Penulis: Juniardi
-
KPK Minta Masyarakat Laporkan Jika Ada Kelompok Menjual Nama KPK
Jakarta (SL) – KPK meminta masyarakat melaporkan ke kantor polisi atas prilaku oknum-oknum yang menggunakan nama KPK tetapi meminta uang. Termasuk apabila ada lembaga swadaya masyarakat yang mengatasnamakan KPK, karena mereka bukanlah kepanjangan tangan KPK.“Kita imbau, jika ada yang menggunakan nama mirip KPK dengan singkatan lain atau mengaku-ngaku KPK tapi lakukan kekerasan atau sampai meminta uang, silakan laporkan ke KPK dan kantor polisi setempat,” kata Kabiro Humas KPK Febri Diansyah, pekan lalu, Jumat (13/10/2017).Pernyataan Febri itu menanggapi beredarnya sebuah video yang memperlihatkan sekelompok orang berbaju hitam bertulisan “KPK” marah-marah saat mendatangi sebuah rumah sakit.Akun Twitter resmi KPK, yaitu @KPK_RI, menegaskan lembaga antirasuah itu tidak pernah mengangkat atau menunjuk suatu LSM secara resmi. “KPK tidak pernah mengangkat maupun menunjuk secara resmi sebuah LSM sebagai perpanjangan tangan KPK,” tulis @KPK_RI.Para pelaku menggunakan modus penipuannya antara lain dengan cara pemalsuan dokumen dan identitas, iming-iming membantu dalam penanganan perkara.“Modus lainnya adalah penjualan buku-buku sosialisasi antikorupsi dan mengaku-ngaku sebagai pihak yang ditunjuk sebagai perpanjangan tangan KPK,” katanya.KPK menyebut setidaknya ada dua motif utama penipuan mengatasnamakan KPK. Pertama, penipuan dilakukan untuk mendapatkan uang. Kedua, berkaitan dengan perolehan fasilitas tertentu maupun kemudahan pengurusan izin.Selain itu, KPK memastikan setiap penugasan pegawai KPK dilengkapi dengan surat tugas dan identitas resmi. Pegawai KPK juga dilarang meminta atau menerima imbalan dalam bentuk apa pun dari pihak yang dikunjungi atau diperiksa.“Bagi masyarakat yang mengalami atau menemui modus-modus penipuan berkedok KPK tersebut, dapat melaporkannya kepada kepolisian terdekat atau silakan melaporkan kepada KPK melalui Direktorat Pengaduan Masyarakat (021-25578389),” kata Humas KPK. (ent/Jun) -
KPK Gelar Lokakarya Jurnalis Anti Korupsi Di Lampung
Penyidik KPK RI menjadi pembicara dilokakarya wartawan anti korupsi di Lampung. Bandarlampung (SL) -Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggelar lokakarya jurnalistik Investigasi untuk jurnalis di Bandarlampung, Whiz primer hotel Rabu (18/10/2017).
Lokakarya ini bertajuk Lokakarya Jurnalis Anti korupsi “Jurnalistik Investigasi”. Lokakarya ini diikuti oleh puluhan jurnalis yang bertugas di Lampung.
Menurut Kepala Bagian Pemberitaan KPK Prihasa Nugraha, KPK menggelar lokakarya ini di empat kota di Indonesia, termasuk di Lampung. “Jambi, Malang, Lampung, dan Banjarmasin. Jambi sudah terlaksana, Malang, dan sekarang Lampung lalu selanjutnya Banjarmasin,” ujar Priharsa, saat pembukaan.
KPK menyasar jurnalis karena menilai jurnalis dan media memiliki peran strategis dalam pemberantasan korupsi
Narasumber di lokakarya itu antara lain anggota Dewan Pers Imam Wahyudi, Pimred Tempo.co dan penyidik KPK. (Jun)
-
Arinal Janji Bangun Sekolah Tinggi Al Qur’an
Arinal bersama rombongan wisata religi Jawa Tengah (SL) -Bakal calon Gubernur Lampung Arinal Djunaidi berjanji akan memperbaiki sarana dan prasarana dan membangun Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur’an (STIAQ ) di Provinsi Lampung.
Hal tersebut di sampaikan Calon Gubernur Lampung Arinal Djunaidi sesaat sebelum sholat Magrib di Solo Jawa Tengah Rabu ( 18/10/2017).
Dihadapan ratusan jemaah wisata religi Sholawat untuk rakyat Lampung Arinal bersama Habib Syech yang berasal dari Bandar Lampung dan Kabupaten Lampung Timur.
“Saya akan tetap komitmen meneruskan program pembangunan yang ada saat ini dan memperbaiki sarana dan prasarana yang ada demi terciptanya pemerataan pembangunan dan kesejahteraan,” katanya.
Ketua Golkar Lampung ini menyatakan untuk membangun Lampung agar lebih baik dan tetap berlandaskan Islam, harus dibangun Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur’an ( STIAQ ) di Provinsi Lampung.
“Untuk merealisasikan program pendidikan Islam itu, pembangunan STIAQ akan menjadi program pertama di awal kepemimpinannya” kata Arinal
Arinal menambahkan, saat ini dia telah melakukan koordinasi dan pencanangan pembangunan STIAQ dengan STIAQ yang ada di Jakarta. Jadi tidak ada suatu hal yang mustahil pembangunan lembaga pendidikan berbasis Islam tersebut akan segera terwujud di awal kepemimpinannya.
” Untuk pembangunan STIAQ Lampung, saya susah berkoordinasi dengan STIAQ Jakarta dan mereka sangat merespon serta mendukung langkah saya”. Tegas Arinal Rabu ( 18/10/2017). (rls)
Sumber Tim Jaya
-
Rianasari Iklas Dukung Suaminya Maju Pilgub
Riana Sari curhat dihadapan peserta wisata religi. Di hotel Surakarta. Surakarta (SL)-Rianasari istri Arinal Djunaidi yang juga bakal calon Gubernur Lampung menikah dengan Arinal Djunaidi sejak tahun 1988. Mereka Selama dikaruniai 4 anak, satu anak meninggal dunia.a
Saat menikah, Arjuna memang sudah menjadi PNS yang tidak langsung memaksa Riana aktif dalam Dhatma wanita. “Seiring waktu tahun 2000 saya aktif di dharma wanita. Sampai akhirnya beliau sampai puncak karirnya tertinggi menjadi Sekdaprov, ” kata Riana Sari, Rabu 18 Oktober 2017 di depan peserta wisata religi asal bandarlampung dan Lamoung Timur, saat rehat di Hotel Amira Jalan Veteran no 18 Pasar Kliwon, Kotamadya Surakarta.
Riana Sari menyatakan saat sang suaminya ingin mengabdi dengan mencalonkan diri sebagai calon Gubernur Lampung periode 2019-2021. “Bismilah ya saya izinkan sampai bapak memeluk saya karena niat ingin tulus melayani rakyat, ” kata Rianasari.
Diketahui, pada malam hari yang sama, 277 peserta wisata religi yang tergabung dalam Rakyat Lampung Bersholawat akan bertemu Habun Syech. (rls)
-
Diduga Tipu Proyek Rp4 Miliar, Mantan Anggota DPRD Lambar Jadi Buron Polisi
Kasubdit I Kamneg, Polda Lampung AKBP Muchtar Bandarlampung (SL)-Mantan oknum anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Lampung Barat, Sobri Ansyah, ditetapkan sebagai buronan Polda Lampung, terkait kasus dugaan penipuan proyek Rp4 miliar. Kasus sudah dilaporkan sejak satu tahun lalu.Kepolisian Daerah (Polda) Lampung menetapkan dalam daftar pencarian orang (DPO) setelah berulang kali mangkir dari panggilan penyidik Subdit I Keamanan Negara (Kamneg) Reserse Kriminal Umum Polda Lampung.Kasubdit I Kamneg, AKBP Muchtar mengatakan, bahwa DPO Sobri Ansyah menjadi tersangka perkara dugaan penipuan uang proyek senilai Rp4 milyar beberapa waktu lalu. ”Kita sudah melakukan upaya pemanggilan dan mendatangi kediaman tersangka, namun yang bersangkutan tidak ada,” kata Muchtar, saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Senin (16/10).Oleh sebab itu, kata Muchtar, penyidik menetapkan Sobri Ansyah masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) petugas Subdit I Kamneg Reserse Kriminal Umum Polda Lampung. “Bagi warga yang melihat atau mengetahui keberadaannya, agar segera menghubungi petugas. Karena yang bersangkutan telah masuk DPO,” katanya.Sementara itu, korban Herlina (79), warga Wan Abdurrahman, Kelurahan Kedaung, Kecamatan Kemiling, Bandarlampung, melalui kuasa hukumnya, Ginda Ansori menerangkan, perkara ini sudah hampir satu tahun, namun tidak juga ada kejelasannya.“Klien saya, sudah melapor dengan nomor laporan LP /1494/XI/2016 SPKT Tertanggal 19 Noveber 2016, namun perkaranya hingga saat ini tidak juga ada titik terangnya. Klien saya meminta bagaimana kelanjutan prosesnya,” kata Ginda. (pen/Jun) -
Tim Lampung Siap Tampil Di Kejurnas RUGBY 7S 2017
Tim Rugby Lampung Bandarlampung (SL)-Setelah melakukan seleksi dan Pelatda sejak 1 Oktober 2017, dan 12 Oktober 2017 terbentuk tim inti sebanyak 12 orang pemain terpilih utuk bertarung pada kejurnas RUGBY.
Ketua Pengda PRUI Lampung, Iwan Rinaldo Syariefmengatakan sebagai olah raga yg relatif baru di Lampung, tentu tidak ada target yang dibebankan kepada atlet-atlet pemula Lampung ini,“Akan tetapi Tim Lampung selain berpartisipasi dan juga mencari pengalaman berkeinginan utk tidak kalah dengan Tim-Tim yg juga baru dibentuk seperti Sulsel, Sulbar, dan Sumsel,” kata Iwan, yang juga Ketua Bidang Pemasalan PB PRUI.Menurut Iwan, Kegiatan Kejurnas Rugby 7s 2017 kali ini istimewa karena bertajuk ROAD TO 18th Asian Games 2018 dan dijadikan sebagai ajang seleksi calon atlet Rugby 7s Indonesia pada Asian Games.“Tim dipimpin oleh Subhi Hidayat selaku Manager dan Yohannes Musiuran Mema selaku Pelatih, serta Leonardo Prakoso asisten pelatih, jugadidampingi oleh satu tenaga fisio sebagai salah satu syarat dari PB PRUI, Mohamad Makmun,” ujar penanggung jawab ini.Bagi INASGOC dan Asians, katanya, Rugby Kejurnas ini juga merupakan Test Event resmi menjelang 18th Asian Games 2018 yang akan dihadiri langsung oleh perwakilan World Rugby, Mr. Rizal Saat/Asian Rugby Service Manager.“Tim Lampung terbentuk juga berkat dukungan berbagai pihak termasuk bapak M. Ridho Ficardo Gubernur Lampung,” katanya. (rls/jun)Daftar atlet :1. ALLFRANDI RISKAN/Lamteng2. PUTRA ANDIKA PRATAMA/Lamteng3.JUNIKO JAYUSKA/Bandar Lampung4. GODHO SUPRIADI BIMANTORO/Lamteng5. ANTONIUS KRISNA DWI.P/Lamsel6. WAHYU APRIANTO/Way Kanan7. LUTHFI ZAHIR/Lamteng8. MARGIONO/Pesawaran9. AMMAR RIZAL/Pesawaran10. BAYU PANGGIH SETIAWAN/Tuba11. KAMARUDIN/Lamteng12. MUAROBIN/Pesawaran -
Anggaran BBM Distan Bandarlampung Rp1,5 Miliar Rawan Penyimpangan
Ilustrasi Bandarlampung (SL)-Dinas Pertanian Kota Bandar Lampung diduga melakukan mar-up anggaran Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk kebutuhan dinas tahun 2017, dengan nilai anggaran mencapai RP1,13 miliar. SEMENTARA dinas yang lainnya, berkisar RP3-8 ratus juta.
Forum Masyarakat Transparasi Lampung (FMTL) mencurigai adanya mark up penganggaran BBM TA 2017 Rp1,13 miliar di Dinas Pertanian (Distan) Bandarlampung, tersebut. Kecurigaan yang sama dilontarkan oleh Komisi II DPRD Kota Bandarlampung.
“Anggaran BBM sebesar itu berpotensi mark up. Sebagai pembanding, pembelian BBM Dinas Perhubungan hanya Rp301.370.586 dan Sekretariat DPRD yang memiliki kendaraan melebihi dinas tersebut menganggarkan Rp806.240.160. Distan harus transparan dalam pengelolaan anggaran BBM,” kata Ketua FMTL LAMPUNG, Hary Kohar.
Apalagi, kata HARI KOHAR, lahan untuk sektor pertanian semakin menyusut di Kota Bandarlampung.” Jadi, patut dipertanyakan buat apa saja pengadaan bahan bakar minyak sampai Rp1 miliar lebih itu,” katanya, Rabu (18/10/2017).
Menurut Kohar, Tahun Angaran (TA) 2016, lalu Dinas Pertanian Kota Bandarlampung menganggarkan pembelian BBM untuk tiga mobil pikup dan 32 sepeda motor Rp7.410.000. “Jadi pembelian yang habis pakai itu rawan di mark up dan penggelapan,” katanya.
Sementara Anggota Komisi II DPRD Kota Bandar Lampung M. Yusuf Erdiansyah Putra kepada wartawan Minggu (15/10/2017), dilangsir Fajarsumatera.com, menyatakan jika tidak dilakukan pengawasan terhadap penggunaanya serta dirinci dengan detail, terbuka peluang terjadinya mark up.
Politisi Hanura tersebut melihat sangat kontradiktif dengan jumlah kendaraan yang dimiliki Dinas Pertanian. “Kalau kami lihat ini, anggaran kok besar sekali ya, untuk sebuah belanja BBM kendaraan yang dipunyai Dinas,” katanya.
Untuk itu, sambung Yusuf, pihaknya akan mengadakan rapat internal komisi terlebih dahulu guna mengagendakan Hearing dengan Dinas Pertanian guna mempertanyakan anggaran yang dikelola hanya untuk membeli BBM.
Distan Kota Bandarlampung pada tahun anggaran 2017 mengalokasi dana untuk peningkatan sarana dan prasarana aparatur dalam bentuk pemeliharaan rutin atau berkala kendaraan dinas atau operasional BBM dan pelumas sebesar Rp1.137. 319. 572 dan Rp438. 175. 200. (rls/fs/jun)
-
Runtuhnya Moral Pemicu Maraknya Korupsi
Penyidik KPK RI menjadi pembicara dilokakarya wartawan anti korupsi di Lampung. Bandarlampung (SL)- Terdapat beberapa faktor penyebab terjadinya korupsi di Indonesia, diantaranya integritas dan moralitas penyelenggara atau pejabat negara, faktor struktural, sejarah dan politik.
Jaksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bidang penindakan, Abdul Basir, mengatakan penyebab terjadinya korupsi lainnya yaitu adanya desentralisasi, kualitas regulasi dan law enforcement.
Terkait tudingan KPK melakukan tebang pilih dalam menindak dan memberantas praktek korupsi, dia membantahnya. “KPK tidak pernah melakukan tebang pilih. Lagi pula, siapa yang nebang dan siapa yang milih,” katanya di dalam kegiatan lokakarya jurnalis antikorupsi yang dilaksanakan di Whiz Prime Hotel, Rabu (18/10).(Jun/nt)
-
Satrawan Lampung Asaroeddin Malik Zulqarnaen Berpulang
Sastrawan Lampung Asaroeddin Malik Zulqarnaen, Bandarlampung (SL) -Bumi Ruwai Jurai Provinsi Lampung kehilangan satu tokoh sastrawan, Asaroeddin Malik Zulqarnaen, berpulang.
Asaroeddin dilahirkan di Jakarta pada 15 November 1956, wafat. Selasa (17/10) 2017 pukul 18.05 WIB dikebumikan di TPU Sukamaju, Telukbetung Barat, Rabu (18/10).
Jenazahnya diberangkatkan dari rumah duka di Jalan RE Martadinata, Sukamaju, Telukbetung Barat bakda dzuhur. “Lampung kehilangan salah satu putra terbaiknya. Almarhum merupakan salah satu pioner dunia sastra Lampung. Kiprah dan jejaknya tak diragukan lagi. Almarhum pernah menjadi duta Lampung ke Malaka,” ujar Hari Jayaningrat, Kasi Kesenian Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung.
