Kategori: Lampung Selatan

  • Dituding Tak Transparan, Kades Sumber Agung Way Sulan: Itu Sungguh Keliru!

    Dituding Tak Transparan, Kades Sumber Agung Way Sulan: Itu Sungguh Keliru!

    Lampung Selatan, sinarlampung.co – Kepala Desa Sumber Agung, Kecamatan Way Sulan, Kabupaten Lampung Selatan, Ismail, membantah tudingan masyarakat yang menyebut dirinya tidak transparan soal anggaran.

    Menurutnya, selama ini pemerintah desa selalu berkomitmen meningkatkan Ketahanan pangan dan infrastruktur.
    Sehingga, Ismail sangat menyesalkan keterangan masyarakat di media online baru-baru ini.

    “Saya pertegas, dari awal menjabat saya selalu memprioritaskan Ketahanan pangan dan infrastruktur di desa ini. Jadi keterangan masyarakat dalam pemberitaan itu sungguh keliru,” ujar Ismail saat ditemui di kantornya, Jumat, 7 Februari 2025.

    Selama menjabat, Ismail mengaku sudah melakukan yang terbaik untuk desa. Mengenai transparansi anggaran, kata dia, selalu menjadi pembahasan setiapq Musyawarah Dusun (Musdus) dan Musyawarah Desa (Musdes).

    “Sejauh ini saya sudah melakukan yang terbaik untuk masyarakat. Terlebih, Desa Sumber Agung sempat menjadi juara 1 dan mendapat penghargaan dari pemerintah daerah untuk ketahanan pangan dan stunting, dari tahun 2020 sampai 2024,” urainya.

    Musdes Desa Sumber Agung. (Foto: Istimewa)

    Bahkan, kata Ismail, pada Rabu, 5 Februari 2025, Inspektorat Lampung Selatan sudah mengkroscek langsung realisasi program ketahanan pangan dan pembangunan drainase. Tetapi, sama sekali tidak ditemui indikasi yang dituduhkan masyarakat.

    “Ingin dituding seperti apapun, saya tidak apa-apa mas. Saya anggap itu semua kritik dan saran untuk di kemajuan Sumber Agung, agar ke depannya lebih meningkatkan kan lagi kinerja demi kesejahteraan masyarakat,” imbuhnya.

    Lagi pula, lanjutnya, tadi pihak Inspektorat sudah turun mengecek hewani dan nabati dan tidak ditemukan kejanggalan apapun.

    “Alhamdulillah, untuk sapi dan kambing masih ada semua, bahkan sudah beranak. Pembangunan drainase pun sesuai RAB, jadi transparansi mana yang dipertanyakan,” kata dia.

    Pemeriksaan Inspektorat. (Foto: Istimewa)

    Lebih jauh Ismail menghimbau masyarakat agar tidak berprasangka buruk. Apabila ada keluhan sebaiknya datang langsung ke kantor desa.

    “Pintu kantor desa selalu terbuka untuk siapa pun. Selain sebagai pelayanan juga kan untuk tempat keluhan masyarakat. Harapan saya ke depannya masyarakat pun harus lebih bijak untuk menyampaikan aspirasi, kalau seperti ini kan bisa keliru,” ujarnya.

    “Ibu kades juga punya program unggulan di desa rukun jimpitan kematian di setiap dusun dan desa yang sudah berjalan 4 tahun. Sebanyak 150 yang sudah meninggal keluarga penerima manfaat merasakan manfaatnya,” tutup Ismail.

    Kegiatan Himpitan. (Foto: Istimewa)

    Sementara, Supriyadi salah satu tokoh masyarakat setempat menilai kinerja pemerintahan desa dalam meningkatkan ketahanan pangan dan pembangunan sangatlah dirasakan olehnya.

    “Alhamdulillah mas, semenjak di pimpin pak Ismail dari tahun 2019 desa sumber agung ini banyak peningkatan mulai dari ketahanan pangan mau pun pembangunan sangatlah kami rasakan manfaatnya, semoga ini terus bertahan,” ucapnya.

    Ditempat terpisah, inspektorat Lamsel melalui Irban V, Ichwan, membenarkan bahwa pihaknya telah berkunjung ke Desa Sumber Agung

    “Iya betul bang, kami habis turun Kamis kemarin di Desa Sumber Agung, Way Sulan. Kalau hewani sudah ditinjau oleh tim kita ada semua, dan sementara ini belum bisa menyimpulkan baru mengecek APBDes-nya saja,” jelas Ichwan saat dihubungi media ini melalui sambungan telpon. (Red/*)

  • Polisi Bongkar Makam Remaja yang Tewas Dianiaya Kadus di Natar

    Polisi Bongkar Makam Remaja yang Tewas Dianiaya Kadus di Natar

    Lampung Selatan, sinarlampung.co – Polres Lampung Selatan dan tim forensik RS Bhayangkara Polda Lampung membongkar makam remaja yang diduga menjadi korban penganiayaan berat oleh Kepala Dusun di Desa Natar berinisial H. Pembongkaran tersebut guna autopsi jenazah untuk memastikan penyebab kematian.

    Berdasarkan LP/B-10/1/2025/SPKT/Polsek Natar/Res Lamsel/Polda Lampung, telah terjadi dugaan tindak pidana penganiayaan terhadap korban J (40) dan MR (19) di Dusun IV Sarirejo, Desa Natar, Lampung Selatan, pada Kamis, 23 Januari 2025.

    Bentuk penganiayaan terhadap J yakni dicekik dan dibanting. Sementara, MR mengalami pemukulan pada bagian kepala menggunakan kayu.

    Akibat peristiwa itu, MR mengalami pendarahan di dalam bagian kepala. Korban sempat menjalani operasi di Rumah Sakit Urip Sumoharjo selama seminggu dan dinyatakan meninggal dunia pada Jumat, 31 Januari 2025.

    Relda, Paman Korban, mengatakan sebelumnya keponakannya dituduh mengintip salah satu keluarga pelaku. Lalu keluarga pelaku mengajak mediasi di rumah mereka. Saat proses mediasi tersebut, terjadilah dugaan tindak pidana penganiayaan.

    “Kami berharap aparat penegak hukum menghukum pelaku seberat-beratnya sesuai undang-undang yang berlaku,” kata Relda, Kamis, 6 Februari 2025.

    Relda juga mengapresiasi kerja pihak kepolisian yang bergerak cepat menangkap pelaku.

    “Terima kasih kepada Polres Lamsel, Polsek Natar, dan Polres Lampung Utara yang telah mengawal kasus ini. Kami berharap kepolisian dapat bertindak seadil-adilnya,” ujar Relda.

    Sementara, kuasa hukum korban Ivin Aidyan meminta, pihak kepolisian dapat membuat perkara tersebut menjadi terang. Termasuk, apakah tuduhan mengintip terhadap korban terbukti atau tidak. Sebab, hal tersebut yang menjadi awal terjadi tindak pidana.

    “Kami tim kuasa hukum dan keluarga akan terus mengawal kasus tersebut hingga selesai dan pelaku mendapat hukuman setimpal,” ujar Ivin.

    Usai autopsi, Kasat Reskrim Polres Lamsel AKP Nikolas Bagas mengatakan, pihaknya sudah mengamankan oknum kepala dusun tersebut, pada Selasa, 4 Februari 2025. Nikolas memastikan akan menegakkan keadilan bagi korban.

    “Semenjak korban meninggal dunia, kami bergerak cepat membentuk timsus (tim khusus) untuk menangani kasus,” ucap Nikolas. (*)

  • GMBI Kecam Aksi Pengeroyokan di RSUD Bob Bazar Lamsel

    GMBI Kecam Aksi Pengeroyokan di RSUD Bob Bazar Lamsel

    Lampung Selatan, sinarlampung.co – LSM Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) Wilter Lampung mengecam aksi premanisme yang terjadi di halaman RSUD Bob Bazar Lampung Selatan pada kamis, 6 Februari 2025. Kecaman ini disampaikan Sekretaris GMBI, Eko Joko Susilo, usai melihat video pengeroyokan tersebut.

    “Kami mengecam keras tindakan tersebut, dan meminta kepada Presiden Prabowo Subianto, Kapolri, Kapolda, dan Kapolres Lampung Selatan agar menangkap semua pelaku premanisme yang ada di Kabupaten Lampung Selatan,” tegas Eko Joko Susilo.

    Aksi premanisme dan pengeroyokan sekelompok pemuda itu terjadi di wilayah hukum Kepolisian Resor Lampung Selatan. Korban bernama Suherman, Direktur PT. AGUNG BERKAH GROUP, dan dirinya juga adalah Sekretaris LSM Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) Distrik Lampung Selatan.

    Dari informasi yang di himpun awak media, peristiwa pengeroyokan itu terjadi pada Kamis, 6 Februari 2025, di halaman RSUD Bob Bazar Kabupaten Lampung Selatan. Akibat aksi premanisme dan pengeroyokan itu, Suherman kini mengalami luka parah di bagian tubuh, dan menjalani rawat inap di RSUD Bob Bazar. (*)

  • Paket Proyek Pengadaan Peralatan Kantor RSUD Bob Bazar Sarat KKN, Rekanan Adik Kandung Direktur Rumah Sakit dr Renny Indrayani Membantah

    Paket Proyek Pengadaan Peralatan Kantor RSUD Bob Bazar Sarat KKN, Rekanan Adik Kandung Direktur Rumah Sakit dr Renny Indrayani Membantah

    Lampung Selatan, sinarlampung.co-Proyek proyek pengadaan di BLUD RSUD Bob Bazzar diduga dimonopoli para pejabat rumah sakit. Mereka membuat CV sendiri dengan menggunakan nama kerabat hingga staf di rumah sakit. Salah satunya CV Seribu Daya Abadi (SDA) yang dipersiapkan sebagai pemenang dalam penyediaan paket pengadaan dalam e-purchasing.

    Baca: Pengadaan MOT Rp8,4 Miliar di RSUD Bob Bazzar Sarat di Korupsi, Dikonfirmasi Wartawan Pejabat Rumah Sakit Pada Ngumpet?

    Baca: Anggaran Pengadaan Barang dan Jasa RSUD Bob Bazar Rp90,9 Miliar 2024 Sarat Dikorupsi?

    CV SDA dengan alamat Perumnas Griya Sidomulyo Asri, dengan Direktur Hari Wibowo, adik kandung dari direktur RSUD Bob Bazzar dr Reny Indrayani merangkap sebagai driver pribadi, dengan wakil direktur adalah Ardi Suhendro staf bagian perencanaan di RSUD.

    Informasi sumber di RSUD Bob Bazar, untuk menyamarkannya, perseroan komanditer tersebut didirikan join atas nama orang lain. CV SDA itu disiapkan untuk menjadi pemenang tender produk-produk yang sudah disepakati untuk dinaikan harga barangnya diatas harga pasaran (Mark-up) sesuai dengan spesifikasi teknis yang dibutuhkan dalam kerangka acuan kerja (KAK).

    CV SDA itu sendiri secara resmi berdiri sebagai perseroan komanditer pada 13 Februari 2024. Dalam proses 20 hari kalender, pendaftaran sebagai vendor pada E-Katalog lokal dan penayangan produk, perusahaan milik Hari Wibowo yang notabene adalah adik kandung dari dr Renny Indrayani dan berkontrak pada 15 Maret 2024 untuk penyediaan paket peralatan kantor, berupa belanja bahan EMR (Elektronik Medical Record) Exaust Fan dan Finger Print dengan nilai realisasi kontrak sebesar Rp518.820.000.

