Penulis: Endra Saputra

  • KPK Jemput Paksa Eks Mentan Syahrul Yasin Limpo

    KPK Jemput Paksa Eks Mentan Syahrul Yasin Limpo

    Jakarta – Mantan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo dijemput paksa oleh penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kamis (12/10) malam. SYL tiba di markas KPK sekitar pukul 19.17 WIB.

    SYL terlihat memakai topi dan jaket kulit hitam. Dia memakai masker saat tiba di markas lembaga antirasuah tersebut.

    Politikus NasDem itu tak didampingi pengacara saat penjemputan paksa hingga dibawa ke markas KPK itu. “Enggak tahu ,” ujar pengacara SYL, Febri Diansyah, saat dikonfirmasi terkait penjemputan paksa oleh penyidik KPK itu.

    Sementara itu, Sekjen Partai NasDem Hermawi Taslim membenarkan mengenai penjemputan paksa kolega separtainya itu. “Iya,” jawab dia.

    Sebelumnya, KPK telah mengumumkan penetapan tersangka Syahrul dalam kasus dugaan korupsi di lingkungan Kementerian Pertanian 2019-2023.

    Selain SYL, KPK menetapkan Sekretaris Jenderal Kementan Kasdi Subagyono dan Direktur Alat dan Mesin Pertanian Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Kementan Muhammad Hatta sebagai tersangka.

    Namun, baru Kasdi yang langsung ditahan setelah menjalani pemeriksaan pada Rabu (11/10). Ia ditahan selama 20 hari pertama hingga 30 Oktober 2023.

    Sementara SYL dan Hatta belum ditahan karena keduanya menyurati KPK tidak bisa menghadiri pemeriksaan kemarin.

    SYL bersama Kasdi dan Hatta disebut telah menikmati uang sekitar Rp13,9 miliar. Uang itu di antaranya digunakan untuk membayar cicilan kartu kredit dan pembelian mobil Alphard.

    SYL dkk disangkakan melanggar Pasal 12 huruf e dan Pasal 12 huruf B Undang-undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (UU Tipikor) jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

    Sebelumnya, di Makassar, SYL menyatakan menghargai kewenangan KPK yang telah mengumumkan secara resmi status hukum dirinya. Ia berkomitmen tetap kooperatif menghadapi proses hukum.(*)

  • Mobil Tergelincir Terjun ke Jurang di Kelok 9, Tiga Orang Tewas

    Mobil Tergelincir Terjun ke Jurang di Kelok 9, Tiga Orang Tewas

    PAYAKUMBUH – Tiga orang yang merupakan satu keluarga, tewas setelah mobil yang mereka tumpangi terjun masuk jurang di kawasan menjelang fly over Kelok Sembilan. Kepala Pos Basarnas 50 Kota, Robi Saputra, mengatakan pihaknya telah melakukan evakuasi.

    Saat ini menurut Robi, korban dibawa ke rumah sakit terdekat. “Korbannya tiga orang. Dua perempuan dan satu laki-laki. Satu keluarga,” kata Robi, Selasa 10 Oktober 2023.

    Robi menjelaskan kecelakaan terjadi sekitar pukul 06.44 WIB, Selasa. Mobil minibus yang membawa tiga orang melaju dari arah Kota Pekanbaru, Riau menuju Payakumbuh, Sumatra Barat.

    Sampai di lokasi sekitar Lubuk Bangku, yakni di Jalur Lintas Sumbar Riau, mobil tergelincir dan masuk jurang hingga terbalik.

    “Kalau dari arah Padang atau Payakumbuh, posisinya sebelum fly over Kelok Sembilan. Mobil masuk jurang sedalam 5 meter. Kondisinya terbalik,” ucap Robi.

    Informasi dari Satlantas Polres Limapuluh Kota membeberkan kronologi kecelakaan maut tersebut. Kasat Lantas Polres Limapuluh Kota, Iptu Omrizal mengungkapkan, kendaraan yang terlibat kecelakaan itu dikemudikan oleh Riza Afrina.

    “Mobil dengan nomor polisi (nopol) BA 1299 CK itu dikemudikan oleh seorang perempuan,” ujar Omrizal.

    Sedangkan dua orang lainnya, yaitu Asri dan Afrow merupakan penumpang mobil yang juga menjadi korban dalam peristiwa itu.

    “Mobil itu melaju dari arah Pekanbaru menuju Payakumbuh, sesampainya di tempat kejadian perkara (TKP), diduga hilang kendali akibat mengantuk dan membuat mobil masuk ke dalam sungai lebih kurang sedalam 10 meter atau sebelah kanan dari arah Payakumbuh,” ucap Omrizal.

    Akibat kejadian itu, terang Omrizal, tiga orang langsung meninggal dunia. Evakuasi korban, dibantu oleh Tim SAR gabungan yang terdiri dari unsur Basarnas, TNI, Polri, BPBD, Damkar serta masyarakat setempat.

    “Evakuasi terhadap korban telah selesai dilakukan dimulai pukul 06.00 WIB tadi. Kami meminta dan mengimbau, jika mengemudi dalam keadaan kurang fit atau mengantuk, sebaiknya beristirahat terlebih dahulu,” kata Omrizal menambahkan.(RED)

  • ICW Desak Polri Buka Data Terkait Dugaan Penggunaan Alat Sadap ‘Pegasus’ Israel

    ICW Desak Polri Buka Data Terkait Dugaan Penggunaan Alat Sadap ‘Pegasus’ Israel

    INDONESIA Corruption Watch (ICW) beserta sejumlah organisasi masyarakat sipil mendesak Polri untuk membuka informasi mengenai pengadaan alat sadap dengan metode “zero-click”, yang menurut mereka dapat mengancam demokrasi.

    Alat tersebut berupa perangkat lunak yang dapat dipasang di ponsel target secara diam-diam dan si target tidak perlu mengeklik apapun. Para pegiat kebebasan sipil khawatir alat ini berpotensi digunakan untuk membungkam demonstran dan jurnalis.

    Permohonan keterbukaan informasi ini merupakan lanjutan dari laporan investigasi Konsorsium IndonesiaLeaks Juni lalu, yang menemukan indikasi pengiriman alat sadap Pegasus ke Indonesia.

    Polri belum menanggapi permohonan informasi ini. Namun, merespons laporan IndonesiaLeaks, seorang pejabat Polri telah mengatakan pernah menggunakan alat sadap zero-click tapi bukan Pegasus.

    Seorang pakar keamanan siber mengatakan alat-alat sadap dengan metode zero-click “dijual bebas” di Indonesia — tidak hanya kepada penegak hukum.

    Pada Senin (09/10) siang, ICW menyampaikan surat permohonan keterbukaan informasi kepada Divisi Humas Polri.

    Permohonan itu berasal dari sejumlah organisasi masyarakat sipil yang tergabung dalam Koalisi Reformasi Kepolisan – antara lain ICW, KontraS, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia, dan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Pers.

    Mereka meminta detail mengenai pengadaan alat sadap zero-click intrusion system di Mabes Polri pada tahun 2018 senilai Rp149 miliar, yang tendernya dimenangkan oleh PT Radika Karya Utama.

    Informasi mengenai tender tersebut dipajang di Opentender.net, platform yang dikembangkan ICW berdasarkan data dari Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP).

    Pada Juni lalu, laporan investigasi Konsorsium IndonesiaLeaks yang terdiri dari Majalah Tempo, Koran Tempo, Tempo.co, Jaring.id, Suara.com, Independen.id, dan Bisnis Indonesia menemukan indikasi bahwa Pegasus, alat sadap milik perusahaan NSO group asal Israel, telah masuk ke Indonesia dan diduga pernah digunakan oleh Polri dan BIN. Alat sadap ini terkenal dengan metode zero click.

    Peneliti ICW, Diky Anandya, mengatakan kepada BBC bahwa organisasi masyarakat sipil berharap bisa mendapatkan setidaknya rencana umum pengadaan alat sadap zero-click di Polri serta kerangka acuan kegiatan.

    “Dari situ setidaknya kita bisa lihat spesifikasi teknis yang mereka pesan pada tahun 2018 itu apa saja, dan itu mungkin bisa kita gunakan sebagai basis apakah Polri menggunakan alat sadap berjenis Pegasus atau bukan,” ujarnya.

    Apa itu Pegasus?

    Pegasus adalah perangkat berbasis software yang dirancang untuk diam-diam mengumpulkan informasi dari ponsel sasaran. Spyware ini dapat membaca teks dan email, memantau penggunaan aplikasi, melacak lokasi data, dan mengakses mikrofon dan kamera gawai.

    Pegasus dapat dipasang di ponsel Android atau IOS dari jarak jauh.

    Salah satu caranya adalah melalui missed call WhatsApp, dan kemudian segera menghapus riwayatnya, sehingga si pengguna ponsel tidak merasa ada yang salah.

    Cara ini lebih tersembunyi daripada kebanyakan spyware, yang biasanya mengharuskan sasaran mengklik tautan atau membuka pesan tertentu. Karena itu, Pegasus disebut menggunakan metode zero-click.

    Pegasus dilisensikan oleh pembuatnya, NSO Group, kepada pemerintahan di seluruh dunia. Perangkat ini dimaksudkan agar digunakan sebagai alat surveilans untuk upaya-upaya penegakan hukum.

    Namun, dalam praktiknya, alat ini pernah digunakan untuk menyasar demonstran, aktivis, dan jurnalis.

    Pada Juli 2022, Pegasus ditemukan di ponsel puluhan anak muda di Thailand yang terlibat dalam unjuk rasa pro-demokrasi yang menuntut reformasi politik dan monarki.

    Perangkat ini juga dilaporkan pernah digunakan untuk menyasar ponsel orang-orang terdekat Jamal Khashoggi, jurnalis asal Arab Saudi yang dibunuh di kantor konsulat di Istanbul, Turki.

    Apa kekhawatiran para aktivis?

    Diky Anandya dari ICW mengatakan banyak organisasi masyarakat sipil khawatir bahwa alat sadap seperti Pegasus dapat disalahgunakan oleh penguasa menjadi alat untuk membungkam atau bahkan mengkriminalisasi demonstran dan jurnalis.

    Hal seperti ini, imbuhnya, dapat membahayakan demokrasi.

    Kekhawatiran itu bukan tanpa alasan. Organisasi pemantau keamanan digital SAFENet telah mencatat bahwa peretasan akun media sosial dan WhatsApp kerap terjadi pada kelompok kritis di Indonesia.

    Pada 2018, surat kabar Israel bahkan melaporkan bahwa Pegasus digunakan di Indonesia untuk membuat basis data kelompok LGBT dan kelompok agama minoritas.

    “Tentu kami tidak menginginkan hal seperti itu terjadi di Indonesia. Tentu kami menginginkan Polri bisa secara transparan dan akuntabel bahwa mereka tidak menggunakan alat-alat yang bisa digunakan untuk operasi pembungkaman,” Diky menjelaskan.

    Sampai berita ini diterbitkan, Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri, Brigjen Ahmad Ramadhan, belum menjawab permintaan komentar dari BBC. “Saya tanyakan dulu,” katanya dalam pesan singkat.

    Namun, Kepala Divisi Teknologi, Informatika, dan Komunikasi Polri, Inspektur Jenderal Slamet Uliandi, telah mengatakan kepada tim IndonesiaLeaks Juni lalu bahwa lembaganya memang pernah menggunakan alat sadap dengan metode zero click, namun tidak pernah menggunakan Pegasus.

    Dalam wawancara yang dimuat di Majalah Tempo, Slamet mengatakan alat sadap yang didatangkan Polri pada 2017 dan 2018 merupakan intrusion system.

    Slamet juga membantah bahwa Polri menggunakan spyware atau malware, menyebut perangkat tersebut hanya digunakan oleh peretas atau hacker.

    Bagaimanapun, Diky Anandya dari ICW berkeras bahwa meskipun kepolisian sudah pernah membantah bahwa alat sadap yang mereka gunakan adalah Pegasus, ada kemiripan terkait dengan instrumen yang digunakan.

    Dia menegaskan bahwa permohonan keterbukaan informasi sudah sejalan dengan undang-undang, yaitu Pasal 11 Ayat 1 UU No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik serta Pasal 15 Ayat 9 Peraturan Komisi Informasi Nomor 1 Tahun 2021 tentang Standar Pelayanan Informasi Publik.

    Perlukah polisi membuka informasi?

    Chairman Indonesia Cyber Security Forum, Ardi Sutedja, berpendapat bahwa Polri tidak punya kewajiban untuk menjelaskan tentang alat sadap yang mereka gunakan karena itu dapat mengganggu proses penyidikan yang mungkin sedang berjalan.

    Namun, dia yakin bahwa polisi hanya menggunakan alat sadap pada pelaku kejahatan, dan mereka tidak melakukannya tanpa perintah hukum.

    “Harus ada surat perintahnya dari pengadilan atau kejaksaan bahwa diizinkan melakukan itu. Dan mereka pegang sekali etika itu setahu saya,” kata Ardi.

    Ardi menjelaskan pembuat alat sadap sekelas Pegasus biasanya hanya mau menjual secara government-to-government dan hanya untuk kepentingan penegakan hukum.

    Tapi celakanya, sekarang banyak broker yang menawarkan teknologi penyadapan seperti ini ke berbagai tempat di dunia — dan teknologi itu tidak hanya ditawarkan pada penegak hukum.

    “Semua punya, semua pernah. Ada yang enggak bermerek, ada yang bermerek ya, bahkan ada juga yang buatan peretas itu dijual ditawarkan ke kita. Saya enggak tahu siapa lagi yang pakai, tapi di luar aparat penegak hukum alat-alat ini memang ada. Ada dijual bebas,” ujarnya.

    Spesialis keamanan siber dan pendiri Vaksincom, Alfons Tanujaya, menjelaskan tidak semua alat sadap yang menggunakan metode zero-click adalah Pegasus.

    Pada prinsipnya, kata Alfons, zero-click adalah aplikasi untuk mengeksploitasi celah keamanan pada suatu perangkat lunak.

