Kategori: Bandarlampung

  • PAN Lampung Proses Dugaan Pelecehan Adik Ipar,  BY dan Istri Bantah

    PAN Lampung Proses Dugaan Pelecehan Adik Ipar, BY dan Istri Bantah

    Klarifikasi BY di di DPW PAN Lampung, bersama istri dihadapan wartawan.

    Bandarlampung (SL)-DPW PAN Provinsi Lampung memanggil dan melakukan klarifikasi kepada Ketua DPD Partai Amanat Nasional (PAN) Tulangbawang Barat (Tubaba), Budi Yanto.

    Budi datang memenuhi panggilan partai bersama istrinya Rani, di kantor DPW PAN Lampung, di Way Halim Bandarlampung, Rabu (18/10/2017).

    Dihadapan pengurus DPW PAN Lampung, Iswadi, Agus Bakti Nugroho, Joko dan DPW lainnya, Ketua DPD PAN juga anggota DPRD Tubaba Budi dan istrinya, menceritakan kronologis kejadian dan membantah dugaan dirinya telah melakukan pelecehan seksual dengan menggerayangi adik iparnya berinisial yang sedang tertidur di kamar rumahnya di jalan Pulau Sangiang, Sukarame, Bandarlampung, pada Selasa (17/10).

    “Peristiwa itu tidak benar, itu fitnah. Bahkan saya tahu dari orang lain, jika ada berita di salah satu media online, dimana saya diduga melakukan pelecehan seksual terhadap adik ipar saya,” Kata Budi Yanto, Rabu (18/10/2017).

    Peristiwa ini bermula, istrinya (Rani) meminta adiknya Tm untuk tinggal dan bantu-bantu di rumah sekaligus menemui anaknya selama setengah bulan sampai orang yang membantu pekerjaan rumah kembali lagi ke rumahnya atau sudah ada penggantinya. “Isteri saya merasa berat melakukan pekerjaan rumah sendirian. Jadi dia (Rani) meminta adiknya untuk datang ke rumah,” ucapnya.

    Kendati demikian, baru sekitar satu minggu, adik ipar Tm sudah meminta pulang, tetapi, belum ada tanggapan dari isterinya. Akhirnya, berdasarkan kesepakatan, adik ipar akan kembali pulang ke rumah di Bandarjaya pada Selasa (17/10) sekitar pukul 12.30 WIB. “Pagi harinya itu memang saya baru bangun tidur. Kemudian saya menelpon isteri yang sedang pergi agar segera pulang. Karena saya lapar,” ucapnya.

    Tidak lama kemudian, saya beranjak kedepan untuk memasukan kendaraan yang sedang terparkir di luar rumah. Namun sayangnya, sesaat kemudian, sang isteri datang dengan mengendarai roda empat langsung menabraknya hingga terpental sampai jarak tujuh meter.

    “Saya tidak tahu kenapa isteri menabrak saya. Yang saya tahu isteri saya langsung turun dari kendaraan dengan wajah kesal dan mendatangi saya yang saat itu tengah bercucuran darah, lalu langsung memukuli saya. Saat itu saya diam saja, karena tidak tahu alasannya dan tidak mau memperkeruh keadaannya,” ucapnya, dilangsir Lampungekspres-plus.com.

    Hal senada disampaikan oleh Rani, istri Budi Yanto, yang juga kakak kandung Tm. Rani mengaku tidak mempercayai adanya tuduhan dugaan pelecehan seksual yang dilakukan sang suami. Sebab, keadaan kamar dan rumah saat itu masih tersusun rapi seperti biasa.

    “Kalau memang suami saya mau melakukan pelecehan seksual atau memperkosa adik kandung saya, sudah pasti akan mendapat perlawanan yang bisa menyebabkan rumah dalam kondisi berantakan. Tetapi pada kenyataannya kondisi rumah masih rapih seperti biasa,” kata Rani

    Akhirnya, lanjut Rani dirinya menyimpulkan bahwa suaminya tidak melakukan perbuatan tersebut.

    Rani mengakui sempat kesal dengan suami (Budi Yanto) atas informasi dari adik kandungnya melalui via telepon yang menuding suami telah melakukan pelecehan seksual kepadanya.

    “Sekitar pukul 09.00 Wib, saya menelpon adik saya dengan nada suara yang biasa untuk menanyakan apakah mau makan bubur. Namun, berselang beberapa menit tiba-tiba adik saya menjerit-jerit sambil ngomong tolong saya tolong saya, saya mau diperkosa oleh suami kamu,” ucapnya.

    Mendengar hal itu, kemudian, dia mematikan telepon itu dan dalam keadaan kesal, langsung menancap gas untuk bergegas pulang ke rumah.

    Setibanya di depan rumah, ia mengaku melihat suaminya Budi Yanto yang saat itu hendak mau masuk ke dalam mobil terlihat seperti orang mau kabur.

    “Melihat itu, saya yang saat itu sedang mengendarai mobil langsung menabrak suami saya hingga terpental beberapa meter. Kemudian, tanpa pikir panjang saya langsung turun dari mobil dan langsung memukul suami saya,” ucapnya.

    “Melihat suami diam saja saat saya pukuli seolah mengaku salah. Dari sana saya sempat mempercayai bahwa laporan itu benar,” tegasnya.

    Setelah itu, Rani mengaku langsung beranjak ke kamar untuk melihat kondisi adiknya yang mengaku akan diperkosa suami. Namun, keadaan di dalam rumah itu seolah tidak terjadi apa-apa karena semua dalam keadaan rapih. “Akhirnya kami berembuk, dan permasalahan itu selesai secara kekeluargaan sekitar pukul 12.00 WIB,” tambahnya.

    Selain itu, ia berencana akan membawa masalah ini ke pihak berwajib atas tuduhan pencemaran nama baik. Sebab, ia mengaku kecewa terhadap Angga Raya suami adiknya yang berstatement di salah satu media online yang menerbitkan berita ini disaat semua permasalahan sudah selesai secara kekeluargaan.

    “Kalau pemberitaan ini masih berlanjut, maka saya kan melaporkan masalah ini ke Polresta Bandarlampung untuk membersihkan nama baik saya,” katanya.

    Pasca kejadian, suami korban AR bersama istrinya sempat melakukan visum di Puskesmas kota Bandar Lampung. Visum tersebut berdasarkan arahan dari petugas sentra pelayanan Kepolisian (SPK) Polresta Bandar Lampung ketika hendak melapor.

    Kapolresta Bandar Lampung Komisaris Besar Murbani Budi Pitono belum mengetahui adanya perkara tersebut, yang hendak dilaporkan oleh korban. “Kalau laporan dari anggota atau SPK belum masuk ke saya, tapi nanti kalau ada pasti kami proses sesuai perosedural,” kata Murbani. (nt/Le/jun)

  • Edarwan Minta Kapal Penyedot Pasir Segera Hengkang dari Punduh

    Edarwan Minta Kapal Penyedot Pasir Segera Hengkang dari Punduh

    Kadis Pengairan dan Pemukiman Lampung Edarwan

    PESAWARAN — Kepala Dinas Pengairan dan Pemukiman Lampung Edarwan meminta kapal penyedot pasir ditarik segera dari mulut muara Sungai Pemindangan, Desa Ketatang, Kecamatan Marga Punduh, Kabupaten Pesawaran.

    “Insyaalloh, dalam dua hari kedepan, kapal penyedot pasir yang rusak tersebut akan segera ditarik pemiliknya,” katanya via ponsel, Selasa (17/10/2017).

    Masyarakat, sejak 24 Juli 2017, bertanya-tanya dan resah dengan kehadiran kapal tersebut. “Kami telah meminta pemilik kapal aegera menarik kapal dalam dua tiga hari ke depan,” katanya.

    Kehadiran kapal tersebut belum seijin Dinas  Permukiman Lampung. Pekan lalu, Edarwan mengakomodasi keinginan warga agar kapal menjauh dari wilayah mereka.

    Namun, karena kapal rusak, sehingga belum ditarik hingga kini. Namun, Kadis sudah meminta segera ditarik dari Punduh.

    Sebelumnya, masyarakat yang meminta normalisasi sungai lewat Kades Ketatang Nasir untuk mengatasi pendangkalan sekaligus dibuat beronjong agar tak terjadi abrasi di muara sungai.

    Namun, ada masyarakat yang resah. Anwar Punduh dan para kerabatnya khawatir penyedotan pasir laut melebar hingga ke perairan kawasan wisata antara Punduh Pidada dan Pulau Puhawang. (rls/nt)

  • World Food Day, Novotel Lampung Berbagi Dengan Anak Yatim

    World Food Day, Novotel Lampung Berbagi Dengan Anak Yatim

    General manager Novotel Lampung bersama anak yatim.

    Bandarlampung (SL)-Memperingati hari makanan sedunia atau World Food Day, 16 Oktober 2017 , Novotel Lampung makan bersama anak yatim di Panti Asuhan Raden Ajeng Ratu Balqis, Jalan Dr. Harun II No. 76 Tanjung Karang Timur, Bandarlampung, Senin (16/10).

    General Manager Novotel Lampung, Lalu Aswadi Jaya mengatakan, kegiatan ini adalah rangkaian acara peringatan World Food Day diisi dengan memberikan makan siang dengan menu yang biasa disajikan kepada para tamu hotel, juga memberikan bahan sembako untuk para penghuni panti.

    Dalam kunjungannya ke panti tersebut, Novotel juga memberikan hiburan yang bisa mengedukasi dalam mengolah makanan, dengan mengadakan live cooking yang langsung dipraktekan oleh Chef Boy dari Novotel Lampung

    “Kami datang untuk mengajak makan siang penghuni panti, juga memberikan hiburan edukasi memasak yaitu live cooking dari chef andalan Novotel, dengan mempraktekan cara membuat Sandwich Ala Novotel Lampung,” kata Jaya.

    Menurut Jaya, di acara itu anak-anak panti langsung dapat mempraktekkan dan langsung dapat menikmati sajian menu yang tadi dibuat dan disaksikan mereka.

    “Novotel Lampung adalah salah satu Hotel dibawah naungan Accor Hotels yang mempunyai salah satu program yaitu program Planet 21,” kata Jaya.

    Program World Food Day ini, kata Dia juga merupakan upaya Novotel Lampung dalam mendukung salah satu program Accor berkaitan dengan kepedulian terhadap lingkungan yaitu Planet 21.

    “Planet 21 adalah 21 komitmen kami untuk mendukung pengembangan berkelanjutan berupa kesehatan, alam, karbon, inovasi, pengembangan lokal, lapangan kerja dan dialog:  21 komitmen untuk kesejahteraan planet kita,” ujarnya.

    Seperti diketahui, setiap tanggal 16 Oktober diperingati sebagai World Food Day, yang merupakan bentuk gerakan untuk memperingati kasus kelaparan yang masih banyak terjadi di dunia.

    World Food Day diperingati bertujuan untuk meningkatkan kesadaran serta perhatian penduduk dunia akan pentingnya permasalahan serta penanganan masalah pangan di dunia ini.

    Tujuan lain dari diperingatinya ini adalah untuk meningkatkan kualitas pangan nasional, regional maupun global. (rls/jun)

  • Arinal Ajak 277 Warga Wisata Religi Ke Jawa Tengah

    Arinal Ajak 277 Warga Wisata Religi Ke Jawa Tengah

    Persiapan berangkat wisata religi
    Bandarlampung (SL)- Bakal Calon Gubernur (Balongub) Arinal Djunaidi memboyong 227 warga, untuk berwisata religi bersama Habib Syech ke Solo, Jawa Tengah, Selasa 17 Oktober 2017.
    Sri (49) warga Natar Lampung Selatan, salah satu peserta wisata religi berharap, jika Arinal Djunaidi dipercaya menjadi Gubernur Lampung periode 2019-2024 agar lebih baik dari gubernur saat ini.
    “Pastinya Pak Arinal harus lebih baik dari gubernur sekarang,” kata Sri di sela pelepasan rombongan Shalawat Rakyat Lampung Arinal Djunaidi bersama Habib Syech di Rumah Kayu Bandarlampung, SELASA (17/10)
    Wanita berjilbab berharap, kelak Arinal Djunaidi bisa memberikan biaya pendidikan yang murah bahkan gratis, infrastuktur jalan, agar bisa mengundang banyak investor dan banyak menciptakan lapangan pekerjaan di Lampung. “Dan yang lebih penting pembangunan di Lampung harus merata,” ucapnya.
    Disinggung apakah sebelumnya pernah melihat atau bertemu langsung Arinal Djunaidi dan apa kesan akan sosok Arinal?.
    “Waktu itu pernah liat Pak Arinal di Natar, saya lupa acara apa. Saya lihat orangnya bagus, kita juga pengen tahu lebih dalam sosok Pak Arinal dari kepribadian, visi dan misi beliau maka saya ikut wisata religi,” katanya. (rls/Jun)
  • Wisata Religi Cara Arinal Serap Aspirasi Dari Dekat

    Wisata Religi Cara Arinal Serap Aspirasi Dari Dekat

    Arinal melepas rombongan wisata religi

    Bandarlampung (SL)-Bakal Calon Gubernur (Balongub) Arinal Djunaidi mengatakan, kunjungan wisata religi ke Solo Jawa Tengah tidak terlepas dari hasil perjalanan sosialisasi dengan cara berkeliling ke kabupaten/kota, selama ini.

    “Saya ingin tahu apa yang diinginkan rakyat, saya juga ingin berkomunikasi dengan semua kalangan, tokoh agama, tokoh masyarakat dan lain-lainnya,” kata Arinal di sela Pelepasan Rombongan wisata, Shalawat Untuk Rakyat Lampung bersama Habib Syech, Selasa (17/10/2017) di Rumah Kayu Bandarlampung.

    Menurut Ketua DPD I Partai Golkar Lampung ini, banyak yang sudah dilakukan dirinya untuk menyerap aspirasi rakyat dan bersosialisasi, mulai kegiatan budaya (pagelaran wayang kulit), olahraga, pengajian, religius dan yang lainnya.

    “Namun itu tidak cukup, ada kekurangan yang saya rasakan maka saya mengajak ibu-ibu,” katanya. (rls/*)

  • Oknum Anggota DPRD Tulangbawang Barat Coba Cabuli Istri Kerabatnya

    Oknum Anggota DPRD Tulangbawang Barat Coba Cabuli Istri Kerabatnya

    Ilustrasi net

    Bandarlampung (SL)-Oknum anggota DPRD Kabupaten Tulang Bawang Barat (Tubabar) Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) kepergok saat hendak berbuat cabul pada istri kerabatnya  di Jalan Pulau Sangiang, Sukarame, Bandar Lampung.

    Menurut suami korban, Angga Raya, Warga Tulang Bawang Barat, kejadian bermula saat istrinya TI, tiba di Bandar Lampung untuk menemui anaknya, yang tinggal dirumah oknum ketua DPD PAN Tulangbawang Barat itu, karena sedang menempuh pendidikan di Bandar Lampung.
    Lantas, saat istri dan anaknya istirahat tidur dikamar tamu rumah pelaku, tiba-tiba pelaku masuk kamar dan langsung menggerayangi korban dengan cara menyentuh tubuh hingga bagian paha atas korban. Merasa ada yang menjamahnya, korban pun langsung bangun dan menahan tangan pelaku hingga memar.
    “Kejadiannya sekitar jam setengah 10 tadi pagi jadi si B itu yang anggota dewan dari PAN Tubabar masuk kamar langsung megang istri saya dan tangannya sampai masuk celana istri saya. Istri saya terbangun langsung menahan tangan dia (Oknum), dikiranya istri saya mudah gitu, karena kepergok dia kabur,” ujar Angga Raya, suami korban, Selasa (17/10/2017), dilangsir kopiinstitute.com
    Oknum anggota dewan itu kabur menggunakan mobil dinas Rush warga silver plat merah lalu melarikan diri. Dikejar oleh istri pelaku menggunakan mobil CRV, namun tidak juga berhenti sehingga membuat istri pelaku menambrakkan mobil CRV yang dikendarainya ke mobil oknum dewan hingga mobil keduanya ringsek ringan.
    “Nah walau udah ditabrakin tetep gak berhenti juga, berhentinya bentar terus kabur lagi. Sampai sekarang gak bisa dihubungi gak tahu kemana, udah saya sms bilang kalo dia (oknum) itu kamp#ng, anj#ng, bab#,” ucap dia.
    Hingga berita ini diturunkan, pelaku yang diduga oknum anggota DPRD Tulang Bawang Barat dari Fraksi Partai Amanat Nasional belum dapat dikonfirmasi. Sedangkan Angga Raya saat ini sedang membawa istrinya untuk dilakukan visum. Kasus ini diminta angga untuk diselesaikan secara hukum demi mempertanggungjawabkan perbuatan pelaku. (nt/kp)
  • Sekretariatan DPRD Lampung Diduga Sunat Anggaran Publikasi

