Lampung Selatan, sinarlampung.co – Kondisi rumah salah satu warga Desa Karang Pucung, Kecamatan Way Sulan, Lampung Selatan bernama Respiyanah (34) terbilang sudah tak layak huni. Dinding bilik dan tiang penyangga yang terbuat bambu tampak sudah rapuh. Atap rumah juga terlihat banyak yang bolong. Parahnya lagi, kondisi rumah Respiyanah juga tampak miring lantaran komponen rumah banyak yang lapuk.
Respiyanah tinggal bersama sang buah hati yang masih berusia enam tahun. Sementara suaminya merantau di luar kota mencari penghasilan dengan menjadi buruh serabutan. “Suami saya Agus, sebagai kepala keluarga bekerja menjadi buruh bangunan di luar kota jika tetep di kampung ga pernah ada kerjaan harus keluar kota,” ujar Respiyanah saat dikunjungi sinarlampung di kediamannya, Kamis, 29 Agustus 2024.
Gaji sebesar Rp750 ribu yang Respiyanah terima setiap bulan dari bekerja sebagai petugas kebersihan sekolah hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Gajinya itu tentu tidak bisa mewujudkan keinginannya untuk memperbaiki apalagi membangun rumah tempat tinggal Respiyanah bersama keluarga.
“Dengan upah yang saya dapat hanya cukup untuk biaya hidup sehari-hari dan suami saya pergi merantau jika di kota ada pekerjaan diajak temen kerjanya, kalo ga ada yang mengajak, ya dia menganggur di rumah. Mau bagaimana lagi saya belum mampu membangun rumah saya karena keadaan ekonomi,” keluhnya.
Dengan kondisinya saat ini, Respiyanah sangat mendambakan tempat tinggal yang lebih layak. Bertahun-tahun ia mengharapkan bantuan bedah rumah dari pemerintah namun hingga kini belum juga terwujud.
“Saya berharap pemerintah memberikan bantuan agar saya bisa mempunyai rumah yang layak huni karna rumah ini memang sudah ga layak namun karna ekonomi yang ga memungkinkan untuk kami memperbaiki sendiri,” harapnya. (Waluyo)
Tinggalkan Balasan