Sejumlah Wartawan Yang Bertugas di Tuba Salurkan Bantuan Ke kampung Bugis, Jumat (9/3/2018)
Tulang Bawang (SL) – Guna meringankan korban banjir, sejumlah wartawan yang bertugas di Tulangbawang menyalurkan bantuan langsung ke Kampung Bugis, Kecamatan Menggala, Jumat (9/3/2018).
Bantuan diterima langsung ketua RT setempat untuk disalurkan kepada korban banjir.
“Bantuan tersebut merupakan bentuk partisipasi dan kepedulian awak media terhadap lingkungan sekitarnya, “ kata Toni Wahyudi, koordinator wartawan.
Toni mengatakan, bantuan yang diberikan ini dapat bermanfaat, dan berharap banjir tak lagi melanda Tulangbawang.
“Memang tidak seberapa yang kami berikan kepada korban banjir di Kampung Bugis dan kami juga mendoakan semoga banjir ini cepat surut dan warga bisa beraktifitas lebih nyaman” kata Toni.
Lampung Tengah (SL) – Oknum Kapolsek Kali Rejo, Polres Lampung Tengah yang terlibat skandal dengan istri Bintara bawahannya sendiri, akhirnya dicopot dari jabatannya sebagai Kapolsek. Jabatan Kapolsek diisi perwira pertama di wilayah Polres Lampung Tengah.
Sementara kasus yang sudah dilaporkan ke Propam Polda Lampung, itu kini di proses di Polda Lampung. Oknum Kapolsek itu terlibat dugaan main belakang dengan wanita yang masih berstatus istri sah anggotanya. Kasus ini dilaporkan ke Bidpropam Polda Lampung oleh Bripka FM. Dalam laporan bernomor STPL/B-57/III/2018/Yanduan.
AKP ES dilaporkan dengan tuduhan pelanggaran disiplin dan kode etik karena melakukan perselingkuhan dengan seorang ibu Bhayangkari yang bukan milik sahnya, dan terlibat pemukulan terhadap Bripka FM yang merekam dengan hanphone saat proses penggerebekan.
Informasi yang dihimpum menyebutkan insiden pemukulan terhadap Bripka FM, terjadi saat Bripka FM dan adik iparnya melakukan penggerebekan, dan merekam peristiwa tersebut, di rumah kontrakan sang Kapolsek, yang tidak terima perselingkuhannya direkam.
Bripka FM adalah anggota Poksek Kalirejo, sementara VK adalah istri sahnya, yang juga ASN di Kabupaten Pringsewu,
DF (30) adik FM, juga ipar Bripka VK mengatakan pengerebekan terjadi pada Senin (5/3/2018) malam di rumah kontrakan AKP ES. “Istri kakak saya pamitnya mau kerja keluar kota, tapi enggak tahunya berduaan dengan atasan kakak ipar saya sendiri di rumah kontrakan,” katanya saat menemani Bripka FM di Bidpropam Polda Lampung, Selasa (6/3/2018).
Bahkan Video berdurasi 15 detik itu, pada proses penggerebekan terlihat istri Bripka FM, yakni VK terkejut saat keluar dari pintu kamar. VK yang mengenakan baju dinas Aparatur Sipil Negara (ASN) dan memegang tas biru langsung menutupi wajahnya yang tersorot kamera. Suara Bripka FM terdengar memaki sang istri. Video itu berhenti saat wajah AKP ES terekam kamera.
“Waktu mau ambil video itu ES membanting HP kakak ipar saya kemudian memukul bagian dagu kakak ipar saya. Makanya laporan ada dua, perselingkuhan dan penganiayaan,” katanya, seperti dilansir Okezone.
DF menambahkan, kasus dugaan perselingkuhan ini sudah pernah dilaporkan ke Pores Lampung Tengah. Namun, karena tidak ada tindak lanjut, pihak keluarga pun berinisiatif melapor ke Polda Lampung.
Pihak keluarga berharap Kapolda Lampung bisa menindak tegas apa yang dilakukan oleh Kapolsek tersebut. “Kami berharap oknum Kapolsek ini ditindak tegas karena sudah bikin malu seragamnya sendiri dan institusinya,” katanya.
Berdasarkan informasi yang dikumpulkan, kasus perselingkuhan ini terungkap setelah AKP ES dan VK dipergoki sedang berduaan di dalam kamar kontrakan pada Senin (5/3/2018) malam.
Dalam penggerebekan itu, Bripka FM juga menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri, keduanya keluar dari kamar dan terkejut sedang digrebek.
Perselingkuhan AKP ES dengan Vk terungkap setelah Bripka FM menghubungi keduanya. Dugaan perselingkuhan itu mulai terendus oleh Bripka FM karena curiga dengan percakapan istrinya di Whatsapp. “Kakak ipar saya ini udah curiga, isi WhatsApp itu sudah ada panggilan sayang gitu,” katanya, Selasa (6/3/2018).
Sadap Percajapan WA Istri, untuk memastikan bahwa sang istri benar berselingkuh, Bripka FM pun mengadakan penyelidikan pribadi. Berdasarkan hasil penyadapan isi pesan sang istri, Bripka FM mengetahui bahwa istrinya itu berselingkuh dengan atasannya sendiri, yakni Kapolsek Kalirejo APK ES.
Bripka FM memergoki keduanya, AKP ES dan VK, naik ke mobil kapolsek itu. Padahal, istrinya bilang ada dinas luar kota. “Kemudian kakak ipar saya ngikutin mobil itu sampai ke kontrakan,” katanya.
Sebelum menggerebek, Bripka FM sempat bersiasat dengan menelepon AKP ES dan berpura-pura melaporkan ingin melakukan penggerebekan kasus yang sedang ditanganinya. Saat dihubungi, suara HP pimpinannya tersebut terdengar bergema.
“Suaranya itu seperti ada di dalam ruangan. Setelah itu dia menelpon istrinya, ternyata suara istrinya juga bergema seperti dalam ruangan yang sama. Dari situlah ketahuannya,” katanya.
Kabid Propam Polda Lampung Kombes Pol Hendra Supriyatna mengatakan bahwa pihaknya telah menerima laporan soal dugaan perselingkuhan yang dilakukan oleh oknum Kapolsek Kalirejo tersebut dengan oknum bhayangkari istri dari Bripka Ferry Meiricky Chandra di sebuah rumah kontrakan.
”Kita sudah mendapat laporan tersebut, selanjutnya kita akan melakukan tindakan tegas tehadap terlapor (ES),” kata Hendra Supriyatna kepada PeNa, Rabu (7/3).
Menurut Hendra Supriyatna, pihaknya telah melakukan pemeriksaan terhadap saksi pelapor dan terlapor. “Saat ini kita masih memprosesnya. Mengenai pelanggarannya, jika nanti hasil proses pemeriksaan terlapor terbukti telah melakukan perbuatan dugaan perselingkuhan terhadap seorang Bhayangkari, terlapor bakal di kenai sanksi kode etik profesi Polri. Mudah-mudahan akan segera disidangkan. Sanksi terberat ya Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH,” terang dia.
Terkait dengan jabatan terlapor sebagai Kapolsek, tambah Hendra Supriyatna, itu masih dipertimbangkan. “Kita akan ajukan ke Kapolda Lampung, Irjen Pol. Suntana,” ungkapnya.
Bripka. Ferry Meiricky Chandra melalui Adik Iparnya, Dian Fuady (30) warga Korpri, Sukarame, Bandarlampung, mengatakan, bahwa Ferry Meiricky Chandra telah melaporkan tentang perselingkuhan antara istrinya berinisial, Ver pegawai Disdukcapil Kabupaten Pringsewu dengan atasannya Kapolsek Kalirejo, AKP. ES, di rumah Kapolsek di Dusun I, Kampung Kalunggu, Perum Bunga Tanjung, Kecamatan Kalirejo, Kabupaten Lampung Tengah. (nt/*)
Metro (SL) – Menjelang pemilihan Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kota Metro, Ketua PWI Provinsi Lampung Supriyadi Alfian meminta agar pelaksanaanya dilakukan secara demokratis tanpa perpecahan.
Ketua PWI Provinsi Lampung Supriyadi Alfian mengatakan bahwa siapapun dapat mencalonkan diri dalam pemilihan dengan catatan telah menjadi anggota biasa lebih dari setahun dan memiliki kartu UKW.
“Siapapun boleh mencalonkan diri, jika sudah memenuhi ketentuan sebagai anggota biasa dan mengantongi kartu UKW, bisa jadi calon dan Ketua PWI asal terpilih secara demokratis,” ujarnya saat berkunjung ke kantor PWI Kota Metro, Jumat (09/03/2018).
