Kategori: Lampung Barat

  • Anton Apriyantono Kukuhkan Muklis Basri Ketua Dekopi Lampung

    Anton Apriyantono Kukuhkan Muklis Basri Ketua Dekopi Lampung

    Lampung Barat (SL)-Mantan Menteri Pertanian Eras SBY, yang kini menjadi Ketua Umum Dekopi Pusat Anton Apriyantono, melantik mantan Bupati Lampung Muklis Basri sebagai ketua Dekopi Lampung. Pelantikan sebelum peresmian Festival Kopi Lampung Barat,  Rabu 9 Juli 2019 di Kampong Kopi, Pekon Rigis, Kecamatan Air Hitam, Lampung Barat.

    “Dengan dikukuhkannya Dekopi Lampung, tujuan utamanya adalah agar kopi lampung unggul. Saya ucapkan selamat dengan pengurus baru di kukuhkan dan di lantik. Semoga amanah ini di emban dengan sebaik mungkin,” kata Anton Priyantono.

    Hadir Pengurus Dekopi Pusat diantaranya Wakil Ketua Umum Mahatma Gandi owner DMC Coffee, Sekjen Pak Jamil, Bendahara Umum Lisa bersama Ibu Karina adalah owner Blue Bird Group dan beberapa calon investor dibidang Kopi. Serta Pengurus Dekopi Sumsel dan Pengurus Dekopi Bengkulu.

    “Mari kita sukseskan acara Festival Kopi di Lampung Barat dengan menjadi tuan rumah yang baik dan ramah. Manfaatkan momentum ini menjadi peluang kita untuk mengembangkan produktivitas perkopian di Lampung”, Anggota DPR RI Terpilih di Pileg 2019, didampingi Sekretaris Tedi Kurniawan. (Indrawan)

  • Sepi Pengunjung, Bupati Parosil Akan Evaluasi Panitia Festival Skala Bekhak 2019

    Sepi Pengunjung, Bupati Parosil Akan Evaluasi Panitia Festival Skala Bekhak 2019

    Lampung Barat (SL)-Bupati Lampung Barat Parosil Mabsus, akan melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan Festival Sekala Bekhak (FSB) yang dinilai semakin tahun antusiasme masyarakat semakin menurun. Demikian dikatakan Parosil saat diwawancara usai membuka secara resmi event tahunan yang diselenggaran di Kawasan Sekuting Terpadu, Pekon Watas, Kecamatan Balikbukit, Sabtu malam ( 6/07/2019).

    Kegiatan yang  berlangsung mulai tanggal  6 – 11 Juli akan memunculkan beberapa rangkaian festival , seperti festival budaya, butabuh gamolan pekhing, tari kreasi, hadra, orkes, adat sai batin paksi pak, lomba menyaikan lagu pop dan karnaval budaya.

    Parosil mengatakan, prihal persoalan turunnya antusiasme masyarakat dalam menghadiri event tahunan tersebut bisa dkarenakan beberapa hal, diantaranya kurangnya promosi. Hal itu bisa menjadi salah satu penyebab kurangnya antusiasme masyarakat, dilihat  dari kurangnya kehadiran penonton pada grand opening FSB ke-VI .

    “Pemerintah daerah sudah melaksanakan FSB dengan cukup baik. Sudah jadi tugas pemerintah daerah juga unuk melakukan evaluasi apa saja yang menjadi penyebab turunnya antusiasme masyarakat.  Apakah karena acaranya terlalu malam atau karena memang kurangnya promosi dari OPD terkait,” ungkap Pakcik–sapaan Parosil Mabsus.

    Selain itu, lanjutnya , yang perlu evaluasi juga adalah mengingat Lambar terdiri dari banyak suku, sehingga kedepan ia berharap tidak hanya budaya Lampung saja yang ditampilkan melainkan seluruh budaya yang ada di Lambar.

    “Pada event ini harus menampilkan juga  budaya suku lain selain Lampung. Selain itu perlu ada acara pendukung seperti stand-stand dan bazar, karena banyak masyarakat yang datang selain menonton pentas seni yang ditampilkan, juga untuk menonton pasar malam atau stand,” jelasnya. (Indrawan)

  • Kontes Bonsai Kebun Raya Liwa Ramaikan Festival Skala Bekhak

    Kontes Bonsai Kebun Raya Liwa Ramaikan Festival Skala Bekhak

    Liwa (SP)-Kontes bonsai skala nasional juga turut meramaikan Festival Bumi Sekala Bekhak di Kebun Raya Liwa (KRL), Lampung Barat, 6-11 Juli 2019. Bonsai dari berbagai jenis dengan keindahan yang sangat menakjubkan mulai berdatangan di arena pameran. Perkumpulan Penggemar Bonsai Indonesia (PPBI) cabang Lampung Barat, Widyatmoko Kurniawan, mengatakan peserta pameran dan kontes bonsai sudah mulai datang.

    Seperti peserta asal  Sumenep Madura Jawa Timur, Pagar Alam, Muara Dua Sumsel, Bengkulu, Metro, Lamteng, Bandar Lampung, Pesisir Barat, Tubaba, Lampura, Peringsewu, Batu Raja, Way Kanan dan  Sumsel. Dengan total peserta kontes klas utama utama 21 pohon, madya 30 pohon, regional 135, prospek 120 pohon, dengan total 306 pohon.

    Sementara untuk tanaman bonsai yang mengikuti bursa mencapai ratusan pohon. Bagi masyarakat yang berminat untuk mengoleksi berbagai jenis tanaman bonsai, mulai dari bakalan hingga prospek bisa bernegosiasi dengan para pemiliknya secara langsung.

    Salah satu bonsai jenis beringin elegan milik Hi. Sony peraih The Best In Show pada Begawi Bonsai Bandar Lampung beberapa bulan lalu, yang konon senilai Rp 250 juta. Bonsai milik Bupati Tubaba Umar Ahmad yang juga bernilai fantastis  turut mengikuti kontes tersebut.

    Ketua PPBI Cabang Lambar dr. Widyadmoko Kurniawan, Sp.B., mengatakan, hingga batas akhir pendaftaran dan penerimaan pohon Sabtu sore. Jumlah pohon yang mengikuti kontes dan juga mengisi bursa yang disediakan oleh panitia mencapai ratusan pohon.

    “Pohon yang mengikuti kontes ini mencapai ratusan pohon dengan jenis beragam. Untuk kontes kami menyelenggarakan tiga klas, yakni madya, regional dan utama. Untuk nilainya sendiri ada yang sampai ratusan juta, namun ada juga yang hanya belasan juta,” ungkap Widyadmoko.

    Untuk penjurian, kata dia, para juri berasal dari beberapa daerah di Jawa dan Sumatera yang tentunya mendapatkan penugasan dari PPBI pusat untuk melakukan penilaian terhadap pohon bonsai yang mengikuti contest tersebut.

    ”Untuk kriteria yang dinilai,  mulai dari penampilan, gerak dasar, keserasian, dan kematangan. Dalam penilaian ini lokasi kontes harus steril, hanya tim juri yang boleh memasuki lokasi. Dan baru  akan dibuka bagi pengunjung setelah diresmikan oleh bapak bupati pada tanggal 11 Juli mendatang,”ujarnya saat dikonfirmasi (5/07/2019).

    Ia juga mengajak seluruh masyarakat untuk datang menyaksikan pameran dan kontes bonsai pada tanggal 6-16 Juli, dengan syarat tidak boleh memegang bonsai yang dipamerkan.

    “Pameran dan kontes ini dapat dinikmati keindahannya oleh masyarakat secara gratis, tetapi harus tetap mematuhi ketentuan panitia. Pengunjung tidak boleh menyentuh bonsai secara langsung. Sebagai pengamanan kami memasang CCTV di area pameran,” jelas Widyadmoko.

    Pengunjung dapat menambah wawasan terhadap seni bonsai yang terus berkembang, memperhatikan dan menjaga kelestarian lingkungan alam yang merupakan sumber informasi dan inspirasi di dalam berkarya dengan tanpa harus merusaknya. “Di sini kita akan meningkatkan solidaritas, saling berbagi pengetahuan dan kreatifitas serta menjalin tali silahturahim,” ujarnya. (Indrawan)

  • Lampung Barat Akan Bangun Sekolah Kopi Robusta

    Lampung Barat Akan Bangun Sekolah Kopi Robusta

    Lampung Barat (SL)-Bupati Lampung Barat Parosil Mabsus menggagas berdirinya Sekolah Kopi Robusta di Lampung Barat karena memiliki modal menjadi pusat penelitian, pelatihan, dan edukasi komoditas kopi. membentuk sekolah yang dapat meningkatkan minat dan kebutuhan masyarakat lokal.

    Hal itu di ungkapkan Bupati, pada pembukaan festival sekala bekhak VI YANG di gelar di kawasan sekuting terpadu kecamatan balik bukit liwa lampung barat sabtu malam (06/07/2019). Parosil mabsus mengatakan pada festival kopi aka nada di lakukan peletakan batu batu pertama pembangunan sekolah kopi oleh gubernur. (06/07/2019)

    “Lampung Barat adalah kabupaten produsen kopi terbesar dan bersejarah di Lampung. Di sini, kopi ditanam di area pegunungan dan bukit yang subur. Parosil menambahkan, ide membangun sekolah kopi ini tidak lepas dari potensi daerah sebagai penghsil kopi berkualitas tinggi,” kata Parosil.

    Di sekolah ini, kata Parosil, kelak akan digunakan untuk membuat penelitian, pelatihan, dan edukasi komoditas kopi. Sekolah ini, katanya, juga akan dijadikan sarana promosi kopi dan turunannya, yang juga dapat menopang potensi pariwisata dalam mewujudkan kesejahteraan petani dan penggiat kopi.  “Kegiatan festival kopi di laksanakan pada tanggal 9 dan 10 juli 2019 jadi mari menyaksikan sekolah kopi ini akan dibangun di Desa Sukajaya, Kecamatan Sumberjaya. Lampung barat. Kawasan ini, lanjut Parosil, adalah kawasan transmigrasi yang dibangun pemerintah era Presiden Soekarno pada 1952,” katanya. (Indrawan)

  • Tim Gabungan TNBBS Selamatkan Harimau Sumatra Yang Terjerat

    Tim Gabungan TNBBS Selamatkan Harimau Sumatra Yang Terjerat

    Suoh (SL)-Tim Reaksi Cepat TNBBS dan tim Wildlife Rescue Unit berhasil menyelamatkan seekor Harimau Sumatera (Panthera Tigris Sumatrae) yang terjerat di kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS), Batuampar, Pekon Sukamarga, Kecamatan Suoh, Lampung Barat, Kamis (4/7/2019).

    Harimau yang berhasil di lepas dari jeratan

    Atas temuan harimau Sumatera tersebut, ketua tim survei Taufik Hidayat, Polhut TNBBS,  langsung melaporkan kejadian itu ke Balai Besar TNBBS, dan ditindaklanjuti oleh Direktorat KKH yang kemudian menghubungi Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) Bengkulu-Lampung untuk menurunkan timnya.

    Untuk menyelamatkan harimau Sumatera itu, BKSDA Bengkulu-Lampung  menurunkan tim medis drh. Erni Suyanti dan drh. Karyo juga rescue yang terlatih dalam penanganan dan evakuasi satwa terjerat.

    Proses rescue dilakukan dengan pembiusan terhadap hewan dengan panjang 120 meter dan bobot 80 kilogram tersebut dan segera melakukan tindakan medis yang diperlukan untuk mengobati luka jerat terutama bagian kaki dan perut yang mengalami luka akibat jerat. Sete;ah selesai, harimau tersebut kemudian dibawa ke Lembaga Konservasi Lembah Hijau Lampung untuk mendapatkan perawatan yang lebih intensif.

    Harimau dewasa berjenis kelamin jantan ini ditemukan Selasa (2/7/3019), bermula saat petugas dari Bidang Wilayah II Liwa dan World Wildlife Fund (WWF) yang sedang patroli mendengar suara auman. Hal itu dibenarkan oleh Kepala Bagian Tata Usaha BB TNBBS Heru Rudiharto dan untuk selanjutnya, ia mengarahkan langsung ke Kepala BB TNBBS Agus Wahyudiyono. (Rls/Ind)

  • Bupati Parosil Buka Gelar Perayaan Event Situs Megalitikum

    Bupati Parosil Buka Gelar Perayaan Event Situs Megalitikum

    Lampung Barat (SL)-Bupati Lampung Barat Parosil membuka event sejumlah komunitas seni Lampung di ajang Gebyar Seni Megalitik Batubrak, yang menjadi forum pertemuan pelaku seni dengan masyarakat dan alam. Dalam prosesnya bisa diartikan juga sebagai perjalanan kembali (traveling back to the sources), Jumat 5/07 2019.

    Parosil mengatakan kegiatan ini sebagai bentuk cinta budaya dan pelestarian budaya. “Kita wajib untuk menjaga situs situs history dan budaya yang ada di Lampung Barat ini, kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan yang menjadi wadah agar kita lebih cinta budaya dan dapat melestarikannya, karena budaya ini dapat merekatkan persatuan dan kesatuan masyarakat setempat,” ujarnya.
    Kemudian, kegiatan ini dimaksudkan menjadi tempat berkumpulnya seniman dan budayawan, pemerhati dan organisasi kesenian untuk terus mengembangkan kreasi dan inovasi sekaligus mengaktualisasi  diri melalui aktivitas dan prestasi seni. “Selain itu,  event ini merupakan bagian dari upaya pembinaan, pelestarian budaya daerah Lampung barat sebab kita tau pentingnya bidaya bagi bangsa,” katanya.
    Bupati mengajak kepada generasi muda untuk terus mencintai budaya daerahnya dengan cara berpartisipasi, partisipasi tersebut dapat dilakukan melalui para generasi muda yang mempunyai kemauan, kemampuan, dan harapan yang besar untuk membangun suatu daerah lebih baik lagi dan bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk bersama-sama meningkatkan potensi yang ada di Lambar.

    “Upaya mengembalikan seni kepada masyarakat, alam, sumber kehidupan, atau sejumlah ihwal yang terkait nafas hidup, spiritualitas sebagaimana spirit seni. Situs bisa menjadi acuan, semangat, inspirasi dalam perwujudan nilai-nilai pusaka,” kata Bupati.

    Selain berlokasi di Lampung Barat, acara ini juga turut diselenggarakan di Avebury UK (Inggris), Watu Kandang Matesi (Jawa), Lindeskov (Denmark), Batu Pake Gojeng (Sulawesi), Tejakula, Bali dan seluruh dunia pada 5 Juli 2019.

    Sanggar Gauri & Teater Cupido dari Sumberjaya, Lampung Barat sebagai panitia penyelenggara yang baru diadakan pertama kali di Lampung khususnya Lampung Barat, dan juga didukung oleh Komunitas Seni di Lampung, Dinas Pendidikan & Kebudayaan, serta Dinas Pariwisata.

    Riyan Kramayuda, Koordinator Seni Megalitik Batubrak berharap, perhelatan itu menumbuhkan kembali rasa kebersamaan, gotong royong, dan membangkitkan kecintaan baik seni, cagar budaya situs meglitikum tersebut. Harapan kedepannya selanjutnya acara lebih meriah lagi sebagai mempromosikan diri memperkenalkan cagar budaya alam situs megalitikum.

    “Serta sebagai promosi wista/ pariwisata di luar sana baik sekala daerah, nasional bahkan sampai internasional, maupun penyaji kesenian, baik modern atau tradisi. Harapannya, mampu mereguk inspirasi cerita-cerita lisan, arsitektur alam, dan masyarakat setempat,” kata Riyan,

    Menurut Ryan, Seni Megalitik dapat menyegarkan spirit berkesenian lewat akar budaya situs. “Terjadinya pertemuan dan perkenalan kreatif dari semua pihak yang terlibat. Munculnya kesadaran membangun jaringan antarpelaku seni di lampung, Indonesia, dan dunia. Acara ini pertama dilaksanakan sebagai langkah awal untuk meperkenalkan kesenian di Lampung Barat agar dikenal bukan hanya sebagai area rekreasi, tetapi memiliki sejarah yang harus diketahui oleh semua orang,” kata dia. (Indrawan)

  • Kehadiran Bule di Celebrating Megalithic Art Jadi Perhatian Wisatawan

    Kehadiran Bule di Celebrating Megalithic Art Jadi Perhatian Wisatawan

    Lampung Barat (SL)-Turis manca negara hadiri acara Komunitas Seni Lampung di ajang Seni Megalitik Batubrak 2019, yang dilaksanakan di Pekon Purajaya, Kecamatan Kebu Tebu, Lampung Barat, pada tanggal 1-5 Juli 2019. Acara diramaikan empat seniman Spanyol, Ceko, dan Hongaria

    Sanggar Gauri dan Teater Cupido Sumberjaya, Lampung Barat sebagai penyelenggara kegiatan didukung oleh Komunitas Seni yang ada di provinsi Lampung, Dinas Pendididkan & Kebudayaan, Dinas Pariwisata dan masyarakat Lampung Barat.

    “Secara global, nama kegiatan ini adalah Celebrating Megalithic Art @sistersites yang diinisiasi oleh Padepokan Lemah Putih Solo, Sharing Movement, Web Art Garden, Dharma Nature Time, dan Komunitas Seni Lampung. Selain seniman-seniman dari Lampung, kegiatan perayaan megalitik akan dihadiri 4 orang seniman Spanyol, ceko, Hongaria. Mereka adalah seniman Joget Amirta yaitu Joget atau Gerak yang terinspirasi dari alam yang bermanfaat untuk kekuatan diri,” kata Panitia

    Yang sudah menyatakan kesediaan berpartisipasi dalam helatan ini antara lain: Al-Mudena (Visual Art-Spanyol), Laura Penya (Dancer-Spanyol), Alexander GB (Komunitas Berkat Yakin Lampung), Teater Cupido, Sanggar Gauri, Diantori (Dance-Gar Dancestory), Dian Anggraini (Dancer-DADC Lampung), Edythia Riowirawan-Orkes Bakda Isya (Musisi-Lampung), UKMBS Universitas Lampung, dan Komunitas-komunitas Seni dan Literasi Masyarakat Lampung Barat lainnya.

    Ari, warga Kota Bumi, mengaku sengaja membawa rombongan untuk mengunjungi sejumlah objek wisata di Lampung Barat, baik wisata alam, budaya maupun kuliner. “Kami mendapat kabar lewat media sosial banyak objek wisata yang indah dan menarik di Lampung Barat, seperti batu brak, hutan pinusan, KRL dan lainnya,” katanya.

    Termasuk kuliner khas Lampung barat juga juga menjadi daya tarik untuk dicicipi dan dinikmati, apalgi ada hadir turis turis asal Sepanyol, Ceko, dan Hongria saat ada acara event situs megalitikum.

    “Kedatanagn turis itu menjadi daya tarik tersendiri apalagi saat pentas Seni Joget Amnerta atau gerakan amnerta , Apalagi kegiatan itu bersifat untuk promosi. Melalui kegiatan itu maka diharapkan kedepan keberadaan situs megalitikum batubrak itu akan semakin dikenal, sehingga potensi wisata sejarah budaya Lambar akan banyak diketahui oleh masyarakat luar Lampung,” kata Ari. Jumat ( 5/07 /2019)

    Sementara itu, Suharmanu, warga Purawiwitan, Kecamatan Kebun Tebu Lampung Barat mengatakan mengembangkan potensi wisata di daerahnya dan semakin gencar mempromosikannya wisata lokal di Lampung Barat mengembangkan sejumlah objek wisata andalan di Lampung barat, antara lain wisata alam Hutan Pinusan Sumber Jaya, Batu Brak, Puncak Temiangan dan lain menjadi daya tarik tersendiri apalagi dengan kehadiran para turis- turis dari manca Negara dari berbagai Negara, katanya.

    Pemerintah Kabupaten Lampung barat bahkan menggelar rangkaian festival sepanjang tahun, dengan mempromosikan banyak daya tarik wisata alam, budaya, seni tradisi, kuliner dan adat budaya yang masih terpelihara di daerahnya.

    “Lampung barat sebagai salah satu destinasi wisata andalan di Lampung maupun secara nasional, bahkan hingga ke mancanegara. Sejumlah festival budaya dan kalender pariwisata juga digelar sejumlah pemerintah kabupaten dengan mengandalkan objek wisata unggulan, adat tradisi dan budaya khas daerah masing-masing,” kata Bupati Lampung Barat Parosil Mabsus. (indarwan)

  • Pemprov Lampung Gelar Pasar Lelang Komoditas Agro di Lambar

    Pemprov Lampung Gelar Pasar Lelang Komoditas Agro di Lambar

    Lampung Barat (SL)-Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung melalui Dinas Perdagangan (Disdag) Provinsi Lampung menggelar pelaksanaan kegiatan pasar lelang komoditas agro di Liwa, Kabupaten Lampung Barat, Rabu (3/7/2019).
    Kepala Dinas Perdagangan (Kadisdag) Provinsi Lampung Satria Alam saat membuka kegiatan tersebut mengatakan, bahwa kegiatan pasar lelang komoditi agro merupakan program Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) yang telah tersusun dalam pelaksanaan tiga pilar program utama seperti, pasar lelang komoditi agro, sistem resi gudang dan bursa komoditi berjangka, ujarnya.

    “Kegiatan pasar lelang komoditi agro merupakan media interaksi sektor agro agar bisa memanfaatkan teknologi Informasi berbasis Web dalam mendukung visi Pemprov Lampung dalam program pak Gubernur Rakyat Lampung Berjaya. Misi kelimanya yaitu membangun kekuatan ekonomi masyarakat berbasis pertanian dan wilayah pedesaan agar seimbang terhadap wilayah perkotaan,” kata Satria Alam.

    Menurutnya, Lampung merupakan pusat agrobisnis terkemuka dengan daya saing global dan berkelanjutan. Maka, dengan media interaksi dalam wadah pasar lelang komoditi agro diharapkan dapat membantu petani dan produsen di Provinsi Lampung.

    Satria juga menjelaskan bahwa, pada era globalisasi ekonomi dan dorongan perdagangan bebas, tentu akan menyebabkan terjadinya persaingan yang ketat di bidang perdagangan, inilah perlunya kepiawaian para petani dan produsen yang di dorong oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Daerah.

    “Karena itu, kepiawaian para pelaku pemasaran komoditi agro merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh dalam proses pembentukan harga komoditi. Lampung merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki kontribusi dan berperan mendukung pertumbuhan ekonomi Nasional,” ujar Satria.

    Lampung Barat merupakan sentra kopi terbaik dan terbesar di Provinsi Lampung, maka kita berharap kopi robusta akan mampu bersaing dan memiliki nilai jual yang pantas sesuai kualitasnya, tambah dia.

    “Untuk program pasar lelang, diharapkan agar mengintegrasikan pola kerjasama yang baik antara petani, pedagang dan konsumen, sehingga akan mendapatkan kepastian tentang gambaran jumlah produk, konsumen dan komoditas yang akan di transaksikan,” kata Satria.
    Sementara, Ketua Panitia pelaksanaa pasar lelang komoditas agro Ir. Ofrial yang juga Kabid Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perdagangan Provinsi Lampung menambahkan, kegiatan pasar lelang komoditas agro di tahun 2019 yang digelar di aula Kantor Dinas Kesehatan Pemkab Lambar ini diikuti sekitar 60 orang peserta mulai dari para petani, kelompok tani, Gapoktan, pedagang, pengepul dan industri makanan ringan, baik dari dinas maupun usaha masyarakat.

    “Alhamdulillah kegiatan berjalan lancar,”  ujarnya.

    Hadir dalam kegiatan tersebut, Asisiten II Seskab Lambar Sudarto mewakili Bupati Lambar Parosil Mabsus, jajaran OPD Pemkab Lambar, pelaku usaha serta perangkat kecamatan setempat.(Rls)
  • Festival Batu Brak Megalithic Art 2019 Barat Segera di Gelar

    Festival Batu Brak Megalithic Art 2019 Barat Segera di Gelar

    Lampung Barat (SL)-Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lampung Barat bekerjasama dengan Dinas Pariwisata, Komunitas Seni Lampung, Sanggar Gauri, dan Teater Cupido Sumber Jaya, bersama masyarakat akan menggelar Seni Megalitik Batu Brak, yang akan di laksanakan pada Tanggal 1- 5 Juli 2019 di Pekon Purajaya, Kecamatan Kebun Tebu, Lampung Barat.

    persiapan fesitival

    Situs Megalitik Batu Brak merupakan situs peninggalan purbakala yang ditemukan oleh Badan Rekonstruksi Nasional (BRN) pada tahun 1951. Penelitian pertama dimulai pada tahun 1980 oleh Prof Dr Aris Soekandar seorang arkeolog dari Jakarta. Komplek situs megalitik Batu Berak ini berada dibawah naungan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Lampung yang bekerjasama dengan Badan Suaka Purbakala Banten.

    Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan bahwa situs megalitik Batu Berak ini dahulu dipakai sebagi tempat pemujaan, bukan tempat pemakaman pada zaman animisme. Situs ini telah melalui pemugaran selama empat tahap, yang dimulai pada tahun 1984 hingga 1989. Pada tahun 1989, komplek situs megalitik batu berak ini mulai dibuka untuk umum baik untuk wisata maupun untuk keperluan penelitian.

    Dilansir dari situs resmi Pemkab Lampung Barat, Kepala Bidang Budaya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lampung Barat, Riady Andrianto, mengatakan situs megalitik adalah salah satu jejak sejarah peradaban dan budaya suatu masyarakat. Pada masa sekarang, beragam situs bisa berfungsi sebagai sumber kreativitas dan sumber cipta seni lingkungan hidup.

    “Selain seniman-seniman dari Lampung, kegiatan perayaan megalitik akan dihadiri 4 orang seniman Spanyol dan Hongaria. Mereka adalah seniman joget amirta yaitu joget atau gerak yang terinspirasi dari alam yang bermanfaat untuk kekuatan diri” ujarnya.

    Event ini dimaksudkan sebagai forum pertemuan (sharing) pelaku seni dengan masyarakat dan alam. Rencananya event ini akan dihadiri oleh Bupati Lampung Barat H. Parosil Mabsus, S.Pd pada puncak acara tanggal 5 Juli 2019,

    Sari, selaku panitia mengungkapkan keberadaan situs megalitikum Batu Berak agar selalu di kenal dan selalu menjaga dan sebagai upaya promosi baik dalam daerah, luar daerah, nasional bahkan internasional. Puncak acara ini tanggal 5 juli 2019,” katanya Senin (01/07/2019)

    Hal senada diungkapkan Barnas, selaku penjaga situs Megalitikum Batu Brak, dia menyatakan melalui kegiatan ini yang di harapkan kedepannya keberadaan situs Megalitukim khusunya di Lampung Barat bisa dikenal baik daerah ataupun internasional, “kegiatan ini sebagai salah satu ajang promosi untuk meningkatkan wisatawan,” katanya.

    Apalagi, katanya, dirinya sangat senang melihat turis asing berbagai Negara berkunjung di situs Megalitikum di tambah lagi ada penyajian aka ada worskop, “Penyajian kesenian baik modern nasional, modern internasional ataupun tradisonal,” katanya.

    Selain di Situs Megalitik Batu Brak Lampung Barat, Event yang secara global dikenal dengan Celebrating Megalithic Art @Sistersites ini juga dilaksanakan secara serentak di Avebury, United Kingdom (UK) – Watu Kandang Matesih, Jawa, – Lindeskov, Denmark – Batu Pake Gojeng, Sulawesi – Tejakula, Bali – dan Worldwide pada tanggal 5 Juli 2019. ( Indrawan)

  • Air Terjun Cengkaan Pesona Tersembunyi di Belataran Kebun Kopi di Lampung Barat

    Air Terjun Cengkaan Pesona Tersembunyi di Belataran Kebun Kopi di Lampung Barat

    Lampung Barat (SL)-Keindahan alam di Lampung Barat tidak diragukan lagi, Mulai  Sumber Yaya hingga Lumbok Seminung, ujung perbatasan Lampung Barat, penuh dengan pesona keindahan alami. Hal ini juga seperti yang terlihat terdapat sebuah Air Terjun CEngkaan, yang sering disebut Curup Cengkaan.

    Pesona air terjun Curup Cengkaan.

    Curup Cengkaan berada di Pemangku Cengkaan, Pekon Way Petai, Sumberjaya, Kabupaten Lampung Barat. Air terjun ini memiliki tinggi lebih kurang 85 meter, dimana air yang menjulang dan berbagi dua bagian sangat indah dipandang. Belum lagi dibagian bawah air terdapat bebatuan yang besar menyangga derasnya air.

    Air terjun Cengkaan jaraknya dari jalan lintas nasional lintas Sumatra lintas liwa atau dari Balai Benih Ikan (BBI), lebih kurang mencapai empat kilometer (4 km) atau dengan menempuh waktu sekitar setengah jam perjalanan. Sepanjang perjalanan menuju air terjun Cengkaan terdapat hamparan perkebunan kopi dan sawah warga, hingga menambah keindahan alam sekitar.

    Sebelum mencapai air terjun juga ada sejumlah turunan dan tanjakan .dalam perjalanan membuat tak terasa sampai di sekitaran air terjun Cengkaan.

    sinarlampung.com,mengunungi Curup Cengkaan dan berbincang bincang dengan penjaga dan petugas air terjun Cengkaan, Sukadi dan istrinya, Samiyati. Dalam obrolan singkat di sekitar lokasi air terjun, Sukadi mengatakan, jika air terjun tersebut merupakan wisata alam dan potensi bagus bagi Kabupaten Lampung Barat, terutama di Sumber Jaya ini.

    “Selain indah, menarik dan murah air terjun disini ada istimewa, airnya sangat jernih jadi sangat berpotensi di jadikan tempat kawasan wisata yang berpotensial. Ini potensi yang harus digali dan diperhatikan untuk tujuan wisata, jika akses jalannya sudah bagus semua,” katanya.

    “Apalagi banyak wisatawan/ pengunjung baik dari luar Lampung Barat, bahkan ada dari luar Lampung datang dan mengunjungi air terjun ini. Sekitarnya memiliki banyak batuan fotogenik yang ciamik jika dijadikan sebagai objek berfoto,” ujarnya. (Indrawan)