Kategori: Kota Metro

  • Oknum Anggota Polres Lambar Digrebek Dalam Kamar Hotel Bersama Istri Orang

    Oknum Anggota Polres Lambar Digrebek Dalam Kamar Hotel Bersama Istri Orang

    Kota Metro (SL)-Diduga berselingkuh, seorang oknum anggota Polri bertugas di Polres Lampung Barat digrebek warga di dalam kamar penginapan Wisma Zahra Jalan Madiun, Kelurahan Ganjar Agung, Kecamatan. Metro Barat, Selasa 18 Februari 2020 siang.

    Oknum anggota Polri tersebut diketahui Bripka AH ( 41), personil Polisi aktif di Polres Lampung Barat, Polda Lampung. Berdasarkan keterangan saksi mata di lokasi, oknum tersebut diduga selingkuh dengan seorang istri pengusaha pemilik CV. Ani Catering berinisial DAS (39). “Tadi sekitar jam 10 an lah penggrebekan nya di sini. Suaminya juga ikut menggrebek. Tadi sempat ribut-ribut sampai akhirnya polisi datang dan dibawa ke Polres,” ungkap A’an (27) warga setempat.

    Sementara ketika dikonfirmasi, suami DAS berinisial YW (41) mengaku telah membuntuti keduanya selama 6 bulan terakhir. “Sudah lama saya ikutin, dan hari ini baru tertangkap basah di penginapan itu. Ini saya laporkan ke Polres dan Provos,” kata YW.

    “Saya sudah berkali- kali menghapiri pelaku dan menyarakan kepada dirinya untuk menjauhi istriku, karena dia ( DAS) itu istri saya”, tapi dia malah marah marah kepada saya bahkan dia mengancam akan membunuh saya,” ujar YY.

    “Saya tidak akan damai, saya minta polres metro memproses kasus ini dan kepada Polda Lampung untuk memberikan sangsi berat kepada oknum anggotanya yang bejat tersebut, saya banyak bukti terkait perselingkuhan mreka, baik rekaman suara maupun visual”, tegasnya.

    Hingga berita ini diterbitkan, kedua pasangan diduga mesum tersebut masih diamankan di unit Provost Polres Metro untuk dimintai keterangan. Sementara suami DAS yang merasa dirugikan masih menjalani proses pelaporan di SPKT Polres Metro. (Red)

  • Satu Tahun Lebih, Kasus Dugaan Korupsi Gedung Dispora-Flyingfox Mandek di Polres Kota Metro

    Satu Tahun Lebih, Kasus Dugaan Korupsi Gedung Dispora-Flyingfox Mandek di Polres Kota Metro

    Kota Metro (SL)-Penyelidikan kasus Proyek Gedung Dinas Pemuda OLahraga dan Pariwisata (Disporapar), proyek Flyfox Sumbersari Park, Kota Metro, yang ditangani Tim Tipikor Polresta Metro sejak Maret 2019, jalan ditempat, dan hingga kini tidak ada kejelasan. Kasat Reskrim beberapa kali “kibuli” wartawan yang janji melakukan konfirmasi.

    Senin, 17 Februari 2020, tim media mendatangi Kantor Satreskrim Polresta KOta Metro, untuk melakukan konfirmasi lebih lanjut kepada Kasat Reskrim AKP Gigih Andri Putranto.

    Sekitar pukul 10.05 WIB, tepat di pintu ruang kerjanya, tanpa melihat tujuan dan etika tim media ini, AKP Gigih Andri Putranto dengan spontan (Tanpa basa basi) mengarahkan tim media ini ke KBO. “Langsung ke KBO saja, ya..KBO,” lantangnya sambil menunjukkan arah ke ruang kerja KBO.

    Tim media ini pun menuju ke ruang kerja KBO Prasetyo. KBO mengungkapkan bahwa dirinya tidak mengetahui secara detail soal penyelidikan proyek Disporapar.

    Dirinya mengarahkan tim media ini ke Kanit Tipikor, karena bidangnya dan sudah pasti mengetahui. “Bukan saling lempar soal informasi, kami hanya mengetahui garis besar saja terkait hal ini. Untuk lebih detail, saya arahkan ke Kanit Tipikor,” katanya.

    Didampingi KBO Prasetyo, tim media ini pun menuju ruang kerja Tipikor Polresta setempat. Di lokasi tim media dihadapkan oleh Kanit Tipikor, Ipda Simanungkalit. Tim mengkonfirmasikan sejauhmana proses penyelidikan perkara dugaan korupsi proyek gedung Disporapar TA 2019 dan Proyek Flyfox. Lagi – lagi tim media ini tidak mendapat keterangan pasti.

    Ipda Simanungkalit enggan memberikan keterangan dengan alasan, perlu izin dengan Kasat Reskrim terlebih dahulu. “Sebenarnya yang bisa ngasih steatment adalah pimpinan kami (Kasat), Nanti kalau ngasih steatment kami yang salah, kecuali Kasat konfirmasi ke saya untuk menerima rekan-rekan media ini, ya Saya terima,” katanya.

    Sesaat kemudian, Ipda Simanungkalit, meminta waktu kepada tim media ini untuk mengkonfrimasikan ke Kasat Reskrim, lebih kurang, 30 Menit menunggu. Namun hasil koordinasi Kanit Tipikor dengan Kasat Reskrim, lagi – lagi tak bisa memberikan keterangan.

    “Kalau Saya belum bisa memberikan statment, tetap Kasat. Nanti kalaupun saya memberi steatment, beda dengan steatment Kasat, kita juga nunggu perintah beliau. Kalau bisa diwakili Kami wakili, coba atur waktu lagi dengan beliau (Kasat), kalau hari ini beliau tidak bisa karena ada rapat,” ujarnya.

    Tim media ini kembali mencoba menghubungi Kasat Reskrim via WhatsAps, seperti biasa tidak ada tanggapan. Diberitakan sebelumnya, proses penyelidikkan dugaan proyek pembangunan Gedung Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kota Metro, asal jadi, oleh tim Tipikor Polresta Metro sejak Maret 2019, hingga saat ini tidak jelas.

    Hingga kini, Kasat Reskrim Polres setempat, AKP Gigih Andri Putranto, memilih bungkam dan menghindari wawancara jurnalis, AKP Gigih Andri Putranto berlibi sedang sibuk. Kondisi ini berulang ditunjukan meski sudah di hubungi tidak ada tanggapan respon.

    Kasus dugaan proyek pembangunan gedung Disporapar senilai lebih kurang Rp600 Juta (Pondasi dan pemasangan Tiang) TA 2017. Berlanjut TA 2018 dikucurkan kembali oleh Pemkot setempat sebesar Rp2 Milliar. Belum rampung pengkerjaan, fasilitas gedung belum memadai alias belum laik fungsi, Pemkot setempat merekomendasikan pihak Dikporapar segera menempatinya, sesuai intruksi Sekkota A. Nasir AT dan Kepala Dinas PU Irianto Marhasan, yang saat itu belum dilakukan serah terima pekerjaan antara rekanan dan Pemkot setempat, karena masih masa pemeliharaan rekanan.

    Kondisi bangunan belum laik digunakan, hal itu terlihat di beberapa ruang, kamar mandi dan lantai serta gedung lantai II (Penambahan), sama sekali yang belum rampung di kerjakan. Pantauan tim media, sejak Senin 18 Maret hingga 20 Maret 2019, ditengah rutinitas dinas setempat, didapati lantai keramik retak dan pecah, cat tembok belum maksimal, beberapa ruang belum memadai di gunakan. Kemudian ruang kamar mandi/toilet tidak dapat difungsikan serta lantai II gedung sama sekali belum rampung dikerjakan.

    Polresta Metro melalui tim Tipikor, Sat Reskrim kemudian melakukan penyelidikan dan telah mengecek langsung kondisi gedung kantor tersebut dengan didampingi beberapa pegawai/staf Disporapar. Sayangnya, tahap penyelidikan tersebut belum dapat informasi sejauh apa perkembangannya, hingga saat ini.

    Kasat Reskrim Polresta Metro AKP Gigih Andri Putranto terkesan menghindari wawancara jurnalis yang tergabung di Aliansi Jurnalistik Online (AJO) Indonesia Lampung.  “Nanti, ini dari mana, saya baru liat. Nanti saya sedang sibuk,” katanya sembari berjalan memasuki mobil menghindari wartawan pada acara di Aula Hotel Grand Skuntum, Kota Metro. Jumat, 07 Februari 2020, sekitar pukul 11.36 WIB.

    Selasa, 26 Maret 2019, Kasat Reskrim sempat memberikan keterangan keterkaitan Gedung kantor Disporapar, pihaknya meminta waktu, karena masih dalam tahap penyelidikan. “Saya minta waktu, prosesnya masih tahap lidik,”kata Kasat Reskrim Polresta Metro, AKP Gigih Andri Putranto.

    Berbarengan dengan hal ini, diketahui juga bahwa proyek Flying Fox senilai Rp2 Milliar TA 2018 dan Pembebasan lahan termasuk titik nol pondasi senilai Rp200 Juta, pengadaan ATV yang belum dibutuhkan dan restu DPRD. Masuk dalam tahap penyelidikan oleh tim tipikor Polres setempat. Hingga saat ini belum jelas kelanjutan.

    Berikut indikasi permasalahan proyek Sumber Sari Park, Metro Selatan. Pembebasan lahan dan pengadaan unit ATVz diduga keterlibatan oknum ASN dan pegawai honorer, terganjal payuk hukum Perda. Lelang proyek tersebut diduga hanya formalitas. CV.Mulyosari yang juga ada peranan oknum ASN lingkup Disporapar Kota Metro, alias proyek Penunjukan Langsung (PL) muncul nama Kusbani selaku Kabid Kepemudaan dan Olahraga di Disporapar setempat.

    Indikasi itu muncul, sudah terserapnya dana pribadi milik Kusbani sebesar Rp450 Juta untuk pembelian tanah warga sebagai perluasan areal Flying Fox. Proses hibah tanah hingga kini pihak Pemkot hanya memegang akta jual beli. BPN ATR Kota Metro menyatakan bahwa pihak Pemkot belum juga menyerahkan berkas Permohonan Pembuatan Akte Jual Tanah (PPAT), untuk tahap pengurusan alih status Sertifikat milik Aset Pemkot.

    Data informasi sebelumnya atas hal ini bahwa, Pihak BPN ATR setempat, hanya menerima PPAT tanah Bengkok yang belum bersertifikat yakni Jl SLB, Kelurahan Sumber Sari Bantul seluas 1.900 Meter dan tanah di Jl. Cendrawasi seluas 900 Meter. Selain itu proyek flying fox Rp 2 Milliar TA 2018, tidak dilakukan proses lelang secara terbuka melalui Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kota Metro, situs lpse.metrokota.go.id

    Diketahui, Pembangunan flying fox di kawasan wisata Sumber Sari, Bantul, Metro akan direalisasikan tahun 2018 dan terpanjang kedua di Asia Tenggara, dengan lintasan 700 Meter dan 300 Meter. Tiang pancang utama di pintu masuk Buper. Sedangkan tiang satunya ada di ujung Buper, dibangun secara bertahap.

    Pada Anggaran Perubahan TA 2017 itu sudah dianggarkan untuk tiang pancang.  Kedua persoalan ini, Gedung Disporapar dan Protek Flyfok, pihak Kejaksaan Negeri Metro terang menyatakan, pihak Polresta Metro yang menangani perkaranya. (Tim)

  • Reses DPRD Kota Metro Fraksi PKS Berikan Kesempatan Masyarakat Sampaikan Aspirasi

    Reses DPRD Kota Metro Fraksi PKS Berikan Kesempatan Masyarakat Sampaikan Aspirasi

    Kota Metro (SL)-Anggota DPRD kota Metro  dari Fraksi PKS, menggelar Reses di Daerah Pemilihan (Dapil) IV Metro Barat dan Metro Selatan. Reses berlangsung di TPA At-Taqwa Ganjar Asri, Metro Barat. Sabtu (15/02/2020).

    Reses tersebut dipimpin langsung oleh Sekretaris Fraksi PKS, Ahmadi didampingi Kabag Perundang-undangan dan persidangan, Azis Mabrur.

    Ahmadi menyampaikan, kegiatan Reses harusnya ada ruang untuk masyarakat mengungkap aspirasinya. “Sedikitnya warga yang hadir mengikuti Reses Dewan, karena rasa jenuh tidak adanya ruang kesempatan menyampaikan aspirasinya,” katanya.

    Maka, Reses kali ini di berikan kesempatan luas pada masyarakat untuk mengajukan usulan ataupun pertanyaan, dan respon antusias warga. “Kita wajib mendengarkan aspirasi masyarakat, yang kemudian dibahas bersama Stakeholder dan DPRD, untuk dapat mengambil keputusan tentang apa yang telah diusulkan,” imbuhnya.

    Dikesempatan yang sama, Azis Mabrur menjelaskan bahwa, Reses ini adalah kegiatan kembalinya Anggota DPRD ke Dapilnya untuk melaksanakan fungsi Anggota DPRD berkewajiban kembali ke konstituen (Reses) sebanyak 3 kali.

    Reses bertujuan membahas program untuk tahun 2021 mendatang. Data usulan yang ada, nantinya di input dalam sistem E-Planning, secara menyeluruh di masukkan pada 20 Februari 2020 mendatang. (Red)

  • Taman Punden Mulyosari Jadi Agrowisata, Ini Tanggapan Masyarakat

    Taman Punden Mulyosari Jadi Agrowisata, Ini Tanggapan Masyarakat

    Kota Metro (SL) – Pengembangan sebuah daerah dengan penataan dan pengelolaan wilayah menyasar ke tingkat Kelurahan atau Desa dengan menggali potensi Sumber Daya Alam (SDA), baru-baru ini mulai menjadi Tren di Kota Metro, sampai pada perkembangan pariwisata di sektor pertanian berbasis Agrowisata. Demikian penjelasan Fritz Akhmad Nuzir akrab di sapa Mas Fran, saat wawancara usai sambutan acara peluncuran Agrowisata Taman Punden Mulyosari, Bd 16 A, Metro Barat. Sabtu, (08/02/2020).

    Soleh warga Ganjaragung, Metro Barat, saat dimintai saran masukan adanya obyek agrowisata tersebut, menyampaikan masukan bahwa, sangat baik dan memang harus ada wisata – wisata memadai dan menarik, terlebih agrowisata punden ini letaknya berdekatan dengan perbatasan Lampung Tengah. Artinya, sangat tepat sekali dan strategis.

    Letak geografis Kota Metro di tengah-tengah antara Daerah Kabupaten/Kota di Lampung. Terlebih Mulyosari, Kecamatan Metro Barat letaknya berbatasan dengan Kabupaten Lampung Tengah, hanya berjarak lebih kurang 2 Km dari Tugu Selamat Datang Kota Metro, dari arah Bandar Lampung-Trimurjo Lamteng-kota Metro.

    Dari ini, melihat potensi daerah Mulyosari yang cukup kaya akan hasil pertanian serta pesona kebiasaan warga Mulyosari, Kota Metro khususnya, maka sudah tepat sekali adanya obyek wisata berbasis Argo.

    Masih kata Soleh, agar agrowisatanya lebih atraktif dan memiliki sensasi serta lebih menarik wisatawan, kedepan akan dipadukan dengan fasilitas yang menyalurkan hobi setiap pengunjung.

    Tentunya juga perpaduan dengan penataan dan pengelolaan lingkungan sekitar. Tinggal bagaimana Pemerintah kedepan mendukungnya. “Artinya, ke depan Pemerintahan mendatang dapat disupport dan didukung penuh oleh Pemerintah selaku pemangku kebijakan dalam mengembangkan Agrowisata yang ada di Kota Metro, khususnya Taman Punden ini sebagai percontohan dan pencetusnya dengan fasilitas yang memadai obyek Agrowisata,” ungkapnya.

    Di lain pihak, salah satu warga pengunjung dalam kegiatan peluncuran Agrowisata Taman Punden, yang juga salah satu pemuda pencinta alam dan panjat tebing Kota Metro, Afrizal Eko mengatakan, Agrowisata Taman Punden Mulyosari ini, sudah cukup baik. Tinggal ditambah fasilitas pendukung lainnya yang berdekatan dengan sektor pertanian dan peternakan, maka disebut Agrowisata.

    “Faktor penting ramainya pengunjung di suatu obyek wisata terutama wisata buatan adalah fasilitas. Fasilitas yang unik menjadi daya tarik sendiri dari obyek Agrowisata. Saya banyak berkunjung di beberapa daerah sampai keluar Provinsi, kebetulan hobi saya pendaki gunung (pencinta alam), setidaknya Metro harus ada icon juga di bidang Agrowisatanya,” katanya.

    Afrizal Eko melanjutkan, fasilitas yang mampu memikat dan sangat mendorong untuk datang ke lokasi Taman Punden yakni menghadirkan titik-titik lokasi foto yang unik dan menarik. Mulai dari pintu gerbang, lorong – lorong yang juga dihiasi gerbang bentuk cinta, warna-warni bambu, pondok foto, kapal dari bambu, sepeda ontel, kebun jagung, kebun ketimun, jembatan kayu dan beberapa hal unik lainnya.

    Di lokasi tersebut tersedia rumah makan atau restoran. Sehingga ketika pengunjung tidak perlu repot membawa atau kesulitan mencari tempat makan. puluhan gazebo juga tersedia dan hal itu bisa membuat pengujung nyaman beristirahat dan makan dengan sajian kuliner khas Agrowisata. Termasuk lokasi atau spot memancing bagi pengunjung atau keluarga yang hobi memancing yang hasil pancingannya dapat dimasak langsung di lokasi.

    “Kemudian ada sensasi memanen hasil pertanian aneka sayuran dan kebun, tersedia juga fasilitas panahan, lempar pisau dan panjat tebing mini, wahana permainan anak, baik seluncuran dan ayunan serta lainnya tidak kalah penting. Bila perlu ada fasilitas untuk kaum muda kreatif dan pondok souvenir khas Kota Metro dan adakan juga Aula pertemuan untuk mendukung kegiatan gathering oleh perusahaan atau berbagai pihak lainnya,” bebernya.

    Hadirnya obyek Agrowisata Taman Punden Mulyosari tentu akan berdampak luas pada Kelurahan setempat. Selain nama Kelurahan semakin dikenal, juga berdampak pada ekonomi daerah itu. Paling nyata dirasakan adalah oleh warga setempat berupa lapangan kerja yang tersedia. Mayoritas tim atau pekerja di wisata Taman Punden nantinya diisi oleh masyarakat setempat.

    Mulai dari menjaga pintu tiket, menjaga dan pelayanan untuk rumah makan atau restoran, perawatan dan kebersihan taman, pembangunan fasilitas dan lainnya. Keberadaannya juga membuka lebar bagi ekonomi masyarakat di sekitar, seperti berdirinya toko atau kios kecil warga, serta produk pertanian di Mulyosari akan naik. (*)

  • Penyelidikan  Perkara Gedung Disporapar Dan Flying Fox Tak Jelas, Kasat Reskrim Polresta Metro Terkesan Hindari Wawancara

    Penyelidikan Perkara Gedung Disporapar Dan Flying Fox Tak Jelas, Kasat Reskrim Polresta Metro Terkesan Hindari Wawancara

    Kota Metro (SL) – Proses Penyelidikan dugaan proyek pembangunan Gedung Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kota Metro, asal jadi, oleh tim Tipikor Polresta Metro sejak Maret 2019, hingga saat ini tidak jelas. Kasat Reskrim Polres setempat, AKP Gigih Andri Putranto, bungkam. Hindari wawancara jurnalis, AKP Gigih Andri Putranto berlibi sedang sibuk.

    Untuk diketahui sebelumnya, muncul adanya dugaan proyek pembangunan gedung Disporapar senilai lebih kurang Rp600 Juta (Pondasi dan pemasangan Tiang) TA 2017. Berlanjut TA 2018 dikucurkan kembali oleh Pemkot setempat sebesar Rp2 Milliar.

    Belum rampung pengerjaan, fasilitas gedung belum memadai alias belum laik fungsi, Pemkot setempat merekomendasikan pihak Dikporapar segera menempatinya, sesuai intruksi Sekkota A.Nasir AT dan Kepala Dinas PU Irianto Marhasan, yang saat itu belum dilakukan serah terima pekerjaan antara rekanan dan Pemkot setempat, karena masih masa pemeliharaan rekanan.

    Kondisi bangunan belum laik digunakan, hal itu terlihat di beberapa ruang, kamar mandi dan lantai serta gedung lantai II (Penambahan), sama sekali yang belum rampung di kerjakan.

    Pantauan tim media, sejak Senin 18 Maret hingga 20 Maret 2019, ditengah rutinitas dinas setempat, didapati lantai keramik retak dan pecah, cat tembok belum maksimal, beberapa ruang belum memadai digunakan. Kemudian ruang kamar mandi/toilet tidak dapat difungsikan serta lantai II gedung sama sekali belum rampung dikerjakan.

    Atas hal ini, pihak Polresta Metro melalui tim Tipikor, tengah melakukan penyelidikan dan telah mengecek langsung kondisi gedung kantor tersebut dengan didampingi beberapa pegawai/staf Disporapar.

    Sayangnya, tahap penyelidikan tersebut belum dapat informasi sejauh apa perkembangannya, hingga saat ini. Kasat Reskrim Polresta Metro AKP Gigih Andri Putranto terkesan menghindari wawancara jurnalis yang tergabung di Aliansi Jurnalistik Online (AJO) Indonesia Lampung.

    Tim jurnalis ini, berupaya dan berulang meminta waktu luang Kasat Reskrim, untuk dapat dikonfirmasikan perkembangan penyelidikan atas gedung disporapar tersebut, enggan menanggapinnya. Pun demikian dihubungi Via WhatsAps-nya, tak ada tanggapan apapun.

    Bertepatan dengan adanya agenda pertemuan jajaran seluruh anggota Polresta Metro di Aula Hotel Grand Skuntum, Kota Metro. Jumat, (07/02/2020), sekitar pukul 11.36 WIB. AKP Gigih Andri Putranto, lagi – lagi enggan memberikan keterangan dari wawancara jurnalis. “Nanti, ini dari mana, saya baru liat. Nanti, saya sedang banyak kegiatan,” katanya sembari berjalan memasuki mobil menghindari tim jurnalis yang upaya mewawancarainya.

    Diketahui juga bahwa, sejak Selasa,19 Maret 2019 lalu, pihak tim Tipikor lakukan penyelidikan dengan memeriksa kondisi fisik gedung kantor Disporapar dan beberapa fasilitas yang ada termasuk kamar mandi/toilet.

    Guna informasi akurat untuk pemberitaan tim tipikor belum mau memberikan keterangan dengan mengintruksikan mengkonfirmasikan ke Kasat Reskrim secara langsung.

    Sementara itu, Kasat Resktrim sedang berada di luar Kota dan di infokan akan memberikan keterangan di Senin, 25 Maret 2019. Dihari itu juga, mencoba kembali menghubungi, Kasat Reskrim sedang berada di Jakarta.

    Selasa, 26 Maret 2019, Kasat Reskrim baru memberikan keterangan keterkaitan Gedung kantor Disporapar, pihaknya meminta waktu, karena masih dalam tahap penyelidikan. “Saya minta waktu, prosesnya masih tahap lidik,”kata Kasat Reskrim Polresta Metro, AKP Gigih Andri Putranto.

    Berbarengan dengan hal ini, diketahui juga bahwa proyek Flying Fox senilai Rp2 Milliar TA 2018 dan Pembebasan lahan termasuk titik nol pondasi senilai Rp200 Juta, pengadaan ATV yang belum dibutuhkan dan restu DPRD. Masuk dalam tahap penyelidikan oleh tim tipikor Polres setempat. Hingga saat ini belum jelas kelanjutan.

    Berikut indikasi permasalahan proyek Sumber Sari Park, Metro Selatan. Pembebasan lahan dan pengadaan unit ATV diduga keterlibatan oknum ASN dan pegawai honorer, terganjal payuk hukum Perda.

    Lelang proyek tersebut diduga hanya formalitas. CV.Mulyosari yang juga ada peranan oknum ASN lingkup Disporapar Kota Metro, alias proyek Penunjukan Langsung (PL) muncul nama Kusbani selaku Kabid Kepemudaan dan Olahraga di Disporapar setempat. Indikasi itu muncul, sudah terserapnya dana pribadi milik Kusbani sebesar Rp450 Juta untuk pembelian tanah warga sebagai perluasan areal Flying Fox.

    Proses hibah tanah hingga kini pihak Pemkot hanya memegang akta jual beli. BPN ATR Kota Metro menyatakan bahwa pihak Pemkot belum juga menyerahkan berkas Permohonan Pembuatan Akte Jual Tanah (PPAT), untuk tahap pengurusan alih status Sertifikat milik Aset Pemkot.

    Data informasi sebelumnya atas hal ini bahwa, Pihak BPN ATR setempat, hanya menerima PPAT tanah Bengkok yang belum bersertifikat yakni Jl SLB, Kelurahan Sumber Sari Bantul seluas 1.900 Meter dan tanah di Jl. Cendrawasi seluas 900 Meter.

    Diketahui, Pembangunan flying fox di kawasan wisata Sumber Sari, Bantul, Metro akan direalisasikan tahun 2018 dan terpanjang kedua di Asia Tenggara, dengan lintasan 700 Meter dan 300 Meter.

    Tiang pancang utama di pintu masuk Buper. Sedangkan tiang satunya ada di ujung Buper, dibangun secara bertahap.
    Pada Anggaran Perubahan TA 2017 itu sudah dianggarkan untuk tiang pancang. Kedua persoalan ini, Gedung Disporapar dan Protek Flyfok, pihak Kejaksaan Negeri Metro terang menyatakan, pihak Polresta Metro yang menangani perkaranya. (*)

  • Kenalkan Konsep “Edu-Eco Park” Kepada Masyarakat, Mas Fran Disambut Baik

    Kenalkan Konsep “Edu-Eco Park” Kepada Masyarakat, Mas Fran Disambut Baik

    Kota Metro (SL) – Pemilik Taman Punden Mulyosari, Marsono, sambut baik ide brilian Frizt Akhmad Nuzir tentang penerapan konsep “Edu-Eco Park” di Kota Metro. Konsep tersebut dianggap penting terutama bagi petani dalam pengoptimalan lahan. Terlebih di Indonesia, konsep ini jarang diterapkan.

    Pengoptimalan lahan merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam pemberdayaan beragam potensi di bidang pertanian. Sejalan dengan konsep tersebut, Metro yang merupakan salah satu kota di Provinsi Lampung memiliki lahan yang berpotensi menerapkan konsep ini.

    Untuk merealisasikan konsep fantastis tersebut, Fritzs Akhmad Nuzir salah satu pemerhati bidang pertanian tertarik untuk mengupas secara tuntas dan tertantang untuk menawarkan konsep Edu-Eco Park untuk diterapkan di Kota Metro, khususnya kepada petani penggarap.

    Konsep ini penting karena dapat menjaga kualitas air tanah dan memberdayakan lahan dengan menanam berbagai jenis tanaman mulai dari padi dan jenis tanaman holtikultura serta memanfaatkan berbagai jenis hewan seperti ikan.

    Fran sapaan akrabnya yakin penerapan Edu-Eco Park bisa memecah kebuntuan dan inovasi para petani penggarap atas segala persoalan dalam memberdayakan lahan. Bahkan, jika program ini ditiru oleh petani penggarap lainnya di Kota Metro, prospek ke depannya pemanfaatan lahan dengan budidaya tanaman holtikultura akan menjadi wahana wisata.

    Diinformasikan bahwa, pada Sabtu 8 Februari 2020 sekitar pukul 09.00 wib, akan digelar Peluncuran Agrowisata Taman Punden Mulyosari dan Sarasehan Edu Eco Park dengan tema “Pertanian Organik, Edukasi, dan Wisata Berbasis Lingkungan” di kelurahan Mulyosari 16 A, Kecamatan Metro Barat, Kota Metro.

    Kegiatan ini selain sarasehan juga akan dilakukan pendidikan dan teknik menanam padi, cara beternak ikan (jenis lele, red) dan memanfaatkan lahan menjadi taman dengan memberi sentuhan tanaman bunga warna-warni. Sasaran atau objek kegiatan ini selain petani penggarap, juga akan diterapkan kepada para masyarakat awam dan siswa sekolah. (Red/Tama)

  • Strategi Mas Fran Dalam Mengembangkan Olahraga Di Kota Metro

    Strategi Mas Fran Dalam Mengembangkan Olahraga Di Kota Metro

    Kota Metro (SL)-Bidang Olahraga dikota Metro bisa dikatakan punya potensi yang sangat besar terutama dari bidang SDM. Hal itu dibuktikan dengan semangat para pemudanya dalam mengembangkan olahraga seperti cabang olahraga futsal. Namun disayangkan, para pecinta olahraga merasa dianaktirikan dengan minimnya suport dari pemerintah setempat. Untuk menampung itu semua, digelar pertemuan untuk mencari solusi seperti apa strategi ke depannya dalam mengembangkan cabang olahraga tersebut.

    Dalam kesempatan ini, Fritz Akhmad Nuzir (Mas Fran) memaparkan strategi pengembangan dengan memanfaatkan ruang-ruang olahraga yang ada di Kota Metro di acara Talk Show, Meet & Greet Kembangkan dunia olahraga di Kota Metro, dengan Tema Futsal Sekedar Keringat atau Ladang Prestasi? yang berlangsung di Giga Futsal, dengan pembawa acara Edi Purwanto (Don Peci) wartawan senior bidang olahraga. Kamis, (06/02/2020).

    Dalam sesi itu, dihadirkan Iwan, salah satu guru olahraga Kota Metro, Iwan menyampaikan gagasan seorang guru. Pada dasarnya guru-guru olahraga, ingin memajukan olahraga tidak hanya sebatas berkembang. Kalaupun harus dipilah mana cabang olahraga yang akan dijadikan Ikon tentunya harus ada support, dukungan dan perhatian Pemerintah.

    “Jangan setengah-setengah mendukung. Pemerintah saat ini hanya merangkul, namun sesuatu hal yang di capainya tercapai atau diraih, pihak-pihak yang berkreasi dan membina olahraga bidang apapun pasti ditinggal. Kedepan dengan Mas Fran ini ada perbaikan yang lebih baik mendukung prestasi di bidang olahraga,”katanya.

    Dikesempatan itu juga, salah satu sosok yang berprofesi sebagai Sport Terapy di Kota Metro, Rio mengatakan, di dunia olahraga juga ada Sport Terapy yang merupakan suatu bidang khusus atau program study di Fakultas Ilmu Olahraga tercetus dari Sport Sain Jepang.

    Sport Terapy juga sangat berperan didalam olahraga dan ini sebagai pengetahuan kepada masyarakat bahwa Sekolah Ilmu Olahraga itu, ada Prody Sport Terapy yang keluarannya sebagai sarjana dan profesi.

    “Semoga kedepan Mas Fran dapat merubah semua hal yang tentunya berkesinambungan untuk dunia olahraga yang ditumbuh kembangkan dan kemudian dapat memunculkan mana olahraga yang dapat di jadikan sebagai Ikon untuk Kota Metro bersanding dalam prestasi dunia pendidikkan,”ungkapnya.

    Menanggapi ini, Fran mengungkapkan, sangat bangga dan apresiasi para guru olahraga. Tentunya hal yang di sampaikan Mas Iwan, kedepan perlu ada pembinaan yang mengarah pada kompetensi dengan fasilitas yang memadai. “ke depan akan diadakan juga ruang sport centre untuk Kota Metro dipusatkan di satu titik. Sport Centre itu didalamnya adakan ada beberapa cabang olahraga didalamnya,”ujarnya.

    Selama ini, Mas Fran melanjutkan, olahraga di Kota Metro belum begitu diprioritaskan dan ini yang disayangkan. Potensi SDM di bidang olahraga saat ini sangat tinggi, memadai. Berbicara soal olahraga tidak hanya soal prestasi, tetapi soal industri juga dimana akan membangkitkan ekonomi kota yang dibanggakan.

    “Bayangkan jika nanti diberdayakan dengan baik, maka akan semakin besar peluang peningkatan ekonomi dari bidang olahraga. Salah satunya di olahraga futsal pada 15 – 16 Februari 2020 mendatang, akan ada event Futsal skala nasional yang pusatnya di Kota Metro yang digelar oleh pihak Managemen Giga Futsal Arena ini, maka akan menjadi sorotan dunia kedepan,” jelasnya.

    Mas Fran juga membeberkan, selama ini, dunia olahraga di Kota Metro, sesuao bincang – bincang dengan para pelaku dan managemen olahraga di Kota Metro, kebanyakan sangat minim dari perhatian Pemerintah. “Maka kedepan, jika nanti masuk di dalam kepemrintahan, salah satu dari sekian program yang ada adalah mengembangkan dunia olahraga di Kota Metro, berikut dengan pembinaan yang terus berkesinambungan, termasuk fasilitas penunjang olahraga yang ada,” imbuhnya.

    Dilain pihak, Owner Giga Futsal Arena Kota Metro, Reza menegaskan, perkembangan olahraga di Kota Metro selama ini cukup besar, salah satunya di sepakbola dan futsal yang memang cukup tinggi torehan prestasinya. Namun, perlu di catat bawah fasilitas olahraga di Kota Metro belum mendukung, khususnya sepakbola dan futsal.

    “Ke depan harus ada dukungan penuh dari Pemerintah. Sebab, semisal saya sendiri dari pihak swasta sangat sulit untuk menjadikan sesuatu hal yang besar, maka perlu di dukung dari Pemerintahan yang akan datang,” pungkasnya. (*)

  • Bangkit Beri Apresiasi Camat Metro Pusat

    Bangkit Beri Apresiasi Camat Metro Pusat

    Kota Metro (SL)-Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Bangkit Hari Utomo, apresiasi  Kecamatan Metro Pusat atas pencapaian kualitas yang baik terhadap kelurahan se-kecamatan Metro Pusat. “Saya apresiasi kecamatan Metro Pusat atas segala pencapaiannya untuk Seluruh kelurahan,” ujarnya.

    Hal itu disampaikannya saat menghadiri Musrenbang untuk membahas hasil musyawarah di tingkat kelurahan se-Kecamatan Metro Pusat, berlangsung di aula Kelurahan Hadimulyo Barat, Metro Pusat,  Senin (03/02/2020). Kegiatan ini dihadiri wakil Wali Kota, Assisten, seluruh Kepala OPD, Camat, Kelurahan se-Kecamatan Metro Pusat, ketua RT/RW se-Kecamatan Metro Pusat, jajaran Babinsa serta Polsek setempat.
    Dikatakan Camat Metro Pusat, Triana Apresia, Musrenbang diadakan untuk tindaklanjut pembahasan mengenai hasil musyawarah kelurahan yang digelar pada 31 Desember 2019 lalu dan PBB yang terealisasi di Kecamatan Metro Pusat. Dia menjelaskan bahwa dari pokok PBB Kecamatan Metro Pusat yaitu sebesar Rp1.979.135.867,00 terealisasi sebesar Rp1.433.743.418,00. “Sedangkan jika dipresentasekan yakni baru mencapai 74 persen,” katanya.
    Menurut informasi, Kecamatan Metro Pusat telah memiliki CCTV dan Website atas pengadaan OPD diantaranya, Bappeda dan  Kominfo. “CCTV dan Website ini  diadakan agar Kecamatan Metro Pusat dapat langsung terkoneksi dengan setiap Kelurahan. Sehingga, dalam menanggapi keluhan masyarakat  dapat lebih cepat dan tepat,” pungkas Triana. (Kmf/tama)
  • Mas Fran ‘Ngobsan’ Ke Samber Park

    Mas Fran ‘Ngobsan’ Ke Samber Park

    Kota Metro (SL)-Mas Fran atau Frizt Akhmad Nuzir turun langsung serap aspirasi dengan sejumlah pedagang kuliner dan pelaku usaha komersil yang dikemas dalam ‘Ngobrol Santai’, berlangsung di Lapangan Samber Park kota Metro, Jum’at (31/01/2020).

    Puluhan masyarakat turut berkumpul untuk menyampaikan aspirasinya masing-masing terutama pedagang dan usaha komersil kota Metro untuk menyambung silaturahmi yang sebelumnya diadakan beberapa waktu lalu.

    Pertemuan berfokus pada keinginan masyarakat kepada Fran, terkait keberlangsungan pengusaha kecil yang beraktivitas di lapangan Samber Park.

    Salah satu pedagang, Iskandar mengaku, selama ini para pelaku usaha kecil samber merasa terganggu atas Kegiatan pemerintah seperti event-event yang digelar.

    Sedangkan, berdagang merupakan salah satu mata pencaharian utama bagi warga metro terutama pedagang dan usaha mainan Samber Park terlebih lagi setiap diadakan Kegiatan, mereka tidak diberikan solusi atau tempat agar tetap berdagang. “Jujur Kami sebenarnya tidak alergi dengan pembangunan, akan tetapi Kegiatan kami sebagai pelaku usaha kecil dapat diberikan ruang,” kata pemilik usaha Pecel Lele Nusantara tersebut.

    Menanggapi semua itu, Fran menyampaikan, sangat menyayangkan dengan fasilitas yang ada. Bukan berarti tidak baik, tapi apakah secara insfrastruktur dapat berfungsi sesuai kebutuhan. ke depannya tak hanya Samber Park tapi juga objek-objek untuk dihidupkan yang pasti ada kolabolasi dari pemuda kreatif seperti souvenir.

    Menurutnya, kota Metro hanya butuh penataan yang matang yang tidak sembarangan yang sifatnya jangka panjang dengan konsep yang lebih baik, dengan cara mengkaji, mengevaluasi dan mendengarkan aspirasi masyarakat.  “Ini akan menjadi konsen yang lebih matang dan kajian lebih lanjut, dan semua akan terkoneksi dengan semua sektor dalam memajukan kota Metro yang inovatif, kolaboratif dan progresif,” pungkasnya. (Tama/*)

  • Selingkuh Dengan Pria Lain, Oknum Pegawai Dishub Kota Metro Digrebek Suaminya

    Selingkuh Dengan Pria Lain, Oknum Pegawai Dishub Kota Metro Digrebek Suaminya

    Metro (SL)-Oknum wanita pegawai honorer Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Metro Ta, digrebek suaminya Ka (34) bersama warga saat bersama pria lain My (26), di dalam sebuah kamar kost di Jalan Budi Utomo, Kelurahan Margorejo, Kecamatan Metro Selatan, Kota Metro, Selasa tanggal 28 Januari 2020 kemarin.

    Informasi di lokasi kejadian menyebutkan, Ta dan My kemudian dilaporkan suaminya yang sehari hari bekerja sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kabupaten Lampung Tengah ke Polres Kota Metro. Penggerebekan bersama warga itu sekitar pukul 21.30 WIB, Ta dan My berada dalam satu kamar kost. “Sepertinya Ta sudah lama dipantau dengan keluarga, akhirnya baru semalam bisa digrebek oleh suaminya sendiri. Dan sekarang sudah dilaporkan ke Polres Metro,” kata kerabat Ka, Dedi Adam, Rabu (29/1/2020).

    Keluarga Ka, meminta Polisi dapat menjalankan proses hukum secara profesional sesuai peraturan perzinahan, dan mendesak pemerintah Kota Metro mengambil sikap tegas bagi setiap pegawai yang mencoreng citra pegawai, dan Pemda Kota Metro, yang dikenal dengan jargon Kota Pendidikan.

    “Kita yakin Polisi profesional, semua kita serahkan proses hukum nya ke Polres Metro. Kita juga minta pemerintah mengambil sanksi tegas terhadap pegawainya walaupun ini honorer, kalo bisa di pecat karena ini juga sudah mencoreng nama baik instansi,” kata Dedi Adam.

    Sementara itu, Ka, yang melaporkan istrinya, belum memberikan keterangan. Ka mengaku masih shok usai memergoki istri bersama dengan pria lain dalam satu kamar kost. Saat ini kedua terduga pasangan selingkuh berinisial Ta dan My, masih menjalani pemeriksaan di Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Metro. (Tama/red)