Kota Metro (SL)-Pelebaran Jalan Cendrawasi menuju Bumi Perkemahan (Buper), di Keluarahan Sumbersari Bantul, Kecamatan Metro Selatan menuai pro-kontra. Batas patok pelebaran jalan melebihi dari hasil kesepakatan hibah dari warga yang memberikan satu meter.
Polemik pelebaran dengan nilai anggaran Rp2,755 miliar Tahun Anggaran 2019, di soal sejumlah warga pemilik lahan, karena proyek tersebut diduga menyerobot tanah warga lebih dari 1 meter, sehingga warga meminta kompensasi ganti rugi kepada pemerintah.
Juniadi (47) salah satu pemilih persawahan yang terkena imbas pelabaran jalan menuturkan pihaknya, merasa keberatan dengan adanya pelebaran jalan cendrawasi yang sepihak, tanpa musyawarah terlebih dahulu. Meskipun sebagian setuju dan ada yang tidak.
“Saya belum menyetujui dan tandatangan atas pelebaran jalan tersebut. Okelah, saya ikhlas kalau cuma terkena 1 meter, ya kalau lebih dari 1 meter, saya minta kompensasi ganti rugi,” ungkapnya, Selasa (17/9/2019).
Senada juga diungkapkan Ganda (48) pemilik persawahan yang dengan terang-terangan menolak ada pelebaran jalan diduga telah merugikan masyarakat. “Sama saja, kalau 1 meter saya ikhlas kita hibahkan untuk pelebaran jalan. Lah ini ada yang terkena mulai 1 setengah meter, 2 meter dan ada yang 3 meter. Ini sudah tidak benar, kita merasa dirugikan tidak ada koordinasi terlebih dahulu,” katanya.
Lurah Sumbersari M. Rafiuddin didampingi ketua LPM membenarkan adanya gejolak soal pelebaran jalan cendrawasi, tapi masalah tersebut sudah selesai. “Warga sudah setuju menghibahkan tanahnya untuk pelebaran jalan. Itu hitunganya dari As jalan (tengah) 8 meter kiri-8 meter kanan. Jadi tanah warga cuma terkena 1 meter, dan warga sudah mengihlaskan, kalau ada gejolak saya siap pasang badan,” ujarnya
Sementara Ketua Sementara DPRD Kota Metro Subhan, SE menyatakan bahwa, pihaknya belum mengetahui secara detail duduk permasalahan tersebut, akan tetapi dirinya meyarankan kepada warga dan pemkot menyepakati apa yang telah menjadi kesepakatan awal.
“Saya sarankan hasil kesepatan musyawarah awal, antara warga pemilik tanah dan pemerintah, yang di fasilitasi ketua LPM, Lurah, dan Camat. Ya kalau sesuai kesepakatan yang di hibahkan 1 meter, ya itulah yang harus dibangun, jangan lebih dari itu,” ungkapnya, di Gedung DPRD Metro, Kamis (19/9/2019). (red)
Metro (SL)-Tim Provost dan Dokkes Polda Lampung, gelar Penegakan Ketertiban dan Kedisiplinan (Gaktiblin) anggota Polri di lingkungan Polresta Metro, dengan memeriksa Senjata Api (Senpi) dan Test Urine seluruh anggota Polres setempat.
Tim Provost dan Dokkes Polda Lampung, gelar Gaktiblin anggota Polresta Metro
Gaktiblin yang dipimpin oleh AKP Suherman, berlangsung di Halaman Mapolres setempat. Kamis, (12/09/ 2019).
“Test Urine dilakukan terhadap ratusan anggota Polresta Metro, mulai dari Bintara hingga Perwira,” ujar AKP Suherman.
Dalam kesempatan yang sama, Kapolresta Metro, AKBP Ganda M.H Saragih menjelaskan, maksud dan tujuan Tim Provost Polda Lampung ke Polres Metro adalah guna membantu menegakkan, memperbaiki, meluruskan dan mengingatkan kedisiplinan dalam melaksanakan tugas di organisasi Kepolisian.
“Kami harapkan, jajaran anggota Polres Metro agar selalu memperhatikan tugasnya masing-masing. Tingkatkan kedisiplin dalam melayani dan mengayomi masyarakat,”ujarnya.
Kapolres juga menyampaikan bahwa, tim Polda Lampung melakukan pemeriksaan terhadap pejabat utama hingga ASN Polres Metro, meliputi kelengkapan data pribadi masing-masing personil. Mulai dari KTP, SIM, kartu anggota, sampai STNK.
“Ini wujud dari jajaran kepolisian untuk menjaga kedisiplinan dan memberantas narkoba. Jika ada yang terbukti dan kedapatan memakai narkoba, sanksi tegas akan diberikan pada anggota. Dari hasil pemeriksaan tersebut, tidak di dapati anggota yang positif mengkonsumsi narkoba,”ungkapnya. (Red)
Metro (SL)-14 Club Menembak Air Rifle (senapan angin) yang ada di Provinsi Lampung, ikuti event menembak Metro Shooting Club Lampung (MSCL) Cup III, Minggu (8/09/2019), di Lapangan Tembak Tejosari, Metro Timur Kota Metro.
Club menembak tersebut yaitu MSCL sebagai tuan rumah, KOBEL SC, RJLSC, KOMBED L SC, SENOPATI SC, MERPATI SC, MARINES SC, 88 SC, MERAPI SC, BHSC, MENJANGAN SC, KRAKATAU SC, SIGER SC, Radja SC. Selain 14 club menembak, MSCL Cup III juga diikuti puluhan peserta perorangan dari seluruh Lampung.
Acara pembukaan MSCL kali ketiga ini dihadiri oleh Dandim 0411 LT, Kapolres Metro, Walikota Metro diwakili Asisten 2, Perbakin Lampung, KONI Provinsi Lampung, dan KONI Kota Metro.
Ketua MSCL, D Syanthory mengatakan, antusias peserta lomba sangat luar biasa. Sebagai tuan rumah, MSCL merasa terhormat dengan kunjungan team maupun perseorangan yang telah berpartisipasi memeriahkan MSCL Cup III.
“Tujuan MSCL Cup III adalah menggali potensi atlit menembak. Diharapkan Provinsi Lampung dan Kota Metro pada khususnya, memiliki atlit menembak terbaik yang bisa masuk dalam ajang nasional maupun internasional,” ujarnya.
Syanthory menambahkan, bahwa even-even seperti itu sudah sering digelar, baik tingkat nasional maupun internasional atau kelas dunia. “Dengan terjaringnya atlet-atlet terbaik, Provinsi Lampung akan bisa mengirimkan atletnya. Terutama di Kota Metro yang dinilai memiliki potensi untuk berkembangnya olahraga menembak. Hal ini terlihat dari banyaknya club maupun perseorangan yang memiliki hobi menembak,” tuturnya.
Sementara, Ketua Panitia MSCL Cup III, Panca Kesuma menjelaskan dalam ajang ketiga MSCL menghadirkan juri dari Senopati SC dan Kobel SC. “Pada even ketiga ini, kami menghadirkan juri dari Senopati SC dan Kobel SC diikuti oleh 150 peserta perorangan,” jelasnya.
MSCL Cup III untuk kelas umum Benchrest, juara I diraih oleh Marwazi Reza IBR dari MSCL, disusul juara kedua Heri (Marines SC) dan Aditya (Kombed L SC) sebagai Juara 3. Sedangkan untuk juara 4 dan 5 masing-masing diraih oleh Bambang S (88 SC) dan Ujang BJS (Kobel SC).
Sementara di kelas Prestasi multirange, Gabriella Ocha (MSCL) berhasil meraih juara 1, Tauriq (Kobel SC) juara 2, dan Alfid (Kobel SC) juara 3. Di kelas Prestasi Benchrest, ada Ally (Kobel SC) untuk juara 1, Ujang Arief (88 SC) juara 2, dan Putra DT (Kobel SC) Juara 3.
Di kelas Umum Multirange, juara 1 diraih Andi T (88 SC), Juara 2 Tegar (RJLSC SC), Putra (Kobel SC) juara 3, Indra Toge (Senopati SC) Juara 4 dan Edimar (Kobel SC) Juara 5. Dan di kelas Tripos, juara 1 Tauriq (Kobel SC), juara 2 Husin (Kobel SC) dan Gabriella Ocha (MSCL) juara 3. (Rls/Red)
Kota Metro (SL)-Mayat pria anonim ditemukan tergeletak di teras bekas kantor Pengadilan Agama Kota Metro, Jalan Diponegoro, berjarak beberapa puluh meter dari Polres Kota Metro, Jum’at 6 September 2019 pagi. Penemuan sekitar 07.30 WIB. Belum jelas apa penyebab meninggalnya korban. Wajhnya memar dan berlumuran darah.
Mayat pria dengan berciri-ciri rambut pendek, postur sedang, jaket hitam, kaos putih, celana dasar coklat dan sandal itu tergeletal telungkup, Mayat tersebut pertama kali ditemukan oleh seorang anggota Satpol PP Kota Metro saat hendak memarkirkan kendarannya di sekitar lokasi.
Kapolres Metro AKBP Ganda MH Saragih melalui Kabag Ops. AKP Hadi Sutomo menyebutkan bahwa jasad anonim tersebut diduga merupakan tuna wisma yang mengalami sakit. “Keterangan dari saksi di sekitar lokasi, korban sering terlihat di sekitar gedung wanita Kota Metro, saat ini menjadi MCC, Red,” kata AKP Hadi, melalui siaran persnya, Jumat (6/9).
AKP Hadi Sutomo yang ikut terjun dalam olah TKP temuan mayat tersebut menerangkan bahwa disekitar jasad ditemukan sejumlah benda tajam hingga uang. “Disekitar mayat tersebut ditemukan obat-obatan merk oskadon, dua buah silet, uang pecahan Rp20 ribu dua lembar dan pecahan Rp500 sebanyak tiga keping, jam tangan warna silver, balsem dan salep cap 88,” tandasnya.
Jenazah tanpa identitas itu anonim memiliki tinggi badan sekitar 160 cm, berat badan sekitar 70 kg, kulit berwarna sawo matang, rambut pendek lurus, berbadan gempal, mengenakan celana bahan dasar warna hitam, kemeja warna hijau muda dan jaket parasut hitam. Polisi masih masih menyelidiki identitas dan dugaan kematian korban. (Red)
Kota Metro (SL)-Elemen masyarakat Kota Metro yang tergabung dalam Ormas Gema Masyarakat Lokal (GML) DPD Kota Metro menuding Pemerintah Daerah Kota Metro era kepemimpinan Walikota Pairin-Djohan, tidak transparannya dan buruk dalam pengelolaan keuangan. Mereka menyampaikan protes keras dengan orasi didepan Kantor Wali Kota Metro. Rabu, 04 September 2019.
Peserta aksi diterima pejabat Kota Metro
Dalam orasi dipimpin koordinator aksi, Slamet Riadi, menyampaikan 10 pernyataan sikap dan tuntutan atas segala kebijakan yang ada di Pemerintahan Kota Metro era Pairin-Djohan. “Mendekati akhir periode Pairin-Djohan, ternyata tidak juga menunjukan perubahan atas kebijakan dan pengelolaan keuangan daerah. Justru di era-nya malah membesarkan koloni masal menempatkan jabatan orang-orang terdekat, kerabat dan family-nya. Termasuk soal proyek yang terendus dikoordinir oleh orang-orangnya, hasilnya infrastruktur di Metro Carut-marut,” kata Slamet.
Menurut Slamet, dalam aksi ada 10 point pernyataan sikap dan tuntutan yakni terkait penyerapan bantuan Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2019. Dari total DAK sebesar Rp164,629 Miliar lebih, Pemkot Metro tidak mampu menyerap secara keseluruhan dana bantuan tersebut. “Aparat penegak hukum harus mendalami persoalan ini. Apalagi jika alasannya terjadi sanggah dan banding dalam lelang kegiatan fisik yang didanai DAK. Apa waktunya kurang? Harus ada yang bertanggung jawab dalam hal ini,” ungkapnya.
Pihaknya juga mendesak Wali Kota Metro, mengevaluasi Satker OPD terkait pertanggung jawaban pengelolaan DAK yang di indikasikan ada masalah yang serius, tidak proporsional dan tidak maksimal serta tidak berkapasitas dalam bekerja untuk rakyat.
Dikesempatan itu, Ormas GML juga mempertanyakan proyek Flying Fox tahun 2017 yang menelan anggaran miliaran rupiah tapi mangkrak. “Ini tidak sesuai dengan visi dan misi Kota Metro untuk mewujudkan kota wisata keluarga. Proyek Puskeskel di Kelurahan Yosorejo yang tidak selesai. Harus ada yang bertanggung jawab dalam hal ini,” ujarnya.
Selanjutnya, sebagai bentuk transparansi, GML juga mempertanyakan dana Sisa Lebih Perhitungan Tahun Anggaran (SILPA) tahun 2018 sebesar Rp85 M, secara diam-diam sudah digunakan sebesar Rp30 M. Selain itu, anggaran paket proyek fisik pada Dinas PUTR tahun 2019 sebesar Rp98 M, juga harus dievaluasi terkait hasil pekerjaan yang tidak maksimal dan kurang bermutu kualitasnya.
Atas berbagai persoalan tersebut, massa menuntut Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) untuk menyusun anggaran sejalan dengan plafon visi dan misi Kota Metro yang pro rakyat dan pendidikan. “Dari kesemua ini, kami yakin petugas atau anggota KPK dilapangan mendengar dan melihat gerakan kami. Maka diminta pihak KPK mengusut tuntas demi tegaknya hukum di Indonesia. Terlebih sebagai tamparan keras bagi Penegak Hukum Di Kota Metro. Ini juga untuk mewujudkan pemerintahan yang good government,” katanya.
Usai berorasi, sejumlah perwakilan diajak berdialog oleh Wali Kota Metro A. Pairin, didampingi Sekkot A Nasir, dan Asisten I. Menanggapi tuntutan massa, sejumlah satker terkait menjelaskan berbagai persoalan dan berjanji akan menganggarkan proyek yang belum selesai.
Menanggapi penjelasan tersebut, Ketua DPD GML Slamet Riadi menyatakan, Pemkot baru menjawab empat dari 10 point tuntutannya. Bahkan, jawaban dimaksud tidak dilengkapi dengan data pendukung. “Untuk itu, kami akan mengadakan aksi susulan, hingga jawaban yang diberikan benar-benar sesuai dengan harapan,” tegasnya.
Untuk diketahui sebelumnya, aksi gerakan tersebut buntut dari somasi atas DAK yang tidak terserap yang dilayangkan DPD GML Kota Metro dengan jawaban pihak Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi Daerah (PPID) atas somasi dan klarifikasi penyerapan Bantuan DAK tahun 2019, dinilai rancu.
GML berharap agar Tim Anggaran Pemerintah Daerah harus menjelaskan ini secara rinci sebelum GML sampaikan ke Ombusman. Bagaimana tidak, materi jawaban PPID atas somasi dan klarifikasi penyerapan DAK tahun 2019, belum menjawab sejumlah point pertanyaan yang dilontarkannya. Senin, 02 September 2019 lalu.
Dalam jawaban atas somasi, sebagaimana tertuang dalam surat bernomor 489/02/PPID/VIII/2019, yang ditandatangani oleh PPID Utama Kota Metro, Putu Ganepo disebutkan, total keseluruhan DAK Kota Metro tahun 2019 sebesar Rp 164.629.936.000. Adapun, realisasi penyerapan DAK baru dapat diketahui pada akhir tahun anggaran, setelah dilakukan audit oleh lembaga auditor yang berwenang.
Lalu, dalam surat jawaban itu, Pemkot Metro juga mengklaim pengelolaan DAK sesuai dengan Permenkeu RI No. 112 tahun 2017, tentang Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa. Sedangkan, adanya keterlambatan beberapa pelaporan tahap I, disebabkan adanya kejadian sanggah dan banding dalam proses lelang atas pengadaan barang dan jasa yang dibiayai DAK. “Kalau proses lelang dilaksanakan sejak awal tahun, saya yakin tidak ada keterlambatan. Ini yang harus diusut, siapa dan apa penyebab keterlambatan,”beber Slamet Riyadi.
Selain itu, dalam jawaban somasi tersebut, juga dijelaskan dalam hal DAK bidang fisik yang hanya disalurkan sebagian, maka kewajiban kepada pihak ketiga atas pelaksanaan DAK menjadi tanggung jawab pemerintah daerah. “Kami tidak memahami dan masih rancu. Kami berharap agar Tim Anggaran Pemerintah Daerah harus menjelaskan ini secara rinci sebelum kami mnyampaikan ke Ombusman,” tandasnya. (red)
Kota Metro (SL)-Anggota DPRD Kota Metro,Lampung dari Partai Nasdem, Abdulhaq soroti anggaran Festival Kota Metro yang diadakan waktu lalu. Selain janggal, Abdulhak mengaku heran terkait pernyataan Ketua Panitia yang mengatakan tidak tau menau tentang anggaran tersebut.
Abdulhak mengatakan bahwa seharusnya sebagai Ketua penyelenggara kegiatan harus tau berapa besar anggaran yang pakai untuk kegiatan tersebut. “Sebagai ketua penyelenggara Festival juga harus transparan , harus tau besaran anggaran yang dikeluarkan.karena ini hajat Pemkot Metro bukan hajat pribadi.” ujar Abdulhak, dikantor DPRD kota Metro, selasa ( 2/9/2019),
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa dalam kegiatan yang melibatkan seluruh SKPD, paling tidak setiap SKPD juga mengetahui besaran anggaran meski pihak panitia penyelenggara kegiatan yang mengkordinir kegiatan tersebut. “Kedepan akan menjadi evalusi bagi kita agar setiap kegiatan yang menggunakan anggaran pemerintahan harus diperjelas besaran, kegiatanya juga rincian kegunaanya.jangan kalau ditanya tidak tau, tidak ngerti.itu aneh,” Tegas Abdulhak. (del/red).
Kota Metro (SL)-Kota Metro menjadi salah satu daerah yang juga akan mengikuti Pilkada Langsung 2020 mendatang. Geliat bursa pemilihan walikota Metro mulai bergeliat. Sejumlah nama juga mulai bermunculan untuk bersaing merebut hati pemilih di Kota Metro. Tidak mudah menguasai dan merebut hati pemilih di kota yang terkenal dengan tingkat pendidikannya yang bermutu itu.
Beberapa nama yang mulai bermunculan diantaranya ada Frans, Anna Morinda, dan masih banyak lagi calon lainnya, termasuk adaa nama anak mantu Walikot Pairin, Wakil Walikota Djohan. Dari nama-nama diatas, juga muncul nama anggota DPD RI Andi Surya, yang mulai menabur banner atas nama pemilik Umitra.
Bagaimana peluang Andi Surya bisa bersaing dan bertempur melawan sosok calon lainnya?
Salah seoarang sesepuh dan tokoh masyarakat di Kota Metro, Risma, memberikan saran kepada para kandidat, termasuk kepada Andi Surya. Sosok birokrat yang sudah malang melintang di dunia perpolitikan baik di wilayah Lampung Tengah maupun Kota Metro itu menyarankan Andi surya membentuk tim yang solid. “Hal ini mutlak dan menjadi salah satu faktor untuk meraih kursi kemenangan,” kata Risma, Jumat (19-08).
Pembentukan tim sukses yang solid ini, kata Risma, menyangkut adanya pemahaman terhadap area dan masyarakat seperti apa nantinya yang bakal dihadapi. Andi Surya diharapkan dalam pembentukan tim bisa focus dan jeli dalam menyeleksi serta memperkerjakan orang-orang yang akan berjuang untuk pemenangan dirinya. “Pilihlah Tim sukses juga harus selektif, cari orang yang kreatif, disiplin, proaktif, dedikasinya kuat dan berjiwa optimis,” kata Risma.
