Kategori: Kriminal

  • Oknum Polair Polda Banten Terjaring Satgas Saber Pungli

    Oknum Polair Polda Banten Terjaring Satgas Saber Pungli

    Jakarta (SL) — Satuan Tugas Sapu Bersih Pungutan Liar (Satgas Saber Pungli) melakukan penangkapan terhadap oknum kepolisian yang bertugas di Direktorat Polair Polda Banten. Oknum bernama AKP A tersebut disebut meminta uang sebesar Rp 100 juta dengan cara bertahap kepada PT Karya Sumber Daya, perusahaan kapal pengangkut besi bersandar di jeti PT. Indah Kiat, Merak Banten.

    Kepala Operasi Tim Saber Pungli Kemenko Polhukam Kolonel Czi Kun Wardana melalui keterangannya menyampaikan, Saber Pungli mendapatkan keterangan bahwa pungli terjadi pada Juli 2018 saat terjadi pemeriksaan terhadap pemilik kapal pengangkut besi tua PT KSD. Kapal tersebut disangkakan melakukan pelanggaran bersandar dan melakukan bongkar muat bukan pada tempatnya.

    Kun menjelaskan, penyerahan uang dilakukan secara bertahap melalui nomor rekening yang diberikan oknum tersebut kepada pemilik barang. Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri Brigadir Jenderal Polisi Listyo Sigit menegaskan, adanya dugaan penyalahgunaan wewenang yang dilakukan oleh AKP A, Bid Propam Polda Banten pun, kata dia, sudah melakukan pemeriksaan.

    “Saya minta untuk dilakukan pendalaman oleh Propam Polda Banten, dan bila ada pelanggaran segera diusut tuntas dan berikan sanksi kepada oknum tersebut,” kata Listyo melalui pesan singkat.

    Adapun kronologi peristiwanya, setelah pemeriksaan pada bulan Juli, kemudian pada tanggal 21 Agustus 2018, PT KSD kembali mengangkut besi tua untuk dibongkar di Pelabuhan Merak. Namun, KSOP Merak tidak berani memberikan izin berlabuh dengan alasan PT KSD harus meminta izin kepada Dir Polair terlebih dahulu, dalam hal ini hanya untuk kapal pengangkut besi tua.

    Kemudian,  perwakilan PT. KSD yang menemui oknum Dit Polair Polda Banten telah dimintai uang dengan hitungan Rp 50/kg besi tua yang diangkut, dan Rp 15/kgnya khusus untuk AKP A tersebut. Namun, pihak PT. KSD merasa keberatan atas permintaan tersebut sehingga melakukan pelaporan.

    Selanjutnya, hasil pendalaman laporan disampaikan dan dikoordinasikan dengan UPP Banten. Maka dilakukanlah pemeriksaan saksi-saksi dan AKP A yang diduga melakukan pungli oleh Bid Propam Polda Banten.

    “Kemudian, UPP Banten berkoordinasi dengan KSOP Merak untuk melanjutkan proses sandar dan bongkar muat kapal yang sempat tidak diijinkan oleh oknum Dit Polair Banten,” kata Ketua UPP Banten yang juga Irwasda Polda Banten Kombes Pol Tomex  Kurniawan dalam keterangannya.

  • Enam Orang Pelaku Pembunuh Bripka Anumerta Faisal Dibekuk

    Enam Orang Pelaku Pembunuh Bripka Anumerta Faisal Dibekuk

    Banda Aceh (SL) – Jajaran Polisi Daerah Aceh (Polda) berhasil mengungkap kasus pembunuhan salah seorang personel Polisi Polres Aceh Utara, Bripka Anumerta Faisal di Desa Matang Kupula Dua Kecamatan Madat Kabupaten Aceh Timur.

    Sebelumnya Bripka Anumerta Faisal tewas dibunuh oleh sekelompok orang di Desa Bantayan, Kecamatan Seunuddon, Kabupaten Aceh Utara, Sabtu (25/8/18) malam.Kepala Bidang Humas Polda Aceh Kombes Misbahul Munauwar menyebutkan, Polda Aceh berhasil mengungkap kelompok yang membunuh Bripka Anumerta Faisal yang diduga dilakukan oleh gembong narkoba.

    “Jajaran Polres Aceh Utara bersama jajaran polda Aceh berhasil mengamankan enam orang pelaku, salah seorang dari mereka meninggal dunia karena melawan petugas saat hendak di tangkap, namun belum di ketahui indetitasnya, “jelasnya.

    Dalam penangkapan ini, tim gabungan yang dipimpin Kapolres Aceh Utara, AKBP Ian Rizkian Milyardin, mengamankan 6 (enam) orang pelaku yang merupakan kelompok kriminal bersenjata, yang mana salah seorang diantaranya tewas setelah berupaya melawan petugas saat akan ditangkap. Penangkapan dilakukan tadi malam sekitar mulai jam 17.30 WIB s/d 20.00 WIB di kawasan pertambakan masyarakat Madat di Aceh Timur.

    “Keenam pelaku kriminal bersenjata itu yakni SM (28), BH (36) dan SR (43) yang merupakan warga Aceh Timur.

    “Tiga orang lainnya yakni MA (18) warga Langsa dan FS (42) warga Aceh Utara serta ZK (33) warga Aceh Timur yang tewas dalam penangkapan ini karena melawan petugas,” ujar Kabid Humas Polda Aceh, Kombes Pol Misbahul Munauwar, S.H

    Dijelaskannya, Tim gabungan menangkap para pelaku di kawasan pertambakan masyarakat di salah satu gampong Madat di Aceh Timur setelah melakukan serangkaian penyelidikan dan pengejaran/penyisiran pengembangan terhadap kasus pengeroyokan dan penusukan yang mengakibatkan gugurnya Bripka Anumerta Faisal anggota reserse Polres Aceh Utara.

    “Dari hasil penyelidikan tim gabungan Polda Aceh, Polres Aceh Timur dan Polres Aceh Utara, menemukan informasi bahwa kelompok kriminal bersenjata itu dikenal dengan nama “Setan Botak Peureulak” yang diketahui merupakan kelompok perompak laut di perairan Aceh ,” kata Kombes Misbah.

    Kelompok kriminal bersenjata ini memiliki sandi huruf “R” di lambung kapal atau boat yang mereka tumpangi, yang mana diketahui sandi tersebut sudah dihapus namun masih berbekas pasca pembunuhan yang dilakukan terhadap Bripka Anumerta Faisal dini hari kemarin.“Menurut informasi yang didapat bahwa kelompok ini sudah tidak terpantau diwilayah Aceh Timur selama seminggu ini dan dari hasil olah TKP dinyatakan mengarah kepada kelompok ini berdasarkan seluruh data dan informasi yang ditemukan di lapangan,” ungkap Kabid Humas.

    Sekira pukul 17.00 WIB sore kemarin, tim memperoleh informasi dari masyarakat tentang adanya 6 (enam) lelaki tak dikenal yang keluar dari area pertambakan masyarakat. Menerima informasi itu, tim gabungan langsung menyisir area dan mengamankan 3 (tiga) orang lelaki, sementara 3 (tiga) orang lainnya melarikan diri.“Tadi malam sekira pukul 20.00 WIB, tim menemukan tiga orang lainnya. Saat akan ditangkap, tersangka ZK berusaha melawan dengan akan melempar granat ke arah petugas sehingga terpaksa dilakukan tindakan represif penembakan dan tersangka ZK tewas di tempat. Dari ZK diamankan senjata revolver milik Almarhum Bripka Anumerta Faisal,” Jelasnya

    Tim gabungan pun hingga kini masih terus melakukan pengembangan terhadap kasus ini. Tim masih menyisir lokasi untuk mencari senjata api laras panjang jenis AK-56 milik Polres Aceh Utara beserta amunisinya yang diambil pelaku dari korban Bripka Faizal.

    “Untuk senjata AK-56 dan lainnya masih dalam pencarian, tadi malam diamankan sebuah granat jenis manggis dan pistol revolver milik Almarhum Bripka Anumerta Faisal yang diambil pelaku. Para pelaku diamankan di Mapolres Aceh Utara untuk diproses lanjut, sementara ZK yang tewas rencana diserahkan ke pihak keluarga,” tutup Kabid Humas.

    Sebelumnya diberitakan, seorang anggota Polres Aceh Utara bernama Bripka Anumerta Faisal gugur saat menjalankan tugas. Bripka Anumerta Faisal tewas ditikam oleh pelaku yang awalnya di infokan oleh masyarakat dan diduga menyelundupkan narkoba di kawasan Pantai Bantayan, Aceh Utara, Minggu (26/8/18).Bripka Anumerta Faisal tewas dengan sejumlah luka tusuk di bagian mata kiri, perut kiri dan bahu kiri setelah terjadi perlawanan perkelahian saat melakukan pengintaian kelompok kriminal bersenjata di lokasi tersebut berdasarkan informasi masyarakat.Dalam kejadian tersebut terdapat 1 (satu) senjata api jenis Revolver dan 1 (satu) senjata api jenis AK-56 milik Bripka Anumerta Faisal pun diambil para pelaku kelompok kriminal bersenjata usai melakukan aksinya.

  • Pelaku Penembakan Dua Anggota PJR Mulai Teridentifikasi, Sempat Berobat Di RS Soesilo

    Pelaku Penembakan Dua Anggota PJR Mulai Teridentifikasi, Sempat Berobat Di RS Soesilo

    Cirebon (SL)-Kasus penembakan anggota PJR Polda Jawa Barat, Aiptu Dodon Kusdianto dan Aiptu Widi Harjana, di Tol Kanci-Pejagan terus diselidiki Polisi. Polisi sudah mengantongi identitas para pelaku yang mengaku anggota Polri, dan masih dalam pengejaran Tim Gabungan Polda Jabar dan Jawa Tengah.

    Informasi Minggu (26/8), terduga pelaku penembak Polisi PJR Polda Jabar juga mengalami luka tembak, dan mengaku sebagai anggota Polisi sempat berobat di RSUD Soeselo Slawi. Mereka bersejata laras agak Panjang. Bahkan di media sosia (medsos) Cirebon, beredar foto wajah dua pelaku penembakan Aiptu Dodon Kusdianto dan Aiptu Widi Harjana. Foto tersebut diketahui bernama Rajendra Sulitiyanto (24) warga Kelurahan Harjamukti, RT 05 RW 01, Kecamatan Harjamukti Kota Cirebon, dan Ica Ardeboran (26) warga Ulu Gadut Kota Padang.

    Foto dua orang terduga pelaku penembakan dua anggota PJR Polda Jabar yang beredar di Medsos. (foto/net)

    Dilangsir dari radarcirebon.com, Rajendra Sulitiyanto yang mengaku anggota Polisi dan yang membawa Senpi jenis Revolver mengalami luka tembak pada bagian perut (Ulu Hati). Sedangkan, Ica Ardeboran juga mengalami luka tembak pada bagian punggung kanan di bawah ketiak, ketika kedua terlibat baku tembak dengan Aiptu Dodon Kusdianto dan Aiptu Widi Harjana.

    Sabtu (25/8) sekitar pukul 06.00 WIB datang dua orang ke RSUD dr Soeselo, Slawi, Jawa Tengah dalam keadaan luka. Kemudia keduanya mendapatkan perawatan dari pihak rumah sakit tersebut, dan rencananya akan dirujuk ke RS Margono di Purwokerto karena kedua pasien tersebut mengalami luka tembak dan terdapat proyektil yang bersarang pada tubuhnya.

    Kedua pasien itu tidak mau untuk dirujuk ke RS Margono, dan keduanya meminta pulang paksa. Dan sekitar pukul 08.45 WIB, kedua orang tersebut kabur meninggalkan RSUD dr. Soeselo Slawi menggunakan SPM Honda Beat warna putih dan dijemput oleh seseorang yang tidak diketahui identitasnya.

    Informasi lain menyebutkan, bahwa terduga Ica Ardeboran kepada pihak rumah sakit juga mengaku sebagai anggota Polsek Pasar Kamis Tangerang Banten yang sedang bertugas dan terlibat baku tembak dengan pelaku kejahatan di wilayah perbatasan Jateng–Cirebon.

    “Dua pasien itu datang berboncengan pakai sepeda motor. Pas mau pulang dari rumah sakit karena tidak mau dirujuk ada satu lagi temannya pakai motor yang datang,” kata Humas RSUD Dr Soesilo Darmawan, dilansir Radar Tegal, Sabtu (25/8).

    Menurut Darmawan, sebelum pergi meninggalkan rumah sakit karena tidak mau dirujuk, kedua pasien juga lebih dulu membayar biaya perawatan ke loket di IGD. “Sebelum pergi meninggalkan rumah sakit karena tidak mau dirujuk, mereka bayar dulu di loket seperti pasien pada umumnya,” ungkapnya.

    Dua polisi anggota Patroli Jalan Raya (PJR) Polda Jawa Barat, Aiptu Dodon Kusdianto dan Aiptu Widi Harjana, yang ditembak orang tak dikenal di Tol Kanci-Pejagan di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Jumat (25/8/2018) malam. (foto/ist)

    Kasus penyerangan orang tak dikenal (OTK) terhadap anggota PJR Polda Jabar adalah bukan yang pertama penyerangan terhadap Polisi di Cirebon. Dua nggota PJR itu mengalami luka tembak serius akibat serangan OTK. Selain kedua korban mengalami luka-luka, kondisi mobil PJR terdapat lubang dan retakan besar akibat tembakan peluru. Di dalam mobil terdapat banyak bercak darah korban.

    Dua orang terduga pelaku penembakan dua anggota Subdirektorat Patroli Jalan Raya Direktorat Lalu Lintas Polda Jawa Barat, Ajun Inspektur Satu Dodon dan Ajun Inspektur Satu Widi, dengan luka tembak sempat memberikan data identitasnya.

    Dikutip radarcirebon.com dan radartegal.com, berdasarkan catatan medis di RSUD dr Soeselo, Slawi, Kabupaten Tegal, identitas keduanya yakni ‎Ica Ardeboran (26) warga Ulugdu I, Solok, Padang, dan Rajendra Sulitiyanto (24), warga Harjomukti RT 05 RW 01 Cirebon. Ica mengalami luka tembak di bahu, sementara Rajendra mengalami luka tembak di bagian perut. (nt/jun)

  • Anggota Polres Aceh Utara Tewas Diduga Dikroyok Sindikat Narkoba

    Anggota Polres Aceh Utara Tewas Diduga Dikroyok Sindikat Narkoba

    Aceh (SL)-Aggota Polres Aceh Utara, Polda Nagroe Aceh Darussalam, Brigadir Faisal, tewas, dan dua senjata investaris Polri pistol revolver milik Brigadir Faisal, dan AK-56 inventaris Reskrim hilang. Polres Aceh Utara menyebutkan Faisal tewas pada saat melakukan tugas pengungkapan kasus kelompok kriminal bersenjata di Pantai Bantayan Aceh Utara, Minggu (26/08) dinihari.

    Informasi di Aceh Utara menyebutkan sekira pukul 01.00 wib, Bripka Faisal mendapatkan informasi tentang adanya kelompok bersenjata. Diketahui, ada tujuh orang tak dikenal bersandar menggunakan kapal nelayan di lokasi di Pantai Bantayan Pesisir, Kecamatan Seunuddon, Kabupaten Aceh Utara.

    Aggota Polres Aceh Utara, Polda Nagroe Aceh Darussalam, Brigadir Faisal

    Berdasarkan informasi tersebut, Faisal dan Bripka Irwansyah memastikan info tersebut, sebelum bertemu di titik yang telah ditentukan. Pada saat melintas, Brigadir Faisal bertemu kelompok tersebut.

    Sehingga diduga terjadi kontak senjata, dan kalah jumlah, mengakibatkan Brigadir Faisal mengalami luka tusuk di bagian mata, perut dan bahu. “Hingga saat ini pihak Kepolisian Polres Aceh Utara masih melakukan penyelidikan,” kata Kapolres Aceh Utara AKBP Ian Rizkian Milyardin.

    Sekira pukul 01.40 Wib, personil Polres Aceh Utara dipimpin AKBP Ian Rizkian Milyardin, melakukan pencarian. Korban baru ditemukan sekira pukul 03.00 Wib dengan keadaan meninggal. Barang bukti yang berhasil diamankan oleh Polisi berupa 1 (Satu) pucuk Senjata jenis AK-56 dan Peluru sejumlah 19 (Sembilan Belas) Butir, semnaatar Inventaris Dinas yang Hilang, senjata Revolver milik Brigadir Faisal, dan senjata AK-56 inventaris Reskrim.

    Polisi langsung mendatangi dan melakukan olah TKP, mengadakan gelar perkara, melakukan pengejaran dan penangkapan, dan melaksanakan pemakaman terhadap anggota yang gugur dalam tugas.

    Kepala Bidang Humas Polda Aceh Kombes Misbahul Munauwar membenarkan ada seorang anggota kepolisian tewas dibunuh di kawasan Pantai Bantayan, Aceh Utara pada Ahad dini hari, 26 Agustus 2018, sekitar pukul 01.00 WIB. Polisi bernama Brigadir Faisal itu diduga dikeroyok oleh gembong pengedar narkoba.

    Faisal bersama rekannya, Brigadir Kepala Irwansyah, mendapati laporan masyarakat tentang aktivitas jual beli narkoba dari sebuah kapal nelayan. Keduanya pun menyisir pantai tersebut untuk memeriksa. “Mereka dapat informasi dari masyarakat, ada dugaan kapal nelayan membawa narkoba. Lalu korban berpapasan di jalan, dihadanglah mereka. Diduga di sana terjadi perkelahian dengan anggota tersebut,” kata Misbahul, dilangsir tempo.co.

    Menurut Misbahul pantai yang digunakan sebagai pelabuhan itu memang kerap terjadi pengungkapan kasus narkoba maupun barang ilegal lainnya. Fakta ini, kata dia, semakin menguatkan dugaan bahwa para pelaku terlibat narkoba. “Dugaannya jaringan narkoba, tapi kami belum dapat,” ujar dia.

    Polisi setempat menduga Faisal tewas karena dikeroyok oleh sejumlah orang. “Kalau pelakunya hanya satu, bisa ada balasan,” ucap dia. Faisal mengalami luka tusuk di bagian mata, bahu, dan perut. Sedangkan Irwansyah selamat.

    Polisi masih melakukan pengejaran terhadap para pelaku jaringan pengedar narkoba yang mengeroyok korban. Adapun inventaris dinas milik Faisal juga dirampas adalah senjata Revolver milik Brigadir Faisal dan senjata AK-56 inventaris satuan reserse kriminal. (tmp/nt/jun)

  • Direktorat Narkoba Polda Lampung Ringkus Eeng Kemiling

    Direktorat Narkoba Polda Lampung Ringkus Eeng Kemiling

    Bandarlampung (SL)-Subdit I Direktorat Reserse Narkoba Polda Lampung menangkap Nirwan alias Eeng (33) warga Jalan Kulit, Gang Balau, Kelurahan Langkapura, Kecamatan Kemiling. Dari Eeng dikenal sebagai pengedar sabu diwilayah Kemiling diamankan 5,23 gram sabu sabu.

    Eeng ditangkap pada Kamis (23/8/2018) sekitar pukul 06.30 WIB di kediamannya, “Informasi dari masyarakat kita himpun, lakukan Lidik, dan ternyata dia yang sering jadi pengendar di Kemiling, Kita amankan dia, saat baru saja bangun tidur,” ujar Dirresnaerkoba Polda Lampung Kombespol Shobarmen, Minggu (26/8/2018).

    Menurut Shoebarmen, Aparat melakukan penggeledahan di kediamannya, dan ditemukan barang bukti berupa 19 paket kecil, dengan berat 5,23 gram dan siap diedarkan, satu bundel plastik klip kosong, dan timbangan digital.

    “Dari barang buktinya, cukup banyak dia ini, sudah dipecah-pecah ke paket kecil. Pelaku, sudah sekitar 1 tahun lebih mengedarkan barang haram tersebut,” kata mantan Kasat Tipikor Polda Lampung itu.

    Dari pengakuan pelaku, kata Barmen, dia mendapatkan sabu dari seseorang berinisial David, yang saat ini, masih dalam pengejaran. Pelaku dijerat dengan Pasal 114-112 Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika, dengan ancaman pidana minimal 5 tahun penjara. (rls/jun)

  • Oknum Provost “Nyabu” Sudah Dipenjara Polresta Medan

    Oknum Provost “Nyabu” Sudah Dipenjara Polresta Medan

    Medan (SL)-Oknum aanggota Polresta Medan berpangka Brigadir Kepala, yang videonya viral di media sosial Facebook, dengan berseragam diduga menggunakan sabu , sejak 21 Agustus 2018 kemarin, dan video masih ramai dibagikan netizen, adalah benar anggota Polri, yang bertugas sebagai Provost di Polsekta Medan Helvetia, dan kini ditahan di Polresta Medan.

    Kapolrestabes Medan Kombes Dadang Hartanto mengatakan pihaknya sudah melakukan penahanan terhadap oknum polisi yang video sabunya beredar di dunia Maya. Mengenai siapa oknum tersebut, orang nomor satu di Polrestabes Medan ini mengaku yang bersangkutan berinisial HL yang merupakan anggota provost dari Polsek Medan Helvetia.

    “Kita tetap akan melihat dan memeriksa yang bersangkutan. Apakah cuma pemakai atau turut gabung dengan jaringan narkotika,” kata Dadang.

    Dikatakan pria dengan melati tiga dipundaknya ini, apabila nantinya ada barang bukti dan benar dia tergabung dalam jaringan narkotika, sudah pasti akan dilakukan pemecatan. “Tapi itu kan masih kita periksa dan dalami terlebih dahulu. Karena setiap anggota yang terlibat narkotika, pasti kita serius melakukan penindakan,” ujarnya.

    Kapolda Geram

    Sebelumnya, Kapolda Sumut Brigjen Pol Agus Andrianto yang cepat bereaksi atas kasus itu mengaku sudah berkordinasi dengan Kapolrestabes Medan Kombes Dadang Hartanto terkait adanya oknum anggota yang mengisap narkotika jenis sabu-sabu. “Saya sudah suruh pak Kapolrestabes Medan untuk menindak oknum anggota tersebut,” kata Brigjen Pol Agus Andrianto, Jumat (24/8/2018), dilangsir tribun medan.

    Kapolda mengaku pihaknya sedang melihat dan menyelidiki informasi apakah yang bersangkutan sebagai pemakai atau turut serta dalam jaringan narkotika. “Seharusnya oknum polisi tersebut harus berfikir, apakah dia melakukan perbuatan menyimpang atau apakah itu dia membuat berita hoax. Harusnya dia bisa menangkal itu,” katanya.

    Pada intinya, sambung Agus, pihaknya sudah melakukan penindakan, begitu juga dengan anggota yang menjadi pecandu atau penyalahgunaan narkotika. “Saya sudah meminta Kapolrestabes untuk melakukan pemeriksaan,” katanya lagi.

    Kalau dia hanya menjadi pecandu dan penyalahguna, sambung Agus, maka oknum polisi itu akan dikirim ke rehabilitasi. “Tapi, kalau memang kita periksa alat komunikasinya ternyata dia masuk dalam jaringan peredaran narkotika, akan kita tindak,” ujar Agus. (trb/mdn/nt/jun)

  • Dua Anggota PJR Menjalani Operasi Kapolda Himbau Masyarakat Jangan Takut

    Dua Anggota PJR Menjalani Operasi Kapolda Himbau Masyarakat Jangan Takut

    Jawa Barat (SL)-Dua polisi anggota Patroli Jalan Raya (PJR) Polda Jawa Barat, Aiptu Dodon Kusdianto dan Aiptu Widi Harjana, yang ditembak orang tak dikenal di Tol Kanci-Pejagan di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Jumat (25/8/2018) malam, akan menjalani operasi, Sabtu (25/8/2018).

    Mereka berdua dipindah ruangan, dari Unit Gawat Darurat ke ruang perawatan RS Mitra Plumbon untuk menjalani operasi pengangkatan serpihan proyektil atau peluru.

    Dua polisi anggota Patroli Jalan Raya (PJR) Polda Jawa Barat, Aiptu Dodon Kusdianto dan Aiptu Widi Harjana, yang ditembak orang tak dikenal di Tol Kanci-Pejagan di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Jumat (25/8/2018) malam

    Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Agung Budi Maryoto mengatakan Polisi masih mengejar para pelakunya. “Bisa saja pelaku kejahatan yang sedang menunggu orang. Kadang-kadang ada saja mobil yang suka berhenti,” katanya.

    Sebetulnya, kata Kapolda jika anggota PJR itu tidak mempedulikan itu tidak akan terjadi apa apa. “Petugas cuek juga enggak ada masalah, kan tetap patroli. Cuman karena peduli, ini ada tiga orang ada apa? Mungkin perlu bantuan. Dihimbau kan, ‘Pak ada apa? Enggak boleh duduk di sini karena membahayakan’. Tapi orang itu malah menembak. Jadi kasus ini tidak bisa kita kait-kaitkan,” tuturnya.

    Menurut Kapolda, seusai penembakan, para pelaku lari tanpa menggunakan kendaraan. Sementera itu, belum dapat memastikan identitas pelaku siapa dan motif ketiga orang tak dikenal tersebut melakukan penembakan.

    Kapolda mengimbau agar masyarat tidak perlu takut. Pihak kepolisian bekerja dengan cepat. Dia berharap, tim gabungan dapat dengan cepat mengungkap kasus ini. Berdasarkan pantauan wartawan di RS Mitra Plumbon, sejumlah petugas kepolisian masih melakukan penjagaan di luar dan dalam rumah sakit, bersenjata lengkap. (kmp/trb/nt)

  • Tiga Perwira Polda Ditangkap Tim Satgas Saber Pungli, Kapolda Banten Mengaku Belum Dapat Laporan

    Tiga Perwira Polda Ditangkap Tim Satgas Saber Pungli, Kapolda Banten Mengaku Belum Dapat Laporan

    Banten (SL)-Tiga oknum perwira anggota Polda Banten yang dikabarkan diamankan Tim Satgas Seber Pungli Kementrian Kordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Kemenko Polhukam). Mereka adalah Nn, Yg, dan Ak. Ketiganya sempat menjalani pemeriksaan di Mapolda Banten dan kasus tersebut tengah di tangani Propam Polda Banten. Belum diketahui kasus yang menjerat ketiga oknum perwira tersebut.

    Saat dikonfirmasi, Kapolda Banten Brigjen Pol Teddy Minahasa mengaku belum mengetahui terkait adanya penindakan tiga perwira yang bertugas di Direktorat Kepolisan Perairan. “Saya belum dapat laporan tentang itu, penangkapan tiga oknum perwira oleh Kemenkopolhukam,” kata Kapolda kepada wartawan usai acara pisah sambut di Kota Serang. Jumat malam.

    Menurutnya, bila terjadi penangkapan, tentu itu bukan kewenangan Kemenko Polhukam. Sebab, dalam struktur Tim Satgas Saber Pungli, Kemenko Polhukam hanya sebagai koordinator. “Coba lihat strukturnya Tim Saber Pungli. Kemenko Polhukam itu hanya Sekretaris, yang bertindak biasanya polisi dari Mabes Polri. Bukan dia Kemenko Polhukam yang action,” ujarnya.

    Dia menambahkan, jika benar terjadi pelanggaran yang dilakukan perwira di lingkungan Polda Banten, lanjut Kapolda, maka pihaknya akan menindaklanjuti. “Kalau toh benar pasti kita tindak lanjuti. Namun, mekanisme penanganannya harus benar,” tandasnya.

    Brigjen Teddy Minahasa Putra baru hitungan hari resmi menjabat sebagai Kapolda Banten. Mantan ajudan Wapres Jusuf Kalla ini mengaku berkomitmen menjaga keamanan wilayah khususnya saat Asian Games 2018 dan Pilpres 2019. Teddy sendiri menggantikan Brigjen Listyo Sigit Prabowo yang promosi menjadi Kadiv Provam Polri. Sebelumnya, Listyo juga merupakan mantan ajudan dari Presiden Jokowi.

    Usai pisah sambut, Teddy mengatakan bahwa tantangan dan tugas ke depan jabatan Kapolda adalah menjamin keamanan Asian Games 2018 di Banten. Ada venue di wilayah Tangerang yang jadi tempat untuk perhelatan olah raga cabang pentathlon. ( Ahmad suryadi )

  • Oknum Polisi Medan Asyik Nyabu Viral di Medsos

    Oknum Polisi Medan Asyik Nyabu Viral di Medsos

    Medan (SL) -Oknum Polisi Provost Polrestabes Medan, berpangkat Bripka U Pasaribu, mendadak viral di medsos, karena rekaman vidio yang sedang asik menghisap sabu.

    Dalam video berdurasi 1.08 detik yang di unggah oleh akun FB “Abrianto Janoko” itu terlihat U Pasaribu yang mengenakan seragam Korp Polisi berpangakat BRIPKA sedang asik menghisap sabu

    Bahkan Video tersebut telah di komentari oleh ratusan Netizen yang menonton. Para netizen pun mengutuk perbuatannya yang tidak bermoral dengan bermacam cibiran.

    Berikut petikan komentar netizen.:

    M Syahrul Ilyas, ”Udah menjadi rahasia umum yg ky, gini tangkab dulu kemudian terjadi barter atau sebagaix”.

    Nanda Anugrah Hasibuan, ”Lanjut bro.. Ntar kurang barang nanduk masyarakat.. Gertak biar dapat uang beli barang lagi”.

    Mohammad Hatta, ”Begitulah gambaran penegak hukum kita, mereka maling teriak maling”.

    Setelah viral di Medsos video U Pasaribu tengah asik nyabu, Kapolda Sumut Brigjen Pol Agus Andrianto, langsung perintahkan Kapolrestabes Medan menindak tegas oknum tersebut.

    “Saya sudah perintahkan Kapolrestabes Medan untuk menindak oknum anggota tersebut,” kata Brigjen Pol Agus Andrianto,” kepada awak media.[Tribun Medan]

  • Anggota PJR Polda Jabar Ditembak Orang Tak Dikenal di Jalur Tol Kanci-Penjagaan

    Anggota PJR Polda Jabar Ditembak Orang Tak Dikenal di Jalur Tol Kanci-Penjagaan

    Jawa Barat (SL)-Dua anggota Patroli Jalan Raya (PJR) Polda Jabar, Aiptu Dodon Kusdianto dan Aiptu Widi Harjana, ditembak tiga orang tak dikenal di Kilometer 223-400 Tol Kanci–Pejagan di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Jumat (24/8/2018) sekitar pukul 21.15 WIB. Keduanya mengalami luka tembak di bagian dada dan tangan, dan dilarikan ke Rumah Sakit Mitra Plumbon.

    Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Agung Budi Maryoto menuturkan, peristiwa penembakan tersebut terjadi saat kedua korban tengah bertugas di dalam tol Kanci–Pejagan. Keduanya melihat tiga orang yang sedang berada di tepi jalan dan langsung berhenti.

    .

    Dua polisi anggota Patroli Jalan Raya (PJR) Polda Jawa Barat, Aiptu Dodon Kusdianto dan Aiptu Widi Harjana, yang ditembak orang tak dikenal di Tol Kanci-Pejagan di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Jumat (25/8/2018) malam. (foto/ist)

    Menurut Kapolda, keduanya bermaksud mengingatkan ketiganya karena dinilai membahayakan. “Karena naluri polisi, pada saat di Kilometer 224 melihat tiga orang yang duduk di pembatas jalan. Sebagai tugas pokoknya tentu dia mengimbau ‘Buka kaca, ada apa? Tolong jangan di sini, karena membahayakan. Membahayakan diri sendiri dan orang lain’,” kata dia usai menjenguk kedua korban di RS Mitra Plumbon, Sabtu (25/8/2018) dini hari.

    Namun, bukannya meninggalkan lokasi, salah satu dari ketiga pelaku mengeluarkan senjata api dan mengarahkannya ke arah petugas. Pelaku melepaskan tembakan ke arah petugas. Mereka sempat melakukan tembakan balasan ke arah orang tak dikenal.

    Pelaku juga terkena tembakan. “Dua-duanya terkena serpihan, ada yang kena tangan dan jaringan kulit. Tapi saya sudah tanya dokter, kondisinya sadar, besok (hari ini) diambil sepihannya. Tidak ada organ vital yang terkena peluru,” tutur Agung.

    Seusai melakukan penembakan, ketiga pelaku langsung melarikan diri. Polisi belum menyampaikan, ketiga orang misterius tersebut dan motif apa yang melatarbelakangi penembakan. Polisi masih memburu dan mendalami kasus tersebut. (kmp/trb/nt/jun)