Kategori: Lampung Selatan

  • BUMDes Dana Desa Di Lampung Selatan “Mandul”

    BUMDes Dana Desa Di Lampung Selatan “Mandul”

    Ilustrasi BUMDes

    Lampung Selatan (SL)-DPRD Lampung Selatan mempertanyakan realisasi anggaran dana desa yang digunakan untuk penyertaan modal Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), senilai 10 persen dari total Dana Desa, di tiap Desa di Lampung Selatan. Pasalnya, penyertaan modal BUMDes itu adalah untuk penambahan PAD Desa, namun justru tak berhasil, dan tidak berjalan sesuai harapan.

    Anggota Komisi A DPRD Lampung Selatan, Syaiful Anwar mengatakan BUMDes di sejumlah desa tidak berjalan sebagaimana mestinya. Padahal tahun 2017 anggaran BUMDes diambil dari Dana Desa (DD) sebesar 10% atau sekitar Rp80 juta. Dibentuknya Bumdes tersebut, untuk menambah Pendapatan Asli Desa dan meningkatkan ekonomi masyarakat didesa masing masing. “BUMDes itu semestinya untuk menambah pendapatan asli desa,” kata Syaiful, Jumat (22/9/2017).

    Hasil monitoring di sejumlah desa, kata Syaiful, BUMDdes tidak berjalan sebagaimana mestinya. Banyak usaha milik desa yang sudah dibuat, tapi tidak berjalan, bahkan tidak jelas. “Pengelolanya tidak menguasai bidang usahanya, maka banyak timbulkan kerugian,” kata dia.

    Salah satu contoh, membuat usaha budi daya ikan air tawar di lokasi milik Kepala Desa. Setelah lakukan tiga kali pembibitan, semua ikan mati dan usaha itu tidak berjalan lagi. “Akhirnya kolam yang dibuat menggunakan DD terbengkalai, sementara lokasinya numpang,” katanya, kepada wartawan.

    Legislator Partai Gerindra itu menerangkan mestinya sebelum membuat BUMDes harus uji kelayakan terlebih dahulu. Sehingga bisa membuka usaha yang cocok bagi masyarakat sekitar. “Desa membuat usaha tanpa uji kelayakan dan tidak mengatur kisi-kisi secara detil dalam membentuk badan usaha,” katanya.

    Saiful menyarankan semestinya, pemerintah memberikan rekomendasi atau arahan untuk usaha yang akan dibuat oleh desa. Sehingga permasalahan yang banyak terjadi tidak akan timbul. “Permasalahan BUMDes tersebut akan direkomendasikan ke Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) Lampung Selatan,” katanya. (Jun/nt/tr)

  • Sispala SMA Maarif Kalianda Tanam Pohon Penghijauan

    Sispala SMA Maarif Kalianda Tanam Pohon Penghijauan

    Sispala SMA Maarif Kalianda giat tanam pohon. (foto/dok/ist)

    Lampung Selantan (SL)-Sispala (Siswa Pecinta Alam), SMA Maarif, Sukatani 1 Kalianda, menanam pohon, diluar sekolah, secara kontinyu dan dijadwal setiap sepekan sekali, di lokasi sekitar sekolah, dan lokasi kampung anggota Sispala.

    Ketua Pengurus harian, SISPALA LGH SMAM SAKA Intan Pandini mengatakan Sispala adalah organisasi Ektrakulikuler yang ada di sekolah yang fokus terhadap Cinta Lingkungan di sekolah dan di luar sekolah.

    “Kami Sispala Lingkar Generasi Hijau yang ada di SMA Ma’arif Sukatani 1 Kalianda yang berdiri pada tanggal, 16 Agustus 2016 yang di Deklarasikan di Puncak Rajabasa Lampung Selatan. Kami lahir atas dasar kepedulian terhadap Lingkungan yang ada di sekolah dan diluar sekolah. Sekolah salah satu tempat aktivitas belajar yang dalam hal ini tidak jauh dari yang namanya Sampah.” katanya.

    Menurut Intan, sampah sangat banyak disekolah yang di buang sembarangan oleh Pelajar, “Selain masalah sampah, di Sekolah kami juga Ruang terbuka hijaunya tdk beraturan atau sedikit sekali, yang pada akhirnya kami merasakan panas diruangan dan juga diluar Ruangan,” katanya.

    Dengan dasar itu, kata Intan, Sispala LGH melakukan terobosan kegiatan secara perlahan lahan untuk melakukan penanaman di sekolah. Kegiatan ini akan kita lanjutkan terus setiap hari Rabu artinya kita akan secara kontinyu melakukan penanaman.

    Agenda kedepan akan melakukan selain Latihan Rutin kita juga akan melakukan sosialisasi penanaman diwilayah anggota Sispala LGH, Penanaman sepanjang jalur Sukatani, dan Pendidikan atau penyadaran terhadap sekolah-sekolah untuk Peduli terhadap Lingkungan Hidup. (rls)