Lagi, Kabar Petani di Lampung Barat Diterkam Harimau TNBBS

Lampung Barat, sinarlampung.co-Lagi, seorang petani bernama Karim Yulianto (48), warga Pamangku Kalibata, Pekon Sukamarga, Kecamatan Suoh, Lampung Barat, dikabarkan tewas akibat diterkam harimau Sumatera, saat hendak masuk ke dalam kawasan Taman Nasional Bukit Barisan (TNBBS), tak jauh dari ladang miliknya. Korban diseret hingga semak-semak, Sabtu 21 September 2024, sekira pukul 23.20 WIB.

Dari lokasi kebunnya yang berbatasan dengan TNBBS, warga dan petugas hanya menemukan golok buat berkebun dan celana panjang yang dipakainya penuh bercak darah tengah malam itu. Warga dan petugas berhasil menemukan tubuh Karim Yulianto di dalam semak belukar tak jauh dari kebunnya dengan tubuh tercabik. Malam itu juga, warga dan keluarganya memakamkan sisa tubuh korban.

Dandim 0422 Lampung Barat, Letkol Inf Rinto Wijaya juga membenarkan peristiwa tersebut. “Benar, tadi malam ditemukan seorang warga dalam keadaan meninggal dunia diserang oleh seekor harimau. Korban bernama Karim, warga Dusun Kali Bata, Pekon Sukamarga, Kecamatam Suoh,” kata Rinto kepada wartawan, Minggu 22 September 2024 dini hari.

Menurut Rinto, Karim ditemukan dalam kondisi bagian tubuh terpisah-pisah di kebun yang berada di kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS). “Korban ini seorang petani. Tadi malam tim menemukan tubuhnya dalam keadaan terpisah di kebun yang di mana kebun ini memang masuk dalam kawasan hutan TNBBS,” terangnya.

Rinto menyampaikan saat ini pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak kepolisian maupun TNBBS serta BKSDA, terkait adanya serangan Harimau Sumatera tersebut.

Dimbau Tiak Kehutan Sendirian

Peratin Pekon (Kepala Desa,red) Sukamarga, Kecamatan Suoh, Lampung Barat, Jaimin mengimbau warganya untuk tidak pergi ke kebun sendirian selama masa mitigasi konflik antara harimau dan manusia ini. Imbauan itu menyusul insiden kematian Karim Yulianto, yang tercabik-cabik setelah diserang harimau pada Sabtu (21/9/2024).

Jaimin, mengtakan bahwa salah satu imbauan yang dikeluarkan adalah membatasi waktu beraktivitas di kebun. “Hal ini mengingat daya jelajah harimau yang tidak bisa diprediksi, sehingga keberadaannya tidak terdeteksi,” ujarnya.

Menurut Jaimin bahwa beraktivitas di kebun yang berada di sekitar lokasi serangan sangat berisiko. Jika terpaksa harus beraktivitas di kebun, diminta agar warga tidak pergi sendirian dan sebisa mungkin berkelompok. “Terutama di jalur yang diduga dilewati Harimau di Pekon Sukamarga. Harimau selalu berpindah-pindah tempat. Jadi diharapkan masyarakat tetap waspada hingga ada keputusan dari pihak berwenang,” katanya. (Red)

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *