OKI, sinarlampung.co-Heldiansyah Aditya (44), Warga Desa Bumi Pratama Mandira, Kecamatan Sungai Menang, Kabupaten Ogan Komering Ilir (Oki) tewas di terkam buaya sungai. Petambak udang itu diterkam buaya saat hendak mempersiapkan saluran pengurasan tambak untu memanen udangnya, Minggu 24 Maret 2024 sekira pukul 04.30 wib. Selepas sholat subuh pagi itu, Heldinasyah berusaha mempersiapkan keperluan panen udang di tambaknya.
Peristwa terjadi di jalur 93 nomor 6 tepat lurus LO, saat hendak membuka shok outlet pada kolamnya yang berada di kanal, tiba-tiba seekor buaya menerkam dan membawa korban ke dalam air. Korban diputar oleh buaya dan akhirnya korban hilang. Fitriana (38) yang melihat suaminya diterkam buaya, spontan berteriak histeris dan berusaha menarik tangan suaminya yang dibawa buaya.
Sempat saling tarik namun Fitriana tidak mampu melawan kekuatan buaya yang menarik suaminya ke aliran sungai. Fitri sempat ingin terjun mengejar suaminya yang di seret buaya, namun berhasil di cegah oleh warga yang yang lokasi kejadian. Kemudian warga lain berusaha menghubungi tetangga dan petambak sekitar serta melapokran ke pihak kepolisian.
Ketua RT Bumi Pratama, Jumar (48) mengatakan korban bernama Heldi telah di terkam buaya saat hendak membuka shok outlet untuk membuang air dari dalam tambak yang mau di panen. Namun belum sempat membuka ternyata korban langsung diterkam buaya yang sudah lebih awal di aliran tersebut.
“Kami mendengar teriakan istrinya saat minta tolong, lalu kami lari dan mendekat sudah tidak melihat lagi korban di situ. Saya berusaha menahan istrinya yang berusaha masuk mau menyusul suaminya kedalam air,” kata Jumar.
Istri korban kemudian minta tolong dan tidak lama warga bersama puluhan speed boat milik petambak berdatangan untuk membantu mencari korban. Selain mencari menggunakan speed boat, warga juga sepakat mencari dengan cara menyelam kedalam air secara bersamaan namun belum juga korban di temukan.
Hingga siang ini korban belum berhasil di temukan dan pencarian masih terus dilakukan, dalam pencarian pun pihak warga mendatangkan pawang buaya dari petambak juga yang berada di bumi dipasena, Tulang Bawang. Lampung. (Red)
Tinggalkan Balasan