Semarang, sinarlampung.co-Seorang Kanit di Direktorat Narkoba Polda Jawa Tengah, Kompol Kompol P Tumanggor, ditemukan tewas di dalam mobil Honda Mobilio warna putih nomor polisi H-1898-DG, yang terparkir di rumah dinasnya, Blok G Nomor 13, Kompleks Akademi Kepolisian (Akpol) Semarang, Kamis 4 April 2024.
Korban mengenakan kaus berkerah warna merah, dengan luka di leher, memanjang. Di aspal dekat pintu mobil, terlihat banyak darah. Petugas juga mendapati beberapa obat tablet, yang diketahui merupakan obat pengontrol gula darah.
Informasi yang beredar diduga korban Kompol Tumanggor tewas karena bunuh diri dengan cara menembakkan dagunya hingga tembus ke kepala. Dari foto yang beredar, tampak darah berceceran di sebelah kiri pintu mobil. Garis polisi pun sudah terpasang melingkari halaman rumah tersebut.
Kabid Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Satake Bayu membenarkan adanya peristiwa bunuh diri tersebut. Dia menduga korban nekat mengakhiri hidupnya karena ada persoalan rumah tangga. “Betul, ada kejadian tersebut. Dugaannya ada masalah keluarga,” kata Satake Bayu kepada wartawan, Kamis 4 April 2024.
Satake menyebut, korban merupakan anggota Polri aktif yang bekerja kedinasan di markas Polda Jawa Tengah. Kendati begitu, pihaknya mengaku belum bisa membeberkan kronologis kejadian peristiwa dugaan bunuh diri tersebut. “Kalau penyebab dan kronologi, kita masih dalam penyelidikan oleh Propam Polda Jateng,” ujar Satake Bayu.
Informasi yang dihimpun, korban sempat dilarikan ke RS Elisabeth Kota Semarang namun nyawanya tak tertolong. Saat ini, jenazahnya kemudian diautopsi di RS Bhayangkara setempat untuk mengetahui penyebab pasti kematiannya. Sementara di TKP digaris police ine. Polisi juga masih melakukan serangkaian penyelidikan.
Almarhum diketahui merupakan lulusan Sekolah Perwira, dari sarjana. Beberapa rekan kerja atau mantan rekan kerja almarhum tampak kaget dengan insiden itu.
Mobil putih tersebut terparkir rapi di depan rumah. Darah tampak mengucur dari pintu mobil sisi kiri. Korban meninggalkan seorang istri dan tiga orang anak. Keempatnya, masih trauma selepas kejadian tersebut. “Diduga ada masalah keluarga,” sambung Satake.
Korban merupakan kelahiran Sulawesi karena almarhum ayahnya pernah bertugas sebagai TNI di Sulawesi. Asal ayah korban dari Dusun Hutagalung, Desa Siomom Hudon Tonga, Kecamatan Parlilitan, Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara.
Pengungkapan Dua Kasus Besar Narkoba
Kasus kematian T Manggor terjadi saat Koata Semarang sedang menjadi perhatian karena mengungkap dua kasus besar Narkoba. Pertama, penggerebekan pabrik pil koplo dengan omset ratusan miliar rupiah hingga triliunan di Kawasan Industri Candi, Ngaliyan, Kota Semarang.
Diketahui sebelumnya, tiga lembaga asal Jakarta meliputi Deputi 4 Badan Intelejen Negara (BIN), Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Badan Intelejen Strategis (BAIS) menggerebek tiga gudang yang disulap menjadi pabrik pil koplo di Kawasan Industri Candi (KIC) Gatot Subroto, Kecamatan Ngaliyan, Senin 25 Maret 2024.
Selanjutnya, Dittipidnarkoba Bareskrim Polri bersama Bea Cukai menggerebek pabrik sabu dan happy water di Srondol Kulon, Kota Semarang, Rabu 3 April 2024. Penggerebekan ini bermula dari kecurigaan Bea Cukai terkait adanya kiriman preskursor dari Jakarta ke Semarang. (Red)
Tinggalkan Balasan