Kategori: Lampung Selatan

  • Puluhan Tahun Puasa, Buaya Sungai Way Sekampung Terkam Warga

    Puluhan Tahun Puasa, Buaya Sungai Way Sekampung Terkam Warga

    Lampung Selatan, sinarlampung.co – Buaya yang berhabitat di Sungai Way Sekampung, Desa Bumi Restu, Kecamatan Palas, Kabupaten Lampung Selatan setelah puluhan tahun kini mulai meresahkan warga. Salah satu warga bernama Ferianto menjadi korbannya. Ferianto mendapat luka serius di kaki kanannya setelah tergigit predator ganas itu pada Jumat 23 Agustus 2024 sore.

    Ferianto yang biasa mencari pakan ternak di area sungai Way Sekampung kali ini memang bernasib apes. Ferianto yang sore itu tengah sibuk mencari kangkung untuk pakan ternak tiba-tiba diserang buaya berukuran cukup besar yang diduga telah lama mendiami aliran sungai tersebut.

    Kejadian bermula, Ferianto bersama ayahnya datang ke sungai untuk mencari pakan ternaknya. Berhubung tanaman kangkung tumbuh di permukaan sungai memaksa Ferianto harus terjun ke air dengan kedalaman setinggi orang dewasa.

    Namun naas, seekor buaya tiba-tiba menyerang dan spontan menggigit kaki kanan Ferianto. Dalam situasi panik dan menahan sakit, Ferianto mencoba menyelamatkan diri dengan menebaskan celurit yang ia bawa ke tubuh buaya. Beruntung buaya ganas itu melepaskan gigitannya dan kembali menyelam ke dalam air menjauhi korban.

    Ayah korban yang melihat kejadian itu langsung menarik korban ke daratan dan segera membawanya pulang untuk mendapat pertolongan medis. Alhasil, Ferianto mendapat 5 jahitan akibat luka bekas gigitan buaya pada kaki kanannya.

    Kades Bumi Restu Sukiman mengaku kaget mendengar kabar ada salah satu warganya menjadi korban terkaman buaya. Meski dirinya mengetahui sungai Way Sekampung terdapat buaya, namun selama ini belum pernah terjadi insiden warganya diserang.

    “Keberadaan buaya sudah puluhan tahun dan tidak pernah mengganggu petani. Makanya kaget kok ada warga kami diterkam buaya,” kata Sukiman kepada wartawan, Minggu, 25 Agustus 2024.

    Setelah mendapat kabar warganya diterkam buaya sebelumnya, Sukiman mengaku langsung melaporkan kejadian tersebut ke Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarnat) Lampung Selatan. (*)

  • Caleg PDIP Supriati Yang Tersandung Izajah Palsu Ikut Dilantik Jadi Dewan

    Caleg PDIP Supriati Yang Tersandung Izajah Palsu Ikut Dilantik Jadi Dewan

    Lampung Selatan, sinarlampung.co-Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Lampung Selatan asal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) untuk daerah pemilihan (dapil) 6, yang tersandung kasus dugaan penggunaan izajah palsu, Supriati resmi dilantik hari ini di gedung DPRD Lampung Selatan. Kasus Supriati saat ini masih di proses di Polda Lampung. Kasus itu juga menjadi sorotan publik.

    Baca: Dugaan Ijazah Palsu Caleg PDIP Lampung Selatan Libatkan “Ibu”, Pembuat Beberkan di Polda Lampung

    Baca: Polda Lampung Mulai Usut Dugaan Penggunaan Ijazah Palsu oleh Caleg PDIP DPRD Lampung Selatan

    “Saat ini, saya tidak bisa memberikan pernyataan terkait hal ini,” kata Supriati singkat langsung berlalu meninggalkan wartawan, usai pelantikan. Supriati juga berharap masalah ini dapat segera selesai agar dirinya dapat fokus menjalankan tugas sebagai anggota DPRD.

    Sebelumnya Supriati sempat membantah mengenal dengan SN (pmuat izajah,red) sebelum dirinya dihubungi oleh Merik. “Saya pertama kali bertemu SN ketika diundang ke kantor BBHAR DPC PDIP. Pada saat itu, ijazah saya dari PKBM Melati belum keluar saat saya mengajukan dokumen pencalonan,” jelas Supriati.

    Seperti diketahui dugaan penggunaan ijazah palsu di laporkan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Gerakan Pembangunan Anti Korupsi (GEPAK) Lampung. Pasalnya adanya ketidaksesuaian antara Nomor Induk Siswa Nasional (NISN) yang tercantum dalam ijazah Supriati dan data resmi yang terdaftar dalam sistem Data Pokok Pendidikan (Dapodik).

    Proses di Polda Lampung sepertinya bakal melibatkan banyak orang terlibat di internal PDIP Lampung Selatan, dan menyitir nama petinggi di Lampung Selatan.