    Dan benar harga barang pada paket pengadaan peralatan kantor tersebut, setelah dilakukan review secara sederhana, didapati harga barang jauh lebih mahal sekitar 30-60% dari harga pasaran maupun dari vendor lain.

    Direktur Membantah

    Direktur RSUD Bob Bazzar dr Renny Indrayani tak menampik jika salah satu penyedia yang ditunjuk pada pengadaan peralatan kantor dalam aplikasi E-Katalog, CV Seribu Daya Abadi (SDA) melalui belanja secara elektronik (E-Purchasing) merupakan perusahaan join adik kandungnya, Hari Wibowo merangkap sebagai driver pribadi dan staf bagian perencanaan RSUD, Ardi Suhendro.

    dr Renny Indrayani menyatakan, bahwa tidak ada masalah siapapun yang ingin berusaha dengan mendirikan sebuah perusahaan sepanjang bukan ASN ataupun PNS, jika orang tersebut adalah pihak swasta. “Ini maksudnya untuk apa nih, kalo CV sah-sah aja ya siapa aja ya. Yang penting bukan PNS ya, kaya saya bikin CV gak boleh. Tapi kalo dia swasta, bukan ASN silahkan aja. Kalau mass Ook mau buat CV mau kerjasama dengan kami ya boleh aja,” ujar dr Renny Indrayani saat wawancara stop door seusai hearing bersama Komisi III DPRD Lampung Selatan, Jumat 31 Januari 2025.

    Mantan KUPT Puskesmas Sidomulyo ini juga membantah jika pendirian perusahaan tersebut merupakan rencana persengkongkolan pengondisian sebagai perusahaan yang dipilih dalam penyediaan kebutuhan peralatan kantor RSUD Bob Bazzar serta harga yang ditawarkan oleh CV SDA tersebut sengaja di Mark Up jauh melebihi harga pasaran hingga 30-60%.

    “Gak, gak, kan E-Katalog. E-Katalog itu apa yang ada di etalase kita klik. Kalau harganya misal 100 ya, kita klik 100. Bayarnya langsung ke penyedia, gak lewat saya. Itu kan CV, CV beda loh. CV hanya bendera, misalnya saya mau beli buku ya, kan rumah sakit gak boleh beli di toko, harus ada benderanya. Benderanya pakai CV gitu caranya kalau pengadaan barang dan jasa. Jadi gak bisa saya langsung beli ke toko, gak bisa, jadi harus pakai pihak ketiganya CV gitu. Jadi CV itu gak dapat apa-apa, cuman dapat bendera,” ujar dr Renny Indrayani seraya menyatakan tidak ada permasalahan terkait dengan PBJ di RSUD Bob Bazzar.

    Info terbaru setelah ramai disorot, tayangan produk-produk peralatan kantor yang telah berkontrak dan serah terima oleh CV SDA pada aplikasi E-Katalog secara berangsur-angsur menghilang. (Red)

  • Kapospol Way Sulan Gelar Patroli Malam Rutin untuk Meningkatkan Keamanan

    Kapospol Way Sulan Gelar Patroli Malam Rutin untuk Meningkatkan Keamanan

    Way Sulan, sinarlampung.co – Dalam upaya meningkatkan keamanan dan keselamatan masyarakat (Kamtibmas), Kapospol Way Sulan melaksanakan patroli malam rutin bersama warga guna mencegah tindak kriminalitas dan menciptakan lingkungan yang kondusif.

    Pada Senin malam, 4 Februari 2025, Kapospol Way Sulan, Aiptu Made S., bersama warga masyarakat turun langsung melakukan patroli malam dan ronda di masing-masing desa. Kegiatan ini bertujuan untuk mencegah tindak kriminalitas, khususnya pencurian dengan pemberatan (Curat), pencurian dengan kekerasan (Curas), dan pencurian kendaraan bermotor (Curanmor) atau yang dikenal dengan istilah C3.

    Menurut Aiptu Made S., patroli rutin ini merupakan bentuk sinergi antara kepolisian dan masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang lebih aman.

    “Kegiatan ini kami laksanakan untuk menciptakan suasana yang kondusif serta meningkatkan kerja sama antara kepolisian dan masyarakat dalam menjaga keamanan lingkungan,” ujarnya.

    Ia menambahkan bahwa patroli malam akan terus diperkuat dan dilaksanakan secara rutin untuk menekan angka kriminalitas di wilayah Kecamatan Way Sulan.

    “Kami akan terus meningkatkan kegiatan patroli ini secara berkelanjutan. Harapannya, kejahatan C3 dan gangguan Kamtibmas lainnya dapat diminimalisir sehingga masyarakat merasa lebih aman dan nyaman,” tambahnya.

    Kapospol Way Sulan juga mengimbau masyarakat untuk lebih aktif dalam kegiatan ronda malam. Menurutnya, kerja sama antara warga dan aparat kepolisian sangat penting dalam menciptakan lingkungan yang aman dan tertib.

    “Kami berharap masyarakat semakin meningkatkan kegiatan ronda malam. Dengan adanya kebersamaan antara warga dan kepolisian, keamanan di lingkungan kita bisa lebih terjaga,” tutupnya.

    Dengan adanya patroli rutin ini, diharapkan tingkat kriminalitas di Kecamatan Way Sulan dapat berkurang, serta masyarakat dapat menjalani aktivitas sehari-hari dengan lebih tenang dan nyaman. (Waluyo)

  • Aklamasi, Muhammad Yani Resmi Ketua APDESI Lampung Selatan

    Aklamasi, Muhammad Yani Resmi Ketua APDESI Lampung Selatan

    Lampung Selatan, sinarlampung.co –Muhammad Yani mendapat amanah menjabat Ketua Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (APDESI) Kabupaten Lampung Selatan. Terpilihnya Ahmad Yani selaku Ketua APDESI Lampung Selatan secara aklamasi, berdasarkan hasil rapat bersama yang dihadiri 13 kepala desa dari 17 kecamatan yang ada.

    Ketua APDESI Lampung, M.Hijrah Syah Putra mengatakan, sangat berterimakasih kepada seluruh anggota yang hadir serta kepada panitia penyelenggara kegiatan tersebut.

    “Terima kasih telah hadir bersama di kegiatan ini, dan terutama kepada tim formatur panitia yang telah menyiapkan dari satu bulan kegiatan yang diselenggarakan,” paparnya, Senin, 3 Februari 2025.

    M. Hijrah Syah Putra menjelaskan, seusai kegiatan pemilihan dengan berjalanya tanpa ada hambatan lantaran hanya satu calon, maka pemilihan dilakukan secara aklamasi, dan selamat untuk yang terpilihnya menjabat ketua APDESI ketua yang baru periode 2025-2030.

    “Selamat buat Bung Yani atas menjabat Ketua APDESI Lamsel, lebih tepatnya nanti saat usai pelantikan yang akan segara dilaksanakan, untuk itu segara menyusun pemberkasan kelengkapan guna pelantikan,” bebernya.

    Hal senada dikatakan Sekertaris DPD APDESI Lampung Umum Firli Zanni, ia mengucapkan terimakasih teleh usainya penyelenggaran kegiatan pemilihan APDESI Lampung Selatan. Pihaknya menambahkan agar proses kepengurusan APDESI di setiap kecamatan agar segera dijalankan.

    “Kiranya tinggal menunggu pemberkasan struktur kepengurusan masing- masing kecamatan, paling lama sekiranya 30 hari kerja, agar Ketua APDESI terpilih ini di lantik. Jika sudan di lantik baru melakukan program kerja,” ucapnya.

    Terpisah, Kepala Desa Way Huwi, Muhammad Yani mengatakan, berterima kasih kepada seluruh anggota APDESI Lamsel yang telah memberikan amanah terhadap dirinya.

