Penulis: Juniardi

  • KPU Lampura Tetapkan Tiga Pasangan Calon

    KPU Lampura Tetapkan Tiga Pasangan Calon

    Penetapan Calon Bupati dan wakil Pilkada Lampung Utara

    Lampung Utara (SL)-Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Lampung Utara (Lampura) menetapkan tiga pasangan peserta Pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak mendatang.

    Tiga pasangan calon bupati dan wakil bupati periode 2018–2022, ditetapkan dalam rapat pleno terbuka di KPU Lampura, Senin (12/2).

    Dalam SK nomor : 15/HK.03.2-Kpt/1803/KPU-Kab/II/2018 ditetapkan nama-nama paslon yakni Agung Ilmu Mangkunegara sebagai calon Bupati berpasangan dengan Budi Utomo yang diusung oleh partai Nasdem, Gerindra, PKS dan PAN.

    Aprozi Alam sebagai calon Bupati berpasangan dengan Ice Suryana yang diusung oleh partai politik Golkar, PKB dan PBB.

    Kemudian, Zainal Abidin sebagai calon Bupati berpasangan dengan Yusrizal yang diusung oleh partai politik PDIP, Demokrat, Hanura.

    Ketua KPU Lampura, Marton mengatakan, setelah melalui proses dan tahapan pada hari ini telah ditetapkan paslon Kada yang akan berkontestasi pada pemilukada 27 Juni mendatang.

    Setelah ditetapkan, maka paslon beserta timnya, baik yang terdaftar dan tidak terdaftar semuanya terikat peraturan mengenai KPU. Jika melanggar maka akan terkena sanksi bahkan sampai pembatalan paslon.

    “Tolong diingatkan apa yang bisa membatalkan paslon untuk timnya. Jika tidak yang dipahami, komunikasikan dengan Panwaslu, terkait dengan aturan dilanggar apa sanksinya. Sebaiknya mulai dipahami tentang aturan tentang Pilkada,” imbau Marton.

    Diketahui, pengundian nomor urut paslon akan dilakukan Selasa (13/2) di Islamic Centre Kotabumi. Turut hadir pada kesempatan itu, Komandan Kodim 0412. Letkol.Inf. R.D. Bachtiar Kurniawan, Kapolres Lampura, AKBP. Eka Mulyana, Ketua Panwaslu Lampura, Zainal Bahtiar dan jajarannya. (ardi/nt/jun)

  • Inklusi Keuangan Ratu Maxima Kunjungi Lampung Selatan

    Inklusi Keuangan Ratu Maxima Kunjungi Lampung Selatan

    Ratu Maxima dari Kerajaan Belanda mengunjungi Lampung Selatan, Provinsi Lampung, Senin, 12 Februari 2018. Kunjungan Ratu Maxima dalam rangka kunjungan kerja sebagai Spesialis Khusus untuk Inklusi Keuangan Perserikatan Bangsa Bangsa (UNSGSA).

    Lampung Selatan (SL)-Ratu Maxima dari Kerajaan Belanda mengunjungi Lampung Selatan, Provinsi Lampung, Senin, 12 Februari 2018. Kunjungan Ratu Maxima dalam rangka kunjungan kerja sebagai Spesialis Khusus untuk Inklusi Keuangan Perserikatan Bangsa Bangsa (UNSGSA).

    Ratu Maxima bersama staf kedutaan Besar Belanda untuk Indonesia dan rombongan tiba di Desa Negalsari, Kecamatan Katibung Lampung Selatan, Lampung, Senin (12/2), sekitar pukul 9.30 WIB.

    Rombongan Ratu Maxima mengunjungi rumah petani di desa tersebut yang mendapatkan layanan keuangan dan produk rantai nilai keuangan.

    Ratu Maxima sebelum melakukan perbincangan dengan petani, sempat melihat-lihat ternak sapi milik Agus petani setempat. Maxima antusias bertanya kepada dua orang petani untuk berbicara mengenai peningkatan hasil panen dengan cara memperbaiki traktat melalui layanan keuangan dan produk – rantai nilai keuangan.

    Dalam tanya jawab dengan petani, Ratu Maxima juga didampingi perusahaan sosial Indonesia, Vasham, yang mendukung pengembangan petani kecil dengan memberikan pinjaman, memberikan saran untuk menjalankan bisnis dan membantu menegosiasikan harga yang wajar.

    Ratu Maxima dalam kesempatan itu menanyakan tentang manfaat pinjaman modal, usaha yang dijalankan petani serta masalah yang dihadapi para petani. Agus, petani setempat mengaku senang mendapatkan bantuan pinjaman modal ternak sapi serta usaha tani lainnya.
    “Saya terbantu dengan pengembangan usaha seperti ternak sapi dan bidang pertanian lainnya mengingat jika meminjam ke bank urusannya terlalu ribet dan lokasinya juga terlalu jauh dari desa tempat tinggal,” katanya.

    Ia mengaku tidak memiliki rekening bank karena alasan seperti di atas sehingga perusahaan Vasham memberikan bantuan permodalan. Untuk pencairan dana lanjutnya, cukup ke toko yang menjual barang-barang kebutuhan sehari-hari seperti Indomaret. “Di toko itu lebih nyaman dan dekat,” katanya.

    Ia di hadapan Ratu Maxima juga berkeinginan memiliki kendaraan pengangkut barang hasil komoditas agar saat panen bisa langsung di jual ke perusahaan. Namun menurutnya, harga kendaraannya cukup mahal sehingga petani kecil seperti dirinya belum mampu untuk membelinya.

    Ratu Máxima melakukan kunjungan ke Indonesia dari tanggal 11 sampai 13 Februari 2018 dalam kapasitasnya sebagai Sekretaris Khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk Keuangan Inklusif untuk Pembangunan. Dia akan melihat kemajuan strategi nasional untuk inklusi keuangan Indonesia, diluncurkan pada 2016, untuk mempromosikan akses terhadap layanan keuangan seperti bank atau rekening tabungan, pinjaman, asuransi dan pensiun.

    Salah satu tujuan pemerintah adalah 75 persen penduduk dewasa akan memiliki rekening bank pada akhir tahun 2019. Menurut Bank Dunia, akses ke layanan keuangan berkontribusi pada pembangunan ekonomi dan sosial masyarakat dan mengurangi kemiskinan. Ratu Maxima terakhir mengunjungi Indonesia dalam peran PBB pada Agustus 2016. (rep/nt/*)

  • Staf Ahli Kemendagri Didik Suprayitno PJS Gubernur Lampung?

    Staf Ahli Kemendagri Didik Suprayitno PJS Gubernur Lampung?

    Staf Ahli Menteri Bidang Hukum dan Kesatuan Bangsa Kementerian Dalam Negeri Didik Suprayitno yang dikabarkan sebagai PJS Gubernur Lampung.

    Bandarlampung (SL)-Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo dikabarkan telah menunjuk Staf Ahli Menteri Bidang Hukum dan Kesatuan Bangsa Kementerian Dalam Negeri Didik Suprayitno sebagai PJS Gubernur Lampung. Untuk mengisi jabatan pertahana Gubernur dan Wakil yang mengikuti Pilkada Lampung 218.

    Direktur Jenderal Otonomi Daerah Soni Sumarsono membenarkan jika Didik Suprayitno akan menjadi PJS Gubernur Lampung selama Gubernur Lampung M.Ridho Ficardo cuti kampanye.
    “Pengukuhan PJS akan dilakukan pada hari Selasa (13/2) besok sekitar pukul 09.00 WIB di Kementerian Dalam Negeri, sedangkan SK penetapan PJS saat ini sudah berada di meja Menteri Dalam Negeri,” kata Soni.
    Didik Suprayitno adalah pejabat Eselon I Kementerian Dalam Negeri dan saat ini menjabat sebagai Staf Ahli Menteri Bidang Hukum dan Kesatuan Bangsa Kementerian Dalam Negeri. Sebelumnya Didik juga pernah menjabat sebagai Kepala Pusat Penerangan ( Kapuspen ) Kemendagri.
    Nama Staf Ahli Kemendagri Bidang Hukum dan Kesatuan Bangsa Didik Suprayitno itu sudah santer dikabarkan akan menduduki kursi BE 1 selama 4 bulan.
    Sementara Kapuspen Kemendagri Arief M Edie tidak membenarkan tetapi juga tidak membantah. “Ya mungkin saja, Mas. Sejauh ini saya memang belum terima informasi resminya. Tetapi ya bisa saja,” ujar Arief melalui sambungan telepon, Senin (12/2).
    Berdasarkan agenda harian Gubernur Lampung, pengukuhan Penjabat Sementara (Pjs) Gubernur Lampung akan dilakukan hari ini, Selasa (13/2) di Sasana Bhakti Praja Gedung C Kemendagri. Ada 10 pejabat di lingkungan Pemprov Lampung yang direncanakan menghadiri pengukuhan tersebut.
    Gubernur Lampung  M.Ridho Ficardo saat ditemui Senin pagi (12/2) usai melakukan penyerahan SK Walikota, Bupati di ruang rapat utama (Rupatama) Gubernur Lampung mengatakan bahwa dirinya belum mengetahui siapa yang akan menjadi PJS Gubernur Lampung.
    “Saya tak akan mempermasalahkan siapa yang akan mengisi PJS Gubernur lampung nantinya,” ujar Ridho.
    Muhammad Ridho Ficardo bersama wakilnya Bachtiar Basri akan memasuki masa cuti kampanye per tanggal 15 Februari 2018 mendatang. Keduanya akan maju dalam pemiliihan Gubernur Lampung. Didik Suprayitno Skan menjadi PJS Gubernur Lampung hingga tanggal 27 Juni 2018 mendatang. (nt/*/jun)
  • Belajar Memimpin Dari Karakter Binatang

    Belajar Memimpin Dari Karakter Binatang

    Ilustrasi

     

    BANYAK tokoh dunia, bahkan dalam sejarah Indonesia, ada banyak Pahlawan yang kepribadian, hingga kesuksesannya menjadi pemimpin yang baik, dan dapat dijadikan rujukan. Dari para Nabi, sahabat Nabi, hingga tokoh tokoh dunia termasuk Hitler sekalipun.

    Jika tokoh manusia dibumi tak ada lagi yang bisa ditiru, atau diidolakan menjadi vigur kepemimpinannya, maka mungkin perlu belajar dan melihat dari gaya kepemimpinan binatang. Karena banyak juga juga para binatang yang sukses memimpin koloninya, hingga kelompoknya, yang dicatat para ahli, bahkan firman dan hadist.

    Gajah, misalnya, tahukah siapa yang menjadi pemimpin dari setiap kawanan gajah. Apakah seekor gajah yang masih muda?, Ternyata bukan, yang menjadi pemimpin kawanan gajah adalah nenek gajah (gajah betina tua). Karena pengalaman dan ingatan yang panjang dari si nenek membantu kawanan gajah menemukan makanan dan air. Artinya dalam memimpin suatu organisasi, kita memang memerlukan pengalaman yang matang.

    Pengalaman hidup jelas membentuk kita sekaligus memperlengkapi kita dengan berbagai macam hal yang dapat membantu kita untuk mempertimbangkan sesuatu dan mengambil keputusan. Namun, apakah hanya pengalaman saja yang diperlukan dalam memimpin sebuah organisasi? Tentu saja tidak, ada beberapa hal lain yang kita sangat perlukan.

    Berang-berang, misalnya binatang ini sangat ahli dalam membuat Dam (bendungan) di sungai sebagai tempat tinggalnya. Namun bagaimana cara mereka bekerja sama sehingga mampu membangun dam tersebut. Ternyata sekawanan berang-berang biasanya kerjasama dalam membangun dam, dan uniknya, dari sejumlah berang-berang tersebut, tidak ditemukan pemimpin atau penanggung jawab utama dari pembuatan dam tersebut. Tiap berang-berang berlaku sebagai pemimpin dirinya sendiri dan mereka bertanggung jawab terhadap tugas sendiri bukan untuk kepentingan pribadi tetapi untuk mendukung kepentingan bersama.

    Berang-berang saling terbuka satu sama lain, mereka tidak menyembunyikan pohon yang bagus dari berang-berang lainnya.Dari berang-berang kita belajar bahwa tidak ada ‘kayu-kayu baik’ yang harus disembunyikan hanya untuk menunjukkan kualitas kerja kita atau bidang kita adalah yang terbaik. Justru ‘kayu-kayu baik’ itu harus dibagikan dengan anggota bidang pelayanan yang lain untuk kepentingan bersama.

    Lalu Tupai, ketika seekor tupai mencari makanan, mereka tidak hanya mencari untuk diri sendiri, melainkan dimakan beramai-ramai sebagai cadangan makanan di musim dingin. Intinya, tupai merupakan binatang yang tidak egois dan memikirkan dirinya sendiri. Tupai bekerja demi mencapai tujuan mereka bersama. Seorang pemimpin bukanlah seorang yang hanya duduk ‘uncang-uncang kaki’ selama anggotanya bekerja.

    Maknaya adalah seorang pemimpin adalah seseorang yang bekerja sama sekaligus berkerja bersama-sama dengan anggotanya yang sedang bekerja keras. Seorang pemimpin harus bekerja keras demi mengerahkan dan mengarahkan timnya mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

    Bagaimana dengan Semut, dia adalah binatang yang selalu bekerja keras. Mereka mengerjakan tugas mereka dengan cepat dan tidak akan berhenti sampai mereka mencapai apa yang mereka cari. Setiap kali mereka menemui hambatan saat perjalanan, dengan semangat yang menggebu-gebu mereka terus mencari jalan keluar untuk keluar dari masalah itu. Semut juga merupakan binatang yang tidak rakus dan dermawan, apabila mereka menemukan makanan, mereka akan membawa makanan tersebut ke sarang atau memanggil semut lain untuk menikmati makanan itu bersama-sama.

    Dari semut kita belajar bagaimana mereka bekerja keras bersama-sama, bekerja demi kepentingan bersama, bukan hanya untuk kepentingan diri sendiri. Kita juga belajar dari semut bahwa masalah yang datang seperti apapun pemimpin tidak boleh menyerah, dia harus berusaha untuk mencari jalan keluar. Semut tidak meninggalkan temannya yang sedang mengalami masalah (lemah atau mati). Masalah anggota kita adalah masalah kita juga. Solidaritas harus menjadi bagian dari sifat kepemimpinan kita.

    Lebah juga dalam membangun wadah madu yang dihasilkan, memiliki perhitungan yang begitu cermat, hingga dalam dunia lebah dimiliki aturan standar inetrnasional kemiringan wadah madu 13 derajat. Dalam berkoordinasi antara satu sama lain, lebah menggunakan panduan arah berdasarkan posisi matahari, padahal pada setiap waktunya matahari bergeser satu derajat per empat menit.

    Bayangkan kalau lebah tidak smart membaca petunjuk kerja dari sesamanya, tidak mungkin bisa mereka bekerja dengan optimal. Selain itu walaupun lebah menyengat dengan galak, lebah adalah binatang yang sangat lembut. Kalau dia hinggap di seutas ranting, yang rapuh sekalipun, tidak rusak ranting itu karena ulahnya.

    Dari lebah kita mendapat suatu pembalajaran yaitu smart. Hal itulah yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Tanpa hal tersebut pemimpin tidak dapat menganalisis masalah, menentukan formasi yang efektif untuk organisasinya dan melakukan pertimbangan-pertimbangan. “Orang yang rendah hati tidak pernah merasa dirinya direndahkan ketika belajar dari sesuatu yang lebih rendah dari dirinya.”

    Semakin kita tidak membatasi diri dalam belajar, semakin banyak hal yang kita dapatkan. Begitu jugalah seorang pemimpin seharusnya, belajar bijak dari apapun juga.  Seorang pemimpin tidak bisa hanya puas dengan sedikit hal yang telah dipelajari. Dia harus terus menerus belajar dalam memperlengkapi dirinya. Selamat menjadi pemimpin. (dari berbagai sumber)

  • Abrar Tuntalanai : “Saya Terzolimi Dengan Istilah Lempar Batu Sembunyi Tangan”

    Abrar Tuntalanai : “Saya Terzolimi Dengan Istilah Lempar Batu Sembunyi Tangan”

    Ditresnarkoba Polda Lampung Kombes Pol Abrar Tuntalanai.

    Bandarlampung (SL)-Direktur Reserse Narkoba (Ditres Narkoba) Polda Lampung, Kombes Pol M Abrar Tuntalanai, menyatakan siap dicopot dari jabatannya, jika dianggap melakukan kesalahan dalam proses penanganan kasus Narkoba dengan tersangka atas nama Mikhael.

    Melaui telepon selulernya, Minggu malam (11/2), pukul 20.20 WIB, Abrar juga meminta ralat dalam pemberitaan, bahwa dirinya tidak pernah menjabat sebagai Wakil Kepala Kepolisian Resort (Wakapolres) Jakarta selatan. Menurut Abrar dirinya terganggu dengan pemberitaan yang menyatakan dirinya lempar batu sembunyi tangan, seperti yang sebelumnya diberitakan di media, dan dengan adanya pernyataan tersebut dirinya merasa terdzolimi.

    “Saya merasa terdzolimi dengan pernyataan lempar batu sembunyi tangan itu. Saya siap untuk dicopot dari jabatan saya untuk mempertanggungjawabkan masalah ini. Kalau perlu saya mengundurkan diri,” kata Abrar.

    Pernyataan Abrar, yang kerap iktikap dimajelis taklim ini, berkaitan dengan pemberitaan mencuatnya kasus kepemilikan barang haram narkoba, Michael Mulyadi (24), Warga Sukarame, yang sempat bebas dari tahanan didirektorat yang dipimpinnya. Pada mulanya Abrar mengeluarkan pernyataan (seperti yang dimuat media massa), bahwa Michael, mendapat asisment rehabilitasi, dengan barang bukti yang sedikit.

    Belakangan diketahui kalau jumlah barang haram sebagai barang  bukti tersangka yang diamankan dari Hotel Amalia, Jaln Raden Intan, kamar 322 itu terdiri dari beberapa jenis seperti sabu-sabu, ganja, ekstasi, Pil Kamlet, Pil Alpazolam. Selain itu pihak Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Lampung, menyatakan bahwa pihaknya tidak pernah memberikan asisment rehab terhadap tersangka.

    Kepala BNN Provinsi Lampung, Brigjen Pol. Tagam Sinaga, seperti juga yang dimuat media, mengatakan bahwa pihaknya belum pernah menerima surat tembusan yang dikirim Polda terkait kasus Michael. “Belum pernah tuh surat masuk. Harus ada konfirmasi terlebih dahulu untuk rehabilitasi. Saya belum merasa tandatangan, bagaimana sudah dikatakan rehabilitasi. Rehabilitasi juga harus ada persetujuan beberapa pihak,” ungkap Tagam.

    Dengan mencuatnya kasus ini, belakangan Kombes Abrar Tuntalanai, mengeluarkan pernyataan yang dimuat media, bahwa Michael keluar bukan karena dilepaskan. Ia mengatakan adanya keteledoran anggota yang memberikan izin Michael untuk bertemu keluarganya.

    Seperti diketahui sebelumnya, Michael Mulyadi, merupakan tersangka kasus penyalahgunaanj narkotika, yang diamankan oleh pihak Direktorat Reserse Kriminal Umum, Minggu siang (28/1) lalu. Kemudian Michael diserahkan ke Sat Satu Direktorat Narkoba Polda Lampung, dengab limpahan barang berupa barang haram narkoba diantaranya dua paket sabu-sabu seberat 3,48 gram, 2 bungkus plastik berisi ekstasi, 1 bungkus ganja seberat 31, 78 gram, 8 butir Pil Alpazolam, 3 butir Pil Kamlet.

    Tersangka yang sempat bebas itu kemudian kembali diamankan di Daerah Sidomulyo, Lampung Selatan, oleh jajaran Polresta Lampung Selatan, ketika tersangka mengendarai mobil Pajero Sport bernomor polisi  BE-88-MC. Penangkapan kembali itu setelah dilakukan pengejaran terhadap tersangka, dengan menggelar razia.

    Saat itu Michael sempat melaju kendaraannya ke arah Pelabuhan Penyeberangan Bakauheni. Penjagaan pada pintu masuk di seaport  interdection, menyebabkan ia kembali ke arah Bandarlampung, dan terjaring di wilayah hukum Polsek Sidomulyo, Lampung Selatan. (Gunawan)

  • Jejak Famtrip HPN 2018 Kilas Balik Kejayaan Wisata Sumatera Barat

    Jejak Famtrip HPN 2018 Kilas Balik Kejayaan Wisata Sumatera Barat

    Jembatan kelok sembilan

    FAMTRIP wartawan Indonesia. HPN 2018, Sumatera Barat. Berakhir di rumah makan sate khas Padang, Mak Sukur. Daerah Padang Panjang. Dikabarkan Presiden dan Ibu Negara, beserta rombongan juga akan mampir di rumah makan tersebut.

    Selama di Bukit Tinggi. Para wartawan mengunjungi Lobang Jepang, goa buatan Jepang, menuruni 132 anak tangga, lalu ke Taman Kota Jam Gadang, yang dibangun sejak jaman penjajahan Inggris. Kemudian dilanjutkan kerumah Tokoh Nasional Moch Hatta yang kini dijadikan cagar budaya nasional. Disana wartawan sempat disambut Kabid Dinas Pariwisata Pemda Kota Bukit Tinggi.

    Dari kediaman Moch Hatta, rombongan Famtrip, isoma di RM Eni, makanan khas Padang. Lalu melanjutkan ke puncak tertinggi ada Sumatera Barat. Lawang Part, dengan panorama Danau Meninjau, dikenal dengan Negri diatas awan, dan didampingi Asisten II Pemda Kabupaten Agam, Isman Agam.

    Dari Lawang Part peserta Famtrip juga megunjungi lokasi perkampungan home industri gula merah bahan baku tebu, yang diperas dengan turbin, dan menggunakan tenaga Kerbau. Hari sebelumnya, Rombongan Famtrip mengelilingi Kota Padang, kemudian menyusuri jalan wisata Ke Bukit Tinggi, melintasi di kelok 9, Desa Terindah Dunia, Istana Pagaruyung, dan Lembah Harau.

    Meski tanpa didampingi Panitia HPN, dan Dinas Pariwisata Provinsi Sumatera Barat, peserta Famtrip menikmati perjalanan Famtrip, yang dipandu tim agen tour, yang ramah dan harus sabar berhadapan dengan wartawan Se Indonesia. Rombongan Famtrip tiba kembali di Padang sekitar pukul 21,00, dan ditempatkan di Posko Keberangkatan.

    rombongan Famtrip HPN 2018 di Istana Pagaruyung

    Sejarah Istana Pagaruyung

    Dari papan petunjuk di gerbang Istana menyebutkan, Istana Basa Pagaruyung berlokasi di Nagari Pagaruyung, Kecamatan Tanjung Emas, Kabupaten Tanah Datar Istana Basa Pagaruyung adalah bangunan rumah udat Minangkabau berbentuk rumah gadang seperti Istana yang pernah ada sebelumnya.

    Komplek Istana Basa Pagaruyung mulai dibangun pada Desember 1976, yang merupakan menjadi tempat tinggal Keluarga Kerajaan Minangkabau dan menjadi Pusat Kerajaan Minangkabau pada masanya. Konstruksi bangunannya berbeda dengan rumah tempat tinggal rakyat,

    Dimasa Kerajaan Minangkabau Istana Basa Pagaruyung memainkan peran ganda, sebagai rumah tempat tinggal keluarga kerajaan dan Pomerintahan. Kerajaan Minangkabau yang dipimpin seorang raja yang dikenal atau Diraja Kerajaan Minangkabau “Kepimpinan Ralo Alam dikenal dengan Tali Tigo Sapllin dan Pemerintahannya dikenal dengan “Tungku Tigo Sajarangan”.

    Rumah Gadang Minangkabau dibangun berdasarkan mufakat semua anggota kaum dan atas usulan Panghulu Nagal dan dibiayai oleh suku Gadang berfungsi sebagai tempat pelaksanaan adat dalam kehidupan masyarakat dan Rumah Gadang merupakan bukti nyata kemampuan adat dalam mempersatukan kopenlingan, Inspirasi dan kututuhan anggota kaum untuk menciptakan iklim dan kehidupuriyang damai, adil dan harmunis dibawah penghulu kaum Istana Basa Pagaruyung yang besar atau agung, yang kemudian pindah ke Ranah Tanjung Bungo Pagaruyung dan terakhir di Gudam.

    Istana Basa Pagaruyung sekarang merupakan duplikat dari istana yang dibakar oleh Belanda tahun 1804 bortoinpul Gudam. Pada tahun 1976 istana Basa Pagaruyung dibangun kembali yang lahir dari pemikiran Pemerintah dan rakyat untuk melestarikan nilai nila adat, dan budaya serta sejarah Minangkabau bertempat di Balai Junggo Pagaruyung. Istana terbakar kembali tahun 2007 akibat disambar petir dan atas prakarsa semua pihak maka dibangun kembali, yang diresmikan tahun 2012. Istana Basa Pagaruyung terdiri dari 3 (tiga) lantai, 72 tonggak serta 11 gonjong.

    Dilihat dari segi arsitekturnya bangunan Istana Basa Pagaruyung memperlihatkan ciri khas dibandingkan dengan bangunan Rumah Gudang yang terdapat di Minangkabau. khasan yang dimiliki bangunan ini terlihat dari bentuk fisik bangunan yang dilengkapi ukiran afah dan budaya Minangkabau. yang dilengkapi dengan surau, Tabuah Larangan, Istana Base Rangkiang Patah sambilan, Tanjung Mamut uih dan Pincu.

    Bajamba, makan khas ala kerajaan

    Makan Bajamba

    Sebelum menelusuri Istana Basa Pagaruyung, para peserta famtrip mendapat jamuan makan bersama yang disebut makan Bajamba di Balairung Bodi Chaniago. Menurut Mohd. Syarkasi guide dari Degta Tour, makan Bajamba merupakan tradisi makan masyarakat Minangkabau. “Makan bajamba ini selain menjaga kebersamaan juga memiliki nilai-nilai Islam,” terangnya.

    Menilik sejarah tradisi Makan Bajamba berasal dari Koto Gadang, Agam, Sumatera Barat sejak abad ke-7, tepatnya ketika awal masuknya Islam ke Minangkabau. Karena itulah, tradisi ini juga berkaitan dengan ajaran Islam. Sebelum makan bersama dilakukan, akan ada prosesi balas pantun antara si ale (tuan rumah) dan si tamu dan melakukan kesepakatan. Makan Bajamba bisa diikuti puluhan hingga ribuan orang sekaligus. Mereka nantinya dibagi dalam beberapa kelompok.

