Pesawaran, sinarlampung.co-Tim Penyidik Satreskrim Polres Pesawaran masih melakukan penyelidikan kasus dugaan pengoblosan gas elpiji yang meledak dan menewaskan dua orang, di Desa Margo Mulyo, Kecamatan Tegineneng, Kabupaten Pesawaran, Kamis 12 Juni 2025 lalu. Polisi telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan telah periksa sejumlah saksi di lokasi gudang tempat pengoplosan tabungan gas elpiji.
Kasat reskirim Polres Pesawaran, Iptu Pande Putu, mengatakan timnya telah melakukan oleh TKP dan melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah orang saksi dan masih dalam proses penyelidikan. “Kita sudah melaksanakan cek TKP terkait dengan kasus ini. Dan tim gabungan antara kami satreskrim Polres pesawaran khususnya tim INAFIS untuk olah TKP dan Polsek Tegineneng,“ kata Pande Putu, Rabu 2 Juli 2025.
Pande Putu menjelaskan bahwa pihaknya juga telah menyampaikan kepada untuk reskrim Polsek Tegineneng untuk melakukan tindak lanjut dari kasus tersebut dengan LP model D terkait kasus dugaan gudang pengoplosan elpiji meledak dan menewaskan dua orang dan satu orang luka bakar itu.
“Untuk pendelegasian perintah saya, sudah saya arahkan unit reskrim Polsek Tegineneng untuk tindak lanjutnya. Terkait saksi kurang lebih 5 orang saksi yang kami periksa melalui LP model D terkait peristiwa terbakarnya rumah tersebut, ” ujarnya.
Sebelum nya dua tewas dan satu kritis pasca terbakar warung milik K salah satu warga Desa Margo Mulyo Kecamatan Tegineneng Kabupaten Pesawaran, Kamis 12 Juni 2025 sekitar pukul 13.00 Wib. Informasi dilokasi kebakaran menyebutkan peristiwa terjadi akibat tabung gas meledak saat ketiganya sedang memindahkan isi tabung gas 3 kg ke 12 kg atau “pengoplosan” gas.
Dua orban tewas adalah Restu (19) dan Gufron (23) warga Dusun Tegal Rejo. Mereka tewas setelah sempat dirawat beberapa hari dirawat di rumah sakit. Sementara korban ainnya,Valen (16) warga Dusun Sinar Mulya, Desa Margo Mulyo selamat dan masih dirawat.
Suratno orang tua Gufron mengaku hingga saat ini belum mengetahui penyebab dari kejadian yang menewaskan anak dan keponakannya. Suratno menyebut anak keduanya tersebut meninggal setelah empat hari dirawat di Rumah Sakit Waldi Waluyo Metro.
Sementara selang dua hari kemudian, Restu pun dinyatakan meninggal setelah menjalani perawatan di Rumah Sakit Abdul moeloek Bandar Lampung. “Seperti mimpi, kronologi kejadian masih bingung. Yang tau ya si valen tapi kan kondisi nya seperti itu,” Ujar Suratno, Senin 30 Juni 2025.
Marno selaku paman dari Restu membenarkan kejadian tersebut. Namun untuk kejadian sebenarnya dirinya belum tahu. “Saya kejadian nya tidak tau. Saya masih tidur tiba-tiba di kabari keponakan saya kebakar,” Ungkap nya.
Sementara Kepala Desa Marga Mulyo, Kecamatan Tegineneng, Kabupaten Pesawaran Darsono mengaku tidak mengetahui peristiwa dugaan gudang gas elpiji oplosan meledak dan menewaskan dua warga dan satu warga luka bakar. “Waktu peristiwa atau kejadian saya enggak tahu karena waktu itu saya lagi di Jawa Timur. Saya baru pulang tiga atau empat hari setelah peristiwa karena ada acara keluarga,” kata Darsono, melalui sambungan ponsel, Sabtu 5 Juli 2025.
Dia menjelaskan setelah pemberitaan dan ada pemeriksaan dari petugas kepolisian, Kades mengaku baru sedikit tahu peristiwa dugaan gudang gas elpiji meledak dan menewaskan dua orang warga dan satu luka bakar. “Oh kalau kemarin itu, sedikit tahu, kayaknya sih sudah ada mediasi atau penyelesaian secara keluarga. Iya pakai duit. Itu sebetulnya bukan gudang tetapi warung kelontongan gitu. Waktu mediasi saya juga enggak ada. Berapa duitnya tanya aja ke yang lain,” ujarnya. (Red)
Tinggalkan Balasan