    “Terima kasih sebesar-besarnya atas memberikan kepercayaan terhadap dirinya untuk memangku jabatan yang telah di berikan ke saya, dan saya berharap kita sama- sama bersinergi bersama untuk membesarkan organisasi ini,” paparnya.

    “Untuk saat ini kita fokus terlebih dahulu, guna kepengurusan pemberkasan struktur organisasi, baru kita fokus ke program kerja,” pungkasnya. (*)

  • Istri Kades Banjarsari Lamsel Diduga Selewengkan Anggaran PKK dari Konsumsi Pengajian dan Pengadaan Seragam

    Istri Kades Banjarsari Lamsel Diduga Selewengkan Anggaran PKK dari Konsumsi Pengajian dan Pengadaan Seragam

    Lampung Selatan, sinarlampung.co – Dugaan penyelewengan anggaran PKK di Desa Banjarsari, Kecamatan Way Sulan, yang melibatkan istri kepala desa semakin ramai diperbincangkan. Sejumlah kegiatan yang dikelola oleh ketua PKK, yang juga istri kepala desa, menuai keluhan dari warga akibat pengelolaan anggaran yang tidak transparan dan tidak sesuai dengan peruntukannya.

    Salah satu anggota PKK yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan adanya dugaan pemotongan anggaran oleh ketua PKK. Dalam kegiatan pengajian PKK, warga diminta membawa konsumsi sendiri, termasuk nasi dan lauk pauk. Sementara itu, pihak panitia hanya menyediakan bungkus nasi (styrofoam), padahal konsumsi anggaran telah dialokasikan dalam APBDes dengan nominal mencapai Rp7.070.000.

    Masalah lain muncul terkait dugaan penyimpangan dalam pengadaan seragam PKK. Meskipun standar seragam sudah tercatat dalam laporan desa, para anggota justru diminta menjahit seragam sendiri dengan biaya pribadi sebesar Rp150.000 per orang.

    “Kami menyetujuinya karena anggaran untuk satu seragam sebenarnya mencapai Rp250.000. Dengan total 20 seragam, seharusnya budget yang tersedia adalah Rp5.000.000,” ujar salah satu anggota PKK.

    Selain itu, muncul pula dugaan pengadaan alat elektronik berupa laptop untuk kesekretariatan PKK senilai Rp12.353.400. Namun, hingga saat ini, keberadaan barang tersebut tidak diketahui.

    Dugaan penyelewengan anggaran PKK ini menambah daftar panjang kasus yang mencakup dana di Desa Banjarsari. Hingga berita ini diterbitkan, Ketua PKK belum dapat dihubungi untuk memberikan klarifikasi lebih lanjut. (Red)

  • Tambang Pasir Ilegal di Desa Jati Baru Lamsel Masih Beroperasi, APH Diminta Bertindak Tegas

    Tambang Pasir Ilegal di Desa Jati Baru Lamsel Masih Beroperasi, APH Diminta Bertindak Tegas

    Lampung Selatan, sinarlampung.co – Aktivitas tambang pasir ilegal di wilayah hukum Polsek Tanjung Bintang masih terus berlangsung tanpa tindakan tegas dari aparat penegak hukum, baik di tingkat Polsek, Polres, maupun Polda Lampung.

    Tambang pasir yang berlokasi di Dusun Empat, Desa Jati Baru, Kecamatan Tanjung Bintang, Lampung Selatan, diduga dibiarkan beroperasi hingga menyebabkan kerusakan lingkungan. Lahan yang diketahui masuk dalam kawasan Register 40 tersebut dikeruk, lalu pasirnya dijual secara terang-terangan tanpa mempertimbangkan dampak lingkungan. Aktivitas ini pun menjadi keluhan masyarakat setempat.

    Seorang warga berinisial WR mengaku gerah dengan keberadaan tambang pasir ilegal tersebut. Ia menyebut bahwa aktivitas tersebut telah berlangsung hampir satu tahun tanpa adanya tindakan tegas dari pihak kepolisian.

