Penulis: Juniardi

  • Cemburu, Pegawai Dishub Tewas Ditikam Buruh Tobong Bata

    Cemburu, Pegawai Dishub Tewas Ditikam Buruh Tobong Bata

    Pelaku menyerahkan diri ke Polisi

    Lampung Utara (SL) – Abdul Karim (50), PNS, Dinas Perhubungan Lampung Utara tewas ditikam, Endang (43), buruh tobong bata, saat tetlibat pertikaian di Kecamatan Abung Selatan, Kamis siang (25/01/2018).

    Korban Abdul Karim tewas dengan luka tusuk senjata tajam jenis pisau dapur. Korban dan pelaku terlibat pertikaian, dan peristiwa itu terjadi di pinggir Jalan Lintas Sumetera (Jalimsum) Desa Kembang Tanjung, Abung Selatan, Lampung Utata, tepatnya di depan warung bakso mie pangsit mangkok, Kamis (25/01/2018) sekira pukul 13.00 WIB.

    Informasi dilokasi kejadian menyebutkan, Abdul Karim mendatangi Endang, yang sedang berada di rumahnya. Kedatangan Abdul Karim, karena kesal terhadap Endang, orang yang selama ini dicurigai memiliki hubungan gelapn dengan istrinya, justru memukul anaknya.

    Endang keluar rumah karena mendengar ada yang melempat batu pintu rumahnya. Saat keluar, pelaku melihat korban datang dengan emosi, dan memukul korban dengan helm, hingga pelaku tersungkur.

    Korban terus betusaha memukul pelaku, yang kemudian mencabut pisau dapur yang terselip di pinggangnya, dan menikam Abdul Karim. “Korban adalah seorang PN yang dinas di Dinas Perhubungan Lampung Utara dan istri korban diketahui berstatus sebagai pengajar di salah satu sekolah tingkat pertama di Kecamatan Abung Selatan,” kata warga.

    Kabar tewasnya PNS di Dinas Perhubungan, cepat menyebar di Lampung Utara. Kasat Reskrim Polres Lampung Utara, AKP Syahrial, mengatakan pihakny sudah melakukan penyelidikan teradap kasus yang menyebabkan hilangnya nyawa orang lain itu. “Benar peristiwa pembunuhan, pelaku sudah menyerahkan diri dan sedang dilakukan pemeriksaan oleh anggota,” ujar AKP Syahrial. (ardi/*).

  • Warga Lampung Timur Tanam Pohon Pisang Di Jalan Rusak

    Warga Lampung Timur Tanam Pohon Pisang Di Jalan Rusak

    Warga tanam pohon pisang di tengah jaln, di Sukadana, Lampung Timur.

    Lampung Timur (SL) -Kesal jalan tak kunjung diperbaiki, warga Desa Mataram Marga, Kecamatan Sukadana, Tanam Pohon Pisang, ditengah kubangan jalan aspal, Rabu (24/01/2018)

    Warga juga kesal lantaran lokasi itu ketap terjadi kecelakaan lalulinyad. jalan rusak dan berkubang sudah sejak tujuh tahun lalu, dan tidak juga kunjung diperbaiki oleh pemerintah.

    Salah satu warga Desa Mataram Marga Abu Bakar Amin (45) mengungkapkan bahwa kerusakan jalan di Simpang empat  menuju Pasar Sukadana sepanjang dua Kilometer sudah terjadi lebih dari tujuh tahun dan belum ada perbaikan. “Tadi malam ada kecelakaan lagi pak, masalahnya selain lubangnya dalam lampu jalan juga mati jadinya pengendara tidak tau kalau ada lubang disini,” kata Abu.

    Feri (36) juga mengamini pernyataan Abu Bakar, sudah berkali kali warga mengadukan permasalahan jalan ini ke pemerintah tapi belum juga ada tindaklanjutnya. “Jalan provinsi Sukadana-Metro inikan jalan utama untuk warga bila mau ke kota harusnya diperhatikanlah,” kata Feri.

    Kerusakan jalan Simpang empat sampai pasar Sukadana terlihat cukup parah, dimusim hujan lubang yang dalam tertuput oleh air sehingga pengendara sering terjebak dilubang dan jatuh.

    Warga meminta pemerintah Kabupaten Lampung Timur, atau Pemerintah Provinsi Lampung bisa segera memperbaiki jalan serta memperbaiki penerangan di sepanjang Simpang Empat hingga pasar Sukadana. (nt/*/nel)

  • Lantas Polresta Tangkap Dua Pengendara motor Bawa Sajam

    Lantas Polresta Tangkap Dua Pengendara motor Bawa Sajam

    Bandarlampung (SL)-Anggota Satlantas Polresta Bandarlampung tanggkap pemuda bersenjata tajam, saat ugal-ugalan di jalan Raden Intan, Kamis (25/1) siang.

    Dua pemuda itu Agus Setiawan (19), Warga Desa Hanaubera, Padang cermin, bersama rekannya Agung Kurniawan (19), karyawan swasta, warga Desa Cibeureum Padang Cermin. Keduanya mengendarai motor Motor Suzuki Satria Fu, berboncengan tanpa mengenakan helm.

    Wakasat Lantas Polresta AKP Ridho Rafika mengatakan kronologis penangkapan pemuda bersenjata tajam itu, bermula ada informasi dari anggota Brigpol Albarkah, yang melihat pengendara sepeda motor yang melakukan pelanggaran lalulintas di Jalan Raden Intan, Tanjungkarang. “Anggota memberikan informasi anggota lainnya, untuk menghentikan pengendara itu,” katanya.

    Kemudian, kata Ridho, anggota Bripka Anton Sujarwo yang mendengar informasi tersebut menghentikan pelanggar Itu di depan Apotik Gemari. “Namun pelanggar tidak mengindahkan perintah petugas malah melarikan diri dengan cara berbalik arah melawan arus menuju kearah bambu kuning,” katanya.

    Kemudian Bripka anton melakukan pengejaran dan memberikan informasi melalui pesawat HT ke jajaran bahwa pelanggar kabur. Bripka Aris Budi yang berada di seputaran Bambu Kuning, menghentikan pelanggar, di Bambu Kuning.

    “Kemudian Bripka Anton dan Brigpol Aris Budi memeriksa badan pelanggar itu dan ditemukan sebilah pisau di pinggang penumpang yang dibonceng. Kemudian pelanggar dibawa ke Polresta Balam, dan kita serahkan ke Rekrim, ” katanya. (nt/*)

  • Tim Lantas Polresta Tangkap Dua Pelaku Hipnotis Dalam Angkot

    Tim Lantas Polresta Tangkap Dua Pelaku Hipnotis Dalam Angkot

    Pelaku hipnotis angkutan kota ditangkap Tim Satlantas Polresta Bandarlampung.

    Bandarlampung (SL)-Dua anggota Satlantas Polresta Bandarlampung mengamankan dua pelaku dalam angkutan umum jurusan Rajabasa- Tanjungkarang, Kamis, 25 Januari 2018 sekira jam 13.00 WIB, atas nama korban seorang Guru, Dra Neneng Idawati (55), warga jalan Kopi Arabika 2 no 18, Rajabasa.

    Selain menangkap dua pelaku atas nama Ameredi dan Nuryono, petugas Lantas itu juga mengamankan barng buti uang hasil hipnotis milik korban Rp8 juta rupiah.

    Wakasat Lantas Polresta Bandarlampung AKP Ridho Rafika membenarkan kabar tersebut. Tim anggota Satlantas Pokresta menangkap dua pelaku hipnotus dalam angkota, dan mengamankan uang Ro8 milik korban.

    “Awalnya ada warga yang melapor ke strong point Mall Boemi Kedaton (MBK) bahwa telah terjadi tindak kejahatan hipnotis dalam angkot, terhadap seorang ibu-ibu, pelapor menyebutkan ciri ciri pelaku, ” kata Ridho Rafika.

    Ridho menjelaskan anggota Satlantas berkordinasi mengawasi angkutan kota sepanjang Jalan Teuku Umar, Rajabas-Tanjungkarang. Berbekal dari keterangan pelapor, petugas mencurigai salah satu angkot jurusan Rajabasa-Tanjungkarang.

    “Di Jalan Teku Umar depan geral ATM BNI, seberang PT KAI Indonesia, petugas melihat mobil angkot jurusan Rajabasa Tanjung karang, ada penumpang dengan ciri di maksud dan anggota langsung memberhentikan angkot dan memeriksa penumpang angkot yang di duga pelaku hipnotis,” katanya.

    Anggota Bripka Toto Wardoyo kemudian melakukan penggeledahan terhadap yang di duga pelaku, dan didapati segepok uang ratusan ribu di dalam tas nya. Dan pelaku itu langsung diamankan, sementara seorang lagi mencoba melawan petugas dan melarikan diri.

    “Satu pelaku kabur ke seberang jalan di samping. Dua petugas lainnya Brigpol Awang Marhadi dan Brigpol Purnama Putra, mengejar pelaku hingga sampai masuk ke Gang buntu samping kantor PJKA Tanjungkarang, dan berhasil di rangkap, ” jelas Ridho.

    Sementara Bripka Toto Wardoyo mengamankan satu pelaku dan barang bukti berupa kecil yang berisi uang tunai Rp8 juta, lalu menghubungi Pos Adipura. “Dua orang yang di duga tersangka pelaku hipnotis bernama Amere dan Nuryono. Pelaku mengakui uang dan barang itu milik korban penumpang angkot, seorang ibu guru. Para tersangka dan barang bujti kita serahkan ke Satreskrim,” katanya. (nt/*/jun)

  • Karyawan Cafe Tewas OD Usai Kencan Dengan Oknum Kapolsek

    Karyawan Cafe Tewas OD Usai Kencan Dengan Oknum Kapolsek

    Ilustrasi

    Bandarlampung (SL) -Seorang karyawan Cafe yang diduga wanita simpanan perwira Polisi AKP AR, Atika Mulyasari (28) warag Kota Alam,  Kotabumi Selatan,  tewas sesaat setelah di larikan kerumah sakit umum daerah (RSUD) Ryacudu, Kotabumi Lampung Utara. Diduga korban tewas akibat oper dosis, mulut berbusa, setelah bepergian semalaman dengan oknum Kapolsek Pugung Tampak, Pesisir Barat, Minggu (21/1).

    Penyusuran wartawan, Minggu, pagi jam 06.00, Atika tiba dirumah rekannya Mardiana dan Lilis di Bilangan Rejosari, Kotabumi Utara, diantar AKP AR berpakaian preman. Korban diantar dengan mobil avanza silver, dengan kondisi korban dalam keadaan tubuh dan pakaian basah kuyub, dan lemas. “Jam 6 pagi ada yag ketok pintu. Dia bilang Tika thin buka pintu. Saya buka kaget kondisi basah kuyub. Badannya dingin, saya bilang kamu abis ngapain, mabok kamu ya. Dia diantar pak Kapolsek itu, ” kata Mardiana,  saat di rumah duka, dihadapan Keluarga, dan Polisi.

    Lalu saksi mencoba membantu korban dengan cara mengetuk tubuh korban. Korban mengaku perutnya sakit, lalu sempat muntah muntah Lalu korban tertidur, selama tidur korban sempat muntah tiga. “Korban muntahnya hitam, selam tidur tiga kali muntah, ” katanya.

    Lalu, sore harinya korban terbangun tapi dengan kondisi megap megap. “Dia bangun terus megap megap, saya bingung, tetus minta tolong tetangga, dan dibantu ipar dibawa kerumah sakit,” katanya.

    Namun tiba dirumah sakit korban dinyatakan meninggal. Lalu keluarga korban berdatangan, dan sempat melapor ke Polsek Kotabumi Utara, dan Polres Kotabumi.

    Ayah korban Ahmad Rifai (50) meminta kasus anaknya di usut tuntas. Karena banyak kejanggalan atas kematian keponakannya. “Ya kami minta kasua kematiannya diusut, karena banyak keanehan. Kami tanya kepada rekan rekannya, bahwa korban dekat dengan oknum perwira Polisi, dan saat tiba di Rejo Sari, juga diantar oknum Kapolsek itu,” kata Rifai, kepada wartawan, Jumat (26/1).

    Korban datang dalam keadaan basah kuyup di sekujur badan saat mengetok pintu rumah saksi. “Keponakan saya saat datang dalam kondisi lemas di rumah saksi,” ungkapnya.

    Putra menambahkan, saksi juga sempat mengatakan bahwa saksi mengetahui sosok pria yang membawa korban  Tika diduga seorang perwira polisi di salah satu Polsek di wilayah Kabupaten Pesisir Barat.  “Saksi mengaku pernah melihat sosok pria itu mengenakan pakaian dinas kepolisian, dan pernah mengunjungi kantornya” ujarnya.

    Informasi lain menyebutkan korban sepertinya rutin setiap weekend bersama ke Pesisir Barat, dan sempat happy di cafe, yang tak jauh dari Polsek Pugung Tampak. pada Sabtu (20/1) korban dijemput sang perwira itu. Dan sempat diajak ke Pajar Bulan, Kec Way Tenong, Lampung Barat. (juniardi)

  • Keluarga Karyawan Cafe Lapor Propam Polda Lampung

    Keluarga Karyawan Cafe Lapor Propam Polda Lampung

    Ilustrasi

    Bandarlampung (SL)-Ahmad Rifai (50), Ayah kandung Atika Mandasari (28), warga Kota Alam, Kotabumi Srlatan, yang tewas OD setelah kencan dengan Kapolsek, lapor ke Propam Polda Lampung, dan minta proses kasus kematian Atika yang mencurigakan.

    “Almarhum wafat dengan kondisi mulut berbusa, mengalir terua menerus. Sempat muntah berwarna hitam, kepalanya ada memar benjol, Kami ingin kejelasan, dan oknum Kapolsek itu bertanggung jawab, ” kata Ahmad Rifai, di dampingi Kakaknya Putra.

    Menurut Rifai, Atika adalah janda anak satu usia tiga tahun. Pasca suaminya meninggal dia menafkahi anaknya. “Melalui sahabatnya Lilis, dia diajak kerja di Cafe dekat Polsek Pugung Tapak, Pesisir Barat, ” kata Rifai.

    Rifai menceritakan, Sabtu, sekitar pukul 15.00, korban sempat datang menemui dirinya, dan minta sejumlah uang buat jajan anaknya. “Jam tiga sore datang minta duit mau pulang, malam dapat kabar nenek wafat di Mulang Maya, lalu saya takjiah. Pulang takjiah tidur, ” ujar Rifai.

    Sekitar pukul 15.00, minggu sore, Rifai mendapat kabar dari keluarga lainnya, bahwa lihat korban sedang kritis di RS. “Saya mau mandi, belum lima menit ditelpon lagi, kasi kabar Atika sudah wafat,” ujar Rifai.

    Di RS, Rifai melihat mulut korban masih berbusa, lalu Rifai bertanya kepada dokter yang bertugas. Dokter menyatakan korban sudah tidak bernyawa saat di periksa. Dirumah Sakit ada rekan korban Mardiana, Lilis. “Kita sudah lapor ke Polda, ya nyawa tidak mungkin kembali lagi. Kita mau otopsi, tapi kata pihak medis butuh biaya banyak, gimana ini kami bingung, ” katanya.

    Semua kronologis, dan terkait hubungan korban dengan AKP AR, sudah dijelaskan di Polda Lampung. Bahkan AKP AR juga sudah di amanakn Propam Polda. “Kronologis dan semua cerita dan saksi saksi sudah di Polda. Termasuk hubungan almarhum dengan Kapolsek Pugung Tampak AKP Arianto, yang tinggal di Bandarlampung,” katanya, yang juga sempat melihat SMS Perwira Polisi itu kepada korban usai mengantar korban. “Sempat SMS, isinya bagaimana keadaan mu, saya sudah di Bandarlampung,” katanya.

    Sebelumnya, seorang karyawan Cafe yang diduga wanita simpanan perwira Polisi AKP AR, Atika Mandasari (28) tewas sesaat setelah di larikan kerumah sakit umum daerah (RSUD) Ryacudu, Kotabumi Lampung Utara. Diduga korban tewas akibat oper dosis (OD), kobdisi mulut berbusa, setelah bepergian semalaman dengan oknum Kapolsek Gunung Tampak, Pesisir Barat, Minggu (21/1).

    Penyusuran wartawan, Minggu, pagi jam 06.00, Atika tiba dirumah rekannya, di Bilangan Rejosari, Kotabumi Utara, diantar AKP AR berpakaian preman. Korban diantar dengan mobil avanza silver, dengan kondisi korban dalam keadaan tubuh dan pakaian basah kuyub, dan lemas. “Jam 6 pagi ada yag ketok pintu. Dia bilang Tika thin buka pintu. Saya buka kaget kondisi basah kuyub. Badannya dingin, saya bilang kamu abis ngapain, mabok kamu ya. Dia diantar pak Kapolsek itu, ” kata rekan Tika, saat di rumah duka.

    Lalu saksi mencoba membantu korban dengan cara mengetuk tubuh korban. Korban mengaku perutnya sakit, lalu sempat muntah muntah Lalu korban tertidur, selama tidur korban sempat muntah tiga. “Korban muntahnya hitam, selam tidur tiga kali muntah, ” katanya.

    Lalu, sore harinya korban terbangun tapi dengan kondisi megap megap. “Dia bangun terus megap megap, say bingung, tetus minta tolong tetangga, dan dibantu ipar dibawa kerumah sakit,” katanya.

    Namun korban dinyatakan meninggal. Lalu keluarga korban berdatangan, dan sempat melapor ke Polsek Kotabumi Utara, dan Polres Kotabumi.

    Paman korban Putra (53) meminta kasus kematian keponakannya di usut tuntas. Karena banyak kejanggalan atas kematian keponakannya. “Ya kami minta kasua kematiannya diusut, karena banyak keanehan. Kami tanya kepada rekan rekannya, bahwa korban dekat dengan oknum perwira Polisi, dan saat tiba di Rejo Sari, juga diantar oknum Kapolsek itu,” kata Putra, kepada wartawan, Jumat (26/1).

    Korban datang dalam keadaan basah kuyup di sekujur badan saat mengetok pintu rumah saksi. “Keponakan saya saat datang dalam kondisi lemas di rumah saksi. Saksi juga sempat mengatakan bahwa saksi mengetahui sosok pria yang membawa korban  Tika diduga seorang perwira polisi di salah satu Polsek di wilayah Kabupaten Pesisir Barat.  “Saksi mengaku pernah melihat sosok pria itu mengenakan pakaian dinas kepolisian, dan pernah mengunjungi kantornya” ujarnya. (juniardi)

  • Kabid Propam Amankan Oknum Kapolsek Pugung Tampak

    Kabid Propam Amankan Oknum Kapolsek Pugung Tampak

    Kabid Propam Polda Lampung Kombes Pol Hendra Supriatna

    Bandarlampung (SL) -Kabid Propam Polda Lampung Kombes Pol Hendra Supriatna membenarkan timnya mengamankan oknum Kapolsek Pugung Tampak, Pesisir Utara. Dan kini sedang di Proses di Propam Polda Lampung.

    “Ya ada kita amankan oknum perwira, karena berada di wilayah luar kedinasannya, tugas di Pesisir Barat tapi berada di Lampung Utara, ” kata Hendra Supriatna, Jumat (26/1)

    Terkait dugaan ada hubungan dengan kematian seorang wanita, di Lampung Utara, Kabid Propam, menyatakan kasus itu sedang dalam proses penyidikan, dan diserahkan ke Polres Lampung Utara. “Kita tangani proses pelanggaran anggotanya, terkait ada dugaan dugaan pidana, di tangani Reskrim Polres Lampung Utara,” kata Hendra.

    Kabid Propam menjelaskan terkait tugas Div Propam secara umum adalah membina dan menyelenggarakan fungsi pertanggungjawaban profesi dan pengamanan internal termasuk penegakan disiplin dan ketertiban di lingkungan Polri dan pelayanan pengaduan masyarakat tentang adanya penyimpangan tindakan anggota atau PNS Polri.

    “Ada tiga cara kerja Propam, bidang fungsi dalam bentuk sub-organisasi yaitu Paminal, Bimbingan Profesi, dan provost. Pertanggungjawaban profesi berada di bawah pertanggungjawaban bin profesi, pengamanan di lingkungan internal ada Paminal, dan Provost dalam penegakan disiplin dan ketertiban di lingkungan polri. Kita tidak akan main main, jika ada pelanggaran disiplin anggota, ” katanya.

    Sebelumnya, Ahmad Rifai (50), Ayah kandung Atika Mandasari (28), warga Kota Alam, Kotabumi Srlatan, yang tewas OD setelah kencan dengan Kapolsek, lapor ke Propam Polda Lampung, dan minta proses kasus kematian Atika yang mencurigakan.

    “Almarhum wafat dengan kondisi mulut berbusa, mengalir terua menerus. Sempat muntah berwarna hitam, kepalanya ada memar benjol, Kami ingin kejelasan, dan oknum Kapolsek itu bertanggung jawab, ” kata Ahmad Rifai, di dampingi Kakaknya Putra.

    Menurut Rifai, Atika adalah janda anak satu usia tiga tahun. Pasca suaminya meninggal dia menafkahi anaknya. “Melalui sahabatnya Lilis, dia diajak kerja di Cafe dekat Polsek Pugung Tapak, Pesisir Barat, ” kata Rifai.

    Rifai menceritakan, Sabtu, sekitar pukul 15.00, korban sempat datang menemui dirinya, dan minta sejumlah uang buat jajan anaknya. “Jam tiga sore datang minta duit mau pulang, malam dapat kabar nenek wafat di Mulang Maya, lalu saya takjiah. Pulang takjiah tidur, ” ujar Rifai.

    Sekitar pukul 15.00, minggu sore, Rifai mendapat kabar dari keluarga lainnya, bahwa lihat korban sedang kritis di RS. “Saya mau mandi, belum lima menit ditelpon lagi, kasi kabar Atika sudah wafat,” ujar Rifai.

    Di RS, Rifai melihat mulut korban masih berbusa, lalu Rifai bertanya kepada dokter yang bertugas. Dokter menyatakan korban sudah tidak bernyawa saat di periksa. Dirumah Sakit ada rekan korban Mardiana, Lilis. “Kita sudah lapor ke Polda, ya nyawa tidak mungkin kembali lagi. Kita mau otopsi, tapi kata pihak medis butuh biaya banyak, gimana ini kami bingung, ” katanya.

    Semua kronologis, dan terkait hubungan korban dengan AKP AR, sudah dijelaskan di Polda Lampung. Bahkan AKP AR juga sudah di amanakn Propam Polda. “Kronologis dan semua cerita dan saksi saksi sudah di Polda. Termasuk hubungan almarhum dengan Kapolsek Pugung Tampak AKP Arianto, yang tinggal di Bandarlampung,” katanya, yang juga sempat melihat SMS Perwira Polisi itu kepada korban usai mengantar korban. “Sempat SMS, isinya bagaimana keadaan mu, saya sudah di Bandarlampung,” katanya. (juniardi)

  • SMSI Lampung Konsolidasi Progam 2018

    SMSI Lampung Konsolidasi Progam 2018

    Rapat pengurus SMSI Lampung

    Bandarlampung (SL) -Pengurus SMSI Lampung menggelar rapat perdana agenda tahun 2018. Selain membahas program kerja tahun ini, juga dalam rangka konsolidasi penguatan SMSI Lampung.

    Rapat dipimpin Ketua SMSI Lampung Donny Irawan, didampingi Sekretaris Juniardi, dan pengurus SMSI Lampung, diantaranya Herman Bathin Mangku, Adolf Ayatullah, M. Furqon, Zaini Tubara, dan Sudipto, dilaksanakan di Sekretariat SMSI Lampung.

    Sekretaris SMSI Lampung Juniardi, mengatakan agenda kedepan diluar pendataan media, perlu dilakukan program kerja kerja organisasi SMSI.

    “Rapat terbatas ini untuk menentukan program 2018. Karena selain mendata media menuju verifikasi media online, SMSI juga punya peran melakukan edukasi penguatan profesi, sehingga ada peningkatan kualitas jurnalistik,” katanya.

    Donny Irawan juga berharap kedepan SMSI juga melakukan penguatan organisasi dan penguatan diinternal media-media yang tergabung di SMSI, terutama di Lampung.

    “Sesuai tugas pokok utama SMSI adalah mendata media online yang tergabung dengan SMSI sehingga tercapai target verifikasi, yang melahirkan media yang profesional, sesui kode etik jurnalistik, ” kata Donny.

    Furqon juga berharap, SMSI Lampung melakukan terobosan dalam rangka kepentingan media online di Lampung.

    “Kita harus punya peran dalam peningkatan kualiatas pers, juga kemajuan perusahaan media online dengan bisnis media online,” katanya.

    Sementara Adolf Ayatullah, SMSI adalah organisasi yang setara dengan SPSI, dan SMSI adalah juga lahir dari rahim PWI.

    “SMSI menjadi organisasi perusahaan media online yang ada di Lampung, ” katanya. (sel/*)

  • Thailand Pimpin Konfederasi Wartawan ASEAN

    Thailand Pimpin Konfederasi Wartawan ASEAN

    Konfederasi Wartawan ASEAN

    BANGKOK (SL) – Kepemimpinan Konfederasi Wartawan ASEAN (Confederation of ASEAN Journalists/CAJ) secara resmi diserahterimakan dari Vietnam kepada Thailand. Transfer kepemimpinan CAJ dilakukan dalam Sidang Umum ke-19 CAJ yang diselenggarakan di Hotel Emerald, Bangkok, Thailand, Jumat (26/1/2018).

    Peralihan kepemimpinan CAJ ditandai dengan penyerahan pataka CAJ dari Ketua Asosiasi Wartawan Vietnam Thuan Huu yang sejak 2015 menjadi Presiden CAJ kepada Ketua Konfederasi Wartawan Thailand, Thepchai Young, yang akan menjabat sebagai Presiden CAJ hingga 2020.

    Sementara Ketua bidang Luar Negeri PWI Teguh Santosa ditetapkan sebagai Wakil Presiden CAJ. Indonesia akan menempati kursi Presiden JAC pada 2020 bersamaan dengan Sidang Umum ke-20 CAJ.

    CAJ didirikan di Jakarta pada tanggal 11 Maret 1975 lima organisasi dari lima negara anggota Association of South East Asian Nations (ASEAN).

    Kelima organisasi wartawan tersebut adalah Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Persatuan Nasional Wartawan Malaysia (National Union of Journalists’ Malaysia/NUJM), Klub Pers Nasional (National Press Club of the Philippines/NPC), Persatuan Nasional Wartawan Singapura (Singapore National Union of Journalists/SNUJ), dan Konfederasi Wartawan Thailand (Confederation of Thai Journalists/CTJ).

    Adapun Asosiasi Wartawan Vietnam (Vietnam Journalists Association/VJA) bergabung dengan CAJ pada tahun 1996, disusul Asosiasi Wartawan Laos (Laos Journalists Association/LJA) tiga tahun kemudian.

    Dalam Sidang Umum CAJ kali ini, Klub Wartawan Kamboja (Cambodia Journalists’ Club/CJC) secara resmi menjadi anggota kedelapan CAJ.

    CAJ diririkan untuk memajukan kehidupan jurnalisme dan meningkatkan kehidupan pers yang bebas dan bertanggung jawab selain untuk mempererat hubungan internal wartawan negara-negara anggota ASEAN.

    Dalam Piagam CAJ juga disebutkan bahwa organisasi ini didirikan untuk meningkatkan saling pengertian dan kerjasama antarwarga ASEAN demi terwujudnya kesejahteraan, keadilan sosial dan perdamaian serta ikut memperjuangkan aspirasi dan kepentingan warga ASEAN.

    Upacara pembukaan Sidang Umum CAJ yang digelar Jumat pagi di tempat yang sama dihadiri Menteri Industri Thailand Dr. Uttama Savanayana dan sejumlah pejabat Thailand serta praktisi media.

    Sidang Umum ke-19 CAJ juga dihadiri Asosiasi Wartawan Myanmar (Myanmar Journalists’ Association/MJ) dan Asosiasi Wartawan Seluruh China (All China Journalist’ Association/ACJA) sebagai peninjau. Myanmar akan bergabung dengan CAJ dalam waktu dekat.

    Amandemen Piagam CAJ

    Sehari sebelum Sidang Umum CAJ (Kamis, 25/1/2018) diselenggarakan Rapat Dewan Direktur (Board of Director Meeting) yang dihadiri pimpinan organisasi anggota CAJ dan direktur CAJ dari semua negara anggota. Di dalam rapat yang dipimpin oleh Sekjen CAJ Ho Quang Loi dari Vietnam tersebut dibicarakan perubahan atau amandemen sejumlah artikel di dalam Piagam CAJ untuk disahkan dalam Sidang Umum CAJ.

    Perubahan dilakukan terhadap artikel yang mengatur keanggotaan CAJ. Rapat Dewan Direktur sepakat untuk menghapuskan istilah Anggota Pendiri (Charter Member) dengan tetap memberikan penghormatan dan pengakuan kepada lima organisasi pendiri.

    Dengan perubahan ini, kini semua anggota CAJ memiliki hak dan kewajiban yang sama. Sebelumnya, Anggota Pendiri CAJ memiliki hak untuk menentukan keanggotaan baru CAJ.

    Selain itu juga dilakukan perubahan mengenai artikel yang mengatur Sekretariat. Dewan Direktur CAJ sepakat mempertahankan posisi Jakarta yang merupakan tempat kelahiran CAJ sebagai lokasi Sekretariat Tetap. Disebutkan bahwa Sekretariat Tetap memiliki tugas menyimpan dokumen yang terkait CAJ dan memiliki peranan penting dalam menjalin hubungan antara CAJ dan Sekretariat ASEAN di Jakarta.

    Di sisi lain, Sekretariat CAJ berada di negara yang tengah menjadi pemimpin CAJ. Selain itu juga disebutkan bahwa operasional CAJ akan dikelola oleh Sekretaris Jenderal yang berasal dari negara yang sedang memimpin CAJ.

    Delegasi Indonesia dalam Sidang Umum ke-19 CAJ ini dipimpin Ketua bidang Luar Negeri PWI Teguh Santosa. Anggota delegasi PWI terdiri dari Direktur CAJ Bob Iskandar, Ketua PWI Bangka Belitung Mohammad Fathurrahman, Ketua PWI Kalimantan Barat Gusti Yusri Ismail, Ketua PWI Jambi Saman Muraki, Ketua PWI Sulawesi Barat Naska Mahmud Nabhan, Wakil Ketua PWI Bangka Belitung Nico Alpandy, Ketua Ikatan Keluarga Wartawan Indonesia (IKWI) Kalimantan Barat Haryani.

    Wartawan ASEAN Melawan Fake News

    Sidang Umum ke-19 CAJ memberikan perhatian serius pada dua hal yang saling berkaitan. Pertama, perkembangan teknologi komunikasi dan informasi, serta kedua, penyebaran berita bohong dan ujaran kebencian yang mendompleng hal pertama.

    Presiden Konfederasi Wartawan Thailand, Thepchai Young, mengatakan, kabar bohong atau hoax dan ujara kebencian menjadi persoalan yang sedang dihadapi kawasan Asia Tenggara dan seluruh dunia.

    CAJ merasa berkewajiban untuk meningkatkan kerjasama dalam hal melawan fake news dan ujaran kebencian ini.

    “Thiland akan menggelar berbagai forum di tingkat kawasan untuk memerangi fake news dan ujaran kebencian,” ujar Thepchai Young.

    Adapun dalam laporan yang disampaikannya, Ketua bidang Luar Negeri PWI Teguh Santosa menyampaikan dua pekerjaan besar yang sedang dilakukan masyarakat pers Indonesia. Pertama membangun praktik media yang profesional, dan kedua membangun tradisi pers yang sehat di kalangan wartawan dengan meningkatkan kompetensi.

    Mengutip data yang disampaikan Dewan Pers Republik Indonesia hingga Desember 2017, saat ini ada 950 perusahaan media yang terdaftar dan terverifikasi secara administrasi. Dari jumlah itu, sebanyak 171 telah terverifikasi dan karenanya dinyatakan profesional. Rinciannya adalah, 101 media cetak, 22 stasiun televisi, delapan stasiun radio, dan 40 media siber.

    Ditambahkan Teguh, Dewan Pers juga telah menerbitkan kartu kompetensi untuk lebih dari 11 ribu wartawan.

    “Kedua hal ini, menurut kami adalah cara yang jitu untuk melawan perkembangan kabar bohong dan ujaran kebencian, selain dengan melakukan kampanye literasi media yang massif dan terus menerus kepada anggota masyarakat,” demikian Teguh. (rls)

  • Waka Polda Perintahkan Selidiki Penyebab Kematian Karyawan Cafe

    Waka Polda Perintahkan Selidiki Penyebab Kematian Karyawan Cafe

    Waka Polda Lampung Brigjen Pol Agesta Ramano Yoyol.

    Bandarlampung (SL)-Waka Polda Lampung Brigjen Pol Agesta Ramano Yoyol memerintahkan jajarannya untuk menyelidiki kasus kematian Atika Mandasri (28), karyawan cafe yang tewas diduga usai kencan dengan oknum perwira menengah, yang bertugas sebagai Kapolsek Pugung Tampak, Pesisir Barat.

    “Kita sudah dapat laporan mengenai kasus kematian salah seorang karyawan cafe, warga Lampung Utara. Ada indikasi melibatkan oknum Kapolsek. Oknum anggota sudah diamankan dan di proses bidang Propam,” kata Brigjen yang akrab disapa Yoyol iti.

    Menurut Yoyol, kepolisian Polres Lampung Utara bersama Reskrim Polda Lampung juga sedang melakukan penyelidikan kasus tersebut. “Intinya kami dalam penyelidikkan, karna masih mendalami penyebab meninggalnya,” katanya Ba’da Sholat Jumat, (26/1).

    Wakapolda mengingatkan para anggota Polri diwilayah Polda Lampung untuk selalu menjaga nama baik Polri dalam menjalankan tugas-tugas kepolisian. “Kita selalu ingatkan agar personil Polri terus meningkatkan kinerja personel secara profesional dan proposional,” katanya.

    Wakapolda berharap kasus ini bisa menjadi cerminan, agar citra Polri jangan hanya jadi slogan, namun harus diimplementasikan dan diwujudkan dengan melaksanakan program prioritas Kapolri, yaitu profesional, modern, dan terpercaya dengan mematuhi setiap aturan serta ketentuan perundang-undangan yang berlaku. “Jajaran Polda Lampung harus meningkatkan sinergitas dengan instansi terkait untuk memberikan pelayanan prima kepada masyarakat,” katanya.

    Sebelumnya seorang karyawan Cafe yang diduga wanita simpanan perwira Polisi AKP AR, Atika Mulyasari (28) warag Kota Alam,  Kotabumi Selatan,  tewas sesaat setelah di larikan kerumah sakit umum daerah (RSUD) Ryacudu, Kotabumi Lampung Utara. Diduga korban tewas akibat oper dosis, mulut berbusa, setelah bepergian semalaman dengan oknum Kapolsek Pugung Tampak, Pesisir Barat, Minggu (21/1).

    Penyusuran wartawan, Minggu, pagi jam 06.00, Atika tiba dirumah rekannya Mardiana dan Lilis di Bilangan Rejosari, Kotabumi Utara, diantar AKP AR berpakaian preman. Korban diantar dengan mobil avanza silver, dengan kondisi korban dalam keadaan tubuh dan pakaian basah kuyub, dan lemas. “Jam 6 pagi ada yag ketok pintu. Dia bilang Tika thin buka pintu. Saya buka kaget kondisi basah kuyub. Badannya dingin, saya bilang kamu abis ngapain, mabok kamu ya. Dia diantar pak Kapolsek itu, ” kata Mardiana,  saat di rumah duka, dihadapan Keluarga, dan Polisi.

    Lalu saksi mencoba membantu korban dengan cara mengetuk tubuh korban. Korban mengaku perutnya sakit, lalu sempat muntah muntah Lalu korban tertidur, selama tidur korban sempat muntah tiga. “Korban muntahnya hitam, selam tidur tiga kali muntah, ” katanya.

    Lalu, sore harinya korban terbangun tapi dengan kondisi megap megap. “Dia bangun terus megap megap, saya bingung, tetus minta tolong tetangga, dan dibantu ipar dibawa kerumah sakit,” katanya.

    Namun tiba dirumah sakit korban dinyatakan meninggal. Lalu keluarga korban berdatangan, dan sempat melapor ke Polsek Kotabumi Utara, dan Polres Kotabumi.

    Ayah korban Ahmad Rifai (50) meminta kasus anaknya di usut tuntas. Karena banyak kejanggalan atas kematian keponakannya. “Ya kami minta kasua kematiannya diusut, karena banyak keanehan. Kami tanya kepada rekan rekannya, bahwa korban dekat dengan oknum perwira Polisi, dan saat tiba di Rejo Sari, juga diantar oknum Kapolsek itu,” kata Rifai, kepada wartawan, Jumat (26/1).

    Korban datang dalam keadaan basah kuyup di sekujur badan saat mengetok pintu rumah saksi. “Keponakan saya saat datang dalam kondisi lemas di rumah saksi,” ungkapnya.

    Putra menambahkan, saksi juga sempat mengatakan bahwa saksi mengetahui sosok pria yang membawa korban  Tika diduga seorang perwira polisi di salah satu Polsek di wilayah Kabupaten Pesisir Barat.  “Saksi mengaku pernah melihat sosok pria itu mengenakan pakaian dinas kepolisian, dan pernah mengunjungi kantornya” ujarnya.

    Informasi lain menyebutkan korban sepertinya rutin setiap weekend bersama ke Pesisir Barat, dan sempat happy di cafe, yang tak jauh dari Polsek Pugung Tampak. pada Sabtu (20/1) korban dijemput sang perwira itu. Dan sempat diajak ke Pajar Bulan, Kec Way Tenong, Lampung Barat. (juniardi)