Bandar Lampung, sinarlampung.co-Ancaman teror bom molotov di rumah pribadi Sekertaris NU Lampung, yang Juga Katua Ansor Lampung itu diduga terkait kesumat pembagian jatah proyek di Kementerian Agama Provinsi Lampung.
Kasusnya itu kini masih ditangani Pokresta Bandar Lampung. Terbaru Polisi menemukan rekaman percakapan pemilik rumah Hidir Ibrahim dengan seseorang, termasuk CCTV peristiwa pelemparan Bom Molotov ke dua kalinya, di Jalan Raden Gunawan II, Bandar Lampung, sekitar pukul 02.00 WIB, Minggu 24 Desember 2023.
Sementara dalam rekaman telepon yang beredar tersebut berisi kemarahan seseorang yang menyebut dirinya adik terhadap Ketua GP Ansor Lampung Hidir Ibrahim itu. Penelpon memanggil abang, ada kesan mereka pecah kongsi diduga soal pengelolaan dana Ansor dan proyek di Kanwil Kemenag Provinsi Lampung.
Kapolresta Bandar Lampung Kombes Ino Harianto mengatakan pihaknya masih menyelidiki kasus tersebut. Dan menelusuri benang merah antara rekaman percakapan kemarahan dengan seseorang terhadap Sekretaris NU Lampung Hidir Ibrahi itu. Kapolres juga mengakui kesulitan pengungkapan karena minimnya saksi.
“Kami masih analisia apakah satu rangkaian, apakah ada benang merahnya, percakapan itu dengan pelemparan bom molotov itu, dan tengah kita selidiki,” kata Ino Harianto saat didoorstop wartawan saat pemantauan Nataru 2023, Minggu 24 Desember 2023.
Rekaman percakapan ancaman teror terhadap Sekretaris PWNU Lampung, Hidir Ibrahim, itu juga beredar viral di media sosial. Suara itu diduga sebagai pelaku pelemparan bom molotov ke rumah petinggi organisasi keagamaan terbesar di Indonesia tersebut.
Dalam rekaman itu terdapat percakapan hingga kekesalan karena Hidir yang lupa terhadap terduga pelaku setelah berhasil. Sebab, orang dalam rekaman itu menyebut telah menemani Hidir sejak 2012 hingga 2023. Selain itu, ada pula pembahasan proyek Hidir yang selalu dikawal terduga pelaku.
“Kalau gak ada gua banyak kerjaan abang yang ditumbur orang, abang gak tau terima kasih. Cepat silau mata orang kaya baru. Buktinya kegiatan gua ngurusin. Artinya ada yang masuk ke saya ada masuk ke abang,” kata suara pria dalam percakapan itu.
Kemudian Hidir meminta untuk membicarakan baik-baik di rumahnya yang berada di Rajabasa. “Ke sini saja ke rumah, bicara baik-baik,” kata Hidir.
Orang tersebut menjawab “Jangan jago kandang, kemarin saya ke rumah. Abang bawa samurai kenapa enggak dicabut. Saya bawa pentungan, sebelum buka pintu abang mengambil samurai dulu,” ujar orang tersebut.
Dari percakapan selama lima menit yang dikalangan wartawan itu berdebat kusir soal posisinya dan menilai Hidir tidak tahu terima kasih. “Elu ini gak tahu terima kasih. Sampai kapanpun urusan elu ngak beres dengan gua, gua urus terus,” ucap pria itu.
Pria itu menilai Hidir tak tahu diri. “Kalo bukan gua, alangkah banyak yang numbur kerjaan elu. Elu ini gak pernah terimakasih, sudah cepat jumawa, silau mata orang kaya baru.” Katanya.
“Ini bukan soal jagoan, tidak jagoan, tapi bagaimana manusia itu memanusiakan manusia. Elu ngambil gua bukan dari kotak sampah,” tandanya.
Kepala Kanwil Kemenag Prov Lampung Dr. H. Puji Raharjo enggan berkomentar banyak saat ditanya soal isi percakapan kemarahan antara seseorang tak dikenal (OTK) dengan H. Hidir Ibrahim soal pengelolaan dana Ansor dan proyek di Kanwil Kemenag Provinsi Lampung.
“Silakan proses penyelidikan berjalan. Monggo saja. Saya tak perlu komentar macam macam. Jadi soal proyek dan teror ini tak usah dibahas. Apalagi ini menjelang Pemilu, dapat merusak suasana kondusif di tengah masyarakat,” kata Puji Raharjo, Minggu 25 Desember 2023.
Sebelumnya sebuah bom molotov meledak di dekat lampu atas tembok pagar rumah Hidir Ibrahim, pada Sabtu 16 Desember 2023, pukul 02.55 WIB. Kabar lain menybutkan sekitar April 2023 lalu, sejumlah orang mendatangi rumah itu dan sempat merusak spion mobil.
Ketua RT 02 Ahmad Rosadi menyebutkan dari CCTV, pelaku bom molotov berboncengan naik sepeda motor pakai helm sehingga tak terlihat wajahnya. (Red)
Tinggalkan Balasan