    Setiap software memiliki celah keamanan. Ketika celah itu ketahuan, pembuatnya biasanya membuat perbaikan yang disebut patch untuk menambal celah itu. Namun bila belum ketahuan, celah itu bisa dieksploitasi.

    Menurut Alfons, istilah zero-click tidak hanya mengacu pada cara pemasangan spyware di mana sasaran tidak perlu mengeklik, tapi juga zero-day vulnerability yaitu hari nol ketika ditemukan celah keamanan dan belum ada tambalannya.

    “Contohnya begini: ada perusahaan di Indonesia menemukan ada celah keamanan di WhatsApp dan banyak orang belum tahu. Nah dengan kode yang dia buat secara khusus WhatsApp siapapun bisa ditembus dengan program itu begitu, maka dia bisa buat software dan software itu namanya zero-click juga,” ujarnya.

    Maka dari itu, Alfons menegaskan bahwa kita tidak bisa berasumsi bahwa Polri menggunakan Pegasus hanya berdasarkan informasi pengadaan alat sadap zero-click.

    Senada dengan Ardi, Alfons merasa penegak hukum tidak perlu mengungkap secara detail alat sadap yang mereka gunakan serta siapa sasarannya. Namun seandainya ada penyalahgunaan, maka itu harus dibuktikan.

    “Yang merasa dipersekusi atau dieksploitasi itu harus mencari buktinya. Misalnya, ada handphone atau apa yang mencurigakan. mereka harus cepat-cepat diforensik. Nah berdasarkan bukti itu baru kita bisa ngomong (bahwa kita disadap),” ujarnya.

    Jika informasi itu tidak kunjung didapatkan, ICW akan mengajukan keberatan dan sengketa informasi kepada Komisi Informasi Pusat (KIP).

    “Ya kami tentu akan menggunakan mekanisme yang ada yaitu mengajukan keberatan. Bahkan jika ternyata juga masih belum mendapatkan respons ya bukan tidak mungkin kami bisa mengajukan sengketa informasi ke Komisi Informasi Pusat,” ujarnya.(SUMBER: https://www.bbc.com/indonesia/articles/ce9lzn5p4v7o)

  • Antisipasi Banjir Dipenghujung Kemarau, BPBD Lampung Lakukan Ini!

    Antisipasi Banjir Dipenghujung Kemarau, BPBD Lampung Lakukan Ini!

    BANDARLAMPUNG – Tanpa harus menunggu hujan turun, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Lampung justru menyiapkan logistik di musim kering. Diketahui, BMKG melaporkan awal musim hujan terjadi di November ini.

    Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Provinsi Lampung Joni Toyib mengatakan pihaknya mulai menyediakan sejumlah logistik sebagai upaya mitigasi terhadap terjadinya bencana banjir akibat datangnya awal musim hujan setelah adanya musim kering di awal November 2023.

    “Kalau antisipasi kami sudah menyiapkan logistik seperti bantuan makanan siap saji berupa beras, mie instan dan berbagai hal lain untuk korban terdampak bencana alam banjir,” katanya.

    Telah disediakan pula peralatan seperti perahu karet, jaket pelampung, yang dapat digunakan oleh kabupaten dan kota yang kekurangan perahu serta peralatan dalam penanganan masyarakat yang menjadi korban bencana banjir.

    “Logistik dan peralatan yang disiapkan memang tidak terlalu banyak, sebab ini menggunakan anggaran daerah secara mandiri. Namun setidaknya kabupaten dan kota bisa meminjam peralatan yang ada untuk mengurangi dampak bencana. Seperti saat musim kering ini di Mesuji kekurangan air bersih dan kami pinjamkan mobil tanki air untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat,” ucapnya seperti dikutip ANTARA Lampung, Selasa (10/10/2023).

    Selain itu, kata Joni. pihaknya juga akan tetap melakukan pendampingan kepada BPBD kabupaten dan kota untuk menghadapi ancaman bencana banjir di setiap daerah.

    “Pendampingan kepada kabupaten dan kota akan terus dilaksanakan agar langkah mitigasi bisa dilakukan, kalau nanti sudah di musim penghujan dan ada potensi serta risiko banjir semua sudah siap siaga,” tambahnya.

    Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah memprediksi musim kemarau akan berakhir di sebagian besar wilayah Indonesia mulai akhir Oktober ini, dan awal musim hujan secara bertahap dimulai pada awal November 2023. Dan puncak musim hujan diprediksi terjadi pada Januari-Februari 2024.

