Skandal Asmara Oknum Guru PPPK Diduga Jadi Biang Keretakan Rumah Tangga

Tanggamus, Sinarlampung.co — Dunia pendidikan di Kecamatan Limau, Kabupaten Tanggamus, tengah diguncang skandal asmara yang bikin heboh warga. Seorang guru perempuan berstatus Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK), berinisial RN, diduga terlibat hubungan terlarang dengan pria beristri berinisial IW. Ironisnya, RN sendiri juga telah bersuami. Alhasil, drama asmara ini berujung pada kehancuran rumah tangga IW dengan istrinya, MR.

 

Kisah panas ini disebut-sebut mulai menyeruak ke permukaan sejak akhir Desember 2024 dan terus bergulir hingga pertengahan tahun 2025. Layaknya adegan sinetron prime time, kisah RN dan IW kini jadi bahan perbincangan hangat warga Limau. Sayangnya, alur ceritanya bukan berakhir bahagia, tapi justru menuju titik nadir: perceraian dan reputasi yang tercoreng.

 

Tim Sinarlampung.co mencoba menelusuri kabar tersebut langsung ke sekolah tempat RN mengajar. Dengan nada tenang, RN tak menampik isu yang beredar.

“Saya akui itu kesalahan saya. Tapi saya sudah minta maaf kepada suami dan semua pihak yang terdampak. Bahkan sudah diselesaikan secara kekeluargaan, disaksikan aparat desa,” ungkap RN saat ditemui pada Sabtu, 26 Juli 2025.

 

Pernyataan itu mungkin meredam api di permukaan, namun bara tetap menyala di tengah masyarakat. Banyak yang menyayangkan perilaku RN yang dinilai mencoreng dunia pendidikan. Bukan sekadar urusan pribadi, kasus ini dianggap mencerminkan krisis moral di kalangan pendidik.

 

Samsul, aktivis pendidikan sekaligus anggota ormas Laskar Merah Putih Indonesia (LMPI) di Tanggamus, angkat bicara soal skandal ini.

“Guru itu panutan. Ketika perilaku menyimpang seperti ini terjadi, itu bukan hanya mencederai profesi, tapi juga merusak citra pendidikan. Jangan sampai anak-anak didik kita tumbuh dengan contoh yang keliru,” tegasnya.

 

Khair dan sejumlah warga mendesak Dinas Pendidikan Kabupaten Tanggamus untuk tidak tinggal diam. Mereka menuntut adanya tindakan tegas terhadap RN agar kejadian serupa tidak terulang.

“Kami tidak sedang menuntut urusan cinta, tapi kami bicara soal etika dan integritas. Kalau guru saja berani main belakang, bagaimana dengan muridnya nanti?” tambah Khair dengan nada prihatin.

 

Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari pihak Dinas Pendidikan Tanggamus. Warga pun masih menanti sikap tegas dari instansi terkait, sembari berharap dunia pendidikan di Bumi Begawi Jejama ini segera kembali bersih dari kisah cinta yang salah arah. (S.khair)

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *