal membangun tampa peduli dengan kuwalitasnya. Ini anggaran pemerintah yang berasal dari pajak masyarakat,” tegasnya.

Sebelumnya, Balai Pengelola Jalan Nasional (BPJN) Lampung angkat bicara usai oprit jembatan Way Rarem, Lampung Utara amblas. Melalui Fiddin Alhaz, PPK 2.5 PJN Wilayah 2 Provinsi Lampung, mereka meminta maaf kepada masyarakat atas kejadian tersebut. “Pertama-tama kami ucapkan permohonan maaf atas ketidaknyamanan pengguna jalan akibat deformasi yang terjadi pada oprit jembatan Way Rarem,” kata Fiddin, Senin 27 Maret 2023.

Dia menjelaskan jembatan Way Rarem Duplikasi mulai dibangun pada pertengahan tahun 2022 ini secara umum baik struktur maupun perkerasan masih dalam kondisi baik. Sebelum operasional juga telah dilakukan Uji Beban yang dilaksanakan oleh pihak independent dengan hasil jembatan tersebut secara struktur aman.

“Adapun kerusakan terjadi hanya pada bagian oprit jembatan arah Kotabumi sepanjang lebih kurang 4 meter dari total 30 metee oprit Jembatan. Indikasi kerusakan disebabkan oleh masih terdapatnya konsolidasi tanah pada bagian tersebut,” tambahnya.

Titik tersebut merupakan bagian paling akhir yang dikerjakan karena sempat terkendala dengan sengketa lahan milik warga. Ditambah beban lalu lintas berat yang kerap melalui jalan tersebut dan membuat deformasi lebih cepat terjadi. “

Karena jembatan tersebut masih dalam Masa Pemeliharaan oleh Penyedia Jasa (PJ) CV Hendra Cipta Laksana. Instruksi perbaikan telah disampaikan kepada pihak PJ dan PJ akan segera melaksanakan perbaikan oprit tersebut,” katanya. (Red)

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *