Kategori: Kota Metro

  • Entaskan Kawasan Kumuh, DPRD Metro Minta Pemkot Buat Program Unggulan

    Entaskan Kawasan Kumuh, DPRD Metro Minta Pemkot Buat Program Unggulan

    Metro (SL) – Mengentaskan kawasan kumah tidak bisa hanya mengandalakan program pemerintah pusat. Perlu langkah nyata dan efektif dari pemerintah daerah untuk mendukung keberhasilan program pemerintah pusat dalam mengetaskan kawasan kumuh di daerah.

    Terkait hal tersebut, Sekretaris Komisi I DPRD Kota Metro Nasrianto Effendi meminta pemerintah kota (pemkot) setempat, segera merancang dan melaksanakan program unggulan untuk mendukung program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemn PU-PR).

    “Program Kotaku ini sudah berjalan tiga tahun di Kota Metro. Karena itu, harus ada langkah konkrit berupa program unggulan dari pemkot untuk  mendukung kerberhasilan program Kotaku mengentaskan kawasan kumuh di Kota Metro,” kata Nasrianto, Selasa (16/10/2018).

    Menurut dia, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Metro menyatakan sudah memprogramkan beberapa kegiatan unggulan untuk mendukung keberhasilan program Kotaku. “Saatearing beberapa waktu lalu, kepala Bappeda mengatakan, pemkot sudah mengalokasikan anggaran sekita Rp1 miliar untuk mendukung program Kotaku melalui sejumlah kegiatan unggulan,” ungkapnya.

    Karena itu, dia meminta pemkot segera merealisasikan kegiatan unggulan tersebut. Selain itu juga mengefektifkan pengawasan pekerjaan fisik program Kotaku, agar hasil benar-benar berkualitas dan bermanfaat untuk masyarakat, sesuai aturan yang ditetapkan.

    “Ada beberapa kegiatan fisik pada program Kotaku ini. Seperti pembangunan drainase,  jalan hingga MCK. Nah, dinas terkait harus ketat dalam pengawasan pengerjaannya supaya hasilnya bagus,” imbaunya.(harianmomentum)

  • Pemkot Metro Pancang Target Pembangunan GSG Bumi Sai Wawai Tahap Pertama Selesai Desember

    Pemkot Metro Pancang Target Pembangunan GSG Bumi Sai Wawai Tahap Pertama Selesai Desember

    Metro (SL) –   Pemerintah Kota Metro targetkan pembangungan Gedung Seba Guna (GSG) Bumi Sai Wawai menyentuh 70 persen pada 15 Desember 2018 tahap pertama, dan direncanakan tahap kedua 2019.

    Walikota Metro, Achmad Pairin beserta rombongan didampingi Sekda dan Dinas PUTR dalam peninjauan lokasi pembangunan GSG Bumi Sai Wawai, Rabu (10/10/2018) mengharapkan rekanan untuk bekerja sungguh-sungguh dan memperhatikan schadulle pembangunan yang telah ditargetkan.

    Menurutnya, per 15 Desember 2018 kegiatan pembangunan tahap pertama selesai. ”Saya harap per tanggal 15 Desember 2018 tidak ada lagi kegiatan, yang berarti pembangunan tahap pertama ini usai,” jelasnya. Lebih lanjut, Walikota Metro Achmad Pairin mengatakan bahwa dirinya menegaskan pada rekanan untuk dapat menyanggupi pekerjaan rampung sampai kembar payung atau selesai sampai naik atap.

    Walikota Metro Achmad Pairin juga menjelaskan pihak rekanan menyanggupi pekerjaan pembanguna GSG Bumi Sai Wawai mencapai 70 persen dari seratus persen pembangunannya, yang artinya pekerjaan tersebut per 15 Desember 2018 mencapai pekerjaan atap gedung, berarti usai sudah pelaksanaan pembangunan tahap pertama pada tahun ini. “Selanjutnya tahun 2019 masuk tahap kedua,” tegasnya.

  • Bengkel Tambal Ban Ludes Dilahap Jago Merah

    Bengkel Tambal Ban Ludes Dilahap Jago Merah

    Metro (SL) – Diduga Lalai saat Menambal Ban, Satu rumah dan bengkel tambal ban di Jalan AR Prawiranegara RT 19 RW 04 Kelurahan Metro Kecamatan Metro Pusat ludes terbakar, Rabu (10/10). Dengan kejadian tersebut Petugas pemadam kebakaran menerjunkan tiga mobil pemadam kebakaran (Damkar) untuk segera memadamkan api. Namun, api berhasil dipamdakam 45 menit kemudian.

    Riko ( 32) saksi mata mengatakan, awalnya terdengar suara ledakan dari toko korban, Setelah itu, selang tidak lama kemudian api langsung membesar dan membakar toko dan rumah tersebut. “Tadi kejadiannya sekitar jam 08.10 WIB lewat , saat sedang mengisi bahan bakar tidak di sengaja tumpah dan menyambar api saat sedang menambal ban kemudian menyebar dan api mudah cepat membesar”ucapnya.

    Kapolres Metro AKBP Umi Fadillah Astutik mengatakan, penyebab kebakaran masih dilakukan dalam penyelidikan dan olah TKP. “Inikan dekat dengan SPBU, makanya semaksimal mungkin segera dipadamkan. Untuk penyebab kebakaran masih kita selidiki dan insya Allah hari ini nanti kita rilis penyebab kebakarannya,” katanya.

    Ditambahkanya, tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Untuk kerugian akibat kebakaran tersebut ditaksir hingga Rp .70 juta. “Ada dua motor dan rumah yang habis ludes terbakar. Jadi kerugian ditaksir sekitar Rp70 juta,” imbuhnya. Hingga berita turun lokasi masih di garis police line untuk penyelidikan lebih lanjut terjadinya kebakaran tersebut.

  • STISIPOL Dharma Wacana Metro Gelar Kuliah Umum

    STISIPOL Dharma Wacana Metro Gelar Kuliah Umum

    Metro (SL) – Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan  Ilmu Politik (STISIPOL) Dharma Wacana Metro menggelar kuliah umum, sebagai narasumber STISIPOL Dharma menghadirkan Prof.Dr.H. Nandang Alamsyah Deliarnoor, SH. MHum guru besar Fisip Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung.

    Kegiatan berlangsung di aula kampus setempat dengan tema, “Dinamika Hukum Pemerintahan di Indonesia, Sabtu (6/10/2018).

    Pada pembukaan acara, Ketua STISIPOL Dharma Wacana Metro, Sudarman Mersa, S.Sos, M.AP, mengucapkan selamat datang telah berkenan hadir untuk mengisi kuliah umum.

    Ia juga mengapresiasi serta rasa bangga karena kedatangan guru besar ke tengah keluarga besar STISIPOL Dharma Wacana Metro.

    “Sebagai Keluarga besar STISIPOL Dharma Wacana Metro kita patut berbangga hati, atas dengan kedatangan salah satu guru besar Fisip Unpad yang telah berkenan hadir dengan meluangkan waktunya untuk kita semua,” ujar Sudarman.

    Ketua STISIPOL itu juga berharap kepada seluruh civitas akademis untuk mengikuti kuliah umum karena materi yang dipaparkan banyak sangat baik.

    “Kepada para mahasiswa yang hadir bisa mengikuti kuliah umum ini, karena temanya sangat baik yang akan disampaikan Profesor Nanang kepada kita semua,” ungkap Sudarman.

    Hadir pada acara tersebut Ketua STISIPOL Sudarman Mersa, S.Sos, M.AP, para dosen dan staf dan serta seluruh mahasiswa STISIPOL Dhama Wacana Metro. (jn)

  • Walikota Metro Evaluasi Kinerja Aparatur Kecamatan

    Walikota Metro Evaluasi Kinerja Aparatur Kecamatan

    Metro (SL) -Walikota Metro mengadakan kegiatan silahturahmi dan evaluasi kinerja kerja serta pembinaan aparatur perangkat kecamatan dan kelurahan se Kota Metro yang di adakan di Aula Kelurahan Hadimulyo Barat Kecamatan Metro Pusat. (25/09/18).

    Walikota Metro, Achmad Pairin mengharapkan kepada seluruh RT dan RW untuk mendata warganya mana yang belum mempunyai MCK sehat. Karena MCK itu adalah sangat penting bagi kesehatan.

    “Kalian data mana warga kalian yang belum mempunyai MCK sehat agar segera melaporkan, agar kami segera mungkin untuk membantu membangunya. Karena saya berharap pada tahun mendatang semua warga sudah memiliki MCK sehat,” katanya.

    Lanjut A Pairin, bahwa dirinya meminta kepada seluruh instansi pemerintahan Kota Metro agar biasakan tepat waktu. Meskipun kalian mempunyai tanggungan seperti memelihara ternak tetap harus bisa mengatur waktu.

    “Ya saya tau kalian sebagian mempunyai peliharan dan harus mencari pakan ternak tersebut, tetapi kita harus membiasakan tepat waktu,” ungkapnya. (holik)

  • Wartawan Metro Kumpulkan Donasi di Jalan Untuk Musibah Palu-Donggala

    Wartawan Metro Kumpulkan Donasi di Jalan Untuk Musibah Palu-Donggala

    Metro (SL) – Pasca bencana gempa dan Tsunami yang menerjang Kota Palu dan Kabupten Donggala, Sulawesi Tengah (Sulteng) pada Jum’at 28 September 2018 lalu, beragam kalangan diberbagai daerah di Indonesia mulai tergerak untuk mencari donasi guna membantu para korban.

    Tak terkecuali di Kota Metro provinsi Lampung, puluhan Wartawan dari berbagai organisasi dan media turun kejalan mengumpulkan donasi dari masyarakat dengan target 1 Miliar Rupiah, Senin (1/10/2018).

    Koordinator lapangan Roni Zainal Arifin menuturkan, aksi turun ke jalan para jurnalis Se-Metro tersebut dilakukan sebagai bentuk kepedulian terhadap musibah di Tanah Celebes.

    “Kita lakukan ini secara spontan dengan melibatkan seluruh teman-teman wartawan se Kota Metro. Baik wartawan Cetak ,On line ,dan Elektronik . Aksi sosial ini kita lakukan secara terus menerus sebagai bentuk kepedulian kami terhadap saudara-saudara kita yang ada di Palu dan Donggala,” ucapnya.

    Roni mengungkapkan, dalam aksi penggalangan dana tersebut pihaknya menargetkan donasi terkumpul sebesar 1 Miliar Rupiah.

    “Target kami terkumpul 1 Miliar Rupiah, karena baksos ini akan berlanjut. Dan kami akan membuat posko bantuan untuk korban Gempa dan Tsunami di Palu dan Donggala, posko rencananya akan kami dirikan di halaman Masjid Taqwa Metro,” ungkapnya.

    Sementara itu, Wali Kota Metro Achmad Pairin yang mengetahui gerakan peduli Sulteng tersebut mengapresiasi langkah para pewarta.

    “Sangat saya apresiasi apa yang di lakukan teman-teman wartawan, ini membuktikan bahwa wartawan di Kota Metro itu kompak dan cepat tanggap. Dan sebelumnya saya juga telah menginstruksikan seluruh ASN di Metro melalui pak sekda untuk dapat berpartisipasi membantu para korban di Palu dan Donggala dengan ikhlas,” dan Saya berharap untuk ke depan nya bakti Sosial ini jangan hanya di lakukan dalam musibah di sulawesi saja akan tetapi di mana pun bila terjadi musibah bencana kita bantu dengan cara seperti ini.bebernya.

    Selain Walikota, aksi para kuli tinta tersebut juga mendapat dukungan dari berbagai lapisan masyarakat.

    “Bagus ya, dan saya sangat mendukung respon dari para wartawan. Karena selama ini saya hanya bisa lihat di berita – berita kalo ada penggalan dana yang dilakukan kelompok tertentu, dan sekarang malah yang buat berita yang juga turun langsung menggalang donasi. Semoga apa yang dilakukan ini akan berjalan dengan lancar dan membawa berkah,” pungkas Arby Pratama (26) warga Metro Barat. (ml/net)

  • Disporapar Metro Minta Pengawalan TP4D Untuk Pendampingan Proyek Pembangunan Fliying Fox

    Disporapar Metro Minta Pengawalan TP4D Untuk Pendampingan Proyek Pembangunan Fliying Fox

    Metro (SL) – Kepala Kejaksaaan Negeri Metro Ivan Jaka, SH membenarkan adanya surat permohonan dari Dinas Pemuda Olahraga Pariwisata (Disporapar) Kota Metro. Terkait, Tim Pengawal Pengaman Pemerintah dan Pembangunan (TP4D) untuk pendampingan proyek pembangunan Flying Fox di lokasi Destinasi Wisata Sumbersari Bantul, Kecamatan Metro Selatan. “Untuk berkas secara tertulis memang belum masuk kemeja saya, baru dapat informasi secara lisan dari ketua TP4D Kejari Metro. Pokoknya berkas tersebut akan kita tela-ah dulu sebelum kita setujui,”ungkap Kajari Metro Ivan kepada Radar Nusantara, Kamis (27/9/2018).

    Lebih lanjut, kata Ivan pihaknya akan mengedepankan tindakan pencegahan dalam menekan angka tindak pidana korupsi di wilayah Kota Metro. “2018 ini, TP4D baru menyetujui pendampingan 2 OPD (Organisasi Perangkat Daerah. Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang pembangunan proyek MCC ( Metro Convention Center) Rp 26,1 Milar bersumber dari APBD TA. 2018, dan Dinas Kesehatan Kota Metro proyek pembanguan Puskesmas Iringmulyo Rp 1,4 Miliar dan Pembangunan Rumah Tenaga Medis di Tejoagung Rp 212 juta keduanya bersumber dari APBD Kota Metro TA.2018,”jelasnya.

    Sementara, timpal Ivan pihaknya tidak akan menyetujui pengawal sebelum adanya ekspos master plan terbuka dari berbagai unsur yang terlibat didalamnya. Baik PPK (Pejabat Pembuat Komitmen), dan Kontraktor, serta rincian matrial apa saja yang akan digunakan. “Kita harus selektif untuk meminimalisir terjadinya Mark Up tindak pidana korupsi yang bisa menjerat pihak terkait didalamnya. Saya akan tela-Ah dulu, setelah itu baru mereka akan kita undang untuk ekspos terbuka. Hasil ekspos nanti menjadi bahan dasar acuhan kita menyetujui atau tidak,”ujarnya.

    Ia menambahakan TP4D dari kejaksaan diharapkan dapat menjadi salah satu langkah efektif dalam pencegahan terjadinya kelalaian dalam penggunaan uang negara, yang dapat berdampak pada timbulnya kasus tindak pidana korupsi. “Selama kurun waktu 2016-2017, paling tidak 13 proyek pemerintah telah kita kawal dengan nominal 30 miliar rupiah. Bahkan kita juga telah menyelamatkan uang Negara mencapai puluhan miliar. Jadi untuk meminimalisir kerugian keuangan negara menjadi unsur utama pihak kejaksaan dalam setiap penanganan kasus tindak pidana korupsi,”pungkasnya.

    Diberitakan sebelumnya, Polemik pemebebasan lahan rencana proyek pembangunan Flying Fox di lokasi Destinasi Wisata Sumbersari Bantul , Kecamatan Metro Selatan terus menuai pro dan kontra. Bahkan isu dugaan tender lelang di situs lpse.metrokota.go.id di menangkan oleh Cv. Mulyosari Mandiri sudah dikondisikan dan ada kaitanya dengan oknum ASN di Dinas Pemudan Olaharaga dan Pariwisata (Disporapar) Kota Metro.

    Penelusuran Radar Nusantara, beberapa pekan terakhir sedikit kesulitan menemui Kepala LPSE Kota Metro Rahman untuk mengklarifikasi kebenaran isu tersebut, tentang nama perusahaan pemenang tender proyek dengan pagu anggaran senilai Rp 2 miliar bersumber dari APBD 2018. Pasalnya, isu tersebut menyudutkan dan apakah benar ada kaitanya dengan Kusbani ASN yang saat ini menjabat sebagai Kepala Bidang Pemuda di Disporapar Kota Metro.

    Kusbani mengaku terkait permasalahan pembebasan lahan rencana proyek Flying Fox, dirinya sempat dipriksa oleh penyidik Polres Metro dan Kejaksaan Negeri Metro. “Iya saya dilaporkan oleh wartawan pa LSM gitu, katanya saya mendapat uang hibah Rp3 miliar dari Pemkot Metro untuk pembebasan lahan rencana proyek Flying Fox. Jadi itu fitnah tidak benar, saya tantang balik untuk pembuktiaan, saya ajak dia kelokasi. Jadi pada akhirnya tidak terbukti kan. Saya mau lapor balik masih manusiawilah kasian dia sama keluarganya, lain kali kalau mau buat berita dan melaporkan hati-hati,”katanya kepada Radar Nusantara, Sabtu (22/9/2018).

    Sementara disinggung soal kepemilikan Cv. Mulyosari Mandiri atas pemenang tender proyek Flying Fox. Apakah punya pribadi dan kelompok dia seperti yang diiusukan. Kusbani menegaskan bahwa dirinya tidak ada kaitanya soal Cv. pememang tersebut. “Maaf itu bukan Cv. saya. Jadi jangan sangkut-sangkutkan soal pembebasan lahan dan proyek. Kalau soal pembebasan lahan memang benar itu saya beli dari uang pribadi kurang lebih Rp 450 juta, yang kita hibahkan ke Pemkot untuk perluasan lokasi pembangunan proyek flying Fox. Ya termasuk pembelian tanah untuk pelebaran akses jalan di lokasi tersebut,”jelasnya.

    Kabid Kepemudaan Disporapar Kota Metro ini kembali menegaskan bahwa Cv. Mulyosari Mandiri bukanlah miliknya atau kelompok perusahaannya. “Saya kasih tahu ya, perusahaan diantaranya. Cv. Big Star, Cv. Puma, dan Cv. Tour. Jadi Cv. saya tidak pernah ikut lelang atau mengerjakan proyek Pemkot Metro, bisa di cek satu-satu,”pungkasnya.

    Diberitakan sebelumnya, Proses hibah tanah dari warga ke Pemerintah Kota (Pemkot) Metro untuk rencana pembangunan proyek Flyingfox di Sumbersari Bantul, Kecamatan Metro Selatan terganjal anggaran, sehingga proses hibah belum clear. Pasalnya hingga saat ini Pemkot Metro baru memegang akte jual beli dari si penghibah.

    Di sisi lain, Kantor Pertanahan Kota Metro juga menyebut bahwa Pemkot Metro belum menyerahkan berkas permohonan pembuatan akte jual tanah (PPAT), untuk tahap pengurusan alih status sertifikat milik aseet pemkot. “Kita belum menerima PPAT dari Pemkot soal lahan yang rencanaannya akan dibanggung proyek flyingfox itu, bahkan kemungkinan besar adanya status alih fungsi lahan dari persawaahan menjadi pembangunan asset Pemkot Metro,”ungkap Kepala Kantor Pertanahan Kota Metro, Sismanto, A. Ptnh,.Ms.i melalui Kasi Pengadaan Tanah Truedy Aritonang, SE, Seni (27/8/2018).

    Menurut Truedy, belum lama ini pihaknya baru menerima PPAT dari pemkot soal tanah bengkok yang belum bersertifikat, yakni di Jalan SLB Kelurahan Sumbersari Bantul seluas 1.900 meter persegi, dan Jalan Cendrawasi Kelurahan Sumbersari Bantul seluas 900 meter persegi. “Kedua lokasi tanah bengkok itu benar sudah diajukan ke BPN untuk disertifikatkan, dan itu juga masih daalam proses. Bahkan tim pengukuran juga sudah turun, kalau yang rencana lahan untuk pembangunan proyek flyingfox belum ada,”jelasnya.

    Sementara itu, Pemkot Metro melalui Badan Pengelolaan Keuangan Asset Daerah (BPKAD) Kota Metro mengakui adanya pemberian hibah dari masyarakat untuk pengembangan lokasi destinasi wisaata flyingfox dikawasan Sumbersari Bantul. “Jadi secara aturan Permendagri No.19 Tahun 2016 Tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah, bawasanya masyarakat itu bisa memberikan hibah kepada Pemerintah baik pemerinah pusat, provinsi mapun pemerintah daerah, dan sudah sah secara aturan dibenarkan,”ujar Kepala BPKAD Kota Metro Supriyadi, SH,. MH.

    Dalam hal ini, kata dia Pemkot Metro telah menerima hibah seluas 169 meter persegi dari warga untuk lokasi pembangunan proyek flyingfox. “Jadi saat ini Pemkot belum punya sertifikat. Baru sertifikat akte jual beli dari si penghibah. Kita masih menunggu anggaran di perubahan turun, untuk pegurusan biaya ke BPN hibah dari warga ke asset milik daerah. Terkait pengguna barang masih kita kelola di BPKAD, sebelum adanya SK penetapan Kepala Daerah menentukan siapa pengguna barang. Itu nanti setelah sertifikat turun dari BPN,”tegasnya.

    Sebagai penegas, Supriyadi juga menyakini tidak akan ada masalah dalam proses pembangunan proyek flyingfox nanti, meskipun proses hibah masih berjalan. “Saya berani pastikan, karna kita berjalan sudah sesuai aturan dan prosedur. Proses pembangunan akan segera berjalan, dan proses hibah bisa menyusul,”kilahnya.

    Dikonfirmasi terpisah, Anggota Komisi II DPRD Kota Metro Ridwan Sorry Maun Ali menyatakan bahwa Pemkot Metro sudah menghabiskan anggaran banyak untuk pengembangan kawasan destinasi wisata Sumbersari Bantul. “ Jangan sampai uang rakyat mubazir, gara-gara perencanaan tidak matang. Ide-ide yang dibuat eksekutif harus bisa dipertanggjawabkan dengan harapan mampu mendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD). Itu uang rakyat, jadi sayang kalau proyek dibuaat hanya untuk menegeruk keuantungan kelompok,”sindirnya.

    Politisi dari Partai Gerindra ini kembali menegaskan bahwa kalau Kawasan Bumi Perkemahan Sumbersari Bantul terus dan menerus dibiayai oleh APBD sepanjang 10 tahun kedepan tidak lah cukup. Tanpa adanya pengelolaan serta perencanaan yang matang serta adanya ikut campur tangan dari investor pihak ketiga. “Saya berani pastikan, kalau perencanan ide destinasi wisata di Sumbersari tidak memenuhi unsur beda dari wisata yang lain. Ada atau tidaknya penambahan fasilitas penunjang seperti flyingfox dan All Terrain Vehicle (ATV) yang saat ini juga masih terganjal Perda, ya begitu begitu saja tidak akan berkembang pesat,”pungkasnya.

    Anggota Komisi II DPRD Kota Metro Alizar Jinggo menyoroti adanya dugaan proyek flying fox di kawasan wisata Sumbersari Bantul Metro Selatan mencapai Rp 2 miliar TA 2018, yang tidak dilakukan proses lelang secara terbuka melalui Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kota Metro. “Iya tadi sudah saya cek di lpse.metrokota.go.id tidak tertera lelang proyek tersebut. Bila ini benar, artinya SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) sudah melanggar Perpres No. 16 Tahun 2018 Tentang Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah,”ungkap Jinggo, Senin (23/7/2018).

    Jika SKPD tidak melakukan lelang melalui LPSE kata Jinggo, maka itu dianggap ilegal, karena dalam Perpres tersebut dijelaskan bahwa pengecualian terhadap lelang LPSE hanya berlaku terhadap proyek Pengadaan Langsung, Penunjukkan Langsung (PL), Kontes, Sayembara dan Swakelola. “Ya, sesuai Perpres No.16 Tahun 2018 itu diwajibkan kepada seluruh SKPD melakukan lelang melalui LPSE. Tetapi khusus untuk proyek yang nilainya diatas Rp200 juta. Dan itu harus memenuhi beberapa kategori juga. Tidak asal melakukan PL atau Swakelola juga. Harus dilihat dan ditinjau dari apsek hukumnya, layak atau tidak proyek itu PL dan dilakukan lelang manual, kalau tidak layak maka itu berbenturan dengan Perpres tadi,” pungkasnya.

    Sementara itu, dilansir dari sejumlah situs berita online Pembangunan flying fox di kawasan wisata Sumber Sari, Bantul, Metro akan direalisasikan tahun ini. Saat ini, Pemerintah Kota Metro tengah menggelar lelang proyek flying fox yang akan menjadi terpanjang kedua di Asia Tenggara tersebut.

    Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kota Metro Yeri Ehwan mengatakan, flying fox itu nantinya terdiri dari dua lintasan. Masing-masing lintasan sepanjang 700 meter dan 300 meter. “Iya sudah masuk lelang. Jadi tahun ini dibangun. Paling panjang itu kurang lebih 700 meter untuk yang bernyali tinggi. Karena flying fox terpanjang di Indonesia saat ini ada di Gunung Kidul, yakni sekitar 625 meter,” beber Yeri, Jumat, 20 Juli 2018.

    Yeri menjelaska, flying fox tersebut akan membentang melintasi area Bumi Perkemahan Sumber Sari, Bantul. Dari atas, pengunjung bisa menikmati pemandangan sawah bertingkat yang ada di sekitar lokasi. “Tiang pancang utama itu ada di pintu masuk Buper. Sedangkan tiang satunya ada di ujung Buper. Ini kan pembangunannya bertahap. Pada ABT 2017 itu sudah dianggarkan untuk tiang pancang. Nah, tahun ini untuk pembangunannya. Untuk pembangunan flying fox tersebut, Pemkot Metro menganggarkan dana sebesar Rp 2 miliar,”tandasnya.

    Pembelian lahan persawahan di sekitar Bumi Perkemahan di Kelurahan Sumbersari Bantul, Kecamatan Metro Selatan yang rencanaanya akan dibangun proyek Flaying Fox oleh Pemerintah Kota Metro dikabarkan bermasalah. Berdasarkan informasi yang berhasil di himpun awak media. Sejumlah masyarakat menilai, ada permaianan dan pembodohan terhadap pemilik sawah pada saat negosiasi jual beli. Sehingga tanah tersebut di jual murah dan masyarakat di iming-imingi janji, bila Buper menjadi destinasi wisata keluarga masyarakat sekitar akan mendapatkan dampak positif terutama perekonomian masyarakat Sumbersari berkembang pesat.

    Warga sekitar mengaku lahan tersebut di beli oleh kolongmerat OKB (Orang Kaya Baru) yang saat ini juga menjabat sebagai ASN di Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kota Metro. Anehnya lagi, lahan tersebut malah di hibahkan ke Pemkot Metro yang saat ini tengah di rancang akan di bangung proyek Flaying Fox. “Ada beberapa pemilik sawah yang menolak, akhirnya tidak jadi di beli. Awalnya masyarakat tidak mengetahui kalau akan di bangun proyek Flaying Fox,” kesalnya.

    Dikonfirmasi awak media, Lurah Sumbersari M. Rafiuddin membenarkan adanya jual beli lahan persawaan beberapa bulan lalu. Dirinya juga mengaku pada saat itu diundang untuk menghadiri rapat rembuk bersama pemilik tanah dan pamong beserta pembeli di salah satu rumah warga. “Soal berapa luas lahan dan harganya, saya tidak mengetahui. Pada saat itu, kita hanya meminta kepada masyarakat untuk mendukung program Pemkot Metro. Dan tentunya untuk memperluas lahan dan akan membangun Flaying Fox sebagai wahana permaianan Destinasi Wisata Buper Sumbersari Bantul,”singkatnya, Jumat (5/1/2018).

    Sementara itu, Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kota Metro Ir. Yerri Ehwan terang-terangang mengaku saat di konfirmasi awak media. Bawasannya dirinya tidak mengetahui siapa pemilik lahan yang menghibahkan ke Pemkot Metro. “Iya saya tidak tahu, bahkan saya juga tidak mengetahui berapa luas lahan tersebut. Gak penting, yang penting saat ini sudah di hibahkan dan masih dalam proses antara bidang asset dan pertanahan. Kalau saya punya uang, saya juga mau beli,”cetusnya.

    Sementara dilokasi juga sudah terlihat galian yang akan menjadi titik bangunan menara utama Flaying Fox. Sedikitnya ada beberapa matrial besi sudah terlihat dilokasi yang diketahui sudah di anggrakan menggunakan APBD Perubahan 2017 lalu. “Untuk proyek Flaying Fox, ya akan dilanjutkan di 2018 ini. Kita belum bisa bicara banyak soal luas lahan, hanya yang kita programkan kemarin bentangan Flaying Fox nya itu sepanjang 700 meter. Pagu anggarannya sudah di RAP sekitar Rp2 Miliar, tapi itu pagu maksimal dan nanti akan di hitung kembali. Berapa kebutuhan realnya, ya semoga bisa terealisasi,”pungkasnya.

  • Lewat Lomba, Indra Ingin Walikota Metro Perhatikan Masalah Jamban

    Lewat Lomba, Indra Ingin Walikota Metro Perhatikan Masalah Jamban

    Metro (SL) – “Bukan kemenangan yang saya cari. Yang terpenting surat ini sampai ke Walikota.” Begitu disampaikan Indra Swandi Simanjuntak saat dikonfirmasi awak media usai kegiatan seremonial Hari Kunjung Perpustakaan yang berlangsung di Jalan Ade Irma Suryani, tepat di depan Dinas Perpustakaan Dan Arsip Daerah (Perpusda) Kota setempat, Kamis (27/9/2018).

    Indra menyampaikan, persoalan Sanitasi di Bumi Sai Wawai kerap kali terlupakan sehingga sering luput dari prioritas pembangunan, khususnya permasalahan jamban. Menurutnya, jamban merupakan permasalahan paling dasar yang seharusnya cepat tertangani.

    “Kebetulan saya kan wartawan. Tujuan tulisan saya ini bukan buat juara tapi yang terpenting surat ini sampai ke Walikota, karena persoalan sosial ini yang kerap kita jumpai di lapangan. Jadi saya mengangkat masalah jamban. Jamban itu kan dasar, karena kita kan kota pendidikan, dan kalo kita ngomongin pendidikan, gimana orang mau terdidik kalau masalah paling dasar saja masih susah ditangani,” ucap Indra.

    Selain itu, sejumlah media yang turut menyoroti persoalan sanitasi di Kota Metro juga nampaknya belum efektif untuk mengetuk kepedulian berbagai lapisan. Untuk itu, melalui perlombaan tersebut dirinya mengharapkan surat yang dikirim dapat ditindaklanjuti oleh pemerintah setempat.

    “Kebetulan saya mengetahui persoalan jamban itu ya saya bikin lah, harapannya memang supaya pesan ini sampai ke Walikota, bahwa di Metro itu masih ada orang yang BAB sembarangan. Dan dengan dikirim surat itu Walikota membaca kemudian kedepan persoalan ini memang benar-benar di perhatikan oleh pemerintah Kota Metro khususnya pemberian jamban, karena rata-rata 0,72 persen itu orang yang tidak mampu membuat jamban itu,” bebernya.

    Kendati surat yang dikirim ke Walikota melalui Lomba Menulis Surat Ke Walikota dalam rangka Hari Kunjung Perpustakaan tersebut tidak ada balasan, namun pria yang juga Jurnalis surat kabar harian Tribun Lampung ini meyakini surat-surat itu telah dibaca walikota.

    “Kalo tanggapannya tidak ada, tapi juri bilang pesan itu tersampaikan karena salah satu jurinya ada yang dari pemkot Metro dan telah diserahkan ke walikota. Harapannya surat-surat yang disampaikan ke walikota ini dapat ditindaklanjuti,” pungkasnya.

    Sementara itu salah seorang panitia menilai, tulisan Indra telah memenuhi syarat penulisan surat. Selain itu, pesan didalamnya juga menarik karena mengangkat isu yang berbeda dari peserta kebanyakan.

    “Pertama itu ada struktur surat, dan punya indra itu memenuhi syarat penulisan surat selain itu menarik secara konten karena isunya juga isu lingkungan. Dan itu proses seleksinya juga panjang, kalo yang lain kan isu nya hampir sama soal pendidikan,” terang Muadin Efuari salah seorang juri.

    Diketuai, Indra Swandi Simanjuntak merupakan peserta lomba yang meraih juara kedua kategori Menulis Surat ke Walikota dalam rangka Hari Kunjung Perpustakaan. (bl/net)

  • DPRD Nilai HS Coreng Nama Baik Pol.PP Metro

    DPRD Nilai HS Coreng Nama Baik Pol.PP Metro

    Metro (SL)  – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Metro menyayangkan atas ditangkapnya oknum Sat Pol PP Kota Metro yang kedapatan membawa senjata api rakitan di wilayah hukum Polres Pesawaran.

    Wakil Ketua Komisi I DPRD Kota Metro Nasriyanto Effendi menilai apa yang dilakukan oknum Sat Pol PP berinisial HS (52) tersebut di anggap mencoreng nama baik institusi Pol PP.

    “Karena ini benar-benar mencoreng kota Pendidikan, dan kejadian ini cukup miris juga. Apalagi ada dugaan beberapa kasus ini, kepemilikan senpi rakitan, pencatutan nama wakil walikota dan penipuan serta penggelapan,” ujar Nasriyanto saat dikonfirmasi awak media, Jum’at (28/9/2018).

    Dirinya mengungkapkan, dalam waktu dekat pihaknya akan membicarakan hal tersebut kepada anggota Komisi dengan menghadirkan Kasat Pol PP Kota Metro Imron, SP untuk memberikan informasi kinerja hingga kebenaran atas di amankannya HS di Mapolres Pesawaran.

    “Kebetulan Pol PP itu leading sektor dari komisi I, nanti kita akan coba koordinasi dengan kasat Pol PP Metro bagaimana kasus yang sebenarnya. Dan nanti akan kita bicarakan dengan kawan-kawan komisi I dan kita undang kasat pol pp nantinya. Dan padahal edukasi untuk ASN itu ada, dari awal mereka menjadi ASN itu diedukasi tapi ya namanya oknum ya, sehingga terjadi penyimpanan-penyimpanan terhadap tupoksi,” bebernya.

    Politisi Partai Keadilan Sejahtera ini juga meminta Inspektorat dapat segera bertindak.

    “Kita minta juga kepada inspektorat sebagai pengawas internal dari kota metro ini untuk bertindak secepatnya, sehingga prilaku yang tidak baik ini tidak ditiru oleh yang lain,” pungkasnya.

    Diberitakan sebelumnya, seorang oknum Polisi Pamong Praja (Pol-PP) di Kota Metro diamankan polisi Polres Pesawaran atas kepemilikan senjata api yang diduga ilegal. Ia terciduk saat petugas Satlantas melakukan razia di Jalan Negri Sakti Tugu Coklat.

    “PNS Pol PP Kota Metro atas nama Hasan Syukrie (52) warga Jalan Pramuka Gg Pisang no 46 kemiling Bandarlampung, diamankan karena membawa senpi rakitan,” kata Kapolres Pesawaran AKBP Syaiful Wahyudi melalui Kasat Lantas Polres Pesawaran AKP Ridho Rafika, Kamis (27/9)

    Dijelaskan Ridho,  pelaku disetop oleh petugas yang sedang menggelar razia di pertigaan Tugu Coklat.

    “Jadi pelaku membawa kendaraan motor Mio warna biru nopol BE 2864 AEX terlihat mencurigakan saat melintas. Maka petugas kami menanyakan surat–surat kendaraan. Dan ternyata sim C nya sudah mati. Maka kita ambil sikap penilangan,” katanya.

    Anehnya,  sebelum ditilang ia meminta ijin untuk ke belakang. “Terlihat orang lain pengendara ambil senpi. Maka tersangka langsung dibawa  ke Unit Laka untuk dilaporkan kepada pimpinan,” pungkasnya. (net)

  • KPKNL Merevaluasi Aset Tambahan Yang Ada Didalam Lapas Gunung Sugih

    KPKNL Merevaluasi Aset Tambahan Yang Ada Didalam Lapas Gunung Sugih

    Metro (SL) – Pembangunan sarana fisik yang dilakukan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Gunungsugih, dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat dan warga binaan menuai perhatian khusus, dari Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Kota Metro Lampung.

    Dikatakan Kepala Lapas (Kalapas) Gunungsugih, disela-sela menerima kunjungan Tim KPKNL Metro, yang berlangsung di ruang kerjanya, Senin (24/9/2018). Karena, ada hal menarik dari semua itu, bahwa perolehan aset yang didapat dari pemberian bantuan tanpa syarat pihak ketiga, yang diterima pihak Lapas setempat.

    “Ya betul, kita menerima tamu khusus Kepala KPKNL, beliau akan merevaluasi aset tambahan yang ada didalam Lapas kita ini. Selama ini, kerjasama kami dengan semua pihak sudah cukup baik,” ujarnya.

    Salah satu aset yang baru saja diterima Lapas Gunungsugih belum lama ini, yaitu berupa hibah tanah akses jalan masuk, dari jalan raya ke lokasi Lapas. Tentu bukan tanpa alasan, masyarakat dengan ikhlas memberikan hak pribadinya, untuk sarana kepentingan umum, karena ada kerjasama dan kedekatan emosional.

    Selain tanah akses jalan masuk, imbuh Syarpani, ada beberapa aset tambahan selama kepemimpinannya, seperti gedung Pas Mart, layanan online, playland, ruang laktasi, ruang blok wanita dan rumah dinas bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) Lapas.

    “Dari hibah berbagai pihak, kami telah mendapat banyaj tambahan aset, antara lain gedung pas mart dan layanan online, playland, ruang laktasi, blok wanita, tanah akses masuk lapas dan rumah dinas bagi PNS Lapas,” Ujar bapak tiga anak ini.

    Usai melakukan pendataan aset dalam Lapas, Kepala KPKNL Metro, Swastiko Purnomo mengapresiasi inovasi dan kerjasama, yang dilakukan pihak Lapas Gunubgsugih, dengan seluruh stekholder dan berbagai pihak, yang ada di Kabupaten Lampung Tengah.

    ” Apresiasi atas penambahan aset, kami melakukan peninjauan lapangan, terkait penetapan status penggunaan pada lapas. Semoga bermanfaat bagi peningkatan layanan publik didalam Lapas,” tutur pria, yang pernah bertugas di Pekan Baru, Riau.

    Untuk memastikan keberadaan aset dalam Lapas, tim KPKNL Metro didampingi para pimpinan Lapas Gunungsugih, berkeliling ke beberapa bagian, dengan diakhiri peninjauan fasilitas hibah yang ada di dalam lapas. (Ersyan)