Menurut Risma, membangun tim yang harus solid ini nantinya akan efektif membantu Andi Surya dalam menjabarkan program-program strategis. Keseluruhan program-program itu jelas membutuhkan tingkat konsentrasi serta fokus para anggota tim.
Setelah tim yang dibentuk dirasakan solid, maka Andi Surya disarankan untuk fokus pada sosok pendamping yang akan membantunya. Sosok orang itu haruslah orang asli Metro yang paham peta kekuatan dan berani bekerja dengan totalitas. “Beliau (Andi Surya, red) harus cari pasangan orang asli Metro. Paduan pak Andi dan sosok orang asli akan menjadikan pasangan itu dapat diperhitungkan ke depannya,” imbuh Risma.
Risma mengungkapkan, jualan program yang mayoritas terjadi dimanapun wilayah adalah sektor infrastruktur. Sementara saat ini infrastruktur di Kota Metro jauh dari apa yang diharapkan. “Hampir rata-rata semua proyek tidak berkualitas dan hancur sebelum waktunya,” ujar Risma.
Risma menambahkan, rata-rata semua kepala daerah mengejar prestise dengan segudang penghargaan. Hal ini kata Risma, tidak akan mengubah apapun karena penghargaan terutama di Kota Metro tidak sesuai dengan harapan warga. “Jangan kejar penghargaan tapi bagaimana caranya meningkatkan taraf hidup warga Metro,” timpal Risma.
Risma melanjutkan, satu-satunya program yang bisa dibanggakan dan berhasil di Kota Metro adalah soal kesehatan. “Rumah Sakit di sini sudah bertipe B dan alat-alat kesehatannya lengkap. Pak Andi nantinya juga harus bisa memprogramkan sektor kesehatan agar lebih meningkat ke depannya,” tandas Risma. (Red)
Kota Metro (SL)-Para pelaku ekonomi kreatif di Kota Metro terus melakukan inovasi dan terobosan pengembangan usaha. Untuk pengembangan sumber penghidupan itu tentunya membutuhkan dukungan, terutama perhatian pemerintah setempat. Tanpa perhatian pemerintah, mereka tetap berinovasi selain menyalurkan seni juga sebagai memenuhi kebutuhan ekonomi.
Nova (43), salah satu pelaku ekonomi kreatif di Jalan AR Prawiranegara, Kecamatan Metro Pusat, Kota Metro mengatakan, usaha yang digelutinya sudah cukup lama dan menjadi sumber mata pencaharian utama. Selama menggeluti usahanya yakni pembuatan miniatur, dompet tapis, dan bonsai gading sudah banyak membantu perekonomian keluarga dan sejumlah karyawan lainnya.
“Bisnis yang saya tekuni ini harus mengintensifkan informasi dan kreatifitas, ide serta pengetahuan. Kuncinya adalah sumber daya manusia yang menjadi faktor produksi utama,” kata Nova di kediamannya, Senin (19-08).
Menurut Nova, peran pemerintah sangat signifikan dalam pengembangan ekonomi kreatif. “Saya yakin ekonomi kreatif di Metro bakal lebih maju,” kata dia.
Lantas bagaimana harapan Nova ke depan terhadap usaha yang digelutinya? Pria yang juga hobi memancing ini berharap sosok Andi Surya menjadi pemecah kebuntuan dan bisa mewujudkan program-program yang menyentuh kepada ekonomi kreatif. “Saya dengar beliau mau ikut pilkada di Metro. Mungkin beliau bisa membawa perubahan dan angin segar. Intinya kami mendukung hal tersebut,” kata Nova dengan nada yakin.
Jika nantinya Andi Surya mendapatkan perahu dan berhasil memenangkan pertarungan pilwakot di Metro, Nova meminta Andi Surya bisa mewujudkan apa yang mereka harapkan, sehinga nantinya para pelaku ekonomi kreatif bisa menjadi lebih terarah .