Lanjut Supriyadi, bahwa PWI Provinsi Lampung tidak akan mengintervensi hal tersebut. “Silahkan saja siapa saja boleh maju mencalonkan diri, tetapi yang terpenting tetap kompak,” tegasnya.
Lebih lanjut dirinya meminta jangan ada money politik dalam pemilihan tersebut. Lebih lanjut, jangan sampai terjadi gesekan setelah pemilihan berlangsung, lantaran ada yang kalah. PWI Provinsi Lampung menghendaki PWI Metro kompak dan tetap kondusif, tetap menyatu dan saling dukung, katanya.
Dirinya saat singgah di PWI Perwkilan Kota Metro mengaku senang melihat anggota PWI Metro makan bareng bersama di kantor menunjukan kekompakan, saat menggelar pembentukan panitia Konfercab PWI Metro. Hal semacam diharapkan bisa terus tercipta dan ditingkatkan rasa persatuan di organisasi PWI Kota Metro.
Hasil pembentukan panitia Konfercab di PWI Kota Metro, bahwa yang terpilih sebagai Ketua Panitia Yuzar Ansyori dari INews TV, dengan Sekretaris Rino Panduwinata dari Harian Bongkar Post, dan Supryadi katakan kepada panitia yang telah terbentuk sudah dapat mulai bekerja untuk persiapkan segala sesuatunya, demi suksesnya konferkab nanti, pungkasnya. ( Holik)
Plt Sekretaris Daerah Provinsi Lampung Hamartoni Ahadis Saat Sambut Kedatangan Komunitas Club Mercy C240 di Lapangan Korpri Kantor Gubernur Lampung, Jumat (09/03/2017)
Bandarlampung (SL) – Pemerintah Provinsi Lampung mengapresiasi Komunitas Mercy C240 yang menjadikan Lampung sebagai objek tujuan dari agenda touring tahunan Komunitas tersebut. Hal itu disampaikan Plt Sekretaris Daerah Provinsi Lampung Hamartoni Ahadis saat menerima dengan hangat kedatangan Komunitas Club Mercy C240 di Lapangan Korpri Kantor Gubernur Lampung, Jumat (09/03/2017).
“Pertama-tama, kami mengucapkan selamat datang kepada Komunitas Mercy c240 di Bumi Ruwa Jurai. Kami mengharapkan komunitas ini dapat mempublikasikan Lampung sebagai tujuan wisata yang memiliki banyak sekali tempat-tempat menarik yang bisa disampaikan pada masyarakat luar,” ujar Hamartoni Plt. Sekdaprov berharap Komunitas Mercy C240 bisa menyampaikan pesan dan kesan bahwa Lampung adalah bagian dari NKRI yang memiliki potensi yang besar dalam bidang pariwisata.
Ketua Pelaksana Kegiatan Season and Touring Experience Club Mercy C240 Viki pada kesempatan itu menyampaikan alasannya memilih Lampung menjadi objek tujuan kegiatan touring. “Selain karena jarak yang tidak terlalu jauh dari Jakarta, juga mereka sangat tertarik untuk mengenal Lampung lebih dekat khususnya pariwisata yang ada di Lampung,” ujarnya.
Saat ini, sedikitnya ada 23 mobil mercy C240 dan 55 orang yang mengikuti Season and Touring Experience 2018 Club Mercy C240 tersebut. Agenda touring akan dilanjutkan Sabtu pagi (9/3/2018) pukul 08.00 WIB dari Dermaga Pahawang menuju Pulau Pahawang. Kegiatan touring ini sendiri merupakan rangkaian kegiatan rutin tahunan dalam rangka mempererat tali silaturahmi antara member komunitas Mercy C240. Selain itu sudah menjadi agenda tahunan dari komunitas ini untuk pula ikut terlibat dalam kegiatan sosial, di antaranya dengan menggalang dana dari anggotanya untuk didonasikan kepada yang membutuhkan (Humas Prov)
Bandarlampung (SL) – Iyar Jarkasih (36), korban pencurian meminta aparat Polsek Kedaton segera mengungkap dan menangkap pelaku pembobol rumah kosong di Jalan Bumi Harta, Gang Bahuga I, Kelurahan Waykandis, Tanjungsenang, Bandarlampung, Jumat (9/3/2018) siang, sekitar pukul 12.30 WIB.
“Saya minta polisi segera menangkap pelaku pembobol rumah itu. Saya harap Pak Kapolsek dapat menginstruksikan jajarannya agar bergerak cepat dan menangkap pelaku,” ujar Iyar melalui sambungan telepon, Jumat (9/3) petang.
Menurut dia, tindak kejahatan sudah semakin merajalela, bahkan di siang hari para pelaku kejahatan itu berani melakukan perbuatan melanggar hukum.
“Ini sudah keterlaluan, saya harap masalah ini dapat segera teratasi dan pelakunya bisa ditangkap dan mendapatkan hukuman sesuai aturan hukum yang berlaku,” ujarnya redaktur lampost.co itu.
Sebelumnya, pencurian dengan pemberatan (curat) terjadi di sebuah rumah Jalan Bumi Harta, Gang Bahuga I, Kelurahan Waykandis, Tanjungsenang, Bandarlampung, Jumat (9/3/2018) sekitar pukul 12.30 WIB.
Peristiwa tersebut terjadi ketika kediaman milik Iyar Jarkasih (36) tengah dalam keadaan kosong. Atas kejadian itu, korban mengalami kerugian mencapai Rp20 juta.
Istri korban, Dwi Handayani menjelaskan kejadian tersebut diketahuinya saat pulang dari mengantarkan anak sekolah dari tempatnya bekerja sekitar pukul 12.30 WIB.
Saat hendak masuk ke dalam rumah, ternyata salah satu pintu sudah dijebol maling dengan kondisi gagang pintu rusak.
“Saya dan suami sedang hantar anak sekolah dan ketika pulang saya kaget melihat pintu rumah sudah terbuka dan pintunya rusak. Saat saya masuk kedalam kondisi rumah dan kamar utama dan kamar anak saya sudah berantakan,” kata Dwi.
Menurut dia, kerugian yang ditimbulkan dari musibah tersebut mencapai sekitar Rp20 juta dari barang-barang yang digondol pencuri, seperti TV LED 42 inch merk LG, perhiasan emas 20 gram, satu telpon genggam blackberry, dan kamera digital. Atas kejadian itu korban melaporkan ke Polsek Kedaton dengan nomor laporan TBL/256/III/2018/LPG/resta Balam/Sektor KDT dan petugas kepolisian pun sudah mendatangi lokasi kejadian guna olah TKP.
“Saya langsung lapor polisi dan sudah cek kesini. Polisinya bawa pisau untuk bobol lemari dan gagang pintu yang dirusak,” ujarnya.(awn)
Metro (SL) – Ulah oknum masyarakat Kota Metro menebar isu kebakaran pasar Metro Mega Mall, dengan cara oknum yang iseng menghubungi markas Damkar setempat, dengan private number (Nomor disembunyikan). 4 kali terulang, Petugas Damkar terjun ke lokasi informasi kebakaran pasar Metro Mega Mall (M3) dengan 1 unit mobil pemadam kebakaran. Namun di lokasi tidak ada kejadian kebakaran, kondisi pasar tetap biasa penuh aktivitas.Informasi itu juga tak lepas dari pantauan beberapa awak media online turut turun ke lokasi informasi kebakaran, Jumat (09/03/ 2018).
Kabid Linmas Damkar Kota Metro, Heriyanto mengatakan, informasi kebakaran yang di dapat, dari oknum warga Kota Metro menghubungi langsung ke Pos 24 Jam Damkar, dengan nomor di private number, ujarnya.
Lanjutnya, petugas damkar langsung turun ke lokasi informasi, ternyata tidak ada kejadian kebakaran di pasar Metro Mega Mall. Ini Hoax kebakaran yang di lakukan oknum tak bertanggung jawab tanpa menyadari dampaknya.
Lebih lanjut Heri, mengatakan bahwa oknum itu tak bertanggung jawab, hanya iseng tanpa memikirkan akibatnya. Petugas Damkar siaga dan sigap, begitu menerima laporan langsung turun dengan armada pemadam kebakaran.
“Kalau di isengi seperti ini, dampaknya nanti, ketika ada informasi kebakaran, petugas akan melakukan cek kebenaran, baru di turunkan armada pemadam kebakarannya. Kan rugi masyarakatnya jika kebakaran itu benar terjadi, petugas akan cek dulu benar atau tidak,” ujarnya.
Sementara itu di jelaskan oleh Insturktur Damkar Agus Setiawan bahwa, perbuatan atau kejadian iseng dari oknum tak bertanggung jawab itu, sudah 4 kali. Baru-baru ini 2 kali terjadi, pertama di wilayah Metro Barat perbatasan Lamteng arah Trimurjo dan sekarang di Pasar Metro Mega Mall.
Agus Setiawan menjelaskan pula bahwa oknum yang iseng tersebut menelpon Pos Damkar sekitar pukul 16.00 WIB, dengan nomor di private sehingga tidak dapat dilacak.
“Saya berharap kedepan tidak terjadi lagi, sebab dampaknya petugas tidak lagi sigap atas laporan atau informasi, sebagaimana di sampaikan Kabid Linmas dan Damkar Pak Heriyanto, kalau sering di isengin petugas damkar, tentu akan turun dulu cek kebenaran,”ungkapnya. (Holik)
DPRD Kota Metro Menjawab Tuntutan PMII, Jumat (09/03/2018) (Foto/Dok/Holik)
Metro (SL) – Lima puluhan mahasiswa yang tergabung dalam organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Metro kembali ngeluruk ke DPRD Kota Metro dan mereka meminta dewan menyikapi tuntutannya, Jumat (09/03/2018).
Terkait adanya lima tuntutan PMII Kota Metro yang harus disikapi oleh DPRD Kota Metro diantaranya, menolak pengesahan hasil revisi UU MD3. Kemudian PMII menuntut DPRD untuk berupaya secara maksimal dalam mendesak Presiden agar tidak menyetujui. Menghimbau kepada DPRD Kota Metro harus siap untuk dikritisi dalam bentuk apapun berkaitan dengan kinerja DPRD dan tidak mengkriminalilisasi siapapun yang mengkritisi menggunakan UU MD3.
Ketua DPRD Metro Anna Morinda menjawab bahwa UU MD3 berlaku untuk MPR, DPR, DPRD, DPD, dan DPRD hanya sebagai unsur penyelengara pemerintah daerah, yang kewenangannya membahas sebatas perda, sementara jika sudah pada tingkat Undang-undang MD 3 itu adalah kewenangan pusat, ujarnya.
Lanjut Anna bahwa DPRD tidak ada garis kordinasi dengan DPR RI. Namun dikatakan Anna bahwa dirinya menyarankan kepada PMII yang tidak setuju atas revisi UU MD3 dapat lakukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK) atau dapat menemui fraksi-fraksi karena persetujuan UU tersebut pertujuan beberapa partai politik di pusat, katanya.
Hendri Susanto Anggota Dewan Politisi partai nasdem mengatakan bahwa dirinya secara pribadi memang menolak revisi UU MD 3 tersebut, namun tidak secara kelembagaan, ujarnya.
Melalui Kordinasi Lapangan Winarso mengatakan bahwa mereka belum merasa puas, lantaran DPRD tidak menyikapi tuntutan dari PMII, karena Anggota dewan tidak ada pernyataan sikap penolakan terhadap revisi UU MD3, ujarnya.
Sedangkan Sekteratis PMII Metro Ahmad Sopyan menuturkan hanya dua anggota dewan yang menyatakan secara lisan dan tertulis menolak MD3.
“Kami berharap kepada semua anggota dewan menyatakan sikap tertulis menolak UU MD3 itu,” katanya.(Holik)
Lampung Selatan (SL) – Kasus Mobil plat merah dengan nomor polisi BE-1032-DZ jenis Daihatsu Terios berwarna hitam, mobil Dinas Bagian Protokol Pemda Lampung Selatan, kepergok warga, yang diduga sedang berbuat mesum, di pinggir jalan, medio Maret 2018, berbuntut panjang. Selesai jumpa Pers, Kabag laporkan Wartawan ke Polres Lamsel.
Sebelumnya, seperti dilangsir fajarsumatera.co.id, tanggal 8 Maret 2018, pukul 11.11. dalam berita sumber seorang warga Kalianda, Rio, tanpa sengaja menyaksikan adegan mesum tersebut di jalan menuju Masjid Agung, tepatnya di seberang TK Masjid Agung Kalianda, beberapa waktu lalu.
Sepasang manusia, antara pengemudi dan penumpang wanitanya sedang berpelukan, dan berciuman sambil mengemudi. Sementara kaca film mobil Terios tersebut tidak terlalu gelap, jadi kondisi di dalam masih terlihat jelas dari luar mobil.
“Saat saya berpapasan dengan mobil tersebut, saya langsung putar balik dan menegur pengemudinya dengan nada tinggi, Sadar woy itu mobil dinas,” jelas Rio.
Mendapat teguran itu, lanjut Rioa, tanpa basa basi pengemudi langsung tancap gas dan kabur. “Bagaimana tidak saya tegur, mobil dinas yang seharusnya digunakan untuk kepentingan menjalankan roda pemerintahan justru dipakai bermesra-mesraan di malam hari sambil mengemudi pula,” ujarnya.
Rio juga menyesalkan ketika melihat kondisi mobil, tidak ada logo atau stiker yang membedakan kendaraan dinas ataupun kendaraan pribadi.
Perbedaan untuk saat ini hanyalah plat nomor kendaraan, padahal dahulu ada stiker logo Pemkab Lampung Selatan di setiap kendaraan dinas. “Hanya warna plat nomor saja yang berbeda. Makanya ASN sesuka mereka menggunakan mobilnya,” katanya.
Saat dikonfirmasi terpisah, Kabag Perlengkapan Pemkab Lampung Selatan, Delfarizy, mengakui mobil Terios dengan plat BE-1032-DZ merupakan kendaraan dinas dan ada di bagian perlengkapan. Dan baru beberapa hari yang lalu diterima dari bagian protokol.
“Itu memang ada di kami, diserahkan oleh bagian protokol karena AC-nya rusak,” kata Delfarizy, Kamis (8/3/2018).
Izy sapaan akrabnya, juga mengaku tidak mengetahui pengemudi yang berbuat mesum tersebut, karena saat itu, Kasinya memegang kunci mobil sedang berobat ke Bandar Lampung. Dan ruangan dalam keadaan terkunci. “Jadi kami pun tidak tahu siapa yang menggunakan kendaraan itu untuk berbuat mesum sambil mengemudi,” pungkasnya. (fs/nt/*)
Bagian Perlengkapan Sekdakab Lampung Selatan Saat Klarifikasi, Jum’at (09/03/2018)
Lampung Selatan (SL) – Bagian Perlengkapan Sekdakab Lampung Selatan (Lamsel), menindaklanjuti mengenai pemberitaan yang dimuat salah satu media online (fajarsumatera.co.id) berjudul “Duh, Mobil Dinas Pemkab Lampung Selatan dipakai buat Mesum”.
Pihak Bagian Perlengkapan sendiri, menyatakan muatan isi berita yang sempat viral dimedia sosial tersebut tidaklah benar.
“Berita dimaksud tidak benar, yang menjelaskan hari dan tanggal berapa waktu kejadiannya, serta tidak disertai pendukung bukti-bukti yang lain, foto yang dimuatpun tidak sesuai,” kata Kabag Perlengkapan Setdakab Lamsel Delfarizy, dalam kompres dikantornya, Jum’at (09/03/2018).
Mengenai kendaraan dinas (Randis) Nopol BE 1032 DZ jenis Daihatsu Terios yang diberitakan, katanya adalah benar kendaraan Dinas Pemerintah Daerah Kabupaten Lamsel yang saat ini berada di Bagian Perlengkapan karena sedang dalam kondisi rusak dan akan diperbaiki.
“Mobil tersebut juga, sejak diserahkan pada hari Selasa tanggal 27 Februari 2018 berada dihalaman parkir Pemda dan tidak pernah dibawa atau dipakai keluar halaman Pemda hingga saat ini,” jelasnya.
Lebih jauh dirinya mengatakan, bahwa kunci mobil tersebut ada pada Kasubbag Penatausahaan Aset Bagian Perlengkapan Setdakab Lamsel, dan itupun disimpan dilaci kerja dan selalu dalam keadaan terkunci.
“Untuk itu dapat kami nyatakan bahwa pemberitaan yang dimuat pada media fajarsumatera.co.id adalah tidak benar, tidak disertai bukti-bukti yang cukup serta tidak berdasarkan fakta yang sebenarnya,” tukasnya.
Menyikapi persoalan tersebut, Asisten Ekobang Setdakab Lamsel, Mulyadi Saleh sebelumnya juga menggelar jumpa pers diruang kerjanya mengatakan, “Jika kita benar, kita akan perjuangkan kebenaran itu sampai titik darah penghabisan, saya bilang ke Izzy (sapaan akrab, red), lanjutkan, jika mereka salah, kita sikat,” kata Mulyadi Saleh.
Terpisah dihubungi melalui pesan WhatsApp, wartawan fajarsumatera.co.id untuk wilayah Kabupaten Lampung Selatan Amir Syaripuddin menjelaskan terkait pemberitaan yang dimuat, sudah secara profesional, prosedur sesui dengan Kode Etik Jurnalis (KEJ).
“Saya telah memuat berita dengan profesional sesuai dengan kode etik jurnalistik, Nara sumber saya juga bisa dipercaya, namun identitasnya tentu saya rahasiakan, saya punya bukti rekaman,” beber Amir.
Atas persoalan tersebut Melalui Bagian Perlengkapan Sekdakab Lamsel telah melaporkan hal tersebut ke Mapolres Lamsel, dengan nomor laporan :STTPL / 320 / III / 2108 / SPKT. (rls/nt)
Senior Dan Mantan Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Lampung H. Riza Mirhadi, SH, Sabtu (10/3/2018)
Bandarlampung (SL) – Gagalnya pemuda Lampung untuk memilih ketua baru, mengundang keprihatinan para senior dan mantan Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Lampung.
Anggota DPRD Lampung yang pernah menjabat sebagai Ketua KNPI Lampung periode 1994-1998, H. Riza Mirhadi, SH, saat dimintai tanggapannya, Sabtu (10/3/2018), mengaku prihatin dengan kondisi KNPI Lampung sekarang. Sebab, sudah beberapa kali pelaksanaan Musda gagal memilih ketua.
Menurut Riza Mirhadi, KNPI merupakan wadah berhimpunnya pemuda-pemuda Indonesia. Mustinya yang dikedepankan adalah kepentingan yang lebih besar. Jangan dikedepankan kepentingan pribadi, kelompok dan golongan. Riza Mirhadi menilai beberapa kali KNPI Lampung gagal memilih ketua baru, menunjukkan bentuk kegagalan regenerasi kepemimpinan KNPI sekarang.
“Saya prihatin melihat KNPI Lampung sekarang. Beberapa kali Musda gagal memilih ketua. Ini menunjukkan bahwa kepemimpinan KNPI Lampung sekarang gagal membentuk regenerasi. Akibatnya, gagal memilih ketua baru. Karena yang dikedepankan kepentingan pribadi, kelompok dan golongan, bukan kepentingan yang lebih besar,” ujar Riza Mirhadi.
Terkait masalah yang dihadapi KNPI Lampung sekarang, Riza Mirhadi menyarankan agar para pemuda di Lampung menjadikan KNPI sebagai kawah candradimuka pemuda Lampung. “Bersatulah pemuda Lampung melalui wadah KNPI Lampung. Dahulukan kepentingan yang lebih besar. Jangan mendahulukan kepentingan pribadi, kelompok dan golongan,” saran Riza.
Diketahui, sejak tahu 2017 hingga Musda yang digelar di Makorem 043/Gatam, KNPI Lampung belum menetapkan ketuanya. Teguh sebagai Ketua KNPI dinilai gagal membawa KNPI Lampung.
Musyawarah Daerah KNPI Lampung, tahun lalu digelar di Wisma Rimbawan Telukbetung. Dalam Musda itu, terjadi keributan sehingga gagal memilih ketua. Kali ini Musda KNPI Lampung digelar di Aula Makorem, Jumat (9/3/2018). Meski digelar di Markas TNI AD, pelaksanaan Musda rusuh lagi, sehingga kembali ditunda dengan batas waktu yang tidak ditentukan.
Penundaan musda lanjutan ini, disebabkan terjadi keributan antara peserta musda dengan pimpinan sidang. Peserta musda menganggap pimpinan sidang berpihak kepada salah satu calon alias tidak netral.
Keributan terjadi usai dibukanya musda oleh Ketua Umum KNPI Muhammad Rifai Darus pada Jumat sore sekitar pukul 17.00 WIB. Dan akhirnya sidang diskor usai shalat Isya.
Sidang kembali digelar usai shalat Isya, selang beberapa menit berjalan, tiba-tiba kembali terjadi keributan antara peserta dengan pimpinan sidang. Sehingga dengan terpaksa pihak Korem yang mengamankan digelarnya musda harus membubarkannya.
Dalam Musda KNPI ada tiga calon yakni, Habibi (Ketua DPD KNPI Lampung Tengah), Hardito (Ketua AMPI Lampung), dan Julianda Alfitra (Korwil DPP KNPI untuk Lampung).