Pabrik Kimia di Cilegon Bocor Kabut Aroma Busuk Menyengat Warga Panik Ngungsi ke Serang

Banten, sinarlampung.co-Masyarakat Kota Cilegon dihebohkan dengan aroma busuk menyengat yang sangat mengganggu kesehatan, pasalnya efek yang ditimbulkan akibat bau menyengat tersebut adalah batuk, pusing dan mual. Kabar cepat menyebar bau menyengat tersebut berasal dari salah satu pabrik kimia raksasa di wilayah Ciwandan tepatnya Pabrik Candra Asri yang mengalami kebocoran, Sabtu 20 Januari 2026 pagi.

Warga Cilgeon berduyung-duyung mengungsi ke wilayah Serang. Warga wilayah Gerem, Kecamatan Grogol, Kota Cilegon bahkan berhamburan keluar rumah, karna tidak kuat dengan aroma bau menyengat yang dimulai sejak subuh dan aroma itu sangat mengganggu pernapasan. “Kami keluar dari rumah akibat tidak kuat aroma bau menyengat didalam rumah,” kata Luki bersama warga lainnya, saat berada di tepi jalan raya.

Akibat ramainya masyarakat mengeluhkan bau menyengat yang berasal dari pabrik kimia hingga mengakibatkan pusing kepala dan sesak napas. Aktivitas masyarakat menjadi terganggu hingga proses belajar mengajar yang tengah dilakukan di sekolah sekolah yang berada di wilayah sekitar terpaksa dihentikan sementara dan siswa-siswinya dipulangkan.

Menurut Luki, kabut dengan aroma busuk menyengat itu terjadi sejak pukul 5.30. “Dari pagi jam 06 bau menyengat ini sudah tercium, sepertinya ada yang kebocoran pabrik Kimia,” kata Luki.

Hal yang sama dikatakan Yadi, yang mengaku panik setelah mencium bau menyengat yang berasal dari PT Chandra Asri. Bau kimia tersebut membuat dirinya khawatir akan kesehatan keluarga, termasuk cucunya yang masih berusia tiga bulan. “Sekira waktu subuh bau kimia yang menyengat itu tercium. Keluarga dan cucu saya diungsikan ke Serang, takut kesehatannya terancam, Soalnya baunya bikin orang dewasa pusing, apalagi balita dan anak-anak,” kata Yadi kepada sinarlampung.co.

Yadi meminta kepada pemerintah agar segera mengambil tindakan, sebelum warga yang menjadi korban. “Segera mengambil langkah, kasihan warga kena imbasnya,” harapnya.

Kabar kebocoran gas kimia itu dengan cepat menyebar berantai dari berbagai WAG (Whatsapp Grup) dan viral dimedia sosial. Informais sempat simpang siar. Nitizen juga meminta harus berhati-hati menyebarkan informasi, pasalnya banyak saat ini informasi beberapa waktu lalu di share, sehingga nitizen terkecoh. “Hati-hati menyebarkan informasi, takutnya tidak akurat, soalnya jaman sekarang ini, walaupun demikian tetap waspada, gunakan pencegahan dini,” Tulis komentar Nitizen.

Beredar juga pesan berantai, yang menybutakn Diinfokan untuk seluruh pekerja PT. Dongwa, udara di area project tercemar chlorine/ atau bau chemical mungkin ada kebocoran ato flusing. Di harapkan semua pekerja menggunakan masker dan MINUM AIR PuTIH se KEMBUNG nya untuk mencegah dari efek yg di timbulkan (radang di tenggorokan).Terima kasih.

Walikota Unggah Informasi

Sementara informari terkini, menybutkan Pabrik kimia PT Chandra Asri yang berada di Kecamatan Ciwandan, Kota Cilegon diduga mengalami kebocoran. Berdasarkan informasi melalui unggahan di akun Instagram Wali Kota Cilegon, Helldy Agustian, Sabtu 20 Januari 2024. Wali Kota mengunggah sebuah surat dari PT Chandra Asri dengan nomor Ref. No: SHE/24-0013.

Surat tersebut ditunjukan kepada Dinas Lingkungan Hidup Kota Cilegon, perihal pemberitahuan pembakaran gas di cerobong. Surat yang ditulis atas nama Singgih Setiawan sebagai SHE General Manager PT Chandra Asri dengan isi, sebagai berikut. “Dengan ini kami beritahukan bahwa pada hari Sabtu, 20 Januari 2024, sekitar 05.00 WIB pabrik PT Chandra Asri Pacific mengalami gangguan alat sehingga menimbulkanpembakaran gas di cerobong. Penanganan masalah tersebut sedang dilakukan,”

“Atas nama perusahaan, kami memohon maaf atas ketidaknyamanan yang disebabkan oleh perihal tersebut dan kami terus berusaha agar tidak mengganggu keamanan dan kesehatan lingkungan. “Demikian laporan ini kami sampaikan, atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih,” tulis surat itu.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cilegon, Sabri Mahyudin mengkonfirmasi terkait bau kimia yang berhembus ke pemukiman dan terhirup oleh warga di sejumlah wilayah berasal dari PT Chandra Asri Pacific Tbk (CAP). “Informasi terakhir yang didapat dari masyarakat bahwa Chandra Asri sedang melakukan flaring. Iya, informasinya dari Chandra Asri yang sedang melakukan flaring,” katanya, Sabtu 20 Januar 2024.

Sabri,mengatakan bau menyengat yang berasal dari PT CAP tersebut telah tersebar dan terhirup ke sejumlah wilayah di sekitar pabrik. “Tadi sudah sampai Gerem, Palm Hills, sekitar Bojonegara juga ada info masuk, wilayah Citangkil ada juga laporan masuk,” ujarnya.

Sabri mengaku dalam menyikapi peristiwa tersebut pihaknya telah menerjunkan tim dari Bidang Penaatan DLH Kota Cilegon untuk melihat ke lapangan dan mendata dampak akibat bau kimia tersebut. “Kami juga dari LH dengan teman-teman di Bidang Penaatan turun untuk langkah-langkah selanjutnya. Dari tim Bidang Penaatan sedang di lapangan, sedang mendata wilayah mana saja yang terdampak,” ucapnya.

PT CAP Minta Maaf

Terpisah, Corporate Shared Value Department Manager PT CAP Tbk Wawan Mulyana membenarkan bau kimia menyengat yang berhembus ke pemukiman dan terhirup oleh warga itu berasal dari perusahaan. Bau kimia menyengat itu timbul akibat pembakaran di cerobong yang dilakukan PT CAP karena ada alat yang mengalami gangguan.

“Pabrik Chandra Asri Group di Ciwandan, Anyer mengalami gangguan pada alat yang mengharuskan perusahaan melakukan pembakaran di cerobong. Saat ini kami sedang berkoordinasi dengan pihak-pihak yang terkait untuk menangani masalah ini dan melakukan upaya terbaik untuk meminimalisir dampaknya,” katanya dalam keterangan tertulis.

Wawan sebagai perwakilan perusahaan memohon maaf kepada masyarakat atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan dari bau kimia akibat pembakaran di cerobong yang dilakukan oleh PT CAP. “Keselamatan dan kesehatan karyawan serta masyarakat sekitar menjadi prioritas kami. Kami memohon maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan dari aktivitas tersebut dan kami terus melakukan mitigasi agar tidak mengganggu keamanan dan kesehatan lingkungan,” ujarnya. (Suryadi/red)

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *