Bandar Lampung-Anggota DPRD Lampung Frakis Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Okta Rijaya, menjalani pemeriksaan di Tim Penyidik Satlantas Polresta Bandar Lampung. Okta diperiksa terkait kelalainnya yang menyebabkan bocah 5 tahun, Aisyah, tewas terlindas mobil Toyota Fortuner BE-1238-AAA miliknya, pada Selasa 1 Agustus 2023. Okta dimintai keterangan Kamis 3 Agustus 2023, sejak pukul 10.00 WIB
Kasatlantas Polresta Bandar Lampung, Kompol Ikhwan Syukri, mengatakan selain memeriksa Okta, pihaknya juga melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP). “Hasilnya, kami menemukan beberapa helai rambut yang diduga milik korban,” kata Ikhwan.
Polisi juga mendatangi rumah orang tua korban. Namun karena keluarga masih berduka, aparat hanya menyampaikan bela sungkawa. Atas dasar pemeriksaan terhadap Okta dan olah TKP, polisi menaikkan kasus ini ke tahap penyidikan. Selain Okta, dua kerabatnya ikut dimintai keterangan. Begitu juga dengan empat orang saksi lainnya yang merupakan keluarga korban.
Mobil Tak Bayar Pajak
Mobil Toyota Fortuner BE-1238-AAA milik Okta Rijaya, anggota DPRD Provinsi Lampung Fraksi PKB yang menabrak bocah lima tahun hingga tewas diketahui menunggak pajak sejak dua tahun terakhir. Berdasarkan data aplikasi info pajak kendaraan, Jumat 4 Agustus 2023, tunggakan pajak mencapai Rp 23 juta lebih.
Dari aplikasi info pajak kendaraan tersebut juga diketahui mobil Fortuner warna putih bernopol BE 1238 AAA tersebut terakhir membayar pajak pada bulan Maret tahun 2020. Hingga saat ini, mobil tersebut tercacat masih menunggak pajak dengan nilai pajak Rp 6,4 juta per tahun.
Sebagai barang bukti dan untuk kepentingan penyelidikan dan penyidikan kasus tewasnya Muli Aisyah Inara (5 tahun). Saat ini telah diamankan di Polresta Bandar Lampung. Soal matinya pajak mobil Toyota Fortuner BE 1238 AAA milik Okta, Satlantas akan berkoordinasi dengan Ditlantas Polda Lampung
Dilangsir pembaruan.id kronologi peristiwa nahas itu terjadi ketika Okta hendak pulang ke kediamannya di Gang Antara, sekira pukul 19.45 WIB mengendarai mobil Toyota Fortuner berwarna putih dengan nomor polisi BE-1238-AAA. Merasa sudah hapal dengan jalan tersebut, lantaran sudah bertahun melintasinya, Okta tanpa ragu untuk membelokan mobilnya.
Belum sempurna berbelok, mobil yang dikemudikan Okta merasakan ada yang membentur bemper bagian kanan. Okta spontan menghentikan mobilnya dan melihat MAI (5) tergeletak. “Jadi tidak benar kalau sempat terseret sejauh dua meter. Karena saya langsung berhenti,” kata Okta Kamis 3 Agustus 2023.
Selain Okta, di dalam mobil ada dua orang lain yakni Tubagus dan Dedi. Tubagus mengatakan, Okta sempat berhenti sejenak sebelum membelokkan kendaraannya. Setelah sempurna berbelok, kata Tubagus, mobil terasa membentur sesuatu. Okta turun dari mobil, dan terdengar suara Okta bertakbir. “Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar,” kata Tubagus menirukan Okta.
Mendengar Okta bertakbir, Tubagus dan Dedi pun ikut turun dari mobil dan melihat Okta dipukul oleh seorang pria. Karena panik, kata Tubagus, Okta berteriak, “Ayo kita bawa kerumah sakit, nanti urusan yang lain,” ujar Tubagus menirukan teriakan Okta.
Selanjutnya, menurut Tubagus, beberapa orang yang belakangan diketahui adalah ayah, kakek dan ibu MAI sambil menggendong MAI masuk ke mobil yang dikendarai Okta menuju rumah sakit. “Saya dan Dedi ditinggal di lokasi kejadian. Karena sudah dekat dengan kediaman Okta, kami jalan kaki ke rumah. Setelah itu kami menghubungi keluarga Okta,” kata Tubagus.
Tak lama berselang, Wan keponakan Okta datang dan langsung diminta untuk menyusul Okta ke rumah sakit. “Kami mengetahui jika korban meninggal, ya dari Wan yang menginfokan dari rumah sakit,” kata Tubagus.
Wan menuturkan, setiba di rumah Sakit dirinya hampir menjadi bulan-bulanan keluarga korban. Namun, dirinya berhasil menenangkan ayah korban yang hendak memukulnya. “Saya pun langsung menanyakan kondisi korban dan mendapat jawaban jika korban sudah meninggal,” kata Wan.
Dirinya pun ahirnya mencari tau keberadaan Okta. Alhasil, dirinya pun mendapati Okta diamankan Satpam rumah sakit, lantaran sempat dipukuli keluarga korban. “Setelah itu kami dibawa ke Mapolresta. Di Mapolresta, perwakilan keluarga korban yakni kakek korban sempat datang dan menyampaikan niat agar perkara ini diselesaikan secara kekeluargaan,” kata Wan.
Usai pemeriksaan oleh penyidik di Mapolresta Bandar Lampung, Okta mengaku jika dirinya sudah di tes urin dan dinyatakan bersih dari Narkoba. “Alhamdulillah saya tak pernah mengenal narkoba. Ini musibah, tidak ada yang salah di sini. Semua kehendak Allah AWT,” kata Okta.
Wan pun memberikan kesaksian jika pamannya itu bersih dari narkoba. “Walia (panggilan Okta,red) ini lulusan pondok pesantren. Beliau adalah panutan kami, terlebih dibidang agama. Karenanya, kami sangat percaya beliau bersih dari narkoba. Ini murni kecelakaan, ini musibah,” tutup Wan. (Red)
Tinggalkan Balasan