    Sekretariatan DPRD Lampung Diduga Sunat Anggaran Publikasi

    Gedung DPRD Lampung

    Bandarlampung (SL)-Dugaan Pungutan Liar (pungli) atas anggaran dana advertorial di Bagian Humas DPRD Lampung diduga berlangsung secara sistematis. Kuat dugaan, pungli dilakukan itu atas sepengetahuan pengambil kebijakan di Sekretariat Dewan.

    Dari data yang di himpun wartawan dilangsir pelitanusantar.com, dilakukan pemotongan kepada beberapa media online dan cetak, potongan yang dilakukan mencapai Rp2 juta permedia. Meski nilai pencairan dalam SPJ tertera Rp5 juta namun yang diberikan oleh Bagian Humas hanya Rp3 juta.

    Menanggapi hal itu, Arie Kurnia, Divisi Investigasi Korupsi, Masyarakat Tranparansi Lampung (Matala), akan melaporkan dugaan itu ke Kejati Lampung. “Prilaku korup tidak mengenal tempat dan jenjang jabatan. Informasi memang sudah lama kami dengar dan bukan kasus baru. Kita akan laporkan itu ke penegak hokum, kita sedang kumpulkan data dari kawan-kawan media,” kata Arie Kurnia, Sabtu (14/10).

    Terpisah, Sekretaris Dewan (Sekwan) DPRD Lampung, Kherlani berjanji akan melakukan cross check mengenai dugaan adanya pemotongan dana publikasi di Bagian Humas dengan modus uang pencairan yang diberikan kepada media tidak sesuai dengan nilai yang ditandatangani di atas meterai. “Siap, Hari Senin saya check kebenarannya,” kata Kherlani.

    Kherlani, mengaku menyesalkan dengan adanya keterlambatan informasi yang diterima mengenai dugaan itu. “Mestinya kemaren saya di kasih info, agar bisa langsung di tindak lanjuti,” katanya.

    Sementara, Kepala Bagian Humas DPRD Lampung, Iksan ketika akan dikonfirmasi, pesan singkat yang dikirimkan tidak menjawab atau dibalas.

    Alokasi anggaran di Bagian Humas DPRD Lampung di kegiatan publikasi Hasil Kegiatan DPRD Provinsi Lampung dengan nilai sebesar Rp1,155 miliar serta peliputan Kegiatan Pimpinan sebesar Rp3,2 miliar yang notabene bentuk kerjasama antara media/online dalam penerbitan advertorial bahkan iklan.

    Dugaan praktiknya pemotongan, dengan modus jumlah yang diterima awak media tidak sesuai dengan kuitansi serta SPJ yang ditandatangani dengan meterai 6000. Bahkan  dana Advertorial untuk media periode penerbitan Bulan Agustus lalu diketahui sedang dalam proses pencairan, namun beberapa Jurnalis yang biasa melakukan pos liputan di DPRD Lampung telah diberi tahukan oleh salah staf Kepala Bagian Humas jika terdapat pemotongan, jika media enggan memebrikan maka pencairan dipastikan dipersulit.

    “Kalau soal bagian Humas DPRD Lampung meminta bagian juga dari, itu bukan hal baru, akan tetapi sejak pergantian Kabag Humas  kurang lebih dua bulan ini,mengapa potongan yang di berlakukan lebih tinggi dari kebijkan sebelumnya,” kata salah satu pimpinan perusahaan Surat Kabar Harian (SKH) yang meminta namanya dirahasiakan, Jum’at (13/10) lalu.

    Dia menambahkan,  seharusnya Bagian Humas DPRD Lampung tidak terlalu tinggi meminta bagian dari hasil pencairan dana Advertorial maupun iklan tersebut, pasalnya selain pajak yang dibebankan ke awak media, manajemen mereka terkadang justru menaruh curiga dengan mereka, karena jumlah dana yang disetorkan ke perusahaan tidak sesuai dengan yang ditandatangani di kuitansi.

    “Kadang justru kami yang dituduh oleh perusahaan kami sendiri jika uang itu kami yang mengambil, ya sebenarnya tidak bisa disalahkan jika perushaan curiga, karena nominal dalam  SPJ dan kuitansi berbeda dengan yang kami setorkan,” ungkapnya.

    Jika mereka menolak untuk berkomitmen,lanjutnya pada Bagian Humas DPRD Lampung, maka bisa dipastikan untuk dana advertorial berikutnya, pihak Humas tidak akan lagi melakukan kerjasama dengan mereka. “Ya mau gimana lagi, kalau kita tolak pasti di kegiatan berikutnya jangan harap bisa di ajak kerja sama lagi,” katanya. (Red/Pe-na)

  • DPRD Provinsi Lampung Akan Ukur Ulang Lahan SGC

    DPRD Provinsi Lampung Akan Ukur Ulang Lahan SGC

    ilustrasi lahan SGC Lampung

    Bandarlampung (SL)-Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Lampung akan melakukan pengukuran ulang terhadap lahan Hak Guna Usaha (HGU) di PT Sugar Group Companies (SGC).

     Wakil Ketua DPRD Lampung, Pattimura, mengatakan pengukuran ulang HGU perusahaan gula terbesar itu, untuk memastikan mana lahan yang merupakan hak milik rakyat, hak milik perusahaan dan hak wilayah. “Ukur ulang ini sebagai salah satu instrumen dari hasik rapat pimpinan. Dan sudah dikoordinasikan dengan Badan Pertanahan Nasional, dan mereka bilang tidak masalah,” kata Patimura, Selasa (10/10).

    Untuk saat ini, kata politisi Partai Gerindra Lampung itu, pihaknya sedang mengumpulkan data pendukung lainnya (full baket) dari Pansus DPRD Tulangbawang, BPN Provinsi, dan akan diteruskan ke pusat.

    “Investasi sangat kita dukung di Lampung ini, tapi ukur ulang juga bukan suatu yang diharamkan. Sehingga kedepan ada dasar hukum yang pasti. Perusahaan nyaman dalam berusaha, masyarakat juga nyaman,” tegas Sekretaris Partai Gerindra Lampung itu.

    Sebelumnya, Pansus SGC DPRD Tulangbawang mendatangi ruang pimpinan DPRD Lampung, pada Senin (2/10) lalu untuk meminta dukungan terkait polemik PT SGC. Novi Marjani, Ketua Pansus SGC diterima unsur pimpinan DPRD Dedy Afrizal (PDIP),  Wakil Ketua Pattimura (Gerindra), Wakil Ketua Ismet Roni (Golkar), dan Wakil Ketua Johan Sulaiman (PKS) dan Wakil Ketua Imer Darius (Demokrat) serta didampingi Sekretaris Dewan (Sekwan) Kherlani. (Jun/hl)

    sumber : harianlampung.com

  • Aksi Anti Kekerasan Terhadap Wartawan, Lampung Beri Rapor Merah Untuk Polisi

    Aksi Anti Kekerasan Terhadap Wartawan, Lampung Beri Rapor Merah Untuk Polisi

    PWI, AJI, IJTI, PFI, Lampung solideritas kasus Banyumas.

    Bandarlampung (SL)-Wartawan Lampung menggelar aksi solidaritas menyikapi kekerasan terhadap wartawan yang terjadi di Banyumas, Jawa Tengah. Unjuk rasa yang diikuti puluhan wartawan dari berbagai media itu itu digelar di Bunderan Tuguadipura, Bandarlampung, Jumat (13/10) sore.

    “Aparat kepolisan dan penegak hukum punya rapor merah terkait kekerasan terhadap jurnalis,” kata Ketua AJI Bandarlampung Adan Padli saat orasi.

    Wakil Ketua PWI Bidang Hubungan antar Lembaga Adolf Ayatullah juga mengecam insiden yang terjadi saat aparat membubarkan aksi demonstrasi di kantor bupati tersebut. “Kerja-kerja wartawan itu melaksanakan amanat undang-undang. Kekerasan terhadap wartawan mengancam kebebasan pers secara umum,” kata  Bung Dolop menyampaikan orasinya.

    Aksi diikuti oleh perwakilan Pewarta Foto Indonesia (PFI), Aliansi Jurnalis Independen (AJi), Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Serikat Media Siber Indonesia (SMSI), Fortaline Lampung, YLBHI Bandarlampung, perwakilan pers mahasiswa dan perwakilan wartawan-wartawan dari Tulangbawang, Pesawaran, Waykanan, Tanggamus dan beberapa kabupaten lain di Lampung.

    Sedangkan perwakilan dari Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia ( IJTI) Aris Susanto mengecam secara tegas agar oknum Polisi Pamong Praja maupun oknum polisi yang terlibat penganiyayaan  terhadap insan pers di Banyumas Jawa Tengah.

    Ditambahkan Fadli Hamdan perwakilan Aji, korban kekerasan yang dilakukan oleh oknum Polisi dan Pol PP hingga kamera dirusak di dihapus jelas melanggar UU Pers. “Kepada Kapolda dan Kapolri agar menindak tegas oknum Polisi yang menciderai  beberapa wartawan yang sedang meliput peristiwa di Banyumas,” tegasnya.

    Dalam keterangan per ponsel, Ketua SMSi Lampung Donny Irawan menyatakan dukungannya atas aksi solidaritas wartawan itu. “Di Rapimnas Bangka kemarin juga dilakulan sesi khusus untuk mengecam insiden Banyumas,” ujar Donny yang baru saja mengikuti Rapimnas SMSI di Bangka-Belitung tersebut.

    Aksi diawali dengan melakukan jalan kaki dari Sekretariat PFI menuju Bunderan Gajah, kemudian korlap Aris Susanto yang juga Ketua IJTI Lampung memimpin massa menyanyikan lagu Indonesia Raya diikuti orasi masing-masing perwakilan.

    Aksi solidaritas wartawan Lampung sore itu ditutup dengan menyanyikan lagu Padamu Negeri dan doa untuk kawan-kawan wartawan di Banyumas yang menjadi korban. (Jun/rls)

  • Awasi Barang Bukti Narkoba di BNNP Lampung

    Awasi Barang Bukti Narkoba di BNNP Lampung

    Kepala BNN Komjen Budi Waseso.

    Bandarlampung (SL)-Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Lampung diminta mengawasi keberadaan barang bukti Narkoba hasil tanggkapan. Dua pekan lalu, petugas piket BNP Lampung sempat dikejutkan dengan penemuan tiga ons sabu sabu di atap pintu kamar mandi Kantor BNNP Lampung.

    Kasus itu kemudian dilaporkan ke Kepala BNNP Lampung, nanum hingga kini belum ada tindak lanjutnya. “Ya waktu piket sekitar dua pekan lalu petugas piket menemukan tiga ons sabu sabu di atap pintu wc kantor BNNP,” kata sumber di BNNP Lampung kepada sinarlampung.com.

    Menurutnya, seluruh pejabat dan pegawai BNNP Lampung tahu tentang kasus itu, “Semua pegawai tahu kasus itu. Jika didiamkan ini bisa jadi preseden buruh bagi BNN, kita berantas narkoba, tapi sisi lain ada oknum yang nakal, Tiga ons sabu itu sama nilainya dengan tiga ratus juta,” katanya via phone, Selasa malam.

    Pegawai lainnya membenarkan adanya kabar tersebut, Namun dia juga enggan memberikan keterangan. “Sudah dilaporkan pimpinan, bisa tanyakan langsung kepada pimpinan. Jangan sebut namanya saya bang, saya tidak berwenang,” katanya.

    Saat dihubungi di kantornya, Kepala BNP Lampung, sedang tidak ditempat, “Maaf bapak sedang dinas luar,” kata staf BNNP Lampung. (Jun)