Kategori: Lampung Selatan

  • ‘Koper Biru’ Diamankan oleh KPK dari Kantor Dinas PUPR

    ‘Koper Biru’ Diamankan oleh KPK dari Kantor Dinas PUPR

    Lampung Selatan (SL) – KPK membawa satu koper biru yang diduga berisikan berkas dari dalam ruangan Dinas PUPR Lampung Selatan, Sabtu (28/07).

    Selain koper, ada juga beberapa buah map yang dibawa oleh petugas antirusuah tersebut.

    Sebanyak tujuh orang petugas yang berada di dalam ruangan tersebut, keluar sekitar satu jam usai memasuki ruangan sekitar pukul 15.20 WIB.

    Setelah meninggalkan Dinas PUPR, kemudian petugas KPK tersebut menuju ke Kediaman Pribadi Bupati Lampung Selatan, Zainudin Hasan. (net)

  • Ruang Kerja Zainuddin  Hasan di Geledah KPK

    Ruang Kerja Zainuddin Hasan di Geledah KPK

    Lampung Selatan (SL) – Sejumlah penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah ruangan Bupati Lampung Selatan (Lamsel) Zainudin Hasan, Jumat (27/7/18), sekitar pukul 9.30WIB.

    Menurut sejumlah pegawai di kantor bupati tersebut, ada beberapa petugas KPK yang dikawal sejumlah anggota polisi bersenjata lengkap.

    “Ada sekitar empat atau lima orang yang datang, tiba-tiba meminta buka pintu ruangan dan langsung masuk ke ruangan bupati,” ujar sumber yang tidak mau disebut namanya.

    Hingga saat ini, sejumlah petugas KPK masih berada di ruangan kerja bupati. Sementara di pintu masuk terlihat anggota polisi berjaga. (net/HM)

  • Aroem Mengingatkan Kebhinekaan Indonesia di Era Digital

    Aroem Mengingatkan Kebhinekaan Indonesia di Era Digital

    Lampung Selatan, (SL)-Hoax sangat berbahaya bagi kebhinekaan Indonesia dewasa ini.” Ujar Anggota DPR RI dari Dapil Lampung I, Dwie Aroem Hadiatie, S.I.Kom (Aroem Alzier) pada saat memberikan Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan di balai desa Karang Pucung, Kec. Way Sulan, Kab. Lampung Selatan, Jumat (20/7).

    Ucapan Aroem pada kesempatan ini memang patut diperhatikan mengingat perkembangan media dewasa ini memungkinkan tersebarnya informasi-informasi yang sering kali tidak bisa dipertanggung jawabkan. Sangat berbahaya sekali ketika hoax yang tersebar ini memicu pada persoalan SARA.

    Generasi muda Indonesia di usia produktif atau yang biasa disebut sebagai generasi milenial adalah segmen yang paling rentan menjadi korban Hoax. Rata-rata generasi milenial adalah generasi yang melek internet dan sangat aktif menggunakan gadget. Generasi yang dibesarkan dengan sebagian interaksi sosial di dunia maya.

    Apalagi bagi masyarakat yang kehidupan sehari-harinya terbiasa berinteraksi di media sosial. Media sosial menjadi saluran paling potensial sebagai tempat berbiaknya informasi hoax.

    “Istilah ‘viral’ seringkali menjadi pisau bermata dua. Generasi muda kita begitu responsif dengan istilah ‘viral’ ini. Kalau yang diviralkan adalah hal yang positif, tentu saja itu berdampak baik karena menyebarkan sebuah informasi penting. Tetapi yang menjadi berbahaya adalah memviralkan sesuatu informasi yang berasal dari sumber tidak jelas dan tidak melalui verifikasi terlebih dahulu. Jadi, ketika memperoleh informasi dari internet baiknya diperiksa dulu dengan teliti sebelum membagikannya melalui media sosial,” ujar Aroem melanjutkan.

    Pemahaman 4 Pilar Kebangsaan (Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia) yang digelar MPR RI ini dapat menjadi wadah menjaga keutuhan pemahaman nilai-nilai kebangsaan di tengah masyarakat. Hal ini sangat penting karena dengan memahami nilai-nilai kebangsaan maka masyarakat dapat lebih terproteksi dari isu-isu yang menyulut perpecahan.

    Aroem memang salah satu anggota DPR RI yang dikenal sering turun langsung ke masyarakat. Baik itu dalam hal menampung aspirasi masyarakat, memberikan bantuan sosial, atau pun memberikan wawasan-wawasan yang berguna dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara seperti yang terlihat pada acara ini. (rls/Wagiman)

  • PWI dan Diskominfo Lamsel Buka Stand Bersama di Lamsel Fair

    PWI dan Diskominfo Lamsel Buka Stand Bersama di Lamsel Fair

    Lampung Selatan (SL) – Menjelang perhelatan tahunan Pemerintah Kabupaten Lamsel yakni Lampung Selatan Fair (Lamsel Fair) 2018 yang diadakan pada tanggal 30 Juli sampai dengan 12 Agustus mendatang Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) dan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Lamsel akan buka stand bersama.

    Demikian dikatakan Plt. kadis Kominfo M. Sefri masdian saat berbincang santai di kantor dinas setempat Kamis(19/07/2018).

    “Dengan kegiatan ini ada sinergisitas antara dinas kominfo dan media media yang ada di Lamsel dalam rangka mendukung program program Bupati sehingga tercipta kerjasama yang baik kedepannya,” terangnya.

    Sementara Ketua PWI Lamsel Alpandi mengatakan selain untuk memeriahkan Lampung Selatan fair 2018, sekaligus memperkenalkan karya karya Jurnalistik dalam mendukung pembangunan masa kepemimpinan Bupati Lamsel Zainuddin Hasan.

    “Semoga kedepannya PWI bisa bergandengan terus dengan Dinas Kominfo dan Pemkab Lamsel dalam rangka turut serta membangun tentunya lewat karya karya jurnalistik”, pungkasnya. (net)

  • Polisi Periksa Tiga Saksi Pelapor Dugaan Penyerobotan Tanah oleh Oknum Kades Mandah

    Polisi Periksa Tiga Saksi Pelapor Dugaan Penyerobotan Tanah oleh Oknum Kades Mandah

    Kalianda (SL) – Satu Unit reserse kriminal Polres Lampung Selatan telah melakukan pemeriksaan terhadap tiga orang saksi terkait dugaan penyerobotan tanah milik warga Dusun Sumber Sari Desa Mandah kecamatan Natar Lampung Selatan dengan terduga Kepala Desa setempat,yakni Sutrisno, pasalnya tanah milik warganya sendiri seluas kurang lebih 600 M2 di akuinya sebagai kas Desa dan saat ini telah berdiri bangunan yang notabene menggunakan anggaran dana Desa pada program Pemerintah BUMDES.

    Adapun saksi saksi yang dimintai keterangan adalah Sriyanto (menantu pelapor) kemudian dua orang lainnya yakni, Harjito, dan Kardiono,mereka tak lain merupakan warga Desa setempat .

    Beberapa orang saksi tersebut dimintai keterangan seputar kepemilikan sah tanah milik mbah Wakidi hingga terjadinya dapat diakui oleh Kepala Desa merupakan milik dan menjadi aset Desa Mandah saat ini sehingga lelaki tua renta ini nyaris kehilangan haknya.

    Pemeriksaan terhadap saksi saksi ini dilakukan oleh unit Harda, Satreskrim Polres Lampung Selatan,Kamis 19 /7/2018 sekitar pukul 11.00 hingga pukul 14.30, WIB.

    Dituturkan salah satu saksi , Kardiono, bersedia memberikan keterangan kepada penyidik Polres Lamsel karena mengetahui sejarah dan asal usul tanah yang dibeli mbah Wakidi dari Muasik (alm) pada tahun tujuh puluhan silam. “Waktu itu tanah dari Muasik luasnya sekitar 1.600 meteran, dan saya tahu karena saat itu saya sudah bujang tanggung” jelas Kardiono, usai memberikan keterangan kepada penyidik.

    Salah satu nggota Tim kuasa hukum Wakidi yakni, Muhamad Gribaldi pada awak media mengatakan, kasus itu terpaksa harus dilaporkan ke Polres karena dalam musyawarah kekeluargaan atau langkah mediasi tidak menemukan solusi,Bahkan sempat terjadi perselisihan yang berujung pada penyandraan sepeda motor milik menantu kliennya(Sriyanto) Namun beberapa hari kemudian motor itu dikembalikan dan bisa di gunakannya kembali.

    Sebelum kuasa hukum telah melayangkan somasi kepada terlapor, namun Sutrisno manyatakan tidak bersedia menghadiri pertemuan untuk mediasi tersebut sesuai undangan yakni bertempat di kantor LMH Pakar di bilangan Kemiling, Bandar Lampung dengan alasan tanah yang menjadi objek permasalahan berada di Desa Mandah.

    Berdasarkan surat tanda terima penerimaan laporan nomor: STTPL/590/VI/2018/SPKT tertanggal 29 Juni 2018, lokasi objek sengketa berada di Dusun Sumbersari II, Desa Mandah, RT017 RW004 Kecamatan Natar, Lamsel, lalu
    dari keterangan yang dihimpun oleh swak media, tanah milik Wakidi yang kini menjadi sengketakan itu pernah dipinjam dan digunakan Desa untuk Puskesmas pada tahun delapan puluhan silam karena Wakidi saat itu belum menggunakan tanah pekarangan tersebut sehingga dibiarkan untuk kepentingan umum. namun waktu berjalan, belakangan lahan itu dikuasai Kades dengan dalih untuk Bumdes setempat.

    “Dari mana dasarnya bisa dikuasai, sementara kliennya mbah Wakidi sudah membeli tanah itu sejak lama, yakni tshun 1974 silam. “pungkasnya” (rel)

  • Seorang Kakek Tewas Diseruduk Babi Hutan Di Sidomulyo

    Seorang Kakek Tewas Diseruduk Babi Hutan Di Sidomulyo

    Lampung Selatan (SL) –  Warga Dusun Ciliwa Desa Suak, Kecamatan Sidomulyo, Kabupaten Lampung Selatan, Munadi (73) tewas diseruduk seekor babi hutan, di halaman rumahnya, saat baru keluar rumah, Kamis, pagi, (19/07/18).

    Kejadian naas tersebut bermula saat Munadi berniat keluar rumahnya kurang lebih pukul delapan pagi, namun dirinya yang baru saja akan menutup pintu rumahnya tiba tiba saja dikejutkan dengan sesosok babi hutan di halaman rumahnya. Munadi mencoba mengusir babi itu.

    Bukannya pergi, babi hutan yang diusir oleh Munadi malah balik menyerangnya. “Tiba-tiba babi itu malah balik nyerang pak Munadi, dia jatuh dan diserudukin sama babi itu,” ungkap Arlin salah seorang tetangga Munadi.

    Akibat serangan babi hutan tersebut, korban yang disekujurnya tubuhnya mengalami luka memar juga mengalami luka robek di beberapa bagian tubuh, seperti di kepala dada dan perut. “Sempat di bawa ke Puskesmas Rawat Inap Kecamatan Sidomulyo, dan mendapat penanganan medis, tapi tidak tertolong lagi,” terangnya.

    Menurut keterangan warga setempat, dalam beberapa hari terakhir, kawanan babi hutan memang kerap berkeliaran dan menyerang tanaman warga desa tersebut. Lahan pertanian dan tanaman warga desa itu juga ikut menjadi korban babi liar tersebut. (nt/yan)

  • Polisi Amanakan 58 kg Sabu Asal Cina Bernilai Miliar Rupiah di Pelabuhan Bakauheni

    Polisi Amanakan 58 kg Sabu Asal Cina Bernilai Miliar Rupiah di Pelabuhan Bakauheni

    Lampung Selatan (SL) – Polres Lampung Selatan dan Polda Lampung menangkap 58 kg sabu asal Cina bernilai Rp87 miliar di Pelabuhan Bakauheni. Polisi juga menangkap enam tersangka pembawa narkoba asal China lewat Malaysi itu dengan tujuan pulau Jawa.

    “Ditangkap dua kali dalam sehari pada Rabu, 11 Juli. Keduanya membawa Inova. Yang satu tertangkap pukul 12.00 siang, satu lagi pukul 15.00 sore,” kata Kapolda Irjen Pol. Suntana, saat ekspose hasil tanggakapn, Jumat, 13 Juli 2018.

    Menurut Kapolda, petugas mensinyalir modusnya sama dengan sebelumnya, yaitu narkoba disimpan di dalam jok mobil dan ban cadangan. Sebagian dibungkus dengan lakban berwarna cokelat, sebagian lagi masih dipaket dalam kemasan teh produk Negeri Tiongkok.

    Kapolda Lampung mengatakan, saat ini, Sumatera, terutama Bakauheni, menjadi lintas peredaran narkoba dari luar negeri, terutama dari Cina dan Malaysia. Karena itu, dengan Polda Banten dan Metro Jakarta, mereka sepakat membagi tugas. “Polda Lampung konsentrasi terhadap barang dari Sumatera, Polda Banten konsentrasi barang dari Jawa,” katanya.

    Irjen Pol Suntana melihat penangkapan sabu tersebut terjadi karena pemilik barang mengira petugas di Seaport Bakauheni tidak terus-menerus melakukan pemeriksaan terhadap kendaraan yang masuk ke Pelabuhan Bakauheni. “Meskipun di samping itu, biasanya, kita juga memperoleh informasi dari Polda yang lain,” katanya.

    Dalam bulan Juli ini, banyak penangkapan narkoba di Lampung. “Dalam dua hari kita menangkap jaringan yang mengedarkan ratusan gram,” ujarnya. (red)

  • Toko Saeda Natar Diduga Jual Mesin Cuci Rusak

    Toko Saeda Natar Diduga Jual Mesin Cuci Rusak

    Natar (SL) – Pelanggan Toko Saeda di pasar Natar, Lampung Selatan kecewa usai membeli mesin cuci rusak merek Polytron seharga Rp1.7 juta.

    Pasalnya, setelah beberapa hari dibeli, disaat akan mencoba mencuci justru mesin cuci tersebut dalam keadaan rusak (mati).

    Menurut Rosid, pembeli yang merasa dikecewakan oleh pihak Toko tersebut mengatakan dirinya baru tahu kondisi mesin cucinya tak berfungsi saat akan mencoba mencuci pakaian pada sore tadi Minggu (8/7/2018).

    Padahal menurutnya, sejak dibeli pada Kamis (5/7/2017) kemarin, hingga saat ini kondisinya tidak dibuka sama sekali, tetapi, begitu saat akan mencoba dicuci justru kondisi mesin malah mati.

    “Saya beli kondisi baru, begitu dicoba mati, pas saya datang ke Tokonya pegawainya datang kerumah untuk melihat kondis mesin cucinya.” terangnya.

    Menurut pegawainya yang mengantar mesin cuci kemarin mengatakan jika barangnya sudah dicek terlebih dahulu dalam kondisi menyala. Akan tetapi begitu saat menyaksikan dirumah pelanggan yang merasa dirugikan dirinya mengatakan kondisi mesin hanya timernya saja yang menyala.

    “Harus ke service centernya mas,” jelas pegawai toko Saeda.

    Melihat kondisi mesin cuci yang baru dibeli ternyata rusak, dirinya balik lagi ketoko tersebut untuk mendapat penjelasan dari pemilik toko.

    Saat dikonfirmasi terkait barang rusak yang dijual kepada pelanggan, Yogi selaku pemilik toko mengatakan jika kerusakan yang terjadi setelah dibeli pelanggan itu sepenuhnya tanggungjawab Brand tersebut (Polytron).

    “Kita hanya menjual aja, bukan tanggungjawab toko lagi,” jelas Yogi.

    Dirinya menyarankan jika kerusakan terjadi setelah dibeli, harus menghubungi call center yang tertera di buku garansinya.

    “Nanti tukang servicenya datang kerumah, mau membetulkan,” sambungnya.

    Saat ditanya mesin yang baru dibeli jika diservis berarti sudah menjadi barang rusak, dirinya berkilah karena memang diluar tanggungjawabnya selaku toko.

    “Kita baru pakai, masa harus diservis itu sama saja saya beli barang bekas,” jelas pelanggan yang merasa kecewa sambari pergi dari toko yang menjual mesin cuci rusak. (AR)

  • KRPDL Akan Unjuk Rasa Tolak Hasil Pilgub di Lamsel

    KRPDL Akan Unjuk Rasa Tolak Hasil Pilgub di Lamsel

    Kalianda (SL) – Setelah gelombang aksi massa menolak hasil Pilgub Lampung 2018 berlangsung di Bandarlampung, Lampung Tengah, Pringsewu, dan Lampung Barat sepanjang dua hari kemarin (4-5/07/2018), Jum’at (06/07/2018) pagi ini giliran Lampung Selatan bakal diguncang aksi serupa.

    Adalah Koalisi Rakyat Penyelamat Demokrasi Lampung (KRPDL), demikian front persatuan lintas elemen masyarakat Lampung Selatan ini menamakan diri yang bakal menyuarakan aspirasinya menolak hasil Pilgub Lampung. Hal ini seperti dibenarkan Nurul Ikhwan, koordinator lapangan aksi KRPDL saat dikonfirmasi pukul 22.00 WIB, Kamis (05/07/2018) malam.

    Dikatakan Nurul, seluruh prakondisi aksi telah selesai dilakukan. “Benar, sesuai undangan yang kami sebar, aksi massa besok siap kami gelar. Kami mengundang seluruh rakyat Lampung Selatan yang merasa tidak dapat menerima hasil Pilgub Lampung 27 Juni 2018 yang patut diduga keras penuh kecurangan dan praktik kotor politik uang dari pasangan calon Gubernur-Wakil Gubernur Lampung 2019-2024 yang terstruktur, sistematis, dan massif (TSM) di seluruh penjuru bumi Lampung sejak H-10 hingga serangan fajar jelang pencoblosan 27 Juni lalu,” katanya.

    Pihaknya juga mengundang masyarakat untuk hadir bersama-sama kami dalam aksi damai ini. “Kami yakin rakyat setuju, yang namanya agung di janji namun lancung di aksi adalah bentuk penghianatan tak termaafkan, karena itu wajib diperangi,” ungkapnya berfilosofi, saat didesak latar belakang munculnya aksi ini.

    Pria berlatar aktivis kepemudaan Lampung Selatan ini menjelaskan, aksi massa KRPDL rencananya akan digelar mulai pukul 08.00 WIB sampai selesai. Diestimasikan, bakal diikuti tak kurang dari 500 orang. “Dari titik kumpul di Lapangan Cipta Karya samping kantor Kecamatan Kalianda, selanjutnya kami akan bergerak long march menuju kantor Pemkab dan DPRD Lampung Selatan,” jelasnya lagi.

    “Poin tuntutan kami jelas. Pertama, kami menolak hasil Pilgub Lampung 2018 yang dinodai TSM-nya praktik culas politik uang paslon. Dalam hemat kami, mohon maaf, di belahan bumi mana pun, tidak ada tempat bagi yang namanya memenangkan kontestasi politik dengan cara-cara curang dan melecehkan kedaulatan rakyat yang mereka bajak dengan iming-iming uang Rp50 ribu! Lawan!” ujarnya bersemangat.

    Kedua, pihaknya menuntut tangkap dan penjarakan bos Sugar Group Companies (SGC, Red) Nyonya Purwanti Lee dan Gunawan Jusuf yang patut diduga jadi aktor utama penyandang dana kampanye paslon Arinal-Nunik dan ditengarai berusaha menghalalkan segala cara demi membajak demokrasi di bumi Lampung ini demi melindungi kepentingan jahat korporasinya. “Usut asal-usul dana kampanye tak wajar paslon Arinal-Nunik!” ujar dia lagi.

    Ketiga, lanjut pria yang juga dikenal luas sebagai aktivis pemberdayaan ekonomi masyarakat desa ini, “Tangkap bos dan adili dugaan praktik pengemplangan pajak PT. SGC, buka kembali dan usut tuntas kasus penyerobotan lahan rakyat yang dengan biadab dan sewenang-wenang dilakukan SGC, ukur ulang lahan Hak Guna Usaha (HGU) SGC!” katanya, berapi-api.

    Sesuai rencana, KRPDL berharap bisa menyampaikan langsung aspirasi politiknya kepada seluruh unsur pimpinan dan anggota DPRD Lampung Selatan. “Kami pengennya itu,” harapnya.

    Nurul juga menyampaikan permohonan maaf kepada segenap masyarakat pengguna jalan di sepanjang rute aksi yang akan sedikit terganggu kenyamanannya dalam berlalu lintas saat aksi berlangsung.

    Ditanya kemungkinan adanya penyusup dari pihak-pihak tidak bertanggung jawab yang ingin mengacaukan jalannya aksi, Nurul menegaskan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak berwajib. “Kami telah mengantisipasi segala kemungkinan. Kalau ada provokator, tangkap, serahkan pada polisi,” pungkasnya. (rls/KF)

  • Ratusan Warga Lampung Selatan Keracunan Makanan Hidangan Hajatan

    Ratusan Warga Lampung Selatan Keracunan Makanan Hidangan Hajatan

    Lampung Selatan (SL) – Total jumlah warga keracunan hidangan hajatan pernikahan di Desa Banyumas, Kecamatan Candipuro Lampung Selatan mencapai 424 orang. Catatan Dinas Kesehatan dan Uspika Kecamatan Candipuro, korban yang mengalami diare karena keracunan berjumlah 331 orang. Sementara pada Kamis (5/7/2018) datang pasien baru sebanyak 93 orang.

    Salah satu korban Fadilah Umar menyebut, setelah mengkonsumsi hidangan pada Selasa (3/7/2018) Dia belum merasakan mual dan diare. Namun pada Kamis (5/7/2018) baru merasakan mual dan pusing sehingga melakukan pemeriksaan ke Puskesmas Candipuro. “Saya mendapat infus dan untungnya tidak sampai diare sehingga tidak harus menjalani rawat inap karena diberi obat oleh dokter,” terang Fadilah Umar usai mendapakan perawatan di Puskesmas Candipuro, Jumat (6/7/2018).

    Kasubag TU UPT Puskesmas Candipuro Sholatan membenarkan adanya penambahan jumlah pasien diare terindikasi keracunan. Pada awalnya di Rabu (4/7/2018) jumlah pasien yang datang 139 orang. Dan hingga Jumat (6/7/2018) jumlahnya mencapai 424 orang. Sebagian pasien disebutnya harus menjalani rawat inap sebagian rawat jalan.

    Sholatan menyebut, penanganan kasus keracuan tersebut digratiskan sesuai instruksi Bupati Lampung Selatan Zainudin Hasan. Diharapkan jumlah pasien tidak akan bertambah karena lagi.  Terkait sampel sisa makanan di lokasi hajatan, Sholatan menyebut uji laboratorium tengah dilakukan di Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) di Bandarlampung.

    “Kondisi setiap pasien berbeda sehingga perlu penanganan lanjutan harus dirawat di Puskesmas Candipuro, dirujuk ke Puskesmas Sidomulyo dan rumah sakit Kalianda namun sebagian membaik boleh pulang,” terang Sholatan.

    Hasil laboratorium masih dalam proses dan belum bisa disimbulkan penyebab berasal dari makanan atau hal lain. Fokus penanganan pasien keracunan disebutnya telah diprioritaskan berkoordinasi dengan aparat desa, kecamatan dan instansi terkait. (net)