Kategori: Kriminal

  • Usai Pesta Miras Oplosan, Seorang Pemuda Tenggelam di Kolam Pemandian

    Usai Pesta Miras Oplosan, Seorang Pemuda Tenggelam di Kolam Pemandian

    Sumenep (SL) – Diduga berawal dari pesta miras oplosan, Anton Septiyadi (25) ber alamat di Jalan Saluran air, Desa Pamolokan, Kecamatan Kota Sumenep, harus kehilangan nyawanya akibat tenggelam di kolam pemandian belakang Pabrik air Club, Desa Batuan Kecamatan Batuan, Kabupaten Sumenep. Selasa, 27 November 2018.

    Dari keterangan kedua saksi, yang juga teman korban, Bayu Gendis Fitriawan, warga Jln. Teuku Umar Desa Pandan, Kota Sumenep dan Jodi Himawan Ardianto, warga Jln. Pepaya, Gg.5 Karangduwak, Kecamatan Kota Sumenep menjelaskan, sekitar pukul 05:30 WIB, sesampai di lokasi pemandian, korban langsung membuka baju dan melompat ke kolam, namun setelah 5 menit, korban tidak muncul ke permukaan kolam. “Kami berdua jadi curiga kenapa korban setelah melompat tidak kunjung keluar dari dalam air pemandian,” ujar Bayu.

    Selanjutnya Jodi melihat gelembung air yang akhitnya meloncat ke gelumbungan air tersebut, lalu menemukan korban masih di dalam air pemandian. “Korban saya tarik bersama-sama dengan Bayu hingga ke atas daratan,” kata Jodi.

    Setelah sampai di atas kolam, kondisi korban sudah mengeluarkan busa dari mulut, keluar darah dari hidung dan kaki jari sebelah kiri luka, yang diduga tersangkut karang di dalam air.  Selanjutnya di bawa ke Puskesmas Pandian.

    Korban kemudian dibawa pulang oleh pihak keluarga untuk di kebumikan. Menindaklanjuti kejadian tersebut, pihak kepolisian juga tengah lakukan penyelidikan terkait asal muasal minuman oplosan yang sempat dikonsumsi korban bersama teman-temannya. (jurnalfaktual)

  • Kesal Motor Dipinjam Tak Dikebalikan, Oknum Guru Honorer Tikam Temannya Hingga Tewas

    Kesal Motor Dipinjam Tak Dikebalikan, Oknum Guru Honorer Tikam Temannya Hingga Tewas

    Sumatera Selatan (SL) – Hanya gara-gara motornya tak kunjung dikembalikan, seorang guru honorer di Musi Rawas Utara, AR (43) membunuh temannya sendiri, HB (35). Usai menghabisi rekannya, pelaku langsung menyerahkan diri ke Kantor Polsek Rupit, Polres Musi Rawas, Sumatera Selatan. Peristiwa itu terjadi saat keduanya berpapasan di rumah warga di kampungnya, Dusun 9, Desa Lubuk Rumbai, Kecamatan Rupit, Musi Rawas Utara, Sumsel, Minggu (25/11).

    Pelaku menanyakan sepeda motor miliknya yang dipinjam korban beberapa waktu lalu. Tak puas dengan jawaban korban, pelaku emosi sehingga terjadilah cekcok mulut. Pelaku menyerang korban menggunakan sebilah pisau hingga mengenai beberapa bagian tubuh petani itu. Warga sempat mengevakuasi korban ke rumah sakit namun nyawanya tak tertolong lagi karena lukanya cukup banyak dan kehabisan darah. Korban mengalami luka tusuk di dada kanan, punggung, pinggang, dan luka sayat di telapak tangan kanan.

    Kapolres Musi Rawas AKBP Suhendro mengungkapkan, tersangka sudah diamankan di Mapolsek Rupit setelah menyerahkan diri atas inisiatifnya sendiri usai kejadian. Dari pemeriksaan tersangka mengakui perbuatannya karena kesal dan dendam korban tak kunjung mengembalikan sepeda motornya yang dipinjam. “Motifnya karena tersangka menaruh dendam, dia meminjamkan motor ke korban tapi tak dikembalikan, korban tak bisa menjelaskan alasannya,” ungkap Suhendro, Senin (26/11).

    Atas perbuatannya, tersangka dikenakan Pasal 338 KUHP dengan ancaman pidana 15 tahun penjara. Barang bukti diamankan berupa sebilah pisau yang digunakan dan beberapa helai pakaian korban. (dinamikajambi)

  • Ibu Rumah Tangga Minta Cerai Dibakar Suami Dirawat di RS Wahidin

    Ibu Rumah Tangga Minta Cerai Dibakar Suami Dirawat di RS Wahidin

    Makassar (SL)-Andi Umrah (36), ibu rumah tangga di Kabupaten Barru Sulawesi Selatan masih mendapat perawatan di Ruang Tindakan RS Wahidin Sudirohusodo Makassar Sulawesi Selatan, Selasa 27 November 2018. Korban sempat mendapat penanganan di RSUD Kabupaten Barru namun akhirnya dirujuk ke RS Wahidin Sudirohusodo,Makassar, untuk mendapat perawatan yang lebih intensif.

    Andi Umrah mendapat perawatan di RS Wahidin Sudirohusodo sejak kemarin setelah mengalami luka bakar. Luka bakar diantaranya di bagian punggung dan tangan. Sementara itu, Polisi masih mengejar pelaku. Diharapkan dalam waktu dekat pelaku dapat ditangkap. Untuk mengejar pelaku, Polisi sudah membentuk tim khusus, diharapkan dalam waktu dekat pelaku bisa diamankan.

    Polisi masih mendalami motif pelaku, namun diduga pelaku tega membakar korban yang merupana istrinya sendiri karena kesal istrinya meminta cerai. “Istrinya minta cerai, setelah itu si laki-laki ini jarang pulang ke rumah, saat pulang ke rumah lihat istrinya mau antar anaknya mau sekolah dia siram BBM kemudian dia bakar,” kata Kapolres Barru, AKBP Burhaman.

    Sebelumnya, Andi Umrah dibakar suaminya Abdul Arham 40 di rumahanya di Kecamatan Tanete Rilau Kabupaten Barru Sulawesi Selatan, Senin 26 November 2018 kemarin. Sebelum dibakar korban disiram Bahan Bakar Minyak jenis Pertalite. Ironisnya, pembakaran dilakukan saat korban akan mengantar anaknya ke sekolah. (onesulsel)

  • Sakit Hati Dimutasi, Pekerja Pabrik Sawit Bacok Atasan

    Sakit Hati Dimutasi, Pekerja Pabrik Sawit Bacok Atasan

    Kalimantan Tengah (SL)-Ciying alias Aja (24) tega membacok atasannya, Hotman Ariyanto, menggunakan parang sehingga membuat korban mengalami luka cukup parah. Saat ini kasus itu sudah memasuki pelimpahan berkas tahap dua dari Polsek Cempaga Hulu ke Kejaksaan Negeri Kotawaringin Timur.

    Peristiwa itu terjadi di samping rumah pompa area pabrik kelapa sawit Selucing Agro Mill (SAGM) PT Windu Nabatindo Abadi (WNA), Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, Minggu (14/10). Ciying yang merupakan warga Desa Selucing nekat membacok atasannya karena sakit hati lantaran dimutasi. Saat itu Hotman yang merupakan asisten sedang berada di tempat kejadian perkara.

    Pelaku yang sudah membawa mandau langsung membacok bahu korban sebanyak dua kali. Hotman tersungkur. Dia berusaha melarikan diri. Namun, Ciying kembali membacok korban. Akibatnya, Hotman mengalami luka cukup parah dan harus menerima 13 jahitan.

    Hotman lantas melaporkan bawahannya yang baru setahun bekerja itu kepada pihak berwajib. Ciying yang sempat melarikan diri akhirnya ditangkap petugas. “Saya tidak terima dengan keputusannya. Waktu itu saya dimutasi. Saya hari itu ke lokasi mencari siapa saja pimpinan yang ada. Saat ketemu dia, lalu saya bacok,” ujar Ciying sebagaimana dilansir, Selasa (27/11). (dinamikajambi)

  • Mabes Polri Uji Lab Mobil Innova Almarhum Dufi

    Mabes Polri Uji Lab Mobil Innova Almarhum Dufi

    Jakarta (SL) – Mabes Polri tengah melakukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap mobil Innova yang diduga milik almarhum Abdullah Fithri Setiawan alias Dufi. Mobil Innova yang diduga milik almarhum Dufi ditemukan di Lampung Utara oleh pihak kepolisian setelah menerima laporan dari warga.

    Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan pihaknya kini melakukan pemeriksaan lebih lanjut lantaran ditemukannya bercak darah di bagasi belakang kendaraan itu. Mobil itu sendiri ditemukan dalam kondisi kosong terparkir di sebuah gudang milik warga bernama Eko, di Desa Candi Mas, Kecamatan Abung Selatan, Kabupaten Lampung Utara.

    “Dalam kondisi kosong diparkir di sebuah gudang, kemudian oleh aparat kepolisian setempat dicek mobil tersebut di bagasi belakang diketemukan beberapa bercak darah,” ujar Dedi, di Rupatama Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (26/11/2018).

    Selain itu, kepolisian juga melakukan pengecekan terhadap nomor angka dan nomor mesin kendaraan roda empat berwarna putih itu.

    Jenderal bintang satu itu menjelaskan hal tersebut dilakukan karena ketika ditemukan, tidak ada plat nomor yang terpasang di kendaraan itu. “Yang kedua, langkah oleh Polres Lampung Utara, melaksanakan pengecekan nomor angka nomor mesin dan jenis kendaraan karena itu tidak menggunakan plat nomor, kosong,” kata dia.

    Barulah, dari hasil pengecekan nomor angka dan mesin mobil itu, Dedi menyebut ada keidentikan dengan mobil yang digunakan almarhum Dufi.  Sebelumnya diberitakan, Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan mobil Innova milik almarhum Dufi telah berhasil ditemukan pihaknya di Lampung, Sumatera.

    Mobil tersebut digunakan tersangka MN dan S untuk membawa dan membuang jenazah Dufi. “Kemarin sore sudah diketemukan mobil Innova berwarna putih yang digunakan oleh saudara MN dan S melakukan pembuangan untuk mengangkat dan membuang jenazah saudara Dufi, diketemukan di Lampung Utara,” ujar Dedi, di Rupatama Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (26/11/2018).  (tribun)

  • Positif Narkoba, Ketua DPRD Buton Selatan Ditahan

    Positif Narkoba, Ketua DPRD Buton Selatan Ditahan

    Jakarta (SL) – Tim Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya menangkap Ketua DPRD Buton Selatan, Sulawesi Tenggara, La Usman. La Usman ditangkap terkait narkoba. “Ya benar,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono saat dimintai konfirmasi, Senin (26/11/2018).

    La Usman yang merupakan politikus PAN ditangkap di Hotel Red Planet, Jalan Samanhudi, Jakarta Pusat, Jumat (23/11). Sejumlah barang bukti diamankan dalam kasus tersebut. “2 cangklong bekas pakai (1 ditemukan di kantong celana tersangka + 1 di closet toilet kamarnya), 3 buah korek api gas dan handphone,” ujarnya.

    Polisi kemudian melakukan tes urine kepada La Usman. Hasilnya La Usman positif narkoba.

    Sementara pengakuan La Usman kepada polisi, ia sudah terbiasa konsumsi narkoba jenis sabu sejak setahun yang lalu untuk menghilangkan stres akibat banyaknya pekerjaan sebagai Ketua DPRD Buton Selatan. La Usman yang juga Caleg Kabupaten Buton Selatan itu diringkus pada Jumat, 23 November 2018, sekira pukul 23.00 WIB. Saat itu, ia sedang nyabu di sebuah kamar Hotel Red Planet, Jalan Samanhudi, Jakarta Pusat.

    Adapun sabu yang dikonsumsi itu didapat dari seorang bernama Lani, yang biasa menjadi sopir setiap La Usman kunjungan ke Jakarta. Lani mematok satu gram sabu Rp1,5 juta. Barang itu telah digunakan sebelum penggerebekan. “Yang bersangkutan sudah setahunan konsumsi (sabu). Mudah-mudahan dengan rehabilitasi bisa taubat,” pungkas mantan Kepala Bidang Humas Polda Jawa Timur itu.

  • Dor ! Tim Pegasus Polrestabes Medan Lumpuhkan Pelaku Pembuhuan ART

    Dor ! Tim Pegasus Polrestabes Medan Lumpuhkan Pelaku Pembuhuan ART

    Medan (SL) – Tim Penanganan Gangguan Khusus (Pegasus) Polrestabes Medan, beserta tim Pegasus Polsek Sunggal, berhasil melumpuhkan tersangka pelaku pembuhuan Asisten Rumah Tangga (ART), pada Minggu (25/11) dini hari sekitar pukul 03.30 wib.

    Pelaku yang berhasil dilumpuhkan tersebut, yakni Kasi Trantib Medan Selayang bernama, Ricard Trumen P (23) warga Jalan Ngumban Surbakti, Gang Sedap Malam 15, Kelurahan Sempa Kata, Kecamatan Medan Selayang. Sementra itu, ART yang dibunuh tersebut bernama Jeni Boru Siringo – Ringo ( 23) warga Jalan Ngumban Surbakti, Gang Sedap Malam 15 Nomor 19, Kelurahan Sempa Kata, Kecamatan Medan Selayang.

    Dari keterangan Kapolrestabes Medan, melalui Kasubbag Humas, Kompol Subroto mengatakan bahwa kejadian bermula saat pelaku masuk ke dalam rumah tempat korban berkerja, dengan niat ingin mencuri barang-barang berharga yang ada, namun tertamgkap basah oleh korban. Karena takut perbuatannya diketahui, tanpa pikir panjang pelaku langsung menikam di bagian leher korban. “Korban yang terbangun, langsung terkejut melihat tersangka sudah depan pintu kamar korban. Tersangka yang takut diketaui aksi pencurianya, dengan membabi buta, tersangka menikam leher sebelah kiri korban sebanyak dua kali hingga korban tewas.” jelas Kompol Subroto.

    Lebih lanjut, dirnya menyampaikan bahwa usai menikam leher korban, tersangka mengambil barang korban berupa jam tangan, parfum dan batu giok bentuk bongkahan. Lalu tersangka melarikan diri kerumahnya, yang tidak jauh dari tempat kejadian perkara (TKP).

    Polisi yang sudah mengetaui keberadaan tersangka sebelumnya, langsung menangkapnya. Saat diintrogasi petugas, tersangka mengakui perbuatanya yang telah membunuh korban.

    Namun begitu, saat tim gabungan melakukan pengembangan, tersangka sempat berusaha melakukan perlawanan. Lalu petugas, meletuskan tembakan ke udara untuk memberikan peringatan. Namun pelaku seakan acuh, sehingga petugas terpaksa menembak bagian kaki pelaku sampai tersimpuh. “Pelaku yang sudah tak berdaya, langsung dibawa ke RS. Bhayangkara untuk mendapat pertolongan medis.” paparnya.

    Dalam kasus ini, Poltabes Medan mengamankan Barang bukti (BB) dari tersangka berupa, 1 bilah pisau lipat, 1 buah jam tangan, 1 buah botol parfum, 1 potong baju tersangka yang dipakainya melakukan kejahatan, 1 buah celana panjang warna hitam, dan 1 buah batu cincin bongkahan. “Sebelum team Pegasus Polrestabes Medan, dan Pegasus Polsek Sunggal menangkap tersangka. Terlebih dahulu, minta keterangan sejumlah saksi. Karena sudah akurat, sejumlah keterangan saksi. Barulah team Pegasus gabungan mengejar tersangka.” tandasnya.

  • Klarifikasi Proyek PPK Distrik Navigasi Makassar, LSM dan Wartawan Dikeroyok

    Klarifikasi Proyek PPK Distrik Navigasi Makassar, LSM dan Wartawan Dikeroyok

    Makassar (SL) – PPK Distrik Navigasi Makassar Gunakan Preman Keroyok Ketua Formasel dan Wartawan pada saat mau konfirmasi. Ketatnya peraturan untuk menemui salah satu pejabat di Distrik Navigasi Makassar, Ketua Formasel (Forum Mahasiswa Sulawesi Selatan), Rahmat, H dan Andi Zainal wartawan salah satu media online, harus menunggu hingga 3 (tiga) jam.

    Disaat ketua aktifis tersebut menunggu, bersama zainal abidin (wartawan) ternyata dalam penantiannya diduga ada konfirasi pihak pejabat Distrik Navigasi Makassar dengan sejumlah preman.

     

    Proyek PPK Distrik Navigasi Makassar

    Disaat aktifis tersebut diajak di salah satu ruang rapat Kantor Distrik Navigasi Makassar, Brian PPK (Pejabat Pembuat Komitmen)menanyakan keperluan aktifis tersebut. “Maaf apa yang bisa saya bantu”, tanya Brian.

    Aktifis tersebut menjawab “maaf saya mau klarifikasi keberadaan beberapa proyek yang ada di kantor bapak, diantaranya proyek Breakwater di Debril Kabupaten Pangkep dan Proyek Taman Pelampung di dermaga Kantor Navigasi”, tanya Andi Zainal.

    Namun Brian menyebut nama sejumlah Ketua LSM. Bukan cuma itu, Brian juga menelpon seseorang pria menggunakan telepon selular, dan menanyakan kamu datang berapa orang dan posisi sekarang sudah sampai dimana, yang didengar oleh salah satu aktifis penggiat anti korupsi. Andi kemudian bertanya pada Brian, “siapa yang mau datang pak Brian, dan dijawab TP4D”.

    Beberapa menit kemudian setelah Brian menelpon, muncul segerombolan preman langsung masuk ruang rapat tempat Brian dan sejumlah pejabat Kantor Distrik Navigasi Makassar dan mengeroyok Ketua Formasel. Anehnya sejumlah preman yang datang, bisa masuk tanpa ada halangan dari security. Brian berdalih preman tersebut “sering datang membeli ikan di Kantor Navigasi Makassar”.

    Andi Zainal mengatakan, Kepala Kantor Distrik Navigasi Makassar, harus bertanggung jawab atas insiden tersebut. Andi juga minta agar Brian diberhentikan dari jabatan PPK. Andi berjanji akan membawa kasus ini ke rana hukum, tandasnya. Guntur. (transindo)

  • Dikeroyok dengan Sadis, Farida: Kakak Saya Dipukuli Seperti Tikus

    Dikeroyok dengan Sadis, Farida: Kakak Saya Dipukuli Seperti Tikus

    Sinarlampung (SL)- Hujan rintik-rintik yang turun di Desa Tumpukrenteng, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, Minggu (25/11) petang seolah menggambarkan kesedihan yang menimpa Farida, 39. Ia tak menyangka kakaknya, Juari, 41, meregang nyawa dengan cara keji setelah dikeroyok massa pada Minggu (25/11) dini hari kemarin.

    Wajah sendu Farida, terlihat jelas sewaktu menyambut para pelayat yang datang ke rumah kerabatnya, Pargimin, 70. Ia ingat betul kejadian nahas yang menimpa kakaknya tersebut. Sebab, hal itu terjadi persis di depan matanya. Farida bercerita, kisah pilu tersebut bermula pada Minggu (25/11) dini hari sekitar pukul 01.00 WIB. Kakaknya dan istrinya tersebut baru pulang dari melihat pertunjukan kuda lumping di Wajak.

    Juari pulang dalam keadaan mabuk. Bahkan, hingga berbusa dan muntah-muntah. Farida yang memang sengaja menunggu kehadiran kakaknya ini panik. Dia berupaya untuk menyadarkan kakaknya yang sempat tak sadarkan diri, hingga memanggil ‘orang pintar’ untuk menyadarkan kakaknya. Akhirnya si kakak berhasil sadar kembali. Farida pun membuatkan teh hangat. Juari bisa tidur dengan tenang usai meminum teh buatan adik kesayangannya itu.

    Namun, belum lama terdengar keributan dari luar. Sekelompok orang yang ditaksir berjumlah enam orang mendatangi rumahnya. Mereka berteriak memanggil Juari dan memintanya keluar. Farida pun keluar menemui para pencari kakaknya. “Juari metuo aku onok urusan ambe awakmu (Juari cepat keluar. Saya ada urusan dengan dirimu, Red),” kata Farida menirukan perkataan para pencari kakaknya.

    Karena sudah dini hari dan ada anak kecil, Farida pun meminta agar para pencari kakaknya tersebut pulang. “Ngapain sih mas malam-malam ramai-ramai di kampung orang. Wis, sampeyan pulang saja. Apalagi ini ada anak kecil. Maaf jika kakak saya ada salah,” kata Farida mengulangi perkataannya waktu itu.

    Namun bukannya pulang, enam orang itu justru merangsek masuk. Mereka memecah kaca depan dan merusak rumah Juari. Tak lama kemudian, muncul gerombolan lain yang diperkirakan sudah bersembunyi di tempat lain.

    Dia melihat bagaimana kakaknya dipukuli dengan beragam alat. Mulai celurit, pacul, pentungan kayu hingga cor-coran. Semua benda itu dipukulkan dengan membabi buta ke tubuh laki-laki yang pernah mendekam selama 3,5 tahun di lembaga pemasyarakatan (Lapas) Lowokwaru itu.

    Farida panik, istri Juari, Jamiatul Masamah, 43 juga panik. Mereka berusaha meminta bantuan warga sekitar. Bahkan Juari juga sempat meminta tolong. Namun sayang, tak seorang pun warga yang keluar rumah dan menolong Juari. “Aku nggak iso nolong cacakku (Saya tidak bisa menolong kakak saya, Red). Cacakku digepuki koyok tikus. Cacakku menungso guduk tikus (Kakak saya dipukuli seperti tikus. Kakak saya manusia bukannya tikus,Red),” katanya dengan terbata karena sembari menangis.

    Sebelum melakukan penganiayaan, mereka telah mematikan lampu penerangan kampung sehingga keadaan gelap gulita. “Kejadiannya cepat. Saya belum sempat menutup pintu, motor masih di luar. Mereka sudah membawa celurit dan senjata lainnya,” kata Farida sambil menangis, sementara anaknya yang masih berusia satu tahun mengusap pipi ibunya seolah menenangkan.

    Para pengeroyok menyeret Juari yang tidur di ruang tengah. Tanpa ampun, tanpa kata, tanpa tanya, laki-laki yang belum dikaruniai keturunan bersama Masamah itu pun digebuki tanpa ampun.

    Ada yang menyabetkan celurit, ada yang memukulkan pentungan, gagang pacul, pacul dan cor-coran. Tanpa ampun mereka menganiaya korban. Belum puas mereka menganiaya korban yang sudah tak berdaya, dalam kondisi berlumur darah itu para pengeroyok tega menyeret Juari. Posisi tubuh Juari telungkup dengan wajah menghadap aspal. Dia diseret di jalan kampung dengan jarak 100 meter. Juari pun akhirnya tewas. (red)

  • Debt Colektor Rampas dan Tikam Pemilik Mobil di Bulukumba

    Debt Colektor Rampas dan Tikam Pemilik Mobil di Bulukumba

    Bulukumba (SL) – Tajudin warga desa Bulolohe Kecamatan Rilau Ale Bulukumba harus mendapat jahitan dikeningnya setelah dibacok dengan menggunakan badik oleh salah seorang debt colector pada jumat 23 November sekita pukul 16.30 WITA di BTN Dandi Pratama Desa Paere Lompoe Kecamatan Gantarang.

    Bahkan aksi premanisme debt colektor yang bernama Ciwang tersebut sempat direkam oleh seorang warga yang melihat kejadian tersebut.

    Menurut Tajudin, pelaku bersama dua rekannya yang merampas mobil miliknya dimana pelaku lainnya mengalihkan pembicaraan sedangkan Pelaku Ciwang langsung merangkul dirinya dari belakang dan mengambil kunci mobil di saku celananya.

    Tajuddin pun  berusaha menghentikan pelaku dengan melempari mobil tersebut dengan  batu dan mengena kaca belakang mobil.Pelaku Ciwang pun terlihat turun dan mengeluarkan badik dan mengejar korban hingga ke pinggiran jalan dan pelaku kemudian membacok dahi sebelah kiri korban. “Itu temannya yang satu bertanya siapa mobil ini,tiba tiba Ciwang pelukka dari belakang baru narampas kunci mobilku,”ujar Taju

    Korban yang sudah terluka parah kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Sultan Daeng Radja Bulukumba untuk mendapatkan perawatan kemudian setelah itu melaporkannya di Mapolres Bulukumba.

    Kapolres Bulukumba AKBP Syamsu Ridwan membenarkan adanya laporan korban namun menurut Kapolres Bulukumba korban tidak ditikam namun hanya diancam menggunakan badik. “Bukan ditikam tapi korban diancam menggunakan badik,korban sekarang melapor di Polres”ujarnya.

    Korban mengaku memang tengah kredit satu unit mobil di salah satu pembiayaan di Bulukumba dan tengah berusaha untuk melunasi kredit mobil tersebut. “Sudah saya bicara sama pihak CIMB Niaga dan dia memberikan saya tengang waktu untuk melunasi mobil tersebut,tapi tiba tiba Ciwang datang bersama temannya merampas mobil tersebut,” jelasTajuddin. (listingberita.com)