    Namun akibat tingginya keragaman iklim, awal musim hujan tidak akan terjadi secara serentak di Indonesia. Adanya masa transisi cuaca tersebut berisiko terjadinya bencana banjir di berbagai daerah.(red)

  • Lahan Persawahan di Lampung Tercemar Air Laut  Ancam Produksi Padi Menurun

    Lahan Persawahan di Lampung Tercemar Air Laut Ancam Produksi Padi Menurun

    BANDARLAMPUNG – Kemarau tahun ini telah menimbulkan dampak masuknya air laut (intrusi) ke dalam tanah dan lahan persawahan di kawasan pesisir Lampung. Dampak pencemaran akibat intrusi ini  dapat mengganggu pertumbuhan padi lantaran kadar garam di lahan sawah yang sangat tinggi.

    Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung sendiri mengakui ada tiga lokasi persawahan di sejumlah kabupaten yang mengalami intrusi air laut ini.

    “Itu data sementara dan bisa saja bertambah setelah petugas menyelesaikan tugasnya melalukan pemantauan lapangan,” kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung Bani Ispriyanto, di Bandarlampung, Selasa (10/10/2023).

    Ia mengatakan intrusi air laut di Lampung terjadi di tiga lokasi, yakni di Rawajitu Utara Kabupaten Mesuji, Desa Ruguk Kecamatan Ketapang, dan Kecamatan Palas di Kabupaten Lampung Selatan. Tiga lokasi itu merupakan kantong penghasil padi di provinsi ini.

    Dia menjelaskan intrusi air laut tersebut masuk dalam long storage irigasi yang ada di tiga lokasi tersebut.

    Long storage merupakan bangunan penampung air yang berbentuk memanjang yang berfungsi menyimpan luapan aliran permukaan dan curah hujan sebagai sumber irigasi suplementer pada musim kemarau.

    Long storage biasanya dibangun di sepanjang saluran pembuangan (drainase) atau sungai air yang akan ditampung.

    Bisa disimpulkan intrusi di tiga lokasi ini masuk katagori parah. Bani Ispriyanto mengakui ada beberapa long storagenya yang tidak bisa terpakai.

    “Bahkan di Palas air laut sudah masuk lebih jauh. Sudah sampai ke sawah,” ujarnya.

    Bila intrusi air laut ke persawahan terus terjadi maka tidak bisa melakukan tanam padi karena ada endapan garam di dalam tanah.

    “Kalau sampai air payau masuk, maka harus dilakukan pencucian lahan sawah dengan air hujan berkali-kali selama dua tahun lamanya. Jadi kami berupaya agar tidak banyak air payau yang masuk ke lahan pertanian, sekaligus mengendalikan evaporasi tanah sebagai upaya menghemat air di musim kemarau,” katanya.

    Intrusi di Lampung Timur

    Sebuah jurnal yang diterbitkan oleh Sakai Sambayan Universitas Lampung berjudul MENGENALKAN RESIKO DARI INTRUSI AIR LAUT MELALUI PEMETAAN PARTISIPATIF MASYARAKAT PESISIR ditulis oleh Mochamad Firman Ghazali, Choirunnisa Salabila, Ananda Dermawan, Lauditta Zahra, Mila Aulia, Ni Made Mega Meliana. Jurnal tersebut dipublis 20 Maret 2023.

    Isi jurnal menjelaskan bahwa petani di Desa Sriminosari dan Margasari, Labuhan Maringgai, Lampung Timur memanfaatkan lahan di sekitar pesisir pantai sebagai lahan sawah.

    Terdapat dua jenis sawah di Desa Margasari dan Sriminosari, yaitu sawah tadah hujan dan sawah irigasi.

    Dari total luas sawah sekitar 59% area sawahnya merupakan sawah irigasi dan 41% merupakan sawah tadah hujan(BPS, 2018).

    Secara geografis letak sawah di Desa Margasari dan Sriminosari berpotensi terdampak oleh intrusi air laut. Maka perlu adanya pengukuran kadar garam dan pemetaan intrusi air laut di daerah tersebut.

    Pada kesimpulannya, para peneliti menyatakan bahwa di Desa Sriminosari dan Margasari memiliki nilai salin (%0 sebesar -0,531 –0,92.  Hal tersebut menunjukkan bahwa ada fenomena intrusi yang terjadi di kedua desa tersebut dengan tingkatan sedikit parah, cukup parah, dan sangat parah.

    Selengkapnya, silakan baca jurnal utuh di link berikut: http://jss.lppm.unila.ac.id/index.php/ojs/article/view/374/268

    (RED)

  • DPC AWPI Way Kanan Kembangkan Program Sembako dalam Kantong Kresek Merah

    DPC AWPI Way Kanan Kembangkan Program Sembako dalam Kantong Kresek Merah

    WAYKANAN – Serombongan wartawan yang tergabung di DPC AWPI Way Kanan memulai Program Sembako dalam Kantong Kresek Merah (PSdKKM) Oktober 2023 ini. AWPI pertama kali melancarkan program ini di Pondok Pesantren Baiturrohmah di Kampung Dono Mulyo Kecamatan Banjit, Selasa (10/10).

