Istri Baru Musa Ahmad Jadi Pembina Persatuan Istri Kepala Desa, Wartawan Sempat Dilarang Liputan

Lampung Tengah, sinarlampung.co-Menjelang cuti untuk suksesi Pilkada 2024, Bupati Lampung Tengah Musa Ahmad mengukuhkan pengurus Persatuan Istri Kepala Kampung (PIKK) (Kampung=Desa,red) di Nuwo Balak, Rumah Dinas Bupati, Rabu 11 September 2024.

Musa Ahmad menyampaikan, PIKK merupakan Organisasi Kemasyarakatan yang menghimpun dan membina Istri Kepala Kampung. Dapat memperkokoh persatuan dan kesatuan serta meningkatkan ilmu pengetahuan dalam menjalin kerjasama dengan berbagai pihak disegala bidang.

Istri baru Musa Ahmad, drg Yuniar Musa Ahmad yang ditampuk sebagai Pembina PIKK Lampung Tengah mengatakan, Persatuan Istri Kepala Kampung Lampung Tengah merupakan Organisasi pertama yang ada di Indonesia, “Kita mengikut sertakan istri Kepala Kampung untuk dapat berkreatifitas dan menghemat bersama,” kata Yuniar.

Menurutnya, istri Kepala Kampung mempunyai peranan yang sangat penting dalam mendukung Kepala Kampung untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat Lampung Tengah. “Saya memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh istri Kepala Kampung yang menunjukkan didikasi dan kontribusi serta bukti nyata selama ini. Melalui Organisasi ini, akan mengangkat derajat semua istri Kepala Kampung,” ujarnya.

Wartawan Dihadang Pol PP

Sejumlah jurnalis dihadang Satpol PP saat meliput agenda Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lampung Tengah, Rabu 11 September 2024. Diantaranya Jurnalis TVRI, Siger TV, Harian Momentum, dan Surat Kabar Harian Medinas Lampung dihadang saat akan melakukan peliputan agenda Bupati Lampung Tengah yang mengukuhkan PIKK di Gedung Sesat Agung Nuwo Balak.

Miswan Rony selaku jurnalis Siger TV mengatakan, awalnya dia berdua bersama Angga Murwanto jurnalis TVRI dihadang sejak dari gerbang Gedung Sesat Agung Nuwo Balak oleh Satpol PP, sekira pukul 09.00 WIB. “Di gerbang masuk, Satpol PP tanya keperluan kedatangan kita, tapi walaupun sudah kita jelaskan, tetap dilarang masuk,” katanya.

Rony mengaku, petugas Satpol PP penjaga gerbang Nuwo Balak ditugaskan untuk mensterilkan acara tersebut dari wartawan.Padahal, kata dia, agenda tersebut adalah agenda terbuka, karena dihadiri Bupati dan seluruh jajaran OPD Lampung Tengah.

Dia dan jurnalis lainnya pun heran dengan kebijakan yang mengusir setiap jurnalis meliput acara Bupati Lampung Tengah itu. Rony pun mengkonfirmasi agenda tersebut kepada Kabag Protokol Lampung Tengah. “Waktu kita konfirmasi, barulah Kabag Protokol memperbolehkan kita masuk,” katanya.

Hal serupa dialami Hengki Saputra dari Harian Medinas dan Agus Saputra dari Harian Momentum yang datang setelah Siger TV dan TVRI. Hengki mengatakan, sesaat setelah memperkenalkan diri, dia langsung diusir Satpol PP Nuwo Balak.

Dia mengaku, alasan pengusiran yang dilakukan Satpol PP karena tidak boleh ada satupun wartawan meliput acara tersebut. “Kata Satpol PP itu acara steril, wartawan tidak boleh masuk, padahal kan itu agenda terbuka di tempat terbuka, dan dihadiri seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Lampung Tengah,” kata Hengki.

Hengki melanjutkan, setelah ditelusuri, penjaga Nuwo Balak mendapat instruksi langsung dari Kasatpol PP Lampung Tengah. Sehingga, agenda yang seharusnya umum dan terbuka itupun tidak ada satupun wartawan yang meliput karena dilarang masuk.

Karena tersulut emosi, Hengki dan Agus pun sempat bersitegang hingga menjadi sorotan hadirin pada acara tersebut. “Tak lama berselang, Kasatpol PP menghampiri kita di gerbang Nuwo Balak, akhirnya diijinkan masuk dan ketemu Siger TV dan TVRI yang juga ada di dalam,” katanya. (Red)

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *