Kategori: Headline

  • Kapal Nelayan Ketapang Terbakar di Laut Anyer Banten Suryadi Luka Bakar

    Kapal Nelayan Ketapang Terbakar di Laut Anyer Banten Suryadi Luka Bakar

    Lampung Selatan (SL)-Kapal Nelayan tangkap ikan, KM Tanjung asal Ketapang terbakar di perairan Anyer, Banten. Akibatnya Nahkoda kapal Suryadi (45) luka bakar, sementara Nusi (40) ABK selamat. Keduanya warga Desa Ketapang, Kecamatan Ketapang, Kabupaten Lampung Selatan, luka bakar. Dugaan sementara kapal motor itu terbakar akibat ledakan tabung gas yang menyambar bahan bakar 1 jigen Premium dan 2 Jerigen solar pada Jum’at sore 15 Mei 2020

    Suryadi mengalami luka bakar serius pada bagian wajah, lengan, sebagian badan dan kakinya. Sementara Nusi selamat dari semburan api tersebut. Suryadi kini dirawat di Klinik Kasih Medika Di Desa Sri Pendowo Kecamatan Ketapang Lampung Selatan.

    “Saya enggak menyangka kalau mau terjadi musibah ini. Tabunggas di kapal Motor kami tiba tiba meledak. Saya lagi di dalam kamar mesin, untuk matikan mesin. Tiba tiba tak lama berselang ada ledakan hebat dari tabung gas kompor, dan muncul semburan api menyambar jerigen bensin dan menyambar muka dan badan saya,” kata Suryadi.

    Suryadi kemudian melompat dari pintu samping yang terbuka, sementara Nusi sudah lebih dulu melompat kelaut.  Kapal mereka dengan cepat terbakar, dan tidak ada yang dapat diselamatkan. Suryadi hanya berhasil mengamankan HP miliknya.

    ”Saya ingat dengan HP saya yang berada di motor tersebut, Saya berusaha merogoh ambil HP, untungnya blm sempat terbakar. HP ABK saya  hangus. Lalu saya dan ABK berenang dengan tutup pber yang terpental kelaut, sambil mempertahankan HP agar tidak basah. Saya sempat menelpon bos di pangkalan Ketapang,” katanya.

    Mereka kemudian diselamatkan kapal bagan yang melintas. “Kapal kami sudah tidak bisa di selamatkan kobaran api yang begitu besar telah membakar sebagian kapal. Beruntung ada kapal motor bagan datang menyelamatkan kami mas,” kata Suryadi. (Red)

  • 110 Penulis Satupena Menulis Buku ‘Kemanusiaan pada Masa Corona’

    110 Penulis Satupena Menulis Buku ‘Kemanusiaan pada Masa Corona’

    Jakarta (SL)-Persatuan Penulis Indonesia SATUPENA bekerjasama dengan Penerbit Balai Pustaka menerbitkan buku ‘Kemanusiaan pada Masa Corona’ setebal hampir seribu halaman. Buku ini menjadi kontribusi nyata sejumlah 110 penulis anggota Satupena dari berbagai disiplin keilmuan serta genre penulisan non-fiksi berupa esai, fiksi berupa cerpen, puisi dalam menyikapi pandemi Covid 19 yang melanda seluruh dunia terutama Indonesia.

    Para penulis yang menyumbangkan karyanya merupakan para penulis profesional yg bekerja sebagai ilmuwan, dosen, peneliti, ahli biografi, penulis buku anak, penyair, agamawan dari berbagai usia. Karya-karya mereka selama ini dikenal luas dan banyak menerbitkan buku dan menulis di berbagai media dalam rentang waktu yang panjang.

    Di antara mereka ada nama Arahmaiani, Azyumardi Azra, Nasir Tamara, Hera Supolo Sudoyo, Akmal Nassery, Komaruddin Hidayat, Tommy F. Awuy, Mikke Susanto, Asma Nadia, Murti Bunanta, Connie Rakahundini, Ilham Bintang, Putu Setia, Alberthiene Endah, Fanny G. Poyk dan Artie Ahmad.

    Ketua Umum Satupena, Dr. Nasir Tamara bersama Dirut Balai Pustaka, Achmad Fachrodji didampingi Ketua Bidang Humas dan Media, Fakhrunnas MA Jabbar kepada pers menjelaskan gagasan dan proses penerbitan buku ‘Kemanusiaan pada Masa Corona’ telah melewati pembahasan serius dan panjang di kalangan anggota organisasi penulis Indonesia yang didirikan melalui Kongres penulis Indonesia di Solo tahun 2017.

    ”Terwujudnya buku ini merupakan kerja keras dengan semangat kekompakan dan kebersamaan seluruh anggota penulis Satupena dalam menghimpun ide yang bernas dalam menyikapi wabah Corona ini. Semua bekerja suka rela untuk mempersembahkan sesuatu yang berharga di tengah masyarakat Indonesia sedang mengalami kesulitan akkbat wabah Corona,” kata Nasir Tamara yang juga menjadi chief editor dari buku ini.

    Nasir Tamara selanjutnya mengemukakan, secara teknis tim editor buku ini pada tanggal 24 April lalu telah menyerahkan naskah kepada tim editor Penerbit Balai Pustaka. ”Kami tidak pernah ragu akan kemampuan Penerbit Balai Pustaka yang dipimpin Mas Fachrodji untuk mewujudkan buku yg amat berguna dan indah setebal hampir 1000 halaman tepat waktu. Pemesanan buku lewat PO sudah dapat dimulai sekarang juga. Semoga buku yg menjadi ‘memory of Indonesian people’ menjadi best seller,” ujar Nasir.

    Sementara Dirut Penerbit Balai Pustaka mengatakan, para penulis menggarap karyanya secara sungguh-sungguh. Buku ini enak dibaca, reflektif tapi juga ilmiah dan analitik, jenaka tapi juga puitis. Buku ini akan menjadi referensi bagi bangsa Indonesia dan kemanusiaan universal.”

    Selain itu, wartawan senior yang juga Ketua Dewan Kehormatan PWI Pusat menyambut baik penerbitan buku ini yang dinilai menarik karena temanya kontekstual, mengulas pandemi corona. Hebatnya, buku ini terwujud dalam waktu relatif singkat dimsna bisa terkumpul lebih seratus tulisan. ”Ini seperti mengikuti deadline kerja wartawan saja. Semoga buku ini menjadi warisan dokumentasi berharga, menjadi saksi sejarah dan dikenang generasi anak cucu kita kelak,” ujar Ilham Bintang.

    Satupena sejak berdiri aktif dalam menginisiasi berbagai aktivitas kepenulisan, perbukuan melalui berbagai seminar, diskusi dan pameran buku baik dalam maupun luar negeri. (Humas dan Media Satupena)

  • Ada Mite Petilasan Gaib di Desa Wonomarto

    Ada Mite Petilasan Gaib di Desa Wonomarto

    Lampung Utara (SL)-Dalam satu kebudayaan yang berkembang di masyarakat, mitos menjadi salah satu cerita turun-temurun yang kerap diyakini keberadaannya.

    Cerita mitos atau mite merupakan suatu folklor (cerita rakyat.red) berupa kisah yang memiliki latar belakang di masa lalu.

    Terkait hal itu, sinarlampung.co mendapati satu mite atau mitos yang berkembang secara turun-temurun di Desa Wonomarto, Kecamatan Kotabumi Utara, Kabupaten Lampung Utara.

    Mitos yang ada dan menjadi folklor di desa tersebut, yakni adanya petilasan gaib yang diyakini keberadaannya oleh sejumlah warga setempat.

    Dari informasi yang dihimpun sinarlampung.co, petilasan gaib dimaksud merupakan jejak dari singgahmya seorang alim ulama dan sempat bermukim di sana.

    Menurut keterangan Kepala Desa Wonomarto, Waskito Yusika, bermula saat adanya kunjungan tim dari Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) ke Desa Wonomarto pada bulan September 2017, yang diketuai Dr. Aries Mufti bersama Iwan Fuady (Ketua Badan Wakaf Indonesia), dan Ustadz Ali Mastari (Anggota KEIN), tercetuslah sebuah misteri tentang Desa Wonomarto .

    “Ketika itu, usai menjalani Sholat Subuh, Ustadz Ali Mastari mengajak berbincang tentang sisi lain Desa Wonomarto. Beliau dianugerahi satu kelebihan yang tidak dimiliki kebanyakan orang pada umumnya. Saat itu, beliau menanyakan tentang aura biru yang menyelimuti Desa Wonomarto,” tutur Waskito Yusika, saat berbincang-bincang dengan sinarlampung.co, Sabtu, 16 Mei 2020, di Bendungan Tirta Shinta.

    Dan saat itu, kata Waskito, dirimya menceritakan bahwa ada lokasi yang berbau wingid di sebuah kepala rawa yang sekarang sudah menjadi area persawahan.

    “Dahulu kala, wilayah itu menjadi lokasi tempat tinggal Abah Oyib, sesepuh warga Dusun Sribangun yang memiliki karomah,” tuturnya.

    Dirinya juga menceritakan, saat awal akan menjadi kepala desa, Waskito Yusika ditemui Habieb Abu Bakar Bin Asegaf Majjedub, cucu dari Ulama Besar Gresik Habieb Abu Bakar Asegaf melalui mimpi.

    “Di dalam mimpi itu, saya diajak berjalan dan berhenti di halaman Masjid Al Muttaqin Dusun Telagasari. Lalu, dilanjutkan ke lokasi yang menurut sesepuh kampung dan masyarakat Sribangun dianggap wingid, yaitu lokasi kepala rawa tepatnya di belakang rumah warga di depan Pasar Kamis, Desa Wonomarto,” lanjut Waskito Yusika.

    Setelah dirinya menceritakan hal itu, Ustadz Ali Mastari kemudian melanjutkan penuturan hasil penglihatan batinnya dan membenarkan jika di lokasi tersebut mempunyai aura tersendiri dan pernah menjadi tempat singgah seorang alim untuk beberapa waktu.

    “Dan saat beliau hendak melanjutkan perjalannya, alim ulama itu meninggalkan sepasang khodam (mahluk gaib) sejenis ikan purba berukuran lebih kurang 7 meter di sungai yang sekarang lebih dikenal dengan Bendungan Tirta Sinta,” terang Waskito Yusika seraya menambahkan, di lokasi yang sekarang berdiri Masjid Al-Muttaqin di Dusun Telagasari, orang alim tersebut pernah melakukan sholat .

    “Makhluk gaib yang diberikan alim ulama tersebut berupa dua ekor ikan purba berukuran raksasa mencapai tujuh meter lebih,” kata Waskito.

    Bagi orang-orang tertentu yang dikaruniai kemampuan supranatural, tambahnya, Desa Wonomarto dilingkupi aura cahaya berwarna biru sebagai simbol ketenteraman dan kemakmuran desa.

    “Menurut beberapa warga, ikan purba yang bermukim di Bendungan Tirta Shinta kerap terlihat di saat-saat tertentu,” ujarnya seraya mengatakan bendungan tersebut memiliki kedalaman sekitar 10 meter lebih.

    Selain itu, lanjut Waskito, untuk orang-orang yang diberikan karomah berupa kemampuan supranatural, di Masjid Al-Muttaqin kerap terlihat anak-anak kecil begitu ramai bermain di seputaran masjid tersebut.

    “Saat saya menjadi kepala desa, saya juga sempat diberikan wangsit melalui mimpi untuk memelihara serta memakmurkan masjid Al-Muttaqin,” terangnya.

    Terlepas dari itu semua, hanya Allah SWT Yang Maha Mengetahui segala yang tersembunyi dan menjadi rahasia.

    Wallahu a’lam bish-shawabi : Dan Allah Mahatahu yang benar dan yang sebenarnya. (ardi)

    Catatan redaksi : tulisan ini merupakan ralat dari berita serupa yang telah tayang sebelumnya. Demikian untuk dimaklumi.

  • Viral Pohon Eucalyptus Globulus Anti Corona di Lampung Dekan Pertanian Unila Dan Kepala Balit Kemenhut RI Sambangi Kebun M Eko Cahyo di Lampung Tengah

    Viral Pohon Eucalyptus Globulus Anti Corona di Lampung Dekan Pertanian Unila Dan Kepala Balit Kemenhut RI Sambangi Kebun M Eko Cahyo di Lampung Tengah

    Bandar Lampung (SL)-Viralnya pertani minyak eucalyptus di Lampung juga menanam pohon Eucalyptus Globulus sebagai obat Anti Covid-19, ada di Lampung, Dekan Pertanian Unila Dan Kepala Balai Penelitian Kementerian Kehutanan RI mengunjungi home industri dan kebun milik petani M Eko Cahyo di Bandar Jaya, Lampung Tengah, Sabtu 16 Mei 2020.

    Baca: Pohon Anti Corona Eucalyptus Jenis Globulus Itu Ada di Lampung, Eko Akan Sumbang 50 Pic Untuk Gugus Tugas Lampung

    Baca: Dilaunching Kementan Inovasi Anti Virus Corona, Ternyata di Lampung Ada Petani Home Industri Minyak EUCALYPTUS

    Tim meninjau proses industri

    Mereka datang untuk melihat langsung, dan mengambil sampel minyak oleh eucalyptus globulus, termasuk hydrosol untuk di lakukan uji di laboraturium Unila, dan Kementerian Kehutanan dan Pertanian RI.  Tim mengaku kabar salah satu petani minyak putih, yang berada di Lampung Tengah, dengan jenis tanaman Eucalyptus Globulus, melalui media online,

    Termasuk berita telah menyumbangkan 50 pics minyak kayu Eucalyptus Globulus ke gugus tugas Penanganan percepatan Covid 19 Lampung sampai ke Kementerian Kehutanan, dan mengutus Kapala Balai Penelitian Kementerian Kehutanan RI, bersama Dekan Pertanian Unila melihat langsung kebun milik petani di Bandar Jaya itu.

    Dekan Fakultas Pertanian Unila, Prof Irwan Sukri Banuwa didampingi tiga peneliti senior dari Unila dan Kepala Balai Penelitian Kementerian Kehutanan RI melihat kesesuaian tananaman Eucalyptus, hama tanaman serta pemamfaatan hasil samping minyak kayu putih dan eucalyptus globulus.

    Baca: Eko M Cahyo Serahkan 50 Pic Minyak Olahan Eucalyptus Globulus Kepada Tim Gugus Tugas Covid-19 Provinsi Lampung

    Menurut Eko Dekan Pertanian Unila dan Tim peneliti senior itu datang terkait tanaman eucalyptus globulus. Mereka membaca dari media online bahwa di Lampung ada tanaman eucalyptus globulus, “Sehingga mereka datang untung melihat secara langsung keadaan kebun dan pabrik. Tadi mereka juga mencoba langsung minyak eucalyptus melalui masker, minyak dihirup dan mereka rasakan terasa ke saluran pernapasan. Itu menurut mereka,” katanya.

    Untuk dari Kementrian Kehutanan, Kepala Balai Daerah Aliran Sungai Idi, seraya mereka juga membawa minyak dan hydrosol untuk di lakukan uji kembali kemungkinan. ”Adapun yang dibahas tadi saat kunjungan mereka adalah terkait kesesuaian tanaman eucalyptus, hama tanamannya, pemanfaatan hasil samping minyak atsiri kayu putih dan Eucalyptus Globulus,” katanya,

    Eko berharap, minyak Eucalyptus Globulus yang akan di lakukan penelitian oleh para senior dari Unila tersebut dapat bermanfaat bagi bangsa Indonesia terutama Propinsi Lampung, ”Saya berharap kepada allah swt minyak Eucalyptus Globulus yang saya tanam ini sesuai dengan penelitian kementerian pertanian RI dimana minyak eucalyptus globulus ini dapat melawan wabah virus covid 19 yang sedang melanda dunia ini,” katanya. (Red)

  • Ngabuburit Dipinggir Irigasi Rejomulyo Dua Bocah SD Tewas Terseret Arus

    Ngabuburit Dipinggir Irigasi Rejomulyo Dua Bocah SD Tewas Terseret Arus

    Kota Metro (SL)-Dua pelajar SD tewas tenggelam di saluran irigasi Rejomulyo Metro Selatan, Kedua bocah bertetangga itu Randi (10) dan Fahri (11), warga Rt 07 Rw 02, Kelurahan Margodadi, Kecamatan Metro Selatan, Kota Metro, Sabtu 16 Mei 2020 sekira pukul 07.30 WIB.

    Kedua bocah itu terpeselet dan hanyut terbawa arus deras. Warga melakukan pencarian, bersama Tim Basarnas, dan ditemukan sekitar 5 kilo dari lokasi tercebur sekitar empat jam kemudian. Keduanya sempat dilarikan ke Puskesmas Bantul, namun tak tertolong. Keduanya di semayamkan di rumah duka, dan dimakamkan.

    Informasi di lokasi kejadian menyebutkan pagi itu, kedua korban awalnya tengah duduk-duduk sembari bermain dipinggir Dam Irigasi Rejomulyo Metro Selatan bersama tiga teman lainnya, dan tiba-tiba keduanya terpeleset dan jatuh tercebur kedalam irigasi yang berarus deras sehingga menghanyutkan kedua anak tersebut. “Teman korban berdiri di pinggir irigasi yang teriak minta tolong dan bercerita bahwa ada 2 temannya yang tenggelam,” kata Sarino (46) warga yang ikut mencari bocah itu.

    Mendengar kabar itu, warga langsung melakukan pencarian di aliran irigasi. Dari hasil pencarian tersebut 1 korban ditemukan tak jauh dari lokasi tenggelam dalam kondisi sudah meninggal dunia. Jam 8, di temukan 1 korban R (10) pelajar, Kecamatan Metro Selatan.

    “Warga kemudian membawa ke Puskesmas Sumbersari Bantul untuk dilakukan pertolongan. Namun sesampainya di puskesmas, korban dinyatakan sudah meninggal. Tak lama dari ditemukannya R, warga juga menemukan F tak jauh dari lokasi dan sudah tidak bernyawa. Selanjutnya kedua korban dibawa pulang oleh pihak keluarga untuk dimakamkan,” katanya. (Tama/red)

  • KKP Pelabuhan Hentikan Rapid Test di Bakauheni

    KKP Pelabuhan Hentikan Rapid Test di Bakauheni

    Bandar Lampung (SL)-Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Panjang menghentikan pelayanan rapid test kepada para calon penumpang kapal di Pelabuhan Bakauheni mulai hari ini, Sabtu 16 Mei 2020. Tes dilakukan beberapa hari kemarin dapat bantuan alat dari klinik swasta, dengan tenaga staf KKP yang sedang off.

    Baca: Ratusan Orang Menumpuk di Pelabuhan Bakauheni Bisa Nyebrang Harus Rapid Test Bayar Rp250 Ribu Perorang

    Kepala KKP Kelas 1 Panjang R Marjunet menggatakan sebelumnya telah meminta bantuan klinik swasta melakukan rapid test. “Namun, mulai Sabtu 16 Mei ini, kami meniadakan bantuan layanan rapid test Yang kemarin itu kami minta bantuan klinik swasta. Bahan dari mereka. Tenaga, kita bantu staf yg sedang off. Mulai hari ini kami stop,” kata Marjunet dalam perjalanan dari Pelabuhan Bakauheni, Sabtu sore.

    Disarankan Marjunet, bagi masyarakat yang membutuhkan persyaratan perjalanan, silahkan lengkapi semua syarat sebelum berangkat meninggalkan rumah. Setidaknya ada dua syarat, katanya, pertama, calon penumpang melengkapi dulu surat tugas dari kelurahannya. Kedua, surat keterangan sehat terutama rapid test-nya nonreaktif Covid-19.

    Menurut Marjunet rapid test menjadi kewajiban bagi setiap orang yang akan menyeberang ke Pulau Jawa. Sedangkan biaya yang dikeluarkan oleh pengguna jasa tersebut sebagai pengganti alat membeli rapid test. Sementara petugasnya bekerja 24 jam melayani calon penumpang.

    Dia juga khawatir terjadi apa-apa terhadap petugasnya di Pelabuhan Bakauheni.Marjunet menyebut ada dua calon penumpang yang telah diamankan pihaknya. Yang satu penumpang, rapid test-nya positif sedangkan satunya masih samar-samar.

    Sepekan terakhir ini, ratusan pemudik jalan kaki tertahan karena keterbatasan petugas dan rapid test di Pelabuhan Bakauheni, Kabupaten Lampung Selatan. Mereka menunggu dua hingga empat hari surat keterangan sehat dengan lebih dulu melakukan rapid test seharga Rp250 ribu.

    Seorang pemudik yang sudah bekerja delapan bulan dari Medan hendak ke Semarang sudah tiga hari tertahan menunggu rapid tes. Hingga Sabtu pagi (16/5), dia bersama puluhan rekan-rekannya dan pekerja perkebunan sawit masih tertahan tiga hari di Pelabuhan Bakauheni.

    Bahkan Sikron, pekerja dari Jambi, sudah empat hari tidur di pelataran Pelabuhan Bakauheni. Dia hendak ke Jawa Tengah. “Antre, harus menunggu rapid test,” ujar salah seorang dari mereka yang mengatakan hendak pulang ke Jawa Tengah karena sudah diputus kontraknya

    Seorang sopir ambulan mengeluhkan adanya kewajiban melakukan rapid test mandiri supaya bisa menyeberang ke Pelabuhan Merak. Namun, pengemudi truk dan mobil pribadi terpantau tanpa melakukan rapid test bisa lolos menyeberang dari Pelabuhan Bakauheni. (red)

  • Nenek Khotijah Yang Dikabarkan Hilang Tergelincir di Sungai Way Semaka Ditemukan Diseberang Sungai

    Nenek Khotijah Yang Dikabarkan Hilang Tergelincir di Sungai Way Semaka Ditemukan Diseberang Sungai

    Bandar Lampung (SL)-Nenek Kotijah (65), Pekon Somil, Kecamatan Wonosobo, yang dikabarkan hilang tergelincir di Aliran Sungai Way Semaka, dan disangka stres memikirkan larang mudik karena Covid-19, ditemukan sehat di seberang Sungai Way Semaka, Rabu 13 Mei 2020, subuh.

    Baca: Diduga Stres Larangan Mudik Nenek Khotijah Hilang di Sungai Way Semaka

    Tim keluarga, masyarakat, TNI, Polri, hingga Tim Sar Kabupaten Tanggamus, menyusuri Sungai Way Semaka mencari Kotijah. “Saat ditemukan, ia sedang duduk di pinggir sungai,” kata Kordinator Pos Sar Tanggamus Heri Ansoni, Jumat 15 Mei 2020.

    Nenek tersebut sempat hilang dan diduga tergelincir ke sungai. Tim SAR melakukan pencarian sejak Selasa (12 Mei 2020 hingga Rabu 13 Mei 2020, pukul 13.00 WIB. Rencana, Tim SAR akan melanjutkan pencarian dengan menyelusuri sungai, Rabu 13 Mei 2020, pukul 06.00 WIB,” kata Heri Ansoni.

    Namun, jelang saur, pukul 04.00 WIB, keluarganya mendengar panggilan sang nenek dari seberang sungai dari rumahnya di Pekon Somil, Kecamatan Wonosobo. “Saat ditemukan, ia sedang duduk di pinggir sungai dalam keadaan sehat, tidak ditemukan luka di tubuhnya,” kata Heri Ansoni.

    Menurut keluarganya, Kotijah banyak melamun akhir-akhir ini memikirkan anak cucunya tak kemungkinan tak bisa mudik dari Pulau Jawa. Selain itu, sang nenek sudah pikun dan sudah pernah ada kejadian serupa sekitar tiga tahun lalu. “Saya menghimbau kepada keluarga yang mempunyai angota keluarganya yang mengalami pikun untuk lebih ekstra memperhatikan aktifitasnya,” saran Heri Ansoni.

    Dia juga minta warga waspada adanya buaya berkeliaran di Way Semaka dan Pantai Laut Somil. Khusus untuk way semaka dan pantainlaut somil, agar berhati-hati karena selama ini banyak buaya yang berkeliaran. (Red)

  • JMSI Lampung Soroti Pemutusan Kontrak Media Karena Berita di Lampung Selatan

    JMSI Lampung Soroti Pemutusan Kontrak Media Karena Berita di Lampung Selatan

    Bandar Lampung (SL)-Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Lampung mengecam pemutusan kerjasama mendadak sejumlah media siber pascapemberitaan penumpakan APD di Rumah Dinas Bupati Lampung Selatan. Menurut Ketua JMSI Hermansyah Bathin Mangku, kebijakan itu terkesan Ambuse Of Power.

    Hermansyah mengatakan wartawan termasuk garda terdepan dalam percepatan penanganan wabah corona. Dari para jurnalis, masyarakat yang diminta tinggal dalam rumah dapat memeroleh informasi tentang kondisi pandemi Covid-19 dari waktu ke waktu dengan hanya cukup dari media siber/online lewat HP digenggamannya setiap saat.

    Informasi berbagai peristiwa, termasuk tentang mereka yang terpapar, peta penyebarannya, kondisi lapangan dampak akibat wabah inu, kebijakan pemangku kepentingan, sampai aksi elemen masyarakat saling tolong menolong mengatasi kesulitan akibat tak bisa beraktivitas, PHK, dll.

    Begitu pentingnya kerja jurnalis, dengan risiko tertular virus corona agar bisa menjadi jendela bagi warga untuk melihat apa yang terjadi di luar sekaligus media bagi pemangku kepentingan untuk menyampapkan kebijakan-kebijakan dan kerja-kerja dalam percepatan penanganan Covid-19 setiap saat.

    Baru-baru ini, teman-teman jurnalis berhasil mengungkapkan adanya penumpukan alat pelindung diri (APD) dan berbagai bantuan lain terkait Covid-19 menumpuk di gudang Rumah Dinas Bupati Lampung Selatan. Dengan diangkatkannya informasi tersebut, media sebagai sosial kontrol mengingatkan pentingnya segera dibagikan APD dan lainnya saat masyarakat tengah terancam virus mematikan tersebut.

    Namun, pascapemberitaan tentang hal itu, sejumlah media diputus kerjasama publikasinya oleh Pemkab Lampung Selatan dengan bungkus alasan efisiensi mendadak saat kontrak baru saja berjalan untuk tahun anggaran ini. “Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Lampung menilai kebijakan mendadak tersebut mencederai semangat transparansi dan kebebasan pers yang telah diperjuangkan dengan pengorbanan darah dan nyawa sejak Reformasi 1998,” katanya.

    Karena ini, atas nama JMSI Lampung mengecam kebijakan yang terkesan AMBUSE OF POWER. “Wartawan yang termasuk garda terdepan dengan risiko terpapar juga berjuang untuk memberikan informasi terbaik, terakurat dan lainnya tentang pandemi Covid-19. Seharusnya, pemerintah juga memperhatikan insan pers sebagai elemen masyarakat yang ikut berjuang dal percepatan penanganan Covid-19 di Indonesia, termasuk di Kabupaten Lampung Selatan,” katanya.

    Saat seperti ini, setidaknya, media yang telah bekerjasama pemberitaan dengan pemerintah dipertahankan, dana APBD untuk media jangan sampai dipotong apalagi diputus dengan alasan efisiensi dalam upaya penanggulangan Covid-19. “Masih banyak anggaran sektor lain yang jauh lebih besar , terutama yang bersifat fisik, untuk ditunda ketimbang memutus anggaran tak seberapa buat membantu media terus menjadi jendela informasi,” katanya. (Rls/red)

  • AKBP Oni Prasetya, SIK Tiba Di Polres Tanggamus Tanpa Sambutan Pedang Pora

    AKBP Oni Prasetya, SIK Tiba Di Polres Tanggamus Tanpa Sambutan Pedang Pora

    Tanggamus (SL)-AKBP Oni Prasetya, SIK melaksanakan tugas sebagai Kapolres Tanggamus yang baru, Sabtu 16 Mei 2020 pagi. Penyambutan orang nomor satu di Polres Tanggamus dipimpin langsung Wakapolres Kompol MN. Yuliansyah, dengan acara sederhana tanpa tradisi pedang pora maupun acara seremoni lainnya.

    Sebelum memasuki gedung Mapolres, AKBP Oni Prasetya didampingi Bhayangkarinya terlebih dahulu dilakukan pengecekan suhu tubuh dengan hasil suhu normal. Kemudian setelahnya Kapolres juga melakukan cuci tangan, dimana semuanya merupakan rangkaian sebagai standar operasional prosedur (SOP) pencegahan Covid-19.

    Usai sambutan tersebut, Kapolres langsung menuju ruangan aula wirasatya guna mendengarkan laporan kesatuan oleh Kapolres lama AKBP Hesmu Baroto dilanjutkan arahan kepada para Kabag dan Kasat serta perwakilan Kapolsek Jajaran.

    Usai kegiatan Kapolres AKBP Oni Prasetya mengucapkan terima kasih kepada AKBP Hesmu Baroto selaku pejabat lama atas bimbingan dan arahannya. “Terima kasih kepada bapak Wadir Intelkam AKBP Hesmu Baroto atas bimbinhan dan arahannya kepada kami dan personel Polres Tanggamus,” kata Oni Prasetya.

    Kesempatan itu, Oni Prasetya juga berharap kepada personel Polres Tanggamus dapat mendukung pelaksanaan tugas dengan meningkatkan kinerja dalam melayani masyarakat. Usai kegiatan penyambutan itu, kegiatan juga dilanjutkan pelepasan AKBP Hesmu Baroto juga dengan acara sederhana tanpa tradisi pedang pora maupun tradisi lainnya.

    Dalam keterangannya Kapolres mengungkapkan bahwa pelepasan yang dilaksanakan secara sederhana tersebut dilaksanakan dengan protokol pencegahan Covid-19. “Sesuai protokol pencegahan Covid-19, pelepasan kami gelar secara sederhana sesuai petunjuk dari pimpinan,” kata AKBP Oni Prasetya usai pelepasan. (hardi/Nn)

  • Oknum Perwira Polisi Gelapkan 71 Unit Mobil Rental di Kota Batam

    Oknum Perwira Polisi Gelapkan 71 Unit Mobil Rental di Kota Batam

    Kepulauan Riau (SL)-Seorang oknum perwira polisi berpangkat Iptu HA yang bertugas di Polres Bintan dilaporkan ke Polda Kepulauan Riau (Kepri), terkait kasus dugaan penggelapan puluhan unit mobil rental di Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri). Kasusnya dengan 71 unit mobil itu kini ditangani Direktorat Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Kepri

    Direktur Ditreskrimum Polda Kepri Kombes Arie Dharmanto mengatakan, saat ini personelnya sedang melakukan pemeriksaan terkait kasus ini. Saat ini telah ada enam warga yang membuat laporan atas penipuan dan penggelapan yang dilakukan Iptu HA.

    Menurut Arie, total mobil yang digelapkan sebanyak 71 unit. “Sejauh ini ada enam korban yang telah membuat laporan dan saat ini kasus tersebut sedang ditangani Propam dan Ditreskrimum Polda Kepri,” kata Arie usai acara pembagian sembako di Polsek Sekupang, Jumat 15 Mei 2020).

    Arie menjelaskan, pelaku diduga mengambil mobil untuk disewa. Selanjutnya, mobil itu disewakan kembali kepada orang lain. Namun, mobil rental tersebut malah dijual murah, karena tidak dilengkapi dengan surat-surat kepemilikan dan dokumen barang tersebut. “Jadi tidak saja penipuan, pelaku juga bisa dijerat pasal penggelepan,” kata Arie.

    Arie mengatakan, kasus ini terungkap saat salah satu korban atau pemilik mobil melakukan penyitaan dari tangan pembeli yang merupakan warga Tanjungpinang. Kasus ini mencuat karena sempat terjadi keributan. “Untuk kasus penipuan dan penggelapan ditangani Ditreskrimum Polda Kepri. Sementara untuk kedisiplinannya ditangani Propam Polda Kepri,” kata Arie.

    Menurut Arie, enam korban tersebut juga telah membuat laporan ke Propam Polda Kepri. “Kapolda Kepri juga sudah mengetahui kasus ini dan minta kasus ini segera diungkap,” kata Arie. (Red)