    Mereka merangsek, membawa kantong kresek, berisi sembako untuk dibagi-bagikan kepada para pengurus dan santri. Ternyata, sembako dalam kresek berlebih, maka masyakarat sekitar pun ikut terbagi.. Bahkan, warga di Lingkungan 7 RT 3 Kelurahan Pasar Kasui juga dapat keberkahan hingga kantong kresek berisi sembako habis.

    “Terima kasih Pak Wartawan,” kata Juhanah, warga Kasui Pasar.

    Ketua DPC AWPI Way Kanan Agus Medi menyerahkan langsung bantuan sembako untuk masyarakat kurang berkecukupan ini.  Dalam aksi ini, Medi membawa lengkap pengurus DPD AWPI Way Kanan.

    “Apa yang kita punya, tidak semua milik kita. Di dalamnya juga ada hak orang lain. Sisihkan untuk sesama terutama untuk saudara kita yang belum berkecukupan. Insya Allah berkah, menambah luas ladang rejeki. Aamiin,” tulis Medi Sambo dalam siaran pers AWPI Way Kanan, Rabu (11/10/2023).

    Ia mengatakan, kegiatan sosial ini merupakan salah satu wujud kepedulian dari AWPI terhadap lingkungan sekitar dalam rangka saling berbagi terhadap sesama.

    “Sebagai organisasi kewartawanan AWPI, bukan hanya  memberikan info atau berita, tetapi juga memiliki rasa berbagi dan kepedulian terhadap masyarakat, sehingga keberadaan AWPI,,” kata Agus Medi.

    “Kegiatan bakti sosial dan berbagi akan menjadi kegiatan rutin AWPI, dalam membantu meringankan masyarakat yang membutuhkan,” ujarnya.

    Ke depannya lanjut Agus Medi, Insya Allah akan semakin banyak masyarakat yang akan menjadi sasaran dalam Program Sembako dalam Kantong Kresek Merah oleh AWPI Way Kanan. (RED)

  • Gadaikan Randis, Dua Anggota Bawaslu Tuba Disidang DKPP Selasa Pagi Ini

    Gadaikan Randis, Dua Anggota Bawaslu Tuba Disidang DKPP Selasa Pagi Ini

    BANDARLAMPUNG – Selasa (11/10/2023) pagi ini Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) akan menggelar sidang pemeriksaan dugaan pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilu (KEPP) Perkara Nomor 115-PKE-DKPP/IX/2023 di Kantor KPU Provinsi Lampung, Kota Bandarlampung.

    Perkara ini diadukan oleh Adhel Setiawan. Ia mengadukan dua Anggota Bawaslu Kabupaten Tulang Bawang A Rachmat Lihusnu dan Desi Triyana sebagai Teradu I dan II.

    Teradu I dan II diduga melakukan permufakatan jahat dengan mengintervensi Koordinator Sekretaris Bawaslu Kabupaten Tulang Bawang agar menggadaikan kendaraan dinasnya kepada H. Wandra sebesar Rp15.000.000.

    Teradu I dan II juga diduga mengutip sejumlah uang kepada para peserta calon Panitia Pengawasan (Panwaslu) Kecamatan jika ingin lolos menjadi Anggota Panwaslu Kecamatan.

    Sesuai ketentuan Pasal 31 ayat (1) dan (2) Peraturan DKPP Nomor 3 Tahun 2017 tentang Pedoman Beracara Kode Etik Penyelenggara Pemilihan Umum sebagaimana telah diubah dengan Peraturan DKPP Nomor 1 Tahun 2022 Tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilihan Umum Nomor 3 Tahun 2017 tentang Pedoman Beracara Kode Etik Penyelenggara Pemilihan Umum, sidang akan dipimpin oleh Anggota DKPP dan Tim Pemeriksa Daerah (TPD) Provinsi Lampung.

    Sekretaris DKPP David Yama mengatakan, agenda sidang ini adalah mendengarkan keterangan Pengadu dan Teradu serta Saksi-saksi atau Pihak Terkait yang dihadirkan. “DKPP telah memanggil semua pihak secara patut, yakni lima hari sebelum sidang pemeriksaan digelar,” jelas David.

    Ia menambahkan, sidang kode etik ini bersifat terbuka untuk umum. David juga mengungkapkan bahwa DKPP akan menyiarkan sidang ini melalui akun Facebook DKPP, @medsosdkpp.