    “Indikasinya ada pembiaran. Faktanya, mereka masih terus beroperasi,” ujar WR kepada wartawan, Jumat, 31 Januari 2025.

    Selain menyebabkan kerusakan lingkungan, aktivitas tambang pasir juga merusak jalan desa. WR juga menuding pihak kepala desa dan kepala dusun seolah menutup mata terhadap kegiatan ilegal tersebut. Bahkan, menurutnya, tambang tersebut beroperasi tanpa izin resmi dari Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan.

    Lebih lanjut, WR menyebut bahwa aparat kepolisian sempat mendatangi lokasi tambang pada Kamis siang, 30 Januari 2025, namun hanya memberikan imbauan tanpa tindakan tegas.

    “Seharusnya jangan hanya dihimbau, tetapi ditindak sesuai Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara. Apalagi, kegiatan ini sudah berlangsung selama satu tahun,” tegasnya.

    Dalam undang-undang tersebut, disebutkan bahwa pelaku usaha tambang ilegal dapat dikenai sanksi pidana maksimal 10 tahun penjara dan denda hingga Rp10 miliar.

    Sementara itu, Asep Ariyadi, warga Desa Jati Baru yang disebut sebagai pengelola tambang, mengklaim bahwa usahanya baru berjalan beberapa bulan.

    “Harga per dump truck pasir Rp325.000. Dalam sehari, kami hanya mengeluarkan sekitar lima dump truck,” ujar Asep saat ditemui di lokasi tambang.

    Hingga berita ini diturunkan, Kapolsek Tanjung Bintang belum memberikan keterangan resmi. Begitu pula dengan Camat Tanjung Bintang, Hendri Hatta, yang belum dapat dikonfirmasi terkait permasalahan ini. (Red)

  • Korban KDRT Pertanyangan Laporan Mandek di Polsek Tanjung Bintang?

    Korban KDRT Pertanyangan Laporan Mandek di Polsek Tanjung Bintang?

    Lampung Selatan, sinarlampung.co-Seorang ibu rumah tangga, Asma Ayu, pelapor korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), menanyakan laorannya sejak 1 Januari 2025 di Polsek Tangjung Bintang. Selai dirinya, anak balitanya usia satu tahun ikut jadi korban. Namun satu bulan kasusnya tidak jelas progresnya, bahkan pelaku yang juga suami korban itu masih bebas berkeliaran dan membuat korban takut dan trahuma.

    Kepada wartawan Asma Ayu mengatakan dia dan anak balitanya menjadi korban KDRT oleh suaminya bernama Kade Indra, yang juga ayah dari balitanya yang sudah pisah ranjang sejak dua bulan lalu. Korban melaporkan suaminya itu ke Polsek tanjung bintang pada tanggal 1 Januari 2025. “Sudah hampir satu bulan ini tidak ada kejelasan dari pihak Polsek atas laporan saya. Pelaku masih bebas berkeliaran, kami takut,” katanya.

    Asma Ayu mengaku hingga kini dirinya merasa sangat trauma dan khawatir pelaku kembali mendatangi dirinya dan mengulangi perbuatan. “Dia itu terkenal temperamen dan sering menganiaya saya. Kami sudah pisah ranjang sejak dua tahn lalu,” katanya.

    Asma Ayu menceritakan, kejadian tersebut bermula saat korban bersama balitanya berada di rumah kontrakannya yang berada di Desa Kaliasin, Kecamatan Tanjung Bintang tanggal 31 Desember 2024. Sekitar pukul 14.00 wib, pelaku datang dan ingin mengambil anaknya.

    Akan tetapi korban menolak memberikan anaknya itu karena mereka sudah pisah ranjang selama dua bulan lebih. Mendengar penolakan itu pelaku emosi dan marah dan pergi meninggalkan kontrakan korban. Namun beberapa menit kemudian pelaku tiba tiba datang lagi bersama pamannya, dan kembali memaksa ingin mengambilnya.

    Bahkan merasa tak berhasil, pelaku dan Paman datang kembali bersama ibu dan bapak mertua. Mereka marah-marah dan kembali meminta agar korban menyerahkan anaknya. Bahkan ibu dan bapak mertua mendekat dan menarik paksa tangan anak korban hingga mengakibatkan tangan anak balitanya terkilir.

    “Pelaku ikut mendekat dan mencekik leher, dan menampar mulut hingga bibir korban pecah dan berdarah. Karena itu saya melaporkan pelaku termasuk kedua mertua dan paman itu ke Polsek Tanjung Bintang. dan melapor WAKORNAS PPA INDONESIA. Saya visum di Puskesmas Rawat Inap Tanjung Bintang,” katanya.

    Tim Reaksi Cepat (TRC) Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA), Gufron, mengatakan pihaknya sudah menerima laporan korban. Dan mendesak pihak aparat penegak hukum dalam hal ini Polsek Tanjung Bintang agar segera mengambil tindakan tegas untuk segera mengamankan pelaku dan mengantisipasi terlapor mengulangi perbuatannya. (Red)

  • Mayat Dikira Boneka di Tepi Pantai Keramat itu Ternyata Warga Katibung, Keluarga Ungkap Penyebab Kematiannya

    Mayat Dikira Boneka di Tepi Pantai Keramat itu Ternyata Warga Katibung, Keluarga Ungkap Penyebab Kematiannya

    Lampung Selatan, sinarlampung.co – Identitas mayat yang ditemukan pemancing di tepi pantai Desa Suak, Kecamatan Sidomulyo, Kabupaten lampung Selatan pada Senin, 27 Januari 2025, sekitar pukul 15.00 WIB, akhirnya terungkap. Mayat laki-laki yang awalnya dikira boneka itu ternyata warga Desa Karya Tunggal, Kecamatan Katibung, Lampung Selatan, bernama Hendra.

    Kapolres Lampung Selatan, AKBP Yusriandi Yusrin, mengatakan identitas korban terungkap setelah salah satu pihak keluarganya bernama Wartini mendatangi Unit Identifikasi Polres Lampung Selatan dan RSUD Bob Bazar Kalianda. Kepada polisi, Wartini mengungkap siapa korban dan penyebab kematiannya. “Dari hasil keterangan pihak keluarga, bahwa Hendra ini memiliki keterbelakangan mental,” ujarnya kepada wartawan, Selasa 28 Januari 2025.

    Baca: Heboh Mayat Dikira Boneka di Tepi Pantai Keramat Lampung Selatan

    Masih menurut keterangan Wartini, pada saat hilang korban sering bepergian melewati jembatan sungai. Sehingga saat itu korban diduga terpeleset lalu terjatuh dan terseret terbawa arus. “Karena mungkin arus sungai kencang, korban hilang hingga ditemukan Senin kemarin di Pantai Keramat Desa Suak,” jelas Yusrin.

    Kendati demikian, lanjut Yusrin, pihak keluarga menyakini mayat anonim tersebut adalah Hendra salah satu keluarga mereka yang hilang dan mengikhlaskan kepergian korban. “Keluarga sudah ikhlas dan tidak akan menindaklanjuti berkaitan dengan autopsi yang akan dilaksanakan,” tandasnya.

    Sebelumnya, penemuan mayat Hendra mengagetkan Hamzah (31) dan Said (35), warga Desa Suak. Keduanya yang sedang asyik memancing di lokasi kejadian awalnya mengira jasad korban adalah boneka yang terbawa ombak. Namun ketika didekati ternyata mayat manusia.

    Saat ditemukan mengenakan kemeja tanpa celana dengan kondisi tubuh membengkak. Selanjutnya Hamzah dan Said langsung melaporkan kejadian tersebut ke aparatur desa dan diteruskan ke Polsek Sidomulyo. (*)