“Ini bisnis yang tidak tiap hari mendapatkan uang, apalagi system penjualan ada yang memesan terlebih dahulu. Nah bantuan pemerintah dalam mengisi kekosongan jeda para pembeli ini mungkin bisa digunakan kami untuk bisa mengembangkan kreatifitas lebih lanjut,” tandas Nova. (*)
Kota Metro (SL)-Masyarakat Kota Metro menginginkan sosok pemimpin baru di Kota Metro. Pasalnya, selama hampir empat priode hingga empat tahun terakhir, tidak ada pembungunan signifikat yang dapat dirasakan masyaraakat Kota Metro. Selain jalan di tempat, era kepemimpinan Walikota Pairin hanya “merusak” pasar.
“Tahun politik di 2020 mendatang, sudah mulai bermunculan tokoh yang mau nyalon. Terserah siapa saja, asal jangan yang sekarang. Kita ingin pemimpin baru yang bisa membawa perubahan ke arah yang lebih baik,” kata waarga Nuryati (60), warga Kota Metro.
Menurut Nuryati, siapapun orang yang akan mencalonkan diri sebagai walikota harus mau dan komitmen membangun Kota Metro. “Terserah siapa aja mau nyalon, yang penting calon itu harus dan mau membangun Kota Metro. Saya pribadi terbuka bagi siapa saja, tapi ya harus komitmen,” kata Nuryati.
Saat dimintai tanggapannya tentang sosok Andi Surya yang digadang-gadang bakal meramaikan bursa walikota Metro, Ibu dari delapan anak ini memberikan respon positif. Bahkan Nuryati sudah mengetahui banyak banner Andi Surya sudah bertebaran di sejumlah jalan protokol di Kota Metro.
” Ya sudah banyak gambar dia Andi Surya. Boleh-boleh aja meski dia orang luar, asal dia mau turun dan melihat seperti apa wajah kota Metro selama ini. Tidak banyak perubahan dalam pembangunannya,” tandas Nuryati. (*)
Kota Metro (SL)-Era kepemimpinan Ahmad Pairin-Djohan sebagai Walikota Metro, tidak membawa kemajuan bagi Kota Metro. Bahkan terkesan hanya mengambil alih kekuasaaan, jabatan, dan kepentingan pribadi. Hampir semua sektor pembangunan dengan kualitas buruk, hanya bidang kesehatan yang lebih baik sedikit dari fasilitas.
“Semua insfrastruktut hancur, tidak ada yang berkualitas. Yang ada hanyalah nampak kental memperluas posisi jabatan bukan pengembangan dan bertumbuhan ekonomi kemasyarakatan yang mandiri dan berkualitas. Termasuk pendidikan di Kota Metro yang juga anjlok,” kata mantan Anggota DPRD Kota Metro Ridwan Maun Ali, kepada wartawan, Senin 19 Agustus 2019.
Menurutnya, era empat tahun kepemimpinan sekarang, Pairin-Djohan, sedikit sekali ada kemajuan dan itu hanya di bidang Kesehatan saja. Lainnya, seperti di segi pendidikan berbalik jauh dari sebelumnya alias buruk. “Semua proyek itu hanya tiga bulan hancur. Saya khawatir aset aset Pemda Kota Metro juga habis,” katanya menjawab seputar program pembangunan Kota Metro.
Ridwan, menjelaskan Pembanguna Kota Metro 4 tahun terakhir tidak hanya tak berkualitas, tapi juga jalan di tempat, tidak ada perubahan yang signifikan. Karena itu, dia berharap kedepan harus ada perubahan, disegala sektor, bukan sekedar wacana dan rencana. “Kota metro butuh sosok pemimpin yang benar benar memikirkan kemajuan kota metro,” kata Ridwan yang juga masih banyak menyimpan cara kerja eksekutif yang berorentasi pada keuntungan.
Memasuki tahun politik di 2020 mendatang, mulai bermunculan pendapat perlunya pemimpin baru yang bisa membawa perubahan ke arah yang lebih baik. Banyak titik tersebar di 22 Kelurahan Se-Kota Metro, tentunya sangat menginginkan adanya progres peningkatan yang cukup berkualitas pembangunan di wilayahnya. “Saya sangat paham betul, terlebih saya saat itu sebagai anggota Dewan. Jadi hal yang perlu diluruskan itu sangat banyak,” ungkapnya. (Juniardi)