Bandar Lampung, sinarlampung.co-Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Lampung (Unila) menggelar kegiatan aksi 1000 lilin dan mimbar bebas dihalaman kampus, sebagai protes banyaknya persolan kinerja pimpinan Rektorat Unila. Aksi 1000 lilin dipilih karena lilin melambangkan ‘harapan dan pengorbanan, Selasa 7 Mei 2024 malam lalu.
Aksi ratusan mahasiswa ini, adalah sebagai bentuk refleksi terhadap kinerja berbagai pihak di Unila, baik pihak birokrasi, tenaga pendidik, staf-staf dan juga keadaan kehidupan mahasiswa/kampus pada saat ini. “Saya berharap dengan adanya aksi seribu lilin ini menjadi evaluasi proyeksi seluruh civitas akademik Unila untuk menuntaskan segala permasalahan ataupun isu yang bertebaran,” kata Alvin Rahmat Dhani selaku Wakil ketua BEM UNILA 2024.
Menurut Alvin, selain dari aksi 1000 lilin, ada juga mimbar bebas untuk seluruh mahasiswa Unila untuk menyampaikan segala keresahannya dan harapannya untuk kampus Unila. “Bagi saya menjadi mahasiswa Unila adalah kebanggan begitupun sejatinya yang saya rasakan. Saya bangga dan cinta Universitas Lampung sehingga saya tak mau ada luka dan historis yang menjadi mimpi menyeramkan bagi seluruh mahasiswa Unila,” ujarnya.
BEM Unila, lanjut Alvin, kembali memutuskan untuk bergerak menyuarakan keresahan dari berbagai hal dalam kampus yang belum tuntas. “Ucapan Bela sungkawa terhadap hilangnya kepercayaan mahasiswa terhadap janji-janji penyelesaian semua masalah pimpinan rektorat,” katanya.
UKT Mahal
Aksi Seribu lilin itu juga untuk mengungkapkan keresahan serta bentuk belasungkawa mereka atas Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang mahal. Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Lampung Bani Syafi’i mengatakan, aksi ratusan mahasiswa merupakan bentuk keresahan terhadap uang kuliah tunggal yang mahal, tetapi tidak sesuai dengan minimnya fasilitas.
Mahasiswa berharap, setelah adanya aksi ini, Pimpinan di Universitas Lampung bisa langsung merespon keresahan mahasiswa, dengan meringankan uang kuliah tunggal, serta memberikan fasilitas yang sesuai. “Berduka cita atas segala permasalahan yang ada di Unila itu tidak terselesaikan. Banyak sekali kasus-kasus di Unila yang tidak diberikan Check and Balance terhadap atau terkait informasi yang tersebar. Ke dua terkait dengan fasilitas, banyak fasilitas di Universitas Lampung yang masih berbayar,” kata Bani, Rabu 8 Mei 2024.
“Terus banyak sekali fasilitas-fasilitas tidak sesuai dengan UKT yang di bayar, banyak sekali fasilitas di masing-masing fakultas untuk perkuliahan yang memang masih memakai sistem rolling atau bergantian,” tambahnya.
Melalui aksi ini, BEM Unila ingin menggugah jiwa apatis mahasiswa untuk bergerak, supaya Pimpinan Universitas bisa memperbaiki permasalahan yang terjadi di masing-masing Fakultas. Aksi ini bentuk kekecewaan mahasiswa Unila terhadap kinerja pimpinan rektorat. Semenjak kampus Unila di pimpin rektor Prof. Dr. Ir. Lusmeilia Afriani banyak permasalahan terjadi di Kampus kesayangan masyarakat Lampung ini. Dari fasilitas, pembangunan dan lainnya. (Red/*)
Tinggalkan Balasan