Kategori: Kriminal

  • Kader PBB Yang Dikeroyok Kritisi Yusril

    Kader PBB Yang Dikeroyok Kritisi Yusril

    Jakarta (SL) – Ali Wardi (45) yang menjadi korban pengeroyokan sesama kader PBB kini mengenakan penyanggah leher. Ia mengklaim sikap kritisnya yang memicu kejadian di halaman kantor PBB pada Sabtu malam (19/1) itu. “Sejak Pak Yusril memutuskan menjadi penasihat hukum tim Jokowi, saya memang sangat kritis karena dia membawa dukungan ke 01. Sementara PBB satu-satunya partai yang berasaskan Islam, harusnya searah dengan ijtima ulama,” jelas Ali kepada Kantor Berita Politik RMOL saat ditemui di Mapolres Jakarta Selatan, Jalan Wijaya, Jaksel, Senin (21/1).

    Mantan Wakil Ketua DPC PBB Kabupaten Bogor ini menceritakan, berawal ketika ia mengikuti rapat pleno untuk memutuskan arah dukungan partai. “Saat jeda saya ingin salat Isya, tiba-tiba beberapa orang mengerumuni saya, salah seorang meneriakkan ‘kamu Ali Wardi ya’ tanpa banyak bicara langsung memukul,” ulas Ali sambil menunjukkan Kartu Tanda Anggota (KTA) PBB.

    Seingat dia, ada sekitar 20-an orang berpakaian serba hitam nampak seperti orang-orang timur, yang mengeroyoknya. “Saya pastikan mereka bukan kader, orang asing semua di sana,” ucap kader PBB asal Pariaman tersebut.

    Selang 10 menit kemudian ia dilarikan ke Rumah Sakit Pusat Pertamina untuk pengobatan sekaligus visum. Ali pun menunjukan kondisi tubuhnya saat ini terutama pada bagian punggung dan kepala masih tampak lebam-lebam. “Dokter bilang, saya harus rawat jalan, leher, kepala ini semua masih bengkak,” imbuhnya.

    Saat pengeroyokan terjadi, ia sempat berpikir akan dihabisi karena sebelum kejadian seringkali menerima teror ancamam baik melalui pesan singkat maupun di sosial media. “Sudah sering saya ditelepon, SMS, ngancam-ngancam tapi tidak pernah surut saya,” tegas Ali.

    Namun yang pasti, kata Ali, dari semua orang yang mengeroyoknya itu ada Sinyo dikenal sebagai pengawal Yusril. “Dia salah satu yang memprovokasi pada saat itu, dan ikut injak-injak saya,” jelas Ali. (kabaracehraya)

  • Diduga Korban Pembunuhan, Mayat Pria di Aliran Sungai Deli Ditemukan Membusuk

    Diduga Korban Pembunuhan, Mayat Pria di Aliran Sungai Deli Ditemukan Membusuk

    Sumatera Utara (SL) – Sesosok mayat pria diduga korban pembunuhan ditemukan mengambang di aliran Sungai Deli, Kecamatan Labuhan Deli, Selasa (22/1/2019) pagi. Saat ditemukan, jenazah mengenakan kaos berkerah warna hijau-putih-biru dan memakai celana jeans warna biru. “Benar, ada penemuan mayat di Sungai Deli. Identitasnya belum diketahui dan kondisi mayat dalam keadaan membusuk,” ujar Kapolsek Medan Labuhan, Kompol Rosyid Hartanto. Selasa (22/01/2019) siang kepada wartawan.

    Kompol Rosyid mengatakan, awalnya pihaknya mendapatkan informasi terkait penemuan mayat tersebut. Petugas dari Polsek Medan Labuhan dan Inafis Polrestabes Medan kemudian terjun ke lokasi untuk melakukan identifikasi. “Rencananya setelah dilakukan pengambilan sidik jari oleh unit identifikaasi, mayat akan dikirim ke RS Bhayangkara Medan. Kalau penyebab pasti kematiannya belum dapat kita simpulkan,” tukas Kompol Rosyid.

    Sebelumnya, sesosok mayat pria diduga sudah berhari-hari mengapung di Sungai Deli yang melintasi Jalan Karya/Jalan Cilincing, Kecamatan Medan Barat, Selasa (22/1/2019) pagi.

    Mayat terlihat dalam kondisi telentang dan seluruhnya tubuhnya membengkak, disebabkan mulai pembusukan. Tak ayal, atas penemuan mayat itu warga sekitar lalu memberi kabar kepada warga lain. “Hanya melihat saja, gak berani mengangkatnya ke atas,” ujar Dido (34) warga sekitar.

    Terlebih, masih dikatakannya, mayat terapung terbawa arus yang cukup deras, setelah Kita Medan semalaman diguyur hujan. Alhasil, warga hanya bisa memperhatikan dan membiarkan mayat itu hanyut ke arah Medan Labuhan. “Kalau penyebabnya meninggal kenapa itu kurang tahu, polisi lah nanti tu bang yang menyelidiki,” tukas Dido.

  • Berkas Dugaan Ijazah Palsu Amril Mukminin Diserahkan Sebagai Bukti

    Berkas Dugaan Ijazah Palsu Amril Mukminin Diserahkan Sebagai Bukti

    Riau (SL) – Ada yang menarik dari sidang pembacaan Pledoi sidang Kriminalisasi Pers di Pengadilan Negeri (PN) Pekanbaru, Senin (21/1). Yakni, penyerahan sebanyak 86 jenis barang bukti, oleh Torozidhuhu Laia selaku Terdakwa.

    Satu di antara barang bukti itu berupa berkas dugaan Ijazah Palsu, Amril Mukminin. Amril Mukminin, yang saat ini menjabat Bupati Bengkalis dan sebagai pelaku kriminalisasi Pers, ternyata memiliki beberapa kasus dugaan pidana yang kini tengah mandek di tangan penegak hukum. “Satu di antaranya adalah dugaan ijazah palsu yang sudah dilaporkan ke Polda Riau.

    Ada dua ijazah: SLTA dan Ijazah Sarjana, seperti salah satu berita media Harian Berantas yang di permasalahkan Bupati, Amril Mukminin, kata Yunaldi Zega SH, salah seorang Tim Penasehat Hukum, Toro. Menurut Yunaldi, berkas dugaan Ijazah Palsu Amril, diterima majelis hakim dengan rasa terkejut. “Agar majelis juga mendapat informasi tentang perilaku Amril selama ini, yang diduga memakai 2 ijazah palsu, Orang seperti itu pula sebagai pelaku kriminalisasi Pers terhadap klien kami,” katanya.

    Menurutnya, dari dugaan dua ijazah palsu Ini, sudah bisa dipastikan bahwa Amril Mukminin selama ini adalah sosok seorang pejabat yang jauh dari integritas. “Jadi, mana mungkin nama baiknya tercemar. Masalahnya, kenapa Polisi tidak mengusut laporan ini?

    Selain dugaan ijazah palsu yang sempat membuat majelis hakim terperangah itu, Toro juga menyerahkan berkas dugaan korupsi pembangunan jalan yang dibangun tahun jamak (Multi Years) di pulau Rupat. “Atas dugaan korupsi dana proyek jalan inilah, KPK menggeledah Rumah Dinas Amril dan KPK berhasil mendapatkan uang segar senilai Rp 1,9 miliar, Toh, Amril belum juga diproses KPK dalam kasus ini” kata Toro usai sidang.

    Dalam sidang itu, Toro membacakan pledoi pribadinya setebal 8 halaman polio selama 20 menit. Semua isi pledoinya, adalah bantahan terhapad dakwaan dan tuntutan JPU yang dinilainya, dipaksakan. “Untuk itu Saya mohon majelis, membebaskan saya dari segala tuntutan,” katanya.

    Senin (28/1) mendatang, sidang yang ke-27 kalinya itu sidang jawaban dari Jaksa Penuntut Umum. (red)

  • Kronologi Pemukulan Kader PBB Saat Bahas Dukungan Pilpres

    Kronologi Pemukulan Kader PBB Saat Bahas Dukungan Pilpres

    Jakarta (SL) – KaderPartai Bulan Bintang (PBB) Ali Wardi mengaku menjadi korban pemukulan sejumlah kader PBB di halaman kantor DPP PBB, Jakarta Selatan, Sabtu (19/1).

    Sekjen PBB Afriansyah Ferry Noer mengatakan Ali Wardi bukanlah kader. Namun, Ali yang berprofesi sebagai advokat itu mengatakan dia merupakan bekas pengurus DPC PBB Kabupaten Bogor dan saat ini menjabat sebagai Sekretaris Jenderal (sekjend) Koordinator Nasional (Kornas) PASS Lantang (Relawan Prabowo-Sandi Bulan Bintang), kader PBB yang mendukung pasangan calon presiden-wakil presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

    Ali bercerita, pada Sabtu (19/1) DPP PBB menggelar rapat pleno untuk membahas arah dukungan di pilpres. Pada pra rapat pleno, sekitar pukul 15.00 WIB dia bersama 10 orang pendukung Prabowo-Sandi datang ke DPP. “Saat itu, ada juga Ketua Majelis Syuro PBB MS Kaban, dan sejumlah orang. MS Kaban masuk ke kantor dan kami di halaman,” katanya.

    Saat itu, kata dia, situasi di internal PBB sangat dinamis, karena Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra mengarahkan dukungan ke pasangan capres-cawapres nomor 01 Joko Widodo-Ma’ruf Amin. Sementara MS Kaban, dan kader ‘akar rumput’ diklaim Ali mendukung Prabowo-Sandi sesuai hasil ijtimak ulama II.

    Ali mengatakan berada di halaman DPP PBB dan sempat melaksanakan salat asar dan magrib di masjid Ikhwanul Muslimin sambil menunggu rapat pleno digelar. Sekitar pukul 19.30-an, Ali dan sembilan orang lainnya hendak melaksanakan salat isya. “Teman saya salat di Masjid Ikhwanul Muslimin, saya dan seorang teman saya mau salat di DPP,” katanya.

    Namun, saat masuk ke dalam kantor DPP, mendadak seorang kader bertanya kepadanya, “Ali Wardi, ya?” Belum sempat menjawab, kata Ali dia langsung dipukul oleh seseorang, dan kemudian seorang bernama Sinyo ikut memukulinya. “Yang pertama memukul saya tak tahu, kemungkinan preman, waktu itu banyak wajah asing, Barulah kemudian seseorang yang dipanggil Sinyo, bodyguard-nya Yusril, ikut memukul,” kata Ali.

    Keributan pun pecah. Ali mengaku sempat melawan, tapi kemudian dia datangi puluhan orang. “Saya diinjak-injak dipukuli. Mereka berteriak-teriak dan mengumpat, saya tak bisa melawan,” katanya.

    Sekjen PBB Afriansyah Ferry Noer, sebelumnya mengatakan, pemukulan dipicu soal status-status Ali di sosial media yang menjelek-jelekkan Yusril Ihza Mahendra. Tapi, Ali mengatakan dia hanya mengkritik kebijakan Yusril yang mengarahkan dukungan ke Jokowi-Ma’ruf.  “Yusril awalnya hanya lawyer Jokowi, tapi kan kita semua juga tahu arahnya sudah jelas. Saya mengkritik itu. Saya konsisten dengan hasil ijtimak ulama II,” kata Ali.

    Ali bercerita, usai pemukulan dia langsung melakukan visum ke Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Jakarta Selatan.  Berdasarkan hasil visum, kata Ali, dia mengalami luka lebam di bagian dada, dan rusuk. Rencananya siang ini Ali akan melaporkan kasus pemukulan itu ke Mapolres Jakarta Selatan.

    Dia menegaskan, pemukulan itu bukan dipicu oleh statusnya di media sosial, tapi karena perbedaan dukungan pilpres. “PBB sudah pecah, karena dukungan di pilpres,” katanya.

    Meski demikian, Ali mengatakan tidak akan keluar atau mengundurkan diri dari PBB. “PBB ini didirikan oleh ulama dan bukan milik Yusril Ihza Mahendra,” katanya. (CNN)

  • Tahanan Narkoba Asal Prancis Larikan Diri dari Rutan Polda NTB

    Tahanan Narkoba Asal Prancis Larikan Diri dari Rutan Polda NTB

    Nusa Tenggara barat (SL) – Seorang tahanan narkoba asal Prancis, Dorfin Felix melarikan diri dari ruang tahanan Markas Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Barat (NTB).

    Pelaku melarikan diri pada Senin dini hari, 21 Januari 2019. Pelaku sebelumnya ditahan di ruang tahanan Polda NTB. Dia kabur melalui sebuah jendela berukuran 70×70 sentimeter. Hingga kini polisi masih melakukan pengejaran terhadap pelaku.

    Dorfin sebelumnya ditangkap Petugas Bea Cukai Kota Mataram pada pertengahan September 2018. Dia kedapatan membawa narkoba jenis sabu dan ekstasi saat pemeriksaan melalui x-ray. Pelaku kemudian diserahkan ke Polda NTB.

    Mendengar kabar tersebut, Kapolda NTB Inspektur Jenderal Polisi Achmat Juri langsung melakukan pengecekan di rutan Polda NTB. Hingga saat ini Kapolda belum dapat mengomentari kasus kaburnya tahanan tersebut.

    Kabid Humas Polda NTB, Komisaris Besar Polisi Komang Suartana juga belum berani angkat bicara terkait kaburnya tahanan. “Saya minta izin dulu di atas ya (ruang Kapolda dan Wakapolda) biar enggak salah-salah nanti,” ujarnya sembari meninggalkan wartawan. (net)

  • Kisah Wanita Diperkosa Empat Pria Demi Selamatkan Suami

    Kisah Wanita Diperkosa Empat Pria Demi Selamatkan Suami

    Mawar, korban menceritakan sebelum kejadian, dia dan suaminya, janji ingin bertemu, setelah terjadi cekcok rumah tangga, dan pisah ranjang selama empat hari. Siang hari itu mereka bertemu di Rumah Sakit, karena sang suami mendonorkan darahnya untuk ibu korban (mertua,red) yang dirawat. Dan mereka berjanji untuk bertemu pada malam harinya, yakni Sabtu 6 Mei 2017. “Kami sudah 4 hari pisah ranjang, makanya kami ingin bertemu malam hari untuk mengobrol,” kata Bunga.

    Pada malam harinya, sang suami datang menjemput Mawar. Mereka berdua bak pasangan baru pacaran berkeliling Kota Manna. Setelah Puas berkeliling, Bunga sempat mengajak suaminya untuk singgah ke rumah sakit menjenguk ibunya, namun sang suami mengajaknya ke tempat lokasi Sirkuit. Tanpa menolak, Mawarpun menuruti ajakan suaminya.

    Saat sedang asyik mengobrol, tiba tiba mereka dihampiri empat orang pria. Mereka langsung menyergap suaminya, Mawar sempat berteriak meminta pertolongan warga. Salah satu pelaku menampar wajah korban. “Suami saya diseret ke semak-semak jauh dari saya, dan celana saya dipeloroti oleh salah satu pelaku,” cerita Mawar.

    Puas menganiaya sang suami, lalu para pelaku mempertemukan Mawar dengan suaminya. Bungapun bertanya kepada suaminya mengapa para pelaku menghajar suaminya. “Mereka ingin berhubungan dengan saya, namun suami saya menolak,” kata Bunga.

    Suaminya sempat menawarkan untuk menyerahkan sepeda motor dan hp miliknya kepada para pelaku asal jangan memperkosa istrinya. Namun para pelaku menolak. kemudian para pelaku berunding untuk menghabisi nyawa suaminya. “Dari pada suami saya dibunuh, lebih baik saya diperkosa,” ucapnya.

    Akhirnya perbuatan itu terjadi, Mawar merelakan dirinya diperkosa oleh empat pria secara bergilir didepan suaminya. Mawar sempat menyaksikan suaminya menangis melihat pemerkosaan tersebut didepan matanya.

    Uasi melakukan aksinya, keempat pelaku menyuruh pasangan korban dan suaminya pulang, dan meminta tidak melaporkan kepada pihak berwajib. Setelah meninggalkan lokasi kejadian, Bunga dan suaminya bergegas mendatangi Polres Bengkulu Selatan untuk melaporkan kejadian. Di Kantor Polisi suami korban sempat pingsan saat memberikan keterangan. (bengkulutoday).

  • BNN Kalbar Amankan Sabu 4 Kilo di Kompleks Perumahan

    BNN Kalbar Amankan Sabu 4 Kilo di Kompleks Perumahan

    Pontianak (SL) – Badan Narkotika Nasional Provinsi Kalimantan Barat kembali berhasil mengungkap peredaran narkotika jenis sabu di wilayah Kota Pontianak dan Kubu Raya. Sebanyak 450 gram sabu berhasil diamankan jajaran BNNK Kalbar. Tak hanya itu, BNNK bahkan berhasil mengungkap sabu lebih besar lagi. BNNK mengamankan sabu seberat 4 Kg.

    Kepala BNN Prov Kalbar Brigjen Pol Suyatmo membenarkan pengungkapan yang dilakukan oleh jajaran BNN Prov Kalbar. Dalam pengungkapan ini ada dua pelaku tindak pidana narkotika. Dibeberkannya, pengungkapan itu berasal dari dua lokasi dengan barang bukti 450 gram dan 4 Kg‎.

    Diungkapkannya, penangkapan dua pelaku berasal dari dua wilayah di Kota Pontianak dan Kubu Raya. “Dua pelaku ditangkap di wilayah Pontianak Utara Kota Pontianak dan Kecamatan Sui Raya Kubu Raya,” kata Suyatmo, Minggu (20/1/2019).

    Brigjen Suyatono menuturkan penangkapan pertama di Perumahan Tiara Pesona Siantan Pontianak Utara. Penangkapan dilakukan pada Senin tanggal 14 Januari 2019 dengan barang bukti narkotika seberat 450 gram. Lokasi kedua pada Rabu anggal 16 Januari 2019‎, narkotika sekitar 4 Kg berhasil diamankan di Komplek Villa Pamela Mas Kubu Raya.

    Lebih lanjut, Suyatmo menuturkan BNN Kalbar secara resmi akan merilis pengungkapan dan penangkapan pelaku tindak pidana narkotika pada Senin (22/1) pagi di Kantor BNN Prov Kalbar. Petugas Badan Narkotika Nasional (BNN) Pusat bekerja sama Bea dan Cukai Kalbar serta jajaran berhasil menggagalkan penyelundupan Narkoba asal Malaysia ke Indonesia di wilayah Kec Sei Ambawang Kab Kubu Raya.

    Narkoba yang berhasil digagalkan itu yakni jenis sabu seberat 10 Kg. Juga berhasil ditangkap yakni tiga orang yang diduga kuat pelaku terkait narkoba tersebut. BNN Kalbar membenarkan penangkapan itu dan BNN Pusat juga melalui Deputi Pemberantasan BNN Irjen Pol Arman Depari telah merilis secara resmi penangkapan tiga orang diduga kuat pelaku yakni berinisial BD, YS dan GN pada Minggu (19/8/2018).

    Ke tiga pelaku di tangkap secara terpisah, Pertama Kali BD dan YS tertangkap di Jl Trans Kalimantan Kec Sui Ambawang Kubu Raya, dan GN tertangkap di Gg Goa IV Kec Sui Beliung Pontianak Barat. Ketiganya ditangkap hari ini, di Jalan Trans Kalimantan, Kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat sekitar pukul 11.00 WIB.

    Deputi Pemberantasan BNN Irjen Pol Arman Depari dalam rilisnya berhasil di gagalkannya penyelundupan narkotika jenis sabu dari Malaysia melalui ‘jalur tikus’ di Entikong di Kalbar kali ini bermula dari hasil analisa intelijen yang berdasarkan laporan masyarakat Selain barang bukti 10 kilogram sabu, BNN juga menyita tiga telepon genggam milik pelaku. Dua sepeda motor milik pelaku juga turut disita. (red)

  • Awas Kena Tipu, Akun Facebook Rektor IPDN Ini Palsu

    Awas Kena Tipu, Akun Facebook Rektor IPDN Ini Palsu

    Jawa Barat (SL) – Bagian humas dan keprotokolan Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Kampus Jatinangor Sumedang, Jawa Barat dihebohkan dengan kemunculan akun Facebook mengatasnamakan Rektor IPDN Murtir Jeddawi, Senin (21/1/2019).

    Dalam akun Facebook yang mengatasnamakan Murtir Jeddawi ini juga memampang sejumlah foto Rektor IPDN tersebut. Rektor IPDN Murtir Jeddawi melalui Kepala Bagian Administrasi Pimpinan dan Protokol Herry Alfianto Puluala menegaskan bahwa akun tersebut merupakan akun palsu. “Kami pastikan itu akun palsu. Karena Pak rektor tidak menggunakan atau membuat akun tersebut,” ujar Herry, Senin petang.

    Herry menuturkan, dengan beredarnya di media sosial akun Facebook Rektor IPDN atas nama Murtir Jeddawi dan memasang sejumlah foto rektor IPDN itu, pihaknya mengimbau warga waspada. Pihaknya mengimbau agar warga di manapun berada, khususnya di Indonesia tetap waspada terhadap segala kemungkinan atas penyalahgunaan akun tersebut. “Kami imbau warga berhati-hati bila pemegang akun itu menyalahgunakan akun tersebut untuk kepentingan yang tidak baik dan dapat merugikan. Sekali lagi kami pastikan bahwa itu akun palsu,” ucapnya. Ditanya apakah sudah ada laporan dari warga terkait penyalahgunaan akun tersebut, Herry menyampaikan sejauh ini belum ada. “Semoga tidak ada ya. Saat ini kami sedang menindaklanjutinya,” katanya. (kompas)

  • Ungkap Pelaku Teror Rumah Dua Pimpinan KPK, Polri Minta Bantuan Kepolisian London

    Ungkap Pelaku Teror Rumah Dua Pimpinan KPK, Polri Minta Bantuan Kepolisian London

    Jakarta (SL) – Polri kesulitan menganalisis rekaman CCTV untuk mengungkap kasus teror bom palsu dan molotov di rumah dua pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Karena itu, Polri meminta bantuan kepolisian London, Inggris, yang memiliki peralatan lebih canggih guna menganalisis rekaman tersebut.

    Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan, pihaknya telah mengamankan rekaman pada DVR CCTV di sekitar rumah Ketua KPK Agus Rahardjo dan Wakil Ketua KPK Laode M Syarif. Namun, Puslabfor Polri kesulitan menganalisis karena kualitas videonya yang standar. “Kami analisis DVR-nya ini sampai kirim ke London, kita bekerja sama dengan Inafis di kepolisian metropolitan di London,” ujar Dedi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (21/1/2019).

    Dari hasil analisis di London, kata Dedi, terdapat perbedaan citra ketika rekaman video bergerak dan ketika dalam keadaan diam. Sehingga diperlukan tingkat kecermatan dan ketelitian yang tinggi dalam menganalisis wajah terduga pelaku yang terekam CCTV. “Sebagai contoh, kami sudah mencurigai ada satu kendaraan yang dalam satu bulan sebelum kejadian mondar-mandir dua orang. Pada saat mondar-mandir terlihat jelas. Tapi ketika di-zoom orangnya, jenis kendaraan sudah tahu, tapi pelat nomornya pada posisi yang sulit, pecah,” tuturnya.

    Tim Inafis dan Puslabfor Polri sejatinya telah menganalisis rekaman tersebut. Namun, karena resolusinya yang kecil dan terbatasnya alat yang dimiliki, Polri kemudian meminta bantuan kepolisian London untuk menganalisis bukti teror ketua KPK tersebut. “DVR-nya ini standar, di Indonesia ada klasifikasinya ya. Kameranya tingkat resolusinya sangat standar, sedangkan kami mencoba untuk DVR CCTV dianalisis laboratorium digital milik Puslabfor Polri,” ucap Dedi. (L6)

  • Neneng Rahmi Ungkap Aliran Uang Kasus Suap Perizinan Proye Meikarta

    Neneng Rahmi Ungkap Aliran Uang Kasus Suap Perizinan Proye Meikarta

    Bandung (SL) – Dalam guliran persidangan kasus suap perizinan mega proyek Meikarta, nama Anggota DPRD Provinsi, Waras Wasisto, politis asal PDI Perjuangan (PDIP), ikut mencuat dalam kesaksian mantan Kabid PUPR, Neneng Rahmi, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Bandung, Jawa Barat, Senin (21/1/2019).

    Neneng Rahmi  menjelaskan proses aliran uang ke pihak Pemprov Jabar untuk pengurusan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Pemerintah Kabupaten Bekasi, untuk kesaksiannya terhadap terdakwa dari pengembang Meikarta yakni, Fitradjadja Purnama, Taryudi dan Henry Jasmen.

    Diungkapkan Neneng, awal mula terjadinya penyuapan itu, karena pengurusan RDTR Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi jalan ditempat. Padahal, RDTR tersebut, diperlukan karena mengubah Kawasan Industri menjadi Kawasan Perumahan. Kemudian sambung Neneng, dia diminta Bupati non-aktif, Neneng Hasanah Yasin (NHY) untuk mengurus persoalan tersebut ke Pemprov Jabar.

    Lalu, Neneng Rahmi mendapat informasi bahwa Sekdis PUPR, Hendry Lincoln punya jaringan di Pemerintah Provinsi yakni, melalui Sulaeman anggota DPRD Kabupaten Bekasi dan Anggota DPRD Jabar, Waras Wasisto. Mereka berdua kata Neneng, bisa menghubungkan ke Sekretaris Daerah (Setda) Provinsi Jabar, Iwa Karniwa. “Dari pembahasan itu, kemudian ditindaklanjuti dengan pertemuan di rest area tol. Saya lupa tepatnya dimana. Intinya membahas soal mempercepat proses RDTR Pemkab Bekasi,” bebernya.

    Ketika itu lanjut Neneng, yang hadir ada, Henry Lincoln, Sulaeman DPRD Kabupaten Bekasi, Waras Wasisto DPRD Provinsi dan Sekda Provinsi Jabar, Iwa Karniwa. “Saya ada di sana, tapi tidak ikut rapat langsung,” ungkapnya.

    Neneng menambahkan, usai pertemuan, Hendry Lincoln mengatakan kepadanya bahwa hasil pertemuan menyatakan Sekda Provinsi Jabar meminta uang sebesar Rp1 miliar untuk pencalonan Gubernur di Pilkada 2018. Neneng Rahmi diinstruksikan untuk meminta uang tersebut ke pihak pengembang Meikarta.

    Sekedar informasi, sebelum tahapan pengumuman Calon Gubernur di Pilgub Jabar, Iwa Karniwa sempat mendaftarkan diri sebagai bakal Calon Gubernur ke PDIP masuk dalam tiga besar hasil penjaringan yang akhirnya, pimpinan Partai Megawati Soekarnoputri memilih TB Hasanuddin sebagai Cagub di Pilgub Jabar. “Pemberian uang tersebut akhirnya diserahkan sebesar Rp900 juta melalui Sulaiman pada Desember 2017. Dari Sulaiman, uang diberikan kepada Waras Wasisto sebelum sampai ke Iwa Kurnia,” imbuhnya dihadapan Majelis Pengadilan Tipikor Bandung.

    Neneng Rahmi menceritakan bahwa Bupati Bekasi Neneng Hasanah Yasin memintanya untuk berkoordinasi dengan, Hendry Lincoln terkait pengurusan RDTR yang jalan di tempat di Pemprov Jabar. “Saya tidak tahu yang Rp100 juta kemana. Tapi saya dapat info dari pak Hendry (Lincoln.red) uang Rp 100 juta diminta oleh Pak Waras (Wasisto.red),” pungkasnya.

    Untuk diketahui, KPK sebelumnya, memanggil Anggota DPRD Jawa Barat dari Fraksi PDIP, Waras Wasisto pada Senin (3/12/2019) lalu. Pria yang juga menjabat Bendahara DPD PDIP Jabar itu diperiksa sebagai saksi untuk tersangka Kepala Bidang Tata Ruang Dinas PUPR Kabupaten Bekasi Neneng Rahmi terkait dugaan suap pengurusan izin proyek pembangunan Meikarta di Cikarang, Kabupaten Bekasi. (inijabar)