Bandar Lampung-Perum Dari segera melayani angkutan massal di tujuh trayek baru, Tujuh trayke baru itu untuk wilayah Bandar Jaya-Kalirejo, Kebun Tebu-Liwa, Natar-Margomulyo, Dayamurni-Simpang Propau, Rajabasa-Kejabung, Negara Batin-Panaragan, dan Pringsewu-Sendang Agung, segera di lalui angkutan Damri.
Pasal Kementerian Perhubungan akan membuka 7 trayek angkutan darat perintis di Lampung melalui Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Kelas II Lampung. Angkutan darat perintis ini untuk melayani masyarakat di daerah yang belum tersedia moda transportasi massal.
Kepala BPTD Kelas II Lampung Bahar Latif mengatakan angkutan perintis ini dikelola oleh BUMN Perum Damri. Untuk operasionalnya ada subsidi yang diberikan Kemenhub kurang lebih 50 persen dari nominal sewa angkutan.
Tujuh trayek perintis ini akan beroperasi maksimal dalam jangka waktu tiga hingga lima tahun. “Setelah tiga tahun biasanya akan kami evaluasi apakah ada perkembangan. Bila sudah siap mandiri, maka subsidi akan dialokasikan ke lokasi lain yang membutuhkan. Biasanya subsidi berjalan satu tahun operasional saja,” katanya Kamis 3 Agustus 2023.
Bahar Latif menyebutkan dana subsidi dari pemerintah pusat untuk 7 trayek angkutan perintis di Lampung mencapai Rp4,53 miliar. Subsidi ini untuk memberikan keringanan biaya transportasi kepada masyarakat di daerah yang belum memiliki akses moda transportasi. “Itu juga untuk menambah kenyamanan sudah ada juga terminal tipe A yang berada di bawah naungan kami dan telah disiapkan,” tambahnya.
Untuk diketahui, Ditjen Perhubungan Darat Kemenhub mengalokasikan anggaran untuk angkutan perintis jalan dan perintis penyeberangan sebesar Rp 774 miliar. Angka ini naik 30 persen dari tahun lalu. Peningkatan anggaran ini menyusul pencabutan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Amirullah, mengatakan untuk jalan perintis dianggarkan sebesar Rp 177 miliar dengan 327 trayek dan 597 kendaraan. Anggaran ini dialokasikan untuk mendorong kawasan pendidikan yang belum dilayani dengan angkutan umum.
Sedangkan, untuk angkutan barang perintis, Kemenhub menyiapkan anggaran sebesar Rp 13 miliar dengan 74 kendaraan dan empat trayek penyeberangan. “Dengan adanya angkutan perintis ini membuat harga di kawasan terpencil menurun. Hal ini dengan banyaknya pengiriman barang bahan pokok, seperti air mineral, minuman ringan, pakan ternak, deterjen, dan semen,” ungkapnya. (Red/*)
Tinggalkan Balasan