    “Sehingga masyarakat dan media massa dapat menyaksikan langsung jalannya sidang pemeriksaan ini,” tutupnya. (red)

     

  • Proyek Talud Tanpa Batu Split Senilai Rp 19 Miliar di Lambar, Dinas PUPR: Itukan Belum Jadi

    Proyek Talud Tanpa Batu Split Senilai Rp 19 Miliar di Lambar, Dinas PUPR: Itukan Belum Jadi

    LAMPUNGBARAT – Proyek Talud pada kegiatan rehabilitasi/pemeliharaan jalan Pagar Dewa – Lumbok Seminung oleh PT Bumi Lampung Persada diduga tidak sesuai spek. Proyek Talud tersebut hanya menggunakan semen dan pasir, tanpa dikombinasikan dengan agregat atau batu split. Bahkan ketebalan pun tidak memenuhi volume 10 CM.

    Diketahui proyek ini dikerjakan oleh PT Bumi Lampung Persada (BLP) selaku pemenang tender dengan nilai kontrak sebesar Rp19 miliar lebih bersumber dana alokasi khusus (DAK) Dinas PUPR Lampung Barat tahun 2023.

    Menanggapi hal ini Kepala Dinas PUPR Lambar Ir Hi Ansari melalui Kabid Bina Marga Robert Putra S.T, M.T., menyebut pihaknya belum dapat menyimpulkan apakah indikasi adanya ketidaksesuaian spesifikasi itu benar, karena proyek tersebut masih berjalan.

    “Sekarang kan kami masih bekerja, kontraknya sampai bulan Desember 2023, jadi tunggu dulu. Tentunya kami juga tidak ingin jika proyek itu tidak maksimal sehingga nanti akan kita evaluasi,” kata Robert.

    “Itu masih sementara, untuk menghindari supaya kaki dinding talud tidak rusak tergerus air, jadi bisa di bilang itu belum di lantai karena hanya menempelkan sisa mortar dari pasangan batu. Jadi pemasangan lantainya nanti menggunakan cor agregat yang diaduk oleh mobil truk mixer,” tambah dia.

    Lebih jauh disinggung soal kualitas material batu yang disinyalir menggunakan batu asalan atau bukan keseluruhan batu belah, Robert juga menilai itu tidak menjadi persoalan.

    “Standarnya memang harus menggunakan batu belah berasal dari batu sungai atau batu gunung. Tapi itu kan sangat terbatas, masa mau kita ambilkan dari wilayah bukit kemuning. Jadi menurut kami sah-sah saja pakai batu lokal yang penting batu, jangan batu bata Itu jelas tidak boleh,” tambahnya.

    Kendati demikian pihaknya mengaku terus melakukan evaluasi berkala agar pihak kontraktor menjaga kualitas pembangunan.

    ”Jadi tetap akan kami awasi dan evaluasi, kami juga tidak ingin kalau kualitas proyek itu tidak maksimal, disana sudah kami tempatkan konsultan pengawas artinya step by step pelaksanaan kegiatan itu terus kami awasi,” tandasnya.(RED)

  • Proyek PDAM di Lambar Tanpa Koordinasi dengan BPJN Wilayah II, Kok Bisa-bisanya Bekas Galian hanya Ditutup Tanah

    Proyek PDAM di Lambar Tanpa Koordinasi dengan BPJN Wilayah II, Kok Bisa-bisanya Bekas Galian hanya Ditutup Tanah

     

    LAMPUNGBARAT – Pengerjaan Proyek Pembangunan Jaringan Pipa Distribusi PDAM Way Tenong di Pekon Padang Tambak, Lampung Barat menyisakan masalah. Diduga, selain tidak mengantongi izin dari Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Wilayah II, pelaksana proyek diketahui melakukan pengrusakan rabat beton pada bahu Jalan Nasional tersebut.

    Kerusakan yang ditinggalkan terlihat jelas di bagian sisi kanan dan kiri jalan sepanjang ratusan meter. Bekas galian pada rabat beton hanya ditutup dengan tanah, bukan dengan membeton kembali.

    Diketahui proyek senilai Rp499,1 juta ini dikerjakan oleh CV Bangun Cipta Sarana. Proyek bersumber APBD Lampung Barat Tahun anggaran 2023 pada Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (DPUPR).

    Konsultan pengawasasnya CV. Garudayana Consultant, dengan nomor kontrak 600/031/AM.1/KTR/III.03/IV/2023.

    Akui Tidak Koordinasi, DPUPR Tolak Bertanggung Jawab

    Kabid Cipta Karya pada Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (DPUPR) Lampung Barat Alex Wijaya mengatakan, bahwa perbaikan rabat beton yang rusak karena aktivitas penggalian untuk pemasangan pipa tersebut menjadi tanggung jawab rekanan.

    “Kalau perbaikannya itu tanggung jawab rekanan, masa kami dari Dinas PU yang diminta memperbaiki,” kata Alex mewakili Kepala DPUPR Lampung Barat Ansari.

    Alex juga mengakui bahwa koordinasi dengan Kementerian PUPR dalam hal ini dengan BPJN Wilayah II terlewatkan, dalam pelaksanaan proyek pembangunan jaringan pipa PDAM Way Tenong tersebut.

