Lampung Selatan, sinarlampung.co-Anak yatim, siswa SMP Yadika Natar, Lampung Selatan menjadi korban bullying pihak sekolah, bahkan diusir dari sekolah, karena tidak mampu membayar SPP sekolah. Selain tidak bisa mengikuti ujian, MRS seorang yatim anak sulung dari lima bersaudara ini harus menanggung malu di depan teman sekelasnya. MRS diusir oleh guru dari kelas karena belum membayar uang SPP.
Padahal MRS yang baru duduk di kelas 1 itu benar benar murid tak mampu, karena dia dan adik adik serta ibunya tinggal menumpang di rumah salah satu kerabat ibunya.
Untuk menopang kehidupan sehari-hari, sang ibu, Rina menjadi buruh mencuci dan menggosok di rumah tetangga. “Ada dua orang yang enggak boleh ngambil nomor ujian. Saya sama teman disuruh mom (guru SMP Yadika) pulang,” kata MRS, Rabu 6 Maret 2023.
MRS menceritakan awalnya anak-anak yang belum membayar SPP dan baju seragam dipanggil satu per satu di depan kelas disaksikan oleh teman-temannya. Bagi murid yang belum membayar SPP dan seragam sekolah disuruh pulang pihak sekolah. Mereka tidak ikut proses belajar mengajar.
MRS mengaku sedih dan malu karena di hadapan teman-temannya dia disuruh pulang karena belum membayar uang sekolah.
Sesampai di rumah dengan membawa rasa malu yang amat sangat, ia menceritakan kejadian yang menimpanya di sekolah kepada orang tuanya. “Dua orang disuruh pulang. Kami pun langsung pulang tanpa mengambil nomor ujian,” ucapnya.
Sementara itu, wali murid MRS, Rina merasa kecewa dengan pihak yayasan dan sikap guru yang terkesan arogan. Menurutnya, apa salahnya pihak sekolah mencarikan solusi terlebih dahulu bersama wali murid agar anak bisa ikut ujian, bukan malah sebaliknya, anak-anak disuruh pulang.
“Kami sebagai orang tua tentunya sangat menyayangkan hal ini terjadi. Kami memang orang tak punya, tapi jangan seperti inilah. Tidak ada toleransi,” katanya.
Rina mengaku, MRS saat ini duduk di kelas 1 SMP Yadika Natar, Lampung Selatan, biaya SPP perbulan di SMP Yadika Rp100 ribu, ditambah uang seragam, OSIS dan sebagainya jika ditotal dari semester satu-dua mencapai hampir Rp5 juta.
“Orang tua diberitahu guru, untuk melunasi bayaran dan menemui guru untuk menyelesaikan pembayaran. Karena enggak sanggup bayar ya enggak dapat nomor ujian disuruh pulang,” ucapnya.
Sementara pihak Yayasan SMP Yadika Natar, Lampung Selatan belum bisa dikonfirmasi. “Sedang ada tamu dari Jakarta. Mungkin sampai sore tamunya. Enggak ada yang bisa ditemui (Kepsek, Wakepsek, Humas). Besok-besok datang lagi aja pak,” ucap salah satu petugas security. (Red)
Tinggalkan Balasan