Tanggamus (SL) – Pelayanan Faskes di Rumah Sakit Umum Daerah Batin Mangunang (RSUDBM) Tanggamus sangat memperihatinkan dan tidak maksimal.
Hal ini di ungkap salah satu keluarga pasien yang namanya enggan disebut namanya membeberkan buruknya pelayanan kesehatan terhadap istrinya.
” Saya memeriksakan kesehatan istri saya menurut keterangan dokter harus rontgen di ruang radiologi karena penyakit paru-paru,” ujarnya.
Dikatakan setelah sampai di ruang radiologi ternyata alatnya tidak ada dan tidak dapat melakukan rontgen.
“Sesampainya ruangan petugas bilang alatnya tidak ada, saya bertanya selama ini kalo ada pasien yang rontgen bagaimana ?. Dijawab oleh petugas dulu katanya ada alatnya itupun nyewa dari pihak lain sekarang sudah di ambil pemiliknya, terang petugas itu sama saya, kok bisa mbak terus gimana ini saya harus rontgen kemana tanya saya lagi dan di jawab kembali aja pak sama dokternya”, imbuhnya.
Dengan ras kesal pasien tersebut kembali ke poliklinik diantar suaminya dan membeberkan hal ini kepada media ini yang kebetulan akan melakukan konfirmasi terhadap penanggungjawab RSUDBM.
“Gimana ini bang rumahsakit kita kok pelayanannya seperti ini, gimana mau maju daerah kita”. Keluhnya.
Mendengar keluh kesah keluarga pasien awak media langsung menuju ruang radiologi, di sana hanya ada seorang petugas saat di tanya kebingungan menjawab dan memang tidak ada alat untuk rontgen di ruangan itu
“Silahkan tanya langsung saja pak sama adminnya, saya hanya menjaga disini, untuk alat ada di ruangan lama yang masih di renovasi,” terangnya.
Sementara di ketahui di tahun 2022 RSUDBM telah melakukan kegiatan Penyediaan Faskes untuk UKM & UKP kewenangan daerah kab/kota, Pembangunan peluasan gedung radiologi, dengan nilai milyaran rupiah.
Patut diduga dalam melakukan kegiatan tersebut telah banyak penyimpangan, pasalnya secara jelas satu pasien tidak dapat ditangani dan keterangan yang di berikan petugas kepada keluarga pasien patut di pertanyakan kepada siapa pihak rumah sakit menyewa alat rontgen dan untuk apa saja uang negara milyaran rupiah di peruntukkan.
Sampai berita ini diterbitkan belum ada keterangan resmi dari pihak RSUDBM karena saat awak media berupaya menemui pemangku kebijakan tidak ada di tempat dan pegawai yang ada enggan memberi keterangan dengan dalih bukan kewenangannya. (Wisnu)
Tinggalkan Balasan