Kategori: Bandarlampung

  • Dosen Sosiologi Fisip Unila, Maruli Hendra Utama, Di Penjara

    Dosen Sosiologi Fisip Unila, Maruli Hendra Utama, Di Penjara

    Maruli melambaikan tangan dari sel penjara.

    Bandarlampung (SL)-Dosen Sosiologi Fisip Unila, Maruli Hendra Utama, S.Sos, M.Si, harus meringkuk di dalam penjara  Rutan Wayhui. Warga Kompleks Bumi Puspa Kencana, Gedung Meneng, Rajabasa itu dilaporkan Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Unila, Dr. Syarief Makhya, M.Si, diduga terkait kritik dan ujaran kebencian di media sosial

    Postingan di akun facebook mengkritik Rektor Universitas Lampung (Unila) Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P, dan Dekan. MARULI kini tersangkut tuduhan melakukan tindak pidana informasi dan transaksi elektronik. Yakni penghinaan atau pencemaran nama baik melalui media sosial (facebook).

    Atas perbuatannya, Maruli dijerat pasal 51 (2) jo pasal 36 UU RI No. 11 Tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik. Kedua pasal 45 (3) jo pasal 27 (3) UU RI No.19 Tahun 2016 tentang perubahan UU No. 11 Tahun 2008. Dan ketiga pasal 311 (1) KUHP. Serta keempat pasal 310 (2) KUHP.

    “Atas laporan tersebut klien kami beberapa hari ini telah ditahan oleh Jaksa Penuntut umum dari Kejati Lampung dan Kejari Bandarlampung di Rutan Wayhui,” kata Penasehat Hukum Maruli, Hendri Adriansyah, S.H.,M.H, Jumat (20/10).

    Menurut Hendri, kliennya sangat tabah dan sabar menghadapi penzholiman yang terjadi terhadapnya. Maruli yakin apa yang dilakukan merupakan kebenaran.

    “Klien saya tidak menyesal atas perbuatannya. Kampus menurutnya adalah sumber kebaikan, mata air bagi norma dan nilai-nilai moralis. Menjadi panduan dalam kerangka membangun karakter yang berintegritas,” kata Hendri menirukan ucapan Maruli.

    Dijelaskannya, Maruli tidak mau minta maaf, karena tulisan di media sosial facebook menurutnya lahir dari kesadaran menjadi benar. Bukan kekhilafan. Dia menolak kompromi, karena kampus diposisikannya sebagai sumber kebaikan.

    “Jadi adalah keliru menciptakan atmosfer akademik dengan menggunakan pendekatan kekuasaan yang penuh muslihat dan konspirasi,” ujar Hendri.

    Kasus ini, kata Hendri bermula saat 19 Oktober 2016, kliennya melalui surat melaporkan Dadang Karya Bakti yang saat itu menjadi anggota Senat Fisip Unila ke Dekan Fisip Unila, Syarief Makhya atas dugaan pemerasan. Dekan merespon, dan melalui Ketua Jurusan Sosiologi memanggil Maruli.

    Atas pemanggilan ini, Maruli menghadap dekan dan menceritakan pemerasan yang dilakukan Dadang. Dekan menjawab tidak mengetahuinya dan menyarankan Maruli melapor ke Bawaslu sembari berkata jika wewenang mencopot Dadang sebagai anggota senat ada pada Ketua Jurusan Administrasi Bisnis.

    Maruli menindaklanjutinya dan membuat surat ke Kajur Administrasi Bisnis yang ditembuskan ke anggota senat Universitas dan Fakultas di Unila. Beberapa hari kemudian, Kajur Administrasi Bisnis bertemu Maruli dan mengatakan dia tidak punya wewenang.

    Karena di fakultas, Maruli diabaikan, maka dia pun menghadap Rektor Unila dan menceritakan permasalahan tersebut. Rektor berjanji menindaklanjuti. Janji Rektor dimuat di media online 14 November 2016. Pada media sama Dekan Fisip mengatakan tidak memiliki kewenangan menindaklanjuti laporan Maruli tersebut.

    Namun ternyata laporan Maruli ini tidak ditanggapi. Sebab 17 Januari 2017, Dadang Karya Bakti justru dilantik menjadi Wadek III Fisip Unila. Merasa kecewa dan marah karena memiliki pimpinan yang melindungi pelaku pemerasan, Maruli merasa tidak ada lagi tempat melapor.

    Dia pun menuliskan rasa kekecewaan pada akun facebook miliknya “Maruly Tea” yang menyebut Wadek III Fisip Unila yaitu Dadang Karya Bakti sebagai “bandit”. Kemudian Dekan Fisip Unila disebut “senyum bandit” dan Rektor Unila sebagai “bandit tua”.

    Atas postingan ini, 27 Februari 2017, Maruly kemudian dilaporkan oleh Syarief Makhya ke Polda Lampung.(nt/Be1/jun)

    Sumber: Be1.com

  • Menko Bidang Maritim Luhut “Kritik” Sampah di Pesisir Teluk Lampung

    Menko Bidang Maritim Luhut “Kritik” Sampah di Pesisir Teluk Lampung

    Menko bidang maritim Luhut Binsar Panjaitan pembicara di Lampung

    Bandarlampung (SL)-Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menyoroti kotornya Teluk Lampung karena tercemar sampah plastik dan limbah lainnya. Menurut Luhut, banyaknya sampah di Teluk Lampung akibat buruknya penanganan sampah di darat oleh pemerintah daerah setempat.

    “Saya titipkan kepada Gubernur Lampung Pak Ridho dan seluruh jajaran pemerintah untuk sama-sama membangun maritim untuk mengentaskan kemiskinan di daerah. Negara kita yang juga terdiri dari kepulauan harus menjaga laut dari sampah-sampah,” kata Luhut Binsar Panjaitan usai menjadi Keynote Speech Seminar Nasional dan Sidang Pleno Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) XIX  di Swiss Belhotel Bandar Lampung, Kamis (19/10/2017).

    Menurut Luhut, sampah terutama plastik berdampak bagi kesehatan generasi mendatang. Dia meminta agar Teluk Lampung perlahan harus bebas dari sampah plastik. “Kita menargetkan pada 2025 bisa mengurangi hingga 70% sampah plastik di laut. Jadi, saya titip agar penanganan sampah masyarakat didarat ditangani secara benar agar tdk  sampai ke laut,” kata Luhut.

    Hingga kini, kata Luhut, Indonesia merupakan negara kedua terbesar di dunia yang terbanyak membuang sampah laut di dunia. Dia mengungkapkan ada 16% sampah plastik dari total volume sampah yang terdapat di laut. “Ini berbahaya karena jika ikan di laut memakan plastik lalu ikan tersebut dimakan manusia, akan timbul banyak penyakit,” kata Luhut.

    Menurut Luhut, Teluk Lampung tidak akan bebas sampah plastik sepanjang penanganan sampah oleh pemda belum baik. Oleh karena itu, Menko Maritim meminta agar penanganan sampah plastik jadi perhatian serius. “Sampah plastik ini bermuara ke laut. Sampah botol dicari orang, tapi sampah plastik tidak bernilai ekonomis,” kata Luhut.

    Selain menyoroti masalah sampah, Menko Maritim juga mengatakan pemerintah fokus membangun sektor maritim dalam menurunkan angka kemiskinan dan kesenjangan. “Konektivitas dapat menunjang pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi yang baru, dan terciptanya poros maritim, bisa mendorong penurunan biaya logistik, sehingga terciptanya pusat pertumbuhan ekonomi baru, yang mampu mengurangi tingkat kemiskinan dan peningkatan pemerataan. Dengan perbaikan infrasturkur mempunyai dampak terhadap kemiskinan,” ujar Luhut.

    Selain itu, sektor pariwisata juga merupakan indikator penting sebagai sumber pertumbuhan ekonomi yang baru. Apalagi dirinya menilai, sektor pariwisata juga paling cepat dalam menyerap tenaga kerja. “Pertumbuhan jumlah kedatangan wisatawan internasional empat kali dibandingan regional dan global, yakni mencapai 25,68 %. Dampaknya, pariwisata menjadi sumber devisa terbesar kedua untuk Indonesia yang menunjukkan hasil yang signifikan,” ujar Luhut.

    Salah satu kondisi Pesisir Teluk lampung.

    Pertumbuhan ekonomi Lampung yang mengalami kenaikan secara signifikan ini tidak dibarengi dengan suatu program sinergitas terutama pada penataan Rencana Tata Ruang Wilayah (RT-RW). “Saya lihat saat melintas di atas perairan Teluk Lampung, pesisir kotor dengan sampah,” kata Luhut, .

    Luhut menjelaskan, pertambahan penduduk dan perubahan pola konsumsi masyarakat menimbulkan bertambahnya volume, jenis, dan karakteristik sampah yang semakin beragam. Pengelolaan sampah selama ini belum sesuai dengan metode dan teknik pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan sehingga menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan.

    Seperti diketahui, Pesisir Telukbetung, mulai dari Lampung Selatan, Kota Bandarlampung, hingga Pesawaran, banyak tumpukan sampah memenuhi pantai. Pantai itu berubah menjadi lautan sampah, hingga mempengaruhi pulau-pulau di sekitar Teluk Lampung. (Jun)

  • BEM Se Indonesia Evaluasi Tiga Tahun Pemerintahan Jokowi-JK

    BEM Se Indonesia Evaluasi Tiga Tahun Pemerintahan Jokowi-JK

    Demo BEM Indonesia

    Bandarlampung (SL)-Aliansi Badan Eksekutif  Mahasiswa (BEM) Se Lampung mengkritisi tiga tahun kepemimpinan Presiden Jokowi-Jusuf Kalla (JK). Kritik disampaikan dengan aksi damai, di Bundaran Tugu Adipura, Bandar Lampung, Rabu, 18 Oktober 2017. Aksi digelar juga serentak oleh BEM di Indonesiadi.

    Presiden BEM Unila Erwin Saputra mengatakan, aksi ini merupakan rangkaian dari rencana aksi nasional yang puncaknya akan berlangsung di Istana Negara, Jakarta, Jumat 20 Oktober 2017.  Aksi hari ini diikuti oleh BEM Unila, Polinela, Poltekes, Umitra, dan STKIP,” kata Erwin.

    Menurut Erwin, Aliansi BEM Lampung menyampaikan sejumlah tuntutan antaranya tembak koruptor, stop komersialisasi pendidikan, dan usut tuntas korupsi e-KTP. Kemudian, harga listrik yang kian mencekik, masalah utang negara, serta persoalan lainnya. “Intinya, refleksi tiga tahun Jokowi, apakah dia sudah bekerja untuk rakyat, atau dia membela konglomerat saja,” katanya.

    Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dari kampus Se-Jawa Timur yang tergabung dalam Aliansi BEM Seluruh Indonesia pada Selasa (10/10) juga berkumpul di Tugu Pahlawan Surabaya menyampaikan pernyataan sikap sebelum melakukan aksi evaluasi 3 tahun Pemerintahan Jokowi-JK di Istana Negara Jakarta pada 20 Oktober 2017.

    Dalam tuntutannya para mahasiswa menuntut Pemerintahan Jokowi-JK untuk semakin menggalakkan pemberantasan korupsi serta fokus menurunkan kesenjangan ekonomi ketimbang memasifkan proyek infrastruktur. Selain itu Mahasiswa juga menuntut dihapuskannya pengekangan terhadap hak publik seperti kebebasan berpendapat dan ditegakkannya supremasi hukum.

    Rofi Arga Presiden BEM Institut Teknologi Sepuluh Nopember mengatakan tuntutan tersebut akan dibawa ke dalam aksi nasional bersama mahasiswa se-Indonesia di depan Istana Negara. “Pernyataan sikap ini adalah pengantar menuju aksi evaluasi 3 tahun pemerintahan Jokowi-JK bersama mahasiswa se-Indonesia di depan Istana Negara, kami juga akan membawa tuntutan dari Jawa Timur terkait kesengsaraan petani garam, konflik agraria di tumpang pitu dan maraknya korupsi kepala daerah” kata Arga.

    Mahasiswa yang hadir dalam pernyataan sikap tersebut terdiri dari Presiden BEM Universitas Brawijaya, Universitas Airlangga, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Politeknik Elektro Negeri Surabaya, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya dan Universitas Trunojoyo Madura. (Nt/Jun)

  • Menko Ekonomi Keynote Speech Pertama Seminar Nasional ISEI di Lampung

    Menko Ekonomi Keynote Speech Pertama Seminar Nasional ISEI di Lampung

    Gubernur Lampung dan Menko ekonomi dia acara Isei

    Bandarlampung (SL)-Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, Darmin Nasution, mengatakan pemerintah terus melakukan upaya untuk mengatasi persoalan ekonomi di Indonesia, terutama dengan melakukan pemerataan ekonomi. Fokusnya adalah pada pengembangan pertanian dengan metode clouster, peremajaan perkebunan, dan kawasan Industri.

    “Kebijakan pemerataan ekonomi yang saat ini tengah dilakukan pemerintah untuk mengatasi persoalan-persoalan yang terjadi. Diantaranya adalah dengan melakukan Pengembangan pertanian dengan metode cluster, peremajaan perkebunan, dan pembangunan kawasan industry,” kata Darmin Nasution, saat menjadi Keynote Speech Pertama Seminar Nasional dan Sidang Pleno ISEI XIX, Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI), di Bandarlampung, Rabu 18 Oktober 2017, malam.

    Hadir Ketua Umum PP-ISEI Muliaman D Hadad, Sri Hartiningsih Ketua Tim Pertimbangan Presiden RI, Ketua dan Pengurus ISEI se- Indonesia, Rektor dan Dosen Fakultas Ekonomi se-Lampung, para pejabat, dan pengusaha se Lampung,.

    Sementara dalam sambutanya, saat membuka acara, Gubernur Lampung berharap Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) harus dapat memberikan solusi atas permasalahan-permasalahan perekonomian di Indonesia, sehingga dapat mendukung pemerintah dalam pembangunan masyarakat. Dan kebijakan mengenai masalah pertanian harus menjadi salah satu pemikiran Seminar Nasional dan Sidang Pleno ISEI XIX.

    “Perekonomian Provinsi Lampung masih didominasi dari sektor pertanian. Lampung adalah provinsi agraris. Pertanian Lampung surplus tetapi masyarakat masih belum sejahtera. Ini tentu ada yang salah. Untuk itu dengan adanya kegiatan ini saya berharap ISEI dapat memberikan kontribusi pemikirannya yang bisa direalisasikan untuk mengatasi kemiskinan dan ketimpangan atau kesenjangan ekonomi.” Kata Ridho Fichardo, yang juga sempat memberikan penghargaan Lampung CSR Award 2017 sebagai bentuk apresiasi kepada perusahaan-perusahaan dan UKM yang melakukan sinergi antara ekonomi dari segi profit, planet dan people.

    Menurut Ridho, bahwa sampai saat ini pemerintah Provinsi Lampung terus melaksanakan program-program dalam rangka mengatasi kesenjangan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. “Masyarakat Lampung sebagian besar mata pencahariannya adalah pertanian, maka cara paling sederhana dalam meningkatkan kesejahteraannya adalah dengan memastikan ketersediaan air yang cukup untuk pertanian, maka dari yang tadinya panen satu tahun sekali, sekarang bisa 2 sampai 3 kali.” Katanya. (nt/Jun)

  • KPK Gelar Lokakarya Jurnalis Anti Korupsi Di Lampung

    KPK Gelar Lokakarya Jurnalis Anti Korupsi Di Lampung

    Penyidik KPK RI menjadi pembicara dilokakarya wartawan anti korupsi di Lampung.

    Bandarlampung (SL) -Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggelar lokakarya jurnalistik Investigasi untuk jurnalis di Bandarlampung, Whiz primer hotel Rabu (18/10/2017).

    Lokakarya ini bertajuk Lokakarya Jurnalis Anti korupsi “Jurnalistik Investigasi”. Lokakarya ini diikuti oleh puluhan jurnalis yang bertugas di Lampung.

    Menurut Kepala Bagian Pemberitaan KPK Prihasa Nugraha, KPK menggelar lokakarya ini di empat kota di Indonesia, termasuk di Lampung. “Jambi, Malang, Lampung, dan Banjarmasin. Jambi sudah terlaksana, Malang, dan sekarang Lampung lalu selanjutnya Banjarmasin,” ujar Priharsa, saat pembukaan.

    KPK menyasar jurnalis karena menilai jurnalis dan media memiliki peran strategis dalam pemberantasan korupsi

    Narasumber di lokakarya itu antara lain anggota Dewan Pers Imam Wahyudi, Pimred Tempo.co dan penyidik KPK. (Jun)

  • Arinal Janji Bangun Sekolah Tinggi Al Qur’an

    Arinal Janji Bangun Sekolah Tinggi Al Qur’an

    Arinal bersama rombongan wisata religi

    Jawa Tengah (SL) -Bakal calon Gubernur Lampung Arinal Djunaidi berjanji akan memperbaiki sarana dan prasarana dan membangun Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur’an (STIAQ ) di Provinsi Lampung.

    Hal tersebut di sampaikan Calon Gubernur Lampung Arinal Djunaidi sesaat sebelum sholat Magrib di Solo Jawa Tengah Rabu ( 18/10/2017).

    Dihadapan ratusan jemaah wisata religi Sholawat untuk rakyat Lampung Arinal bersama Habib Syech yang berasal dari Bandar Lampung dan Kabupaten Lampung Timur.

    “Saya akan tetap komitmen meneruskan program pembangunan yang ada saat ini dan memperbaiki sarana dan prasarana yang ada demi terciptanya pemerataan pembangunan dan kesejahteraan,” katanya.

    Ketua Golkar Lampung ini menyatakan untuk membangun Lampung agar lebih baik dan tetap berlandaskan Islam, harus dibangun Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur’an ( STIAQ ) di Provinsi Lampung.

    “Untuk merealisasikan program pendidikan Islam itu, pembangunan STIAQ akan menjadi program pertama di awal kepemimpinannya” kata Arinal

    Arinal menambahkan, saat ini dia telah melakukan koordinasi dan pencanangan pembangunan STIAQ dengan STIAQ yang ada di Jakarta. Jadi tidak ada suatu hal yang mustahil pembangunan lembaga pendidikan berbasis Islam tersebut akan segera terwujud di awal kepemimpinannya.

    ” Untuk pembangunan STIAQ Lampung, saya susah berkoordinasi dengan STIAQ Jakarta dan mereka sangat merespon serta mendukung langkah saya”. Tegas Arinal Rabu ( 18/10/2017). (rls)

    Sumber Tim Jaya

  • Rianasari Iklas Dukung Suaminya Maju Pilgub

    Rianasari Iklas Dukung Suaminya Maju Pilgub

    Riana Sari curhat dihadapan peserta wisata religi. Di hotel Surakarta.

    Surakarta (SL)-Rianasari istri Arinal Djunaidi yang juga bakal calon Gubernur Lampung menikah dengan Arinal Djunaidi sejak tahun 1988. Mereka Selama dikaruniai 4 anak, satu anak meninggal dunia.a

    Saat menikah,  Arjuna memang sudah menjadi PNS yang tidak langsung memaksa Riana aktif dalam Dhatma wanita. “Seiring waktu tahun 2000 saya aktif di dharma wanita. Sampai akhirnya beliau sampai puncak karirnya tertinggi menjadi Sekdaprov, ” kata Riana Sari, Rabu 18 Oktober 2017 di depan peserta wisata religi asal bandarlampung dan Lamoung Timur, saat rehat di Hotel Amira Jalan Veteran no 18 Pasar Kliwon,  Kotamadya Surakarta.

    Riana Sari menyatakan saat sang suaminya ingin mengabdi dengan mencalonkan diri sebagai calon Gubernur Lampung periode 2019-2021. “Bismilah ya saya izinkan sampai bapak memeluk saya karena niat ingin tulus melayani rakyat, ” kata Rianasari.

    Diketahui,  pada malam hari yang sama,  277 peserta wisata religi yang tergabung dalam Rakyat Lampung Bersholawat akan bertemu Habun Syech. (rls)

  • Anggaran BBM Distan Bandarlampung Rp1,5 Miliar Rawan Penyimpangan

    Anggaran BBM Distan Bandarlampung Rp1,5 Miliar Rawan Penyimpangan

    Ilustrasi

    Bandarlampung (SL)-Dinas Pertanian Kota Bandar Lampung diduga melakukan mar-up anggaran Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk kebutuhan dinas tahun 2017, dengan nilai anggaran mencapai RP1,13 miliar. SEMENTARA dinas yang lainnya, berkisar RP3-8 ratus juta.

    Forum Masyarakat Transparasi Lampung (FMTL) mencurigai adanya mark up penganggaran BBM  TA 2017 Rp1,13 miliar di Dinas Pertanian (Distan) Bandarlampung, tersebut. Kecurigaan yang sama dilontarkan oleh  Komisi II DPRD Kota Bandarlampung.

    “Anggaran BBM sebesar itu berpotensi mark up. Sebagai pembanding, pembelian BBM Dinas Perhubungan hanya Rp301.370.586 dan Sekretariat DPRD yang memiliki kendaraan melebihi dinas tersebut menganggarkan Rp806.240.160. Distan harus transparan dalam pengelolaan anggaran BBM,” kata Ketua FMTL LAMPUNG, Hary Kohar.

    Apalagi, kata HARI KOHAR, lahan untuk sektor pertanian semakin menyusut di Kota Bandarlampung.” Jadi, patut dipertanyakan buat apa saja pengadaan  bahan bakar minyak sampai Rp1 miliar lebih itu,” katanya, Rabu (18/10/2017).

    Menurut Kohar, Tahun Angaran (TA) 2016, lalu Dinas Pertanian Kota Bandarlampung menganggarkan pembelian BBM untuk tiga mobil pikup dan 32 sepeda motor Rp7.410.000. “Jadi pembelian yang habis pakai itu rawan di mark up dan penggelapan,” katanya.

    Sementara Anggota Komisi II DPRD Kota Bandar Lampung  M. Yusuf Erdiansyah Putra kepada wartawan Minggu (15/10/2017), dilangsir Fajarsumatera.com, menyatakan jika tidak dilakukan pengawasan terhadap penggunaanya serta dirinci dengan detail, terbuka peluang terjadinya mark up.

    Politisi Hanura tersebut melihat sangat kontradiktif dengan jumlah kendaraan yang dimiliki Dinas Pertanian. “Kalau kami lihat ini, anggaran kok besar sekali ya, untuk sebuah belanja BBM kendaraan yang dipunyai Dinas,” katanya.

    Untuk itu, sambung Yusuf, pihaknya akan mengadakan rapat internal komisi terlebih dahulu guna mengagendakan Hearing dengan Dinas Pertanian guna mempertanyakan anggaran yang dikelola hanya untuk membeli BBM.

    Distan Kota Bandarlampung pada tahun anggaran 2017 mengalokasi dana untuk peningkatan sarana dan prasarana aparatur dalam bentuk  pemeliharaan rutin atau berkala kendaraan dinas atau operasional BBM dan pelumas sebesar Rp1.137. 319. 572 dan Rp438. 175. 200. (rls/fs/jun)

  • Runtuhnya Moral Pemicu Maraknya Korupsi

    Runtuhnya Moral Pemicu Maraknya Korupsi

    Penyidik KPK RI menjadi pembicara dilokakarya wartawan anti korupsi di Lampung.

    Bandarlampung (SL)- Terdapat beberapa faktor penyebab terjadinya korupsi di Indonesia, diantaranya integritas dan moralitas penyelenggara atau pejabat negara, faktor struktural, sejarah dan politik.

    Jaksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bidang penindakan, Abdul Basir,  mengatakan penyebab terjadinya korupsi lainnya yaitu adanya desentralisasi, kualitas regulasi dan law enforcement.

    Terkait tudingan KPK melakukan tebang pilih dalam menindak dan memberantas praktek korupsi, dia membantahnya. “KPK tidak pernah melakukan tebang pilih. Lagi pula, siapa yang nebang dan siapa yang milih,” katanya di dalam kegiatan lokakarya jurnalis antikorupsi yang dilaksanakan di Whiz Prime Hotel, Rabu (18/10).(Jun/nt)

  • Satrawan Lampung Asaroeddin Malik Zulqarnaen Berpulang

    Satrawan Lampung Asaroeddin Malik Zulqarnaen Berpulang

    Sastrawan Lampung Asaroeddin Malik Zulqarnaen,

    Bandarlampung (SL) -Bumi Ruwai Jurai Provinsi Lampung kehilangan satu tokoh sastrawan, Asaroeddin Malik Zulqarnaen, berpulang.

    Asaroeddin dilahirkan di Jakarta pada 15 November 1956, wafat. Selasa (17/10) 2017 pukul 18.05 WIB dikebumikan di TPU Sukamaju, Telukbetung Barat, Rabu (18/10).

    Jenazahnya diberangkatkan dari rumah duka di Jalan RE Martadinata, Sukamaju, Telukbetung Barat bakda dzuhur. “Lampung kehilangan salah satu putra terbaiknya. Almarhum merupakan salah satu pioner dunia sastra Lampung. Kiprah dan jejaknya tak diragukan lagi. Almarhum pernah menjadi duta Lampung ke Malaka,” ujar Hari Jayaningrat, Kasi Kesenian Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung.

    Putra Lampung, yang juga salah cucu pejuang Lampung Wan Abdul Rahman ini dikenal sebagai salah satu cerpenis produktif pada jamannya.

    Kecintaan Asaroeddin pada dunia sastra bermula sejak dia duduk di bangku SMP. Karya-karya karangan sastrawan terkenal seperti; Chairil Anwar, WS Rendra, Iwan Simatupang, dan Asmaraman Kho Ping Hoo sudah mulai dibaca Asaroeddin. Sejak saat itulah, Asaroeddin mulai berhasrat untuk menjadi seorang penulis.

    Ketika bersekolah di SMA Negeri Telukbetung hasrat menulisnya tersalurkan. Tulisan-tulisannya menghiasi mading sekolah. Karena sifatnya yang introvet dia tak menggunakan nama aslinya tetapi menggunakan nama samaran.

    Hal ini terbawa ketika Asroeddin menulis di media massa. Dia menggunakan nama pena antara lain; A.M. Zulqornain Ch, Asroedin MZ, dan Amzuch yang merupakan siingkatn dari namanya.

    Pada awalnya, Asroeddin menulis puisi, kemudian lebih intens menggeluti cerpen. Ratusan karya cerpen yang terlahir dari tangannya.

    Karyanya selain terserak dalam berbagai buku antologi bersama, karya-karya cerpen terpilihnya terkumpul dalam buku bertajuk: Semanda, yang diterbitkan Jung Foundation, Bandar Lampung Asaroeddin Malik Zulqornain Ch. sastrawan yang muncul tahun 80-an menulis secara otodidak. Cerpen bertajuk “Nomor 289 untuk 5 Menit” merupakan karya pertama yang dimuat di harian Pelita pada 20 Oktober 1978.

    Karya Asaroeddin Malik Zulqornain Ch berupa; cerita pendek, cerita anak, puisi, artikel budaya, resensi puisi, essai, dan berbagai berita. Media massa Lampung dan luar Lampung yang pernah memuat karyanya, antara lain Sinar Harapan, Pelita, Suara Karya, Simponi, Swadesi, Minggu Merdeka, Berita Buana, Mutiara, Harmonis, majalah Detektif Romantika, Senang, Humor, Bobo, Kharisma, Variasi, dan Nova. Media daerah yang pernah menerbitkan karya-karyanya adalah, Lampung Post, Radar Lampung, Lampung Ekpres, Sumatera Post, Trans Sumatra, Waspada (Medan).

    Sastrawan eksentrik ini meskipun, sudah menciptakan ratusan cerpen dan puluhan puisi yang dipublikasikannya. Tetapi, Asaroeddin ciptakan memilih tidak dikenal oleh redaktur media mana pun. “Penulis bukanlah sesuatu yang istimewa, karena yang dibutuhkan masyarakat karyanya, bukan orangnya,” ujarnya.

    Pada tahun 1985, bersama Isbedy Stiawan ZS dan Riswanto Umar mendirikan Sanggar Cakrawala Ide Anak Muda (CIA) yang merupakan wadah sastra dan teater Bandarlampung. Akhirnya, Asaroeddin beserta Achmad Rich, Syaiful Irba Tanpaka, dan Isbedy Stiawan ZS melahirkan antologi puisi yang berjudul Nyanyian Tanah Putih pada tahun 1984 untuk membangkitkan semangat para sastrawan muda.

    Bersama-sama seniman lampung lainnya, Asaroeddin turut membidani lahirnya Dewan Kesenian Lampung (DKL) pada 17 September 1993 dan menjadi Bendahara pada periode pertama. Jabatan dewan pembina di lingkungan Dewan Kesenian Lampung membuat nama Asaroeddin Malik Zulqornain Ch. tidak asing di telinga para penggiat sastra di Lampung. Pria yang dikenal juga dengan nama Amzuch ditunjuk oleh DKL untuk duduk sebagai Dewan Kehormatan periode 2005—2008.

    Asroeddin memiliki prinsip seperti sastrawan Cahiril Anwar.“Saya bukan siapa-siapa, tidak ada apa-apanya dan tak pernah jadi apapun. Saya hanya ingin jadi diri sendiri yang memang hidup hanya untuk menunda kekalahan. Namun sebelum kalah, saya harus menikmatinya penuh rasa syukur”, ujar Asaroeddin suatu kali. (rls/jun)