    Namun, Alex juga menyebut bahwa pihak rekanan juga memiliki tanggung jawab, terkait dengan pemanfaatan bahu jalan nasional di sepanjang 800 meter, yang menjadi tempat pemasangan pipa yang dilakukan.

    ”Iya, ada yang terlewatkan khususnya terkait koordinasi dengan Kementerian PUPR dalam hal ini BPJN. Memang seharusnya sebelum pembangunan dilakukan koordinasi, tetapi ada beberapa hal yang juga menjadi tanggung jawab rekanan,” kata dia.

    Alex melanjutkan, koordinasi telah dilakukan dengan BPJN, dan salah satu yang dipersoalkan yakni perihal adanya rabat beton yang terpaksa dibongkar untuk melakukan proses pemasangan pipa, dan itu menjadi tanggung jawab pihak rekanan untuk melakukan perbaikan.(red)

  • Kurva Kenaikan Harga Beras Semakin Melebar: Mirip “Mulut yang Menganga Kesakitan”

    Kurva Kenaikan Harga Beras Semakin Melebar: Mirip “Mulut yang Menganga Kesakitan”

    KURVA kenaikan harga beras semakin melebar melebar mirip ‘mulut yang menganga kesakitan’. Badan Pangan Nasional (BAPANAS) dalam laporannya per 8 Oktober 2023 melaporkan, hampir semua barang pangan mengalami kenaikan, termasuk harga beras kualitas premium sudah hampir menyentuh Rp15.OOO/kg.

    Dari tabel perkembangan harga beras (premium dan medium) yang disajikan oleh Bapanas dalam Panel Harga Pangan pada Minggu (8/10/2023) menunjukkan garis kurva yang semakin melebar antara periode Juli-Oktober 2023 dengan periode yang sama tahun 2022 lalu.

    Pergerakan kenaikan harga beras yang notabene kini menjadi komoditi impor akan sulit ditahan lantaran memburuknya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Berbagai sumber menyebutkan, satu dolar AS per 6 Oktober 2023 sudah menyentuh Rp15.610. Sebelumnya pada April 2023 berada di level Rp14.670.

    Secara teori, dampak menguatnya nilai tukar AS dapat memicu kenaikan harga komoditas impor, seperti beras yang sampai hari ini tak kunjung berhasil ditekan oleh pemerintah. Dampak umum yang paling serius adalah dapat memicu inflasi hingga memerosotkan daya beli masyarakat.

    Yang mencemaskan adalah penguatan dolar AS diprediksi terjadi sampai awal 2024. Keadaan ini tentu saja akan membuat harga beras di pasar internasional menjadi lebih mahal.

    Pengamat pasar uang Ariston Tjendra berpendapat, menguatnya dolar AS tak lepas dari kebijakan suku bunga acuan AS tahun ini.

    Ariston menjelaskan penguatan nilai dolar AS diprediksi terjadi hingga akhir tahun 2023, atau awal tahun 2024.

    Komoditas pangan lain yang mengalami kenaikan rata-rata secara nasional adalah beras, kedelai, bawang putih, bawang merah, cabai rawit, daging sapi, daging ayam, telur, dan gula.

    Harga rata-rata beras medium pada Minggu (8/10/2023) pukul 09.07 WIB naik 0,53 persen menjadi Rp13.250 per kilogram. Sementata harga beras premium naik 0,6 persen menjadi Rp15.000 per kilogram. Harga beras telah melampaui harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah dalam Perbadan No.7/2023 sebesar Rp10.900-Rp11.800 per kilogram untuk beras medium, dan Rp13.900-Rp14.800 per kilogram untuk beras premium.

    Harga bawang putih bonggol naik 0,27 persen menjadi Rp36.950 per kilogram. Begitupun bawang merah harganya mulai merangkak naik setelah anjlok selama Agustus-September 2023.

    Harga bawang merah hari ini naik 0,47 persen menjadi Rp23.370 per kilogram. Adapun cabai rawit merah naik signifikan 3,81 persen menjadi Rp44.710 per kilogram.

    Daging sapi murni harganya naik 1,11 persen menjadi Rp135.810 per kilogram. Selain itu, harga produk unggas kompak naik. Harga daging ayam naik 1,77 persen menjadi Rp35.700 per kilogram dan harga telur ayam naik 1,74 persen menjadi Rp28.620 per kilogram.

    Selain itu, harga gula pasir naik 0,39 persen menjadi Rp15.480 per kilogram dan tepung terigu curah harganya juga naik 0,73 persen menjadi Rp11.030 per kilogram.

    Yang mencemaskan adalah penguatan dolar AS diprediksi terjadi sampai awal 2024. Keadaan ini tentu saja akan membuat harga beras di pasar internasional menjadi lebih mahal.(red)