Bandar Lampung (SL)-Ketua umum Garuda Berwarna Nusantara (GBN) Johan Syahril meminta pihak Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Lampung segera mengumumkan PBDB 2023 setelah mengalami penundaan dari jadwal semula yang awalnya akan di umumkan Jumat pagi. Namun atas desakan berbagai pihak, pengumuman dijadwalkan malam.
“Saya minta pihak Dinas Pendidikan Provinsi Lampung setelah penundaan Jumat pagi agar jangan menunda lagi jadwal pengumuman yang direncanakan malam hari. Dikhawatirkan kalau ditunda lagi akan merusak jadwal lainnya yang sudah disusun rapih, dapat mengganggu proses belajar mengajar anak bangsa dalam pendidikan,” ujar Johan, Jumat 23 Juni 2023.
Johan mengatakan bahwa dirinya mendapat informasi bahwasanya para kepala sekolah diduga mendapat tekanan dari berbagai kalangan, mulai pejabat, legislatif dan tokoh penting lainnya untuk meloloskan calon siswa-siswi sekolah tersebut.
“Agar para sekolah SMA dan SMK tetap jalankan sesuai aturan saja, dan jangan macam-macam dalam proses PBDB tahun 2023 ini. Ada tim KPK maupun jejaringnya dari Jakarta yang memantau Lampung. Ingat Lampung ini sedang menjadi sorotan tajam, ” tandas Johan Syahril yang juga pernah menjabat sebagai ketua LSM ABJAD Lampung.
Seperti diketahui pengumuman ditunda dengan alasan adanya desakan pihak Legislatif yang menganggap ada nya kecurangan yang dituduhkan ke sekolah sekolah terkait penerimaan murid baru SMA dan SMK tahun ini.
Disinyalir banyak orang tua murid memasukan anak-anak mereka ke dalam Kartu Keluarga warga yang banyak tinggal di seputaran SMA 2 Negeri di Bandar Lampung. Dan perlunya tim verifikasi untuk melakukan cross check kebenarannya dan berkoordinasi dengan pihak Disdukcapil Bandar Lampung.
Informasi lain menyebutkan, ada puluhan siswa-siswi selundupan di mana alamat rumah atau tempat tinggal berada di luar zona sekolah, bahkan berada di luar Bandar Lampung.
“Ada warga Sukarame, warga Kedaton dan Way Halim, tapi anaknya dimasukan ke KK (kartu keluarga) warga di Gotong Royong dan ternyata Disdukcapil menerbitkan Kartu Keluarganya jadi kami tidak bisa berbuat apa apa,” ujar seorang ketua RT di Kelurahan Gotong Royong yang hanya berjarak puluhan meter dari SMAN 2 Bandar Lampung. (*)
Tinggalkan Balasan