Putra Lampung, yang juga salah cucu pejuang Lampung Wan Abdul Rahman ini dikenal sebagai salah satu cerpenis produktif pada jamannya.
Kecintaan Asaroeddin pada dunia sastra bermula sejak dia duduk di bangku SMP. Karya-karya karangan sastrawan terkenal seperti; Chairil Anwar, WS Rendra, Iwan Simatupang, dan Asmaraman Kho Ping Hoo sudah mulai dibaca Asaroeddin. Sejak saat itulah, Asaroeddin mulai berhasrat untuk menjadi seorang penulis.
Ketika bersekolah di SMA Negeri Telukbetung hasrat menulisnya tersalurkan. Tulisan-tulisannya menghiasi mading sekolah. Karena sifatnya yang introvet dia tak menggunakan nama aslinya tetapi menggunakan nama samaran.
Hal ini terbawa ketika Asroeddin menulis di media massa. Dia menggunakan nama pena antara lain; A.M. Zulqornain Ch, Asroedin MZ, dan Amzuch yang merupakan siingkatn dari namanya.
Pada awalnya, Asroeddin menulis puisi, kemudian lebih intens menggeluti cerpen. Ratusan karya cerpen yang terlahir dari tangannya.
Karyanya selain terserak dalam berbagai buku antologi bersama, karya-karya cerpen terpilihnya terkumpul dalam buku bertajuk: Semanda, yang diterbitkan Jung Foundation, Bandar Lampung Asaroeddin Malik Zulqornain Ch. sastrawan yang muncul tahun 80-an menulis secara otodidak. Cerpen bertajuk “Nomor 289 untuk 5 Menit” merupakan karya pertama yang dimuat di harian Pelita pada 20 Oktober 1978.
Karya Asaroeddin Malik Zulqornain Ch berupa; cerita pendek, cerita anak, puisi, artikel budaya, resensi puisi, essai, dan berbagai berita. Media massa Lampung dan luar Lampung yang pernah memuat karyanya, antara lain Sinar Harapan, Pelita, Suara Karya, Simponi, Swadesi, Minggu Merdeka, Berita Buana, Mutiara, Harmonis, majalah Detektif Romantika, Senang, Humor, Bobo, Kharisma, Variasi, dan Nova. Media daerah yang pernah menerbitkan karya-karyanya adalah, Lampung Post, Radar Lampung, Lampung Ekpres, Sumatera Post, Trans Sumatra, Waspada (Medan).
Sastrawan eksentrik ini meskipun, sudah menciptakan ratusan cerpen dan puluhan puisi yang dipublikasikannya. Tetapi, Asaroeddin ciptakan memilih tidak dikenal oleh redaktur media mana pun. “Penulis bukanlah sesuatu yang istimewa, karena yang dibutuhkan masyarakat karyanya, bukan orangnya,” ujarnya.
Pada tahun 1985, bersama Isbedy Stiawan ZS dan Riswanto Umar mendirikan Sanggar Cakrawala Ide Anak Muda (CIA) yang merupakan wadah sastra dan teater Bandarlampung. Akhirnya, Asaroeddin beserta Achmad Rich, Syaiful Irba Tanpaka, dan Isbedy Stiawan ZS melahirkan antologi puisi yang berjudul Nyanyian Tanah Putih pada tahun 1984 untuk membangkitkan semangat para sastrawan muda.
Bersama-sama seniman lampung lainnya, Asaroeddin turut membidani lahirnya Dewan Kesenian Lampung (DKL) pada 17 September 1993 dan menjadi Bendahara pada periode pertama. Jabatan dewan pembina di lingkungan Dewan Kesenian Lampung membuat nama Asaroeddin Malik Zulqornain Ch. tidak asing di telinga para penggiat sastra di Lampung. Pria yang dikenal juga dengan nama Amzuch ditunjuk oleh DKL untuk duduk sebagai Dewan Kehormatan periode 2005—2008.
Asroeddin memiliki prinsip seperti sastrawan Cahiril Anwar.“Saya bukan siapa-siapa, tidak ada apa-apanya dan tak pernah jadi apapun. Saya hanya ingin jadi diri sendiri yang memang hidup hanya untuk menunda kekalahan. Namun sebelum kalah, saya harus menikmatinya penuh rasa syukur”, ujar Asaroeddin suatu kali. (rls/jun)