    Aturan dalam prosesi makan Bajamba yaitu seseorang hanya boleh mengambil apa yang ada di hadapannya, duduk bersila untuk pria dan duduk bersimpuh untuk wanita. Saat makan, ketika tangan kanan menyuap nasi tangan kiri harus sudah ada dibawahnya guna menghindari tercecernya nasi ke dalam piring.

    jembatan kelok Sembilan

    Jembatan Kelok Sembilan

     Rombongan Famtrip HPN mengunjungi Jembatan Kelok 9, yang menjadi salah satu ikon wisata di Sumatera Barat. Kemegahan jembatan dengan jalan berkelok dan lokasinya di perbukitan bisa membuat kita kagum akan arsitektur teristimewa dari jembatan ini. Jembatan Kelok 9 adalah jalan yang menghubungkan Provinsi Sumatera Barat dengan Riau, tepatnya terletak di Payakumbuh Kabupaten Limapuluh Koto.

    Pemadu Famtrip mengatakan, dahulunya, Jembatan Kelok 9 jadi salah satu jalan yang cukup menyeramkan bagi para pengendara karena bentuk jalan yang curam dan berbatasan langsung dengan jurang, namun sekarang justru banyak orang yang ingin melewati Jembatan Kelok 9 ini untuk menikmati keindahan dan kemegahan arsitektur jalan lintas ini.

    Jalur ini merupakan jalur yang paling dekat untuk menghubungkan kota Padang dan Pekanbaru yang jaraknya 350 km. Kelok Sembilan sendiri berada pada jarak 180 km dari arah Pekanbaru, dan dari Payakumbuh berjarak 25 km. Jembatan Kelok 9 diresmikan tahun 2013. Ternyata Kelok 9 memiliki usia yang lebih tua dibanding Negara ini. Kelok 9 dibangun pada masa Kolonial Belanda tahun 1910 dan kurang lebih 104 tahun jauh lebih tua dibanding dengan negara Republik tercinta yaitu tahun 1945.

    Usia memang sudah tua, namun bukan berarti konstruksi bangunannya juga tua, terlihat bahwa pembangunan ulang Kelok 9 semakin memperkokoh keberadaan Kelok 9. Jembatan Kelok 9 dibangun dengan panjang sekitar 2,5 km, tinggi tiang beton mencapai 58 m. Untuk lebar ruas jalannya sekitar 13,5 m. Untuk bangun jembatan yang menghubungkan Sumatera Barat dan Riau ini ternyata menghabiskan dana Rp600 Miliar Rupiah. Jembatan Kelok diklaim dapat menampung 14.000 kendaraan setiap harinya. Jembatan ini memang membentang meliuk-liuk, namun hal inilah yang menjadi ciri khas jembatan Kelok 9 tersendiri.

    Jembatan Kelok 9 ini memang tak hanya berfungsi sebagai jalur penghubung antar dua provinsi saja, tapi juga menjadi lokasi wisata. Selepas melewati jembatan Kelok Sembilan ini ada spot menara pandang yang ramai dikunjungi turis. Dari atas menara, pengunjung bisa melihat jelas seperti apa bentuk Jembatan Kelok 9 dari ketinggian. Kelokan-kelokannya yang rumit pun terpampang dan tentunya bikin kagum.

    Di sepanjang menara pandang, berjejer pedagang asongan yang menjual minuman dan makanan kecil. Jadi selagi melihat keindahan Jembatan Kelok 9 kamu bisa melepas lelah sejenak di sekitar menara sambil menikmati minuman hangat dan makanan seperti jagung bakar.

    Lembah Harau

    Lembah Harau

    Famtrip HPN 2018 melanjutkan perjalanan menuju Bukit Tinggi, dan berhenti di Lembah Harau, yang menyuguhkan suasana alam pegunungan dihiasi jejeran air terjun setinggi sekitar 100 meter, sayangnya karena musim kemarau, air terjun menetes rintik, tak deras seperti hari pada biasanya. Kami lagi empat sungai bebatuan degan air yang jernih.

    Lembah Harau merupakan lembah yang subur terletak di Kecamatan Harau, Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatera Barat. Berada sekitar 138 km dari Padang dan sekitar 47 km dari Bukittinggi atau sekitar 18 km dari Kota Payakumbuh dan 2 km dari pusat pemerintahan Kabupaten Lima Puluh Kota. Tempat ini dikelilingi batu granit terjal berwarna-warni dengan ketinggian 100 sampai 500 meter. “Lembah ini juga menjadi salah satu lembah terindah di Indonesia,” kata pemandu Famtrip.

    Harau diyakini berasal dari kata ‘parau’, istilah lokal yang artinya suara serak. Dulu, penduduk yang tinggal di atas Bukit Jambu sering menghadapi banjir dan longsor sehingga menimbulkan kegaduhan dan kepanikan. Penduduknya sering berteriak histeris dan akhirnya menimbulkan suara parau. Dengan ciri suara penduduknya banyak yang parau didengar maka daerah tersebut dinamakan ‘orau’ dan kemudian berubah nama menjadi ‘Arau’ hingga akhirnya penyebutan lebih sering menjadi ‘harau’.

    Lembah Harau memiliki iklim tropis dan tanah yang subur, juga keindahan pemandangan alam yang menawan. Lembah Harau dijuluki Lembah Yosemite di Indonesia karena memiliki keindahan seperti Taman Nasional Yosemite yang terletak di Sierra Nevada California dan telah terkenal ke seluruh dunia.

    Di Lembah Harau ini terdapat air terjun bernama Bunta Waterfall atau secara lokal disebut Sarasah Bunta. Air terjun ini mengalirkan air tawar segar dari dataran tinggi dengan tiga air terjun lainnya di lembah ini. Sarasah Bunta ini mempunyai air terjun yang berunta-unta indah apabila terpancar sinar matahari seperti bidadari yang sedang mandi sehingga dinamakan Sarasah Bunta.

    Air terjun Sarasah Bunta pertama kali dibuka tanggal 14 Agustus 1926 oleh Asisten Residen Lima Puluh Kota, F. Rinner bersama Tuanku Laras Datuk Kuning Nan Hitam dan Asisten Demang Datuk Kodoh Nan Hitam. Prasasti penanda ini mengisyaratkan keindahan air terjun Sarasah Bunta.

    Di Sarasah Aie Luluih, airnya mengalir melewati dinding batu dan dibawahnya mempunyai kolam tempat mandi alami yang asri. Ada kepercayaan konon mandi atau membasuh muka di sini dapat mengobati jerawat dan muka akan terlihat cantik dan awet muda. Di Sarasah Murai, sering pada siangnya burung murai mandi sambil memadu kasih sehingga masyarakat menamakan ‘Sarasah Murai ‘. Ada kepercayaan di tempat ini untuk berdoa dan mandi agar lekas mendapat jodoh.

    Lembah Harau sebenarnya merupakan cagar alam seluas 669 hektar. Hasil survei tim geologi asal Jerman tahun 1980 menemukan jenis batuan yang ditemukan di daerah ini identik dengan yang ditemukan di dasar laut berupa batuan breksi dan konglomerat. Legenda masyarakat Sarasah Aka Barayunjuga menceritakan bahwa di sekitar Cagar Alam Lembah Harau dulunya adalah laut.

    Lembah Harau ini terdiri dari tiga kawasan yaitu Resort Aka Barayu, Resort Sarasah Bunta, dan Resort Rimbo Piobang. Resort Aka Barayun memiliki keindahan air terjun dan kolam renang ditambah nuansa alam yang asri. Selain itu juga berpotensi untuk pengembangan olah raga panjat tebing karena memiliki bukit batu yang terjal dan mampu memantulkan suara (echo).

    Di sini juga terdapat fasiltas penginapan berupa homestay lengkap dengan fasilitasnya. Penggemar olah raga panjat tebing banyak berunjung ke lembah ini dimana terdapat 300 lokasi panjat tebing. Di sisi lain, pagar tebing cadas yang curam telah menciptakan relief sekaligus menantang. Kecuraman tebing di tempat ini mencapai 90 derajat dengan ketinggian yang mencapai 150 hingga 200 meter. Para climbing menyebut Lembah Harau menjadi surga bagi pecinta panjat tebing dan menjuluki lembah ini sebagai Yosemite-nya Indonesia.

    view Kota Bukit Tinggi

    Kota Bukit Tinggi

    Kota Bukittinggi adalah kota dengan perekonomian terbesar kedua di Provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Kota ini pernah menjadi ibu kota Indonesia pada masa Pemerintahan Darurat Republik Indonesia. Kota ini juga menjadi Kota Wisata yang juga terkenal di Manca Negara.

    Dari buku sejarah dan berbagai sumber menyebutkan Kota Bukittinggi semula merupakan pasar (pekan) bagi masyarakat Agam Tuo. Kemudian setelah kedatangan Belanda, kota ini menjadi kubu pertahanan mereka untuk melawan Kaum Padri, Pada tahun 1825, Belanda mendirikan benteng di salah satu bukit yang terdapat di dalam kota ini. Tempat ini dikenal sebagai benteng For The Kok, sekaligus menjadi tempat peristirahatan opsir-opsir Belanda yang berada di wilayah jajahannya.

    Pada masa pemerintahan Hindia Belanda, kawasan ini selalu ditingkatkan perannya dalam ketatanegaraan yang kemudian berkembang menjadi sebuah stadsgemeente (kota), dan juga berfungsi sebagai ibu kota Afdeeling Padangsche Bovenlanden dan Onderafdeeling Oud Agam.

    Pada masa pendudukan Jepang, Bukittinggi dijadikan sebagai pusat pengendalian pemerintahan militernya untuk kawasan Sumatera, bahkan sampai ke Singapura dan Thailand. Kota ini menjadi tempat kedudukan komandan militer ke-25 Kempetai, di bawah pimpinan Mayor Jenderal Hirano Toyoji. Kemudian kota ini berganti nama dari Stadsgemeente Fort de Kock menjadi Bukittinggi Si Yaku Sho yang daerahnya diperluas dengan memasukkan nagari-nagari sekitarnya seperti Sianok Anam Suku, Gadut, Kapau, Ampang Gadang, Batu Taba, dan Bukit Batabuh, . Sekarang nagari-nagari tersebut masuk ke dalam wilayah Kabupaten Agam.

    Setelah Kemerdekaan Indonesia, Bukittinggi ditetapkan sebagai Ibu Kota Provinsi Sumatera, dengan Gubernurnya Mr Teuku Muhammad Hasan. Kemudian Bukittinggi juga ditetapkan sebagai wilayah pemerintahan kota berdasarkan Ketetapan Gubernur Provinsi Sumatera Nomor 391 tanggal 9 Juni 1947. Pada masa mempertahankan kemerdekaan Indonesia, Kota Bukitinggi berperan sebagai kota perjuangan, ketika pada tanggal 19 Desember 1948 kota ini ditunjuk sebagai Ibu Kota Negara Indonesia setelah Yogyakarta jatuh ke tangan Belanda atau dikenal dengan Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI).

    Di kemudian hari, peristiwa ini ditetapkan sebagai Hari Bela Negara, berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia tanggal 18 Desember 2006. Selanjutnya Kota Bukittinggi menjadi kota besar berdasarkan Undang-undang Nomor 9 Tahun 1956 tentang pembentukan daerah otonom kota besar dalam lingkungan daerah Provinsi Sumatera Tengah masa itu, yang meliputi wilayah Provinsi Sumatera Barat, Jambi, Riau, dan Kepulauan Riau sekarang.

    Lobang Jepang

    Lobang Jepang

     Pukul 9.00, usai sarapan bermalam di Hotel Rocky Bukit Tinggi, Famtrip melanjutkan perjalanan. Pagi itu rombongan dibawa ke lokasi wisata panorama dan Lobang Jepang yang juga menjadi adalah salah satu obyek yang wajib dikunjungi bila bertandang ke Bukittinggi. Ini adalah gua bawah tanah yang dibangun oleh tentara Jepang saat menduduki Bukittinggi. Pengunjung umum, dikenakan biaya tiket masuk Rp5000, untuk bisa menyusuri gua sepanjang 1.470 meter ini.

    Membawa pemandu lebih disarankan, agar kita tidak tersesat di lorong-lorong yang semuanya terlihat sama persis itu. “Rasanya saya terharu melihat lorong-lorong yang seperti labirin di dalamnya. Indonesia, kita ini yang kaya luar biasa,” ujar wartawati asal Jogja, dengan mata berkaca kaca, saat menyusuri Lobang Jepang.

    Dari pintu masuk, pengunjung harus menuruni 132 anak tangga menuju gua datar yang berada 40 meter di bawah permukaan tanah dan 40 meter di atas dasar Ngarai Sianok. Jalan masuk ini dulunya hanya seukuran ban mobil, karena dulunya merupakan lubang pengintaian, bukan pintu masuk. Tapi uniknya, udara di dalam gua terasa sejuk dan tidak pengap.

    Kalau diperhatikan, dinding-dinding gua tersebut bentuknya tidak rata, melainkan bergelombang. Memang sengaja dibuat demikian untuk meredam gema. Pada masa lalu di cekungan-cekungan dinding itu banyak dihuni oleh kelelawar dan burung wallet, tapi sekarang tampaknya tidak ada lagi.

    Tepat di dasar anak tangga, terdapat jalur utama yang memiliki 6 lorong di sisi kanan. Jalur ini masih sama dengan bentuk aslinya, hanya sudah dilapisi semprotan semen. Pemandu mengatakan, lapisan semen itu justru berbahaya, karena tidak menyatu dengan tanah di sekitarnya. Ketika terjadi gempa bumi, misalnya, yang rontok adalah lapisan semen tersebut, sementara struktur asli gua tetap utuh.

    Konon, di jalur utama ini dulunya terdapat lubang panjang yang berfungsi sebagai jebakan jika ada musuh yang berhasil menyusup masuk. Disebut jebakan, karena di dalam lubang panjang tersebut tentara Jepang menanam banyak bambu runcing. Musuh yang masuk ke sana bisa dipastikan berakhir riwayatnya.

    Sementara keenam lorong di sisi kanan jalur utama itu berfungsi sebagai tempat penyimpanan senjata. Semuanya sama persis bentuknya. Ada satu lorong yang dibiarkan seperti aslinya, yaitu memiliki ketinggian yang minim —seukuran tubuh orang Jepang masa itu yang umumnya pendek-pendek, sehingga kita harus berjalan membungkuk di dalamnya. Jalur utama dulunya juga memiliki ketinggian yang sama. Tapi ketika dibuka sebagai tempat wisata pada tahun 1986 (gua ini ditemukan pada tahun 1946), telah dilakukan penggalian sekitar 0,5 meter agar orang dapat berjalan tegak di dalamnya.

    Ada banyak gua Jepang serupa di Bukittinggi, tapi hanya gua ini yang dijadikan obyek wisata. Akibatnya, orang Bukittinggi tidak dapat membangun gedung lebih tinggi dari 10 tingkat. Konon, tentara Jepang memang berencana membuat semacam kota bawah tanah dengan menyatukan gua-gua tersebut. Tetapi pemboman Hiroshima dan Nagasaki memupus rencana tersebut.

     

     

    Di ujung jalur utama, pengunjung akan bertemu dengan jalur kedua yang posisinya melintang di ujung jalur utama. Sepanjang jalur kedua ini ada 15 lorong yang juga memiliki bentuk serupa. Lorong terdekat di kanan dan kiri persimpangan tersebut dulunya digunakan sebagai ruang makan para pekerja romusha. Ini diketahui dari banyaknya peralatan makan yang ditemukan di sana, meskipun sudah dalam keadaan rusak karena terbuat dari bambu.

    Lorong kedua di sebelah kiri merupakan ruang pertemuan tentara Jepang. Sementara keduabelas lorong lainnya adalah ruang tidur tentara. Di ujung paling kiri terdapat penjara untuk menghukum para pekerja romusha, dan tepat di sebelah kanannya terdapat ruangan penyiksaan, dan di ruangan itulah tentara Jepang menganiaya para  pekerja romusha, tak jarang sampai mati, dan jasadnya dibuang ke lubang kecil di sudut bawah dinding. Menurut pemandu, lubang itu berakhir di sungai nun jauh di dasar ngarai, sehingga jasad yang dibuang tidak dapat ditemukan orang.

    Di ujung atas ruang penyiksaan terdapat lubang pengintaian lainnya. Kalau berdiri menempel di dinding, pengunjung dapat melihat seberkas cahaya yang masuk dari lubang tersebut. Konon kontur tanah di dasarnya dibuat bertakik-takik seperti anak tangga, meskipun untuk menaikinya harus dalam posisi merayap. Tak jauh dari situ juga terdapat lubang penyergapan. Kalau ada orang yang tertangkap basah sedang berkeliaran di sekitar gua, ia akan segera disergap dan dibunuh. Apalagi, ratusan pekerja romusha itu tidak ada yang berasal dari daerah sekitar, sehingga penduduk sekitar tidak merasa kehilangan bila ada pekerja yang mati atau hilang.

    Konon tentara Jepang mendatangkan pekerja romusha dari Jawa dan Kalimantan.mDengan cara itulah keberadaan gua tersebut tetap menjadi misteri bagi penduduk Bukittinggi, setidaknya sampai Jepang menyerah kepada Sekutu. Selain terhubung dengan jalur-jalur utama, lorong-lorong itu masih terkoneksi dengan jalur-jalur sekunder, sehingga sesungguhnya setiap lorong di gua itu saling berhubungan secara rahasia.

    Membayangkan gua seluas itu dibangun oleh pekerja romusha, rasanya memilukan. Tentunya mereka saat itu tidak bekerja dengan peralatan memadai, bisa jadi mereka menggali dengan tangan. Makanan yang diberikan pun sangat tidak layak, sehingga banyak pekerja yang mati kelaparan atau mati karena sakit.

    Pada tahun 2001, pernah muncul kabar bahwa ada salah seorang pekerja romusha yang selamat dari sekapan gua dan muncul di Bukittinggi. Dia tak keberatan menceritakan tentang  seluk-beluk gua tersebut yang ternyata cocok dengan data yang ada. Namun orang tersebut tidak mau diajak turun lagi ke gua. Bukan karena tubuhnya telah renta dan tidak mampu secara fisik, melainkan karena trauma akibat penyiksaan yang pernah diterimanya di sana.

    Jam Gadang

    Jam Gadang

    Rombongan Famtrip HPN kemudian menuju Jam Gadang, “Tidak lenngkap jika kita bertandang ke Kota Bukittinggi tanpa melihat dan mengabadikan bangunan yang menjadi simbol kota ini, yaitu Jam Gadang,” ujar pemandu Famtrip, didalam bus. Peserta hanya diberi waktu 20 menit untuk melihat lihat bangunan peninggalan era Hindia-Belanda, identik dengan kota yang dahulu pernah menjadi ibukota Provinsi Sumatera Barat ini.

    Menara jam ini menjadi kebanggaan Masyarakat Sumatera Barat, dan terpampang di berbagai jenis souvenir khas kota ini. “Jam Gadang didirikan oleh Pemerintah Hindia-Belanda atas perintah dari Ratu Wilhelmina dari Belanda. Jam ini merupakan hadiah bagi sekretaris (controleur) Kota Bukittinggi (Fort de Kock) yang menjabat saat itu yakni HR Rookmaaker,” katanya.

    Konstruksi bangunan menara jam ini dibangun oleh arsitek asli Minangkabau, Jazid Rajo Mangkuto Sutan Gigi Ameh. Pembangunannya secara resmi selesai pada tahun 1926 dengan menghabiskan dana mencapai 3.000 Gulden.

    Monumen Jam Gadang berdiri setinggi 26 meter di tengah Taman Sabai Nan Aluih, yang dianggap sebagai patokan titik sentral (titik nol) Kota Bukittinggi. Konstruksinya tidak menggunakan rangka logam dan semen, tetapi menggunakan campuran batu kapur, putih telur, dan pasir.

    Bangunan Jam Gadang memiliki 4 tingkat. Tingkat pertama merupakan ruangan petugas, tingkat kedua tempat bandul pemberat jam. Sementara pada tingkat ketiga merupakan tempat dari mesin jam dan tingkat keempat merupakan puncak menara dimana lonceng jam ditempatkan. Pada lonceng di puncak tersebut tertera nama dari produsen mesin jam ini.

    Atap berbentuk gonjong di puncak menara yang kini dapat kita saksikan bukanlah bentuk asli dari bangunan tersebut pada masa awal pendiriannya. Desain awal puncak Jam Gadang berbentuk bulat bergaya khas Eropa, dengan patung ayam jantan di bagian atasnya.

    Memasuki era pendudukan Jepang, atap Jam Gadang dirubah mengikuti gaya arsitektur Jepang. Saat era kemerdekaan tiba, atap tersebut dirombak kembali menjadi bentuk atap bagonjong yang merupakan ciri khas dari arsitektur bangunan asli Minangkabau.

    Mesin jam yang digunakan di dalam monumen ini merupakan barang langka yang hanya diproduksi dua unit oleh pabrik Vortmann Recklinghausen, Jerman. Unit kedua yang setipe dengannya hingga kini masih digunakan dalam menara jam legendaris Kota London, Inggris, yaitu Big Ben.

    Sistem yang bekerja di dalamnya menggerakkan jam secara mekanik melalui dua bandul besar yang saling menyeimbangkan satu sama lain. Sistem tersebut membuat jam ini terus berfungsi selama bertahun-tahun tanpa sumber energi apapun. Mesin yang berada di lantai tiga ini menggerakkan jarum jam yang menghadap keempat penjuru mata angin. Diameter masing-masing area perputaran jarum jam tersebut adalah 80 centimeter.

    Seluruh angka jam dibuat menggunakan sistem penomoran Romawi, akan tetapi angka empat ditulis dengan cara diluar kelaziman, yaitu dengan empat huruf ‘I’ (IIII) dan bukan dengan tulisan ‘IV’. Hal ini menjadi salah satu daya tarik yang menimbulkan rasa penasaran bagi para wisatawan yang berkunjung ke kota ini. “Lihat apa yang unik dari jam itu,” kata rekan dari NTT yang lebih dulu tahu tentang Jam Gadang. “Itu angkat empatnya, tidak ditulis romawi,” katanya.

    Rumah Moch Hatta

    Dari lokasi Jam Gadang, rombongan Famtrip HPN, didampingi Kabid Dinas Pariwisata Bukit Tinggi diajak mengunjungi rumah kelahiran Bung Hatta “Sang Proklamator” tidak jauh dari Jam Gadang, landmark Kota Bukittinggi. Bung Hatta yang lahir dengan nama Muhammad Athar yang berasal dari Bahasa Arab berarti harum lahir tanggal 12 Agustus 1902 di Bukittinggi dari pasangan Muhammad Djamil dan Siti Saleha.

    Dari keterangan Ibu Dessiwaty, honorer, Dinas Pariwisata, yang sudah 30 tahun menjadi pemandu rumah itu, menyatakan Bung Hatta menghabiskan masa kecilnya sampai 11 tahun dan pernah tinggal di Museum Rumah Kelahiran Bung Hatta dari tahun 1902-1913. Dari segi sejarah pendidikan, Bung Hatta dulu menimba pendidikan sekolah dasar di Europese Lageree School (ELS) Bukittinggi, lalu melanjutkan ke Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO), Padang dan Prins Hendrik School (PHS) di Batavia. Lalu tahun 1921-1932 melanjtukan pendidikan di Handels Hooge School, sekolah dagang di Rotterdam, Belanda.

    Memasuki rumah kelahiran Bung Hatta dari luar kelihatan biasa saja tapi tampak seperti rumah tua dari zaman Belanda. Kamipun masuk kedalam rumah serta telah disambut ibu Dessiwaty sebagai pemandu Museum Rumah Kelahiran Bung Hatta. Ibu Dessiwaty secara informatif membeberkan tentang sejarah Rumah Kelahiran Bung Hatta yang didirikan sekitar tahun 1860-an lalu di tahun 1994 direnovasi tapi tidak mengubah bentuk aslinya. Rumah Kelahiran Bung Hatta terdiri dari bangunan utama, pavilion, lumbung padi, dapur dan kandang kuda serta kolam ikan dengan menggunakan struktur kayu.

    Kami pun memasuki Rumah Kelahiran Bung Hatta di ruang depan terdapat ruang tamu serta dua kamar paman Bung Hatta. Di dalam ruangan terdapat silsilah keluarga Bung Hatta, serta koleksi foto-foto dan lukisan Bung Hatta. Keluar dari ruang tamu maka dibelakang terdapat beberapa kamar yang salah satunya kamar Bung Hatta dimasa kecil persis disamping lumbung padi. “Aku merasa seperti mimpi, berada di kamar Bung Hatta sang Proklamator,” Kata Ivan, PWI DKI, yang juga rombongan Famtrip HPN.

    Disamping itu terdapat dapur yang berisi peralatan masak khas dulu serta terdapat tangga dari kayu jika ingin melihat ruang kelahiran Bung Hatta karena lokasi kamar kelahiran Bung Hatta berada di lantai dua. Di lantai 2 terdapat bangku, lukisan Bung Hatta serta kasur menjadi saksi bisu kelahiran Bung Hatta di tahun 1902.

    “Serasa mengenal jauh tentang sosok Bung Hatta! Aku benar-benar merasa terbawa kemasa lalu sang Tokoh Proklamator, idolaku. Hebatnya sosok Bung Hatta tentang komitmen dirinya bahwa beliau baru mau menikah mau menikah setelah Indonesia merdeka,” kata Didis, wartawan Asal Riau

    Walau perjalaan ke Rumah Kelahiran Bung Hatta singkat tapi menyenangkan mengenal sosoknya dari tempat lahirnya, sederhana dan cerdas. Untuk Museum Rumah kelahiran Bung Hatta sendiri sudah menjadi cagar budaya serta dikelola dan dirawat oleh pemerintah Kota Bukittinggi. Tak hanya itu di Museum Rumah kelahiran Bung Hatta juga terdapat buku bacaan Bung Hatta dan contoh pidato beliau. Rumah Bung Hatta di Jl. Soekarno-Hatta no. 37 Kelurahan Aur Tanjungkang Tengah Sawah, Kecamatan Guguh Panjang, Bukittinggi, Sumatera Barat.

    ketinggian Lawang Part menggoda memory masa lampau

    Lawang Part

    Rombongan Famtrip, kemudian melanjutkan perjalan untuk makan siang. Dan kemudina menuju Puncak Lawang, kini dikenal dengan Lawang Part. “Kami menyebutnya negeri diatas langit,” ujar pemandu menggoda rombongan. Kondisi siang itu sedikit mendung, dan tidak jarang juga tau-tau hujan gerimis turun. Kondisi yang mendung tersebut membuat foto-foto jadi susah karena jadi berasa gelap.

    Meskipun mendung, decak kagum rombongan Famtrip terdengar karena menyaksikan keindahan pemandangan Danau Maninjau dari atas. “Awan-awan berasa sangat dekat dengan bukit di mana kita berdiri, dan rasanya pengen banget ngerasain megang awan,” kata Kiki, wartawan asal Banten.

    Ada hutan pinus di dekat bukit lengkap dengan kabut tebal yang nyelip menyelinap di antara pepohonan. “Rasanya enak banget kalo bisa menikmati pemandangan tersebut sambil nongkrong ngopi-ngopi,” katanya.

    Bentangan danau Maninjau terlihat dari ketinggian, tempat ini terkenal sampai ke mancanegara, yaitu Puncak Lawang.Puncak Lawang merupakan nama suatu puncak nan asri, sejuk, rimbun dan deretan pohon pinus yang berjajar rapi, yang terletak di dataran tinggi di Kecamatan matur, Kabupaten Agam Sumatera Barat, tepatnya di ketinggian 1.210 mdpl. Di zaman penjajahan, Puncak Lawang merupakan tempat peristirahatan bangsawan Belanda.

     

    Sepanjang perjalanan, kami disuguhi pemandangan yang memanjakan mata karena keindahannya. Kiri kanan jalan terhampar perkebunan atau persawahan dengan latar belakang Gunung Merapi dan Gunung Singgalang. Perumahan penduduk yang tersusun rapi dan unik karena didirikan di tanah dengan kontur naik turun, udara yang sejuk, serta perkebunan tebu Lawang.

    “Di samping pemandangan yang indah, perjalanan itu sendiripun sangat menantang. Jalan yang naik turun, kadang landai kadang terjal, serta ditingkahi tikungan tajam dan dibatasi jurang yang dalam, benar-benar membuat kita berada dalam eforia, kagum dan syukur kepada sang Pencipta,” ucap tambah Kiki.

    “Dari tempat ini, kita bisa melihat Danau Maninjau seutuhnya. Kalau cuaca cerah, akan terlihat danau yang biru tenang bagaikan kaca raksasa. Bahkan laut Pariamanpun akan terlihat dari celah bukit yang mengelilingi danau Maninjau,” kata Pemnadu Famtrip.

    Tapi, tambahnya, kalau lagi berkabut, pemandangan lebih spektakuler lagi. Kita seakan-akan berada di negeri di atas awan. Danau yang seluas 99,5 km2 menjadi tidak terlihat dari atas sini. Pemandangan full putih. Tapi kabut di sini, secepat dia datang, secepat itu pula dia pergi. “Benar-benar luar biasa. Ketika kami sampai di sini, kabut datang dan pergi. Udara juga sangat sejuk. Sehingga benar-benar membuat betah,” ucap Kunni.

    Di puncak Lawang ini ada tiga spot wisata. Yaitu Puncak Lawang, Lawang Park dan Ambun Tanai. Ketiganya berada di lokasi yang berdekatan. Ketiganya menawarkan pemandangan ke danau Maninjau yang Indah. Kecuali Ambun Tanai, Pundak Lawang dan Lawang Park memiliki resort buat yang ingin menginap dan bersantai di sini. Kalau akhir pekan apalagi liburan, tempat ini akan penuh oleh wisatawan yang berlibur.

    lompatan Lawang Park

    Di samping sebagai destinasi wisata, Puncak Lawang juga menjadi tempat favorit untuk olah raga paralayang. Puncak Lawang terkenal sampai ke manca negara karena merupakan spot terbaik paralayang di Asia Tenggara. Sehingga Puncak Lawang sering digunakan untuk kejuaraan olahraga paralayang kelas internasional.

    Setelah puas di puncak Lawang ini, jika turun ke Maninjau, kita melewati kelok 44 yang juga terkenal. Sebuah penurunan dengan 44 belokan tajam dengan pemandangan danau Maninjau. Disanlah kampong Buya Hamka. Banyak keramba apung tempat memelihara ikan Mas dan ikan Nila,” katanya.

    Daerah Lawang ini juga merupakan sentra pembuatan gula merah dari tebu. Gula merah ini oleh penduduk setempat dikenal dengan nama saka Lawang. Pembuatan gula merah dari tebu ini, hingga kini masih mempertahankan cara traditional yaitu menggunakan tenaga kerbau. Kerbau memutar alat pemeras tebu untuk mendapatkan air tebu, yang kemudian diolah menjadi gula merah. Pengolahan tradisional ini, sangat menarik minat wisatawan asing untuk menyaksikannya.

    Rombongan Famtrip sempat mampir ke lokasi pembutana gula tebu tradisional, bahkan mencoba pengolahan, dan mencicipi gula yang baru saja diangkat dari tungku api. Lalu melanjutkan pulang ke Padang, melanjutkan Puncak HPN. Kembali dengan rasa lelas berselimut sejuta kekaguman, tentang Sumatera Barat. Yang hingga kini bertahan menjadi satu satunya Daerah Provinsi tanpa ada toko Indomart, dan Alfamart. (Juniardi)

  • Zainal Abidin Sambangi Warga Dusun Gedung Jaya

    Zainal Abidin Sambangi Warga Dusun Gedung Jaya

    Balonbup Zaenal kunjungi warga

    Lampung Utara (SL)-Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2018 tinggal hitungan bulan. Upaya setiap kontestan pasangan calon (paslon) dalam meraih simpati masyarakat semakin gencar dilakukan.

    Balonbup Lampura, H. Zainal Abidin, pada Sabtu (10/02/2018), sekira pukul 16.00 WIB melakukan tatap muka dengan warga Dusun Gedung Jaya, Desa Gedung Nyapah, Kecamatan Abung Timur.

    Pertemuan yang dilangsungkan di kediaman Misro, tokoh masyarakat setempat itu, merupakan langkah awal guna menyerap aspirasi masyarakat secara langsung sekaligus mempererat jalinan silaturahmi.

    Dikatakan Anshori Sabak, salah seorang tokoh masyarakat Kecamatan Abung Timur, kehadiran Balonbup Lampura, H. Zainal Abidin yang berpasangan dengan Balonwabup M. Yusrizal ini, sudah dinanti oleh simpatisan dan warga Dusun Gedung Jaya.

    “Salah satu karakter kepemimpinan Zainal Abidin adalah memiliki visi dan misi yang jelas dalam membangun daerah. Ia sangat berpengalaman dan menempatkan solidaritas serta menjunjung nilai-nilai kearifan budaya lokal,” tutur Anshori Sabak, Sabtu, (10/02/2018), sesaat usai kunjungan Zainal Abidin bersama konstituennya. (ardi)

  • PUTR Metro Laksanakan Pengendalian Daerah Rawan Luapan Air 

    PUTR Metro Laksanakan Pengendalian Daerah Rawan Luapan Air 

    Alat berat Dinas PUTR koyo metrolp

    Kota Metro ( SL ) – Dinas Pekerjaan Umun dan Tata Ruang (PUTR) melalui Bidang Pengairan setelah melaksanakan kegiatan pengendalian daerah rawan luapanan air dibeberapa titik di Kota Metro dan kali ini difokuskan pada jalan A Yani Iringmulyo Metro Timur dengan mengkocek dari APBD Kota Metro TA 2018.

    Dinas PUTR melalui Kepala Bidang Pengairan H. Surahman, Jumat (09/02/2018) menjelaskan bahwa kegiatan ini dalam rangka antisipasi dan mengurangi genangan air dengan debet air yang cukup tinggi yang berada dibeberapa titik, dan kali ini bidang pengairan sedang membenahi atau membuat dan memasang gorong-gorong box culvet di depan Chandra Mini Market (Chamart) Iringmulyo Metro Timur guna memperlancar lajunya air sehingga tidak lagi meluap, ujar H. Surahman.

    Lanjut Surahman, tentang pelaksanaan kegiatan pemasangan gorong-gorong box culvet dimalam hari, karena jalan A Yani merupakan jalur padat lalulintas sehingga dapat menimbukan kemacetan dan bila dilaksanakan malam hari sedikit membuat rekayasa lalulintas semua dapat teratasi, ujarnya.

    Lebih lanjut dirinya mengatakan bahwa pelaksanaan pekerjaan ini dimulai ba’da isya dan direncanakan selesai malam ini, sehingga jalan A Yani Iringmulyo besok dapat dilalui seperti biasanya oleh pengguna jalan, dan dalam pengerjaan ini Dinas PUTR Kota Metro berkoordinasi bersama Polres dan Dinas Perhubungan untuk merekayasa lalulintas, katanya.

    Beberapa titik rawan genangan air yang telah dibenahi seperti di simpang kampus 15 A, Pasar Tejo Agung, depan Toko Swalayan PB, Giant dan kegiatan ini akan dilanjutkan ke Ganjar Agung dan daerah lainnya yang dianggap rawan luapan air, dirinya juga berharaf kepada masyarakat untuk proaktif bila melihat ada wilayah yang memiliki luapan air yang cukup banyak dan dapat menimbulkan banjir untuk dapat segera melapor pada PUTR, pungkasnya. (Holik)

  • Kasus Michael Pimpinan Polda Harus Bertanggung Jawab 

    Kasus Michael Pimpinan Polda Harus Bertanggung Jawab 

    Catatan bb saat dilimpahkan ke ditnarkoba Polda lampung

    Bandarlampung (SL)-Pernyataan Direktur Narkoba Polda Lampung, Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol.) M. Abrar Tuntalanai, tentang tersangka kasus narkoba Michael Mulyadi (24), yang sempat dibebaskan dengan alasan tidak jelas, menuai reaksi menggelar aksi.

    Diketahui sebelumnya, Michael, pengusaha muda keturunan, warga Sukarame, Bandarlampung, pemilik beberapa jenis kepemilikan barang terlarang narkoba berupa sabu, ekstasi, ganja, pil Kamlet, dan pil Alpazolam, yang tertangkap tangan di Hotel Amalia, kamar 322, pada Minggu (28/1) lalu, sempat mendapatkan perlakuan khusus dengan dibebaskan dan tidak menjadi tahanan.

    Koordinatir Komunitas Masyarakat Peduli Kebenaran (KMPK), Gunawan Pharrikesit, menyatakan persoalan inu sangat serius. Harus ada tanggungjawab dari unsur pimpinan dan jangan hanya menumbalkan bawahan saja.

    “Tidak mungkin bawahan setingkat pemeriksa berani mengeluarkan tersangka kasus kepemilikan narkoba dengan jumlah yang tidak sedikit itu, apabila tidak ada perintah dari pimpinan,” ujar Gunawan.

    Lebih lanjut, aktivis ’98 yang juga praktisi pers, yang pernah bersama mahasiswa, ulama, tokoh masyarakat, yang tergabung dalam KMPK, melakukan audiensi dengan Wadir Narkoba Polda Lampung, karena ada pernyataan pelaku narkoba yang diamankan namun dinyatakan bukan sebagai tersangka oleh pihak pimpinan Direktorat Narkona beberapa waktu lalu ini, juga menegaskan semua aktivitas dan hal yang terjadi di Direktorat Narkoba, pastinya sepengetahuan dan persetujuan pimpinan.

    “Untuk itulah, pernyataan Direktur Narkoba Polda Lampung, bahwa dirinya tidak mengetahui kenapa yang bernama Michael itu dibebaskan, sangatlah tidak masuk akal. Jangan hanya bisanya menyalahkan anggota dengan mengkambing hitamkan anggotanya. Dia (Dir. Red), tidak boleh lempar batu sembunyi tangan. Sebagai pemimpin seyogyanya jadilah ksatria dan tidak berlindung dari anggota ketika terjadi permasalahan,” ungkap Gunawan.

    Menyikapi kesan tidak bertanggungjawabnya Dir. Narkoba Polda Lampung, kombes. M. Abrar Tuntalanai ini, Gunawan mengatakan berencana menggelar aksi ke Mapolda Lampung dan DPRD Lampung. Selain itu KMPK juga akan menggelar aksi di Mabes Polri dan Istana Presiden.

    “Ini harus mendapatkan perhatian khusus dari Kapolda Lampung, Kapolri, bahkan presiden. Harus ada penanganan secara khusus dalam pengungkapan persoalan ini,” tegasnya.

    Tersangka yang sebelumnya sempat dilepaskan oleh Direktorat Narkoba Lampung ini, merupakan tersangka limpahan dari Reserse Kriminal umum, yang mengamankannya di Hotel Amalia, Minggu (28/1), siang.

    Menurut penelusuran Sinar Lampung, persoalan dibebaskannya Michael, mencuat setelah pihak reserse umum mengetahui kalau pemilik berbagai jenis barang haram narkoba golongan satu ini, tidak berada dalam sel tahanan di Direktorat Polda Lampung.

    Kemudian Kapolda Lampung, Irjen Sutana, memerintahkan jajarannya untuk kembali melakukan penangkapan, yang kemudian diamankan oleh jajaran Polresta Lampung Selatan, dengan menggelar razia di Kecamatan Sidomulyo.

    Menurut pengakuan akhir Abrar kepada pihak pers, Michael merupakan tersangka kepemilikan barang haram narkoba jenis sabu sebanyak dua paket seberat 3,48 gram, tiga plastik berisi pil ekstasi, satu bungkus ganja seberat 31,78 gram, 3 butir pil Kamlet, 8 butir Pil Alpazolam.

    Keterangan Dir. Narkoba Polda Lampung ini kerap berubah-ubah. Sebelumnya Abrar menyatakan barang bukti yang dimiliki tersangka hanya sedikit, dan yang bersangkutan telah mendapatkan rehabilitasi dengan alasan adanya asessment dari Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Lampung.

    Namun pernyataan Abrar, yang pernah menjadi Kapolrea Lampung Timur dan Wakapolres Jakarta Selatan ini, dibantah oleh Kepala BNNP, Brigjen Pol. Tagam Sinaga, yang menyatakan bahwa pihaknya tidak pernah menerima surat tembusan yang dikirim Polda Lampung terkait kasus Michael.

    Menurut Tagam, rehabilitasi itu ada ketentuannya. Harus ada persetujuan dari beberapa pihak dan mengacu pada ketentuan Surat Edaran Mahkamah Agung (SEMA). (gun)

  • Mapala Unila Lahirkan 6 Kader Baru

    Mapala Unila Lahirkan 6 Kader Baru

    Bandarlampung (SL)-Pendidikan dan Latihan dasar (Diklatsar)  Mahasiswa pecinta alam (Mapala Unila) Sukses melahirkan 6 orang anggota muda setelah usai mengikuti pelatihan lapangan selama seminggu di Gunung Tanggamus,  sejak, jumat  (02/02/2018) lalu.

    Orientasi anggota Mapala UnilaAngkatan XXVII yang terdiri dari 6 orang peserta yakni, Aldi mega (Fakultas Pertanian jurusan Kehutanan), Nadiatus (Fakultas Pertanian jurusan Agroteknologi),  Natasya (Pertanian jurusan kehutanan),  Putri ayu (Pertanian jurusan Kehutanan) ,  Siti Neneng (Pertanian jurusan Kehutanan) dan Swarna Darma (Teknik, Jurusan Kimia).keseluruhanya  dinyatakan lulus oleh pengurus, presidium dan badan dilklat (Badik)  Mapala Unila.

    Ketua Mapala Unila, Hermawan Toni (agas)  mengatakan,  suksesinya diklatsar ruangan dan lapangan berkat kekompakan panitia maupun peserta. Meskipun dilapangan para peserta dan panitia harus berjibaku menyesuaikan keadaan alam tetapi dapat dipastikan seluruh peserta sehat dan ceria mengikuti segala sesi pembekalan materi hingga akhir.

    “Alhamdulillah semua berjalan dengan baik hingga akhir,  meskipun dilanda curah hujan tinggi selama seminggu tapi pembekalan materi yang kita berikan maksimal, ini semua berkat kompaknya para peserta,  pengurus dan kyai/kanjeng (senior-red) yang turut andil mensukseskan diklat ini, “Katanya,  Jum’at (08/02/2018).

    Dijelaskanya, Diklat kali ini menjadi moment istimewa sebab badan diklat (badik) tengah mencoba menerapkan sistem baru dari ketatnya regulasi yang diwajibkan oleh Universitas Lampung tentang aturan untuk menghentikan segala bentuk kontak fisik dengan maksud tanpa mengurangi materi yang didapat oleh para peserta.

    “Diklat kali ini kita sangat ketat ya. Badik dan para pengurus sudah berkomitment menghentikan segala bentuk kontak fisik, bahkan hal itu menjadi jaminan kami, saat diklat kita juga diawasi langsung oleh pihak rektorat bagian kemahasiswaan Unila pak Arip dkk, hingga  diklat dinyatakan usai kita juga pastikan ke enam peserta kembali dengan sehat meski dilapangan harus berjibaku melawan cuaca yang saat itu diguyur hujan pada waktu siang dan malam,”Jelasnya.

    Disisi lain para peserta diklat yakni Swarna Darma dan lainya mengakui dari mulai dari pendidikan ruangan dikampus dan seketariat mapala unila hingga mengikuti masa pendidikan lapangan digunung tanggamus menjadi kesan sendiri sepanjang hidupnya, sebab melalui kegiatan itu mereka dapat menjadi pribadi mandiri dan memiliki berbagai bekal ilmu pengetahuan baru yang bermanfaat.

    “Sangat senang ini jadi sejarah hidup saya,  bagaimana membentuk pribadi mandiri, menghilangkan rasa takut, rasa egois dengan semangat kebersamaan dan kekeluargaan,  mendapat segudang ilmu baru, pokoknya senang memiliki kakak-kakak senior sebagai pelindung dan penunjuk kami bagaimana hidup ditengah hutan berinteraksi ditengah masyarakat maupun maju dan berkembang didalam berorganisasi,”tukasnya.

    Sementara itu dari salah seorang anggota mapala unila angkatan IV,  Ky Firman menambahkan,  pihaknya bersama anggota diklat dan panitia berusaha menerapkan metode diklat baru dengan menghilangkan beberapa cara lama seperti pengurangan materi yang dirasa tak perlu seperti sistem feodal lama.

    “Segala bentuk kontak fisik apapun kita hapus dan buang habis, kita lihat outputnya nanti setahun kedepan,  apakah mereka aktif dan lanjut serta mampu berprestasi,  sehingga bila dirasa layak dan sukses maka dapat dijadikan sebagai tolak ukur bahkan salah satu tambahan standar diklat di masa yang akan datang,”tegasnya.

    Dengan dinyatakan lulus maka secara otomatis ke enam peserta diperbolehkan melakukan pendidikan lanjutan (Dikjut) seperti lantap dan pengambilan nomor induk anggota (Nia) sehingga tercatat sebagai anggota biasa dan terdaftar di buku besar mapala se-Indonesia, adapun waktunya yakni beberapa bulan kedepan tentunya disela sela masa senggang agar tak mengganggu kegiatan perkuliahan. (rls)