    Ketua DPD GEPAK Provinsi Lampung, Wahyudi, mengungkapkan bahwa ijazah yang digunakan Supriati seharusnya diterbitkan oleh Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Bougenvil Kalianda. Namun, NISN yang tertera justru tercatat sebagai milik siswa dari PKBM Anggrek. “Ketidaksesuaian ini sangat mencurigakan. Kami menduga ada sesuatu yang tidak beres dan berharap penyelidikan ini dilakukan secara transparan dan tuntas,” tegas Wahyudi dalam pernyataannya kepada media.

    Selain itu ada bukti percakapan melalui aplikasi pesan singkat WhatsApp antara seorang pengacara bernama Merik Havit, dengan seorang yang dikenal sebagai Bunda Sulikah. Dalam percakapan tersebut, Bunda Sulikah tampak meminta bantuan kepada Merik untuk menyelesaikan masalah terkait ijazah palsu yang menyeret nama Supriati.

    Merik diduga terlibat dalam upaya mengatur penyelesaian masalah ini dengan pihak-pihak tertentu. Tak hanya itu, SN, Kepala PKBM Bougenvil, mengaku bahwa dirinya terlibat langsung dalam pembuatan ijazah palsu untuk Supriati atas permintaan Merik. “Ijazah tersebut dibuat dalam waktu tiga hari, dan proses sidik jari dilakukan di kantor Badan Bantuan Hukum dan Advokasi Rakyat (BBHAR) DPC PDIP Lampung Selatan,” ungkap SN saat diperiksa penyidik.

    SN juga menambahkan bahwa dirinya menerima bayaran sebesar Rp1.500.000 untuk pembuatan ijazah tersebut. Dalam pernyataannya, SN merasa dirinya dijadikan kambing hitam dalam kasus ini.

    Wahyudi menambahkan pentingnya proses hukum yang adil bagi semua pihak yang terlibat dalam kasus ijazah palsu ini. “Kami mendesak Polda Lampung untuk segera memproses oknum-oknum yang terlibat. Kasus ini tidak hanya merugikan masyarakat, tetapi juga mencoreng integritas lembaga legislatif,” ujarnya. (Red)

  • PKS Serahkan Dukungan Pilkada Lamsel Ke Nanang Ermanto – Antoni Imam

    PKS Serahkan Dukungan Pilkada Lamsel Ke Nanang Ermanto – Antoni Imam

    Lampung Selatan, sinarlampung.co – Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Ahmad Syaikhu menyerahkan langsung Formulir B1-KWK kepada pasangan calon petahana Nanang Ermanto bersama Antoni Imam untuk maju sebagai bakal calon bupati (bacabup) dan bakal calon wakil bupati (bacawabub) Lampung Selatan di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Tahun 2024.

    Selain menetapkan dukungan kepada pasangan calon petahana Nanang Ermanto dan Antoni Imam, PKS resmi menetapkan dukungan kepada 365 pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah di Pilkada Serentak 2024 , pada Selasa (20/8/2024) di ICE BSD, Tangerang.

     

    B1-KWK adalah surat pernyataan dukungan dari partai politik yang menyatakan dukungan resmi kepada pasangan calon.

     

    ” Ini sebagai bukti dukungan resmi dari PKS kepada pada calon kepala daerah dan wakil kepala daerah pada Pilkada 2024,” ujar Presiden PKS Ahmad Syaikhu dalam acara Konsolidasi Nasional Calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah PKS, Selasa (20/8/2024) di Tangerang.

     

    Dia juga berpesan kepada seluruh keluarga besar PKS di semua tingkatan untuk bisa bekerja totalitas memperjuangkan pasangan ini.

    ” Mudah-mudahan Allah mentakdirkan pasangan ini ( pasangan calon petahana Nanang Ermanto bersama Antoni Imam red) akan menjadi pemenang sebagai bupati dan wakil bupati terpilih di Pilkada yang akan datang,” tutupnya.

     

    Liaison Officer (LO) Tim Nanang Ermanto, Pantra Agung Oki Riyanto, SH., MH mengungkapkan rekomendasi PKS untuk pasangan calon (Paslon) Nanang Ermanto – Antoni Imam (Nanang Beriman) diserahkan langsung oleh Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu, pada Selasa (20/8/2024) di ICE BSD, Tangerang.

     

    “Alhamdulillah, sudah dapat kita saksikan bersama hari ini, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) resmi menetapkan dukungan kepada pasangan calon petahana Nanang Ermanto bersama Antoni Imam . Insyaallah dengan momentum ini kami,bukti harapan masyarakat Lampung Selatan untuk dapat mengikuti pilkada yang demokratis dan berkualitas terwujud,” ujar Oki saat dihubungi melalui sambungan telepon. (Red)

  • Polda Lampung Sidak Limbah PT Juang Jaya Abadi, Humas Langsung Respon Wartawan

    Polda Lampung Sidak Limbah PT Juang Jaya Abadi, Humas Langsung Respon Wartawan

    Lampung Selatan, sinarlampung.co-Polda Lampung mencium Instalasi Pembuangan Air Limbah (IPAL) PT Juang Jaya Abdi Alam bermasalah. Polda menerjunkan tim untuk mengecek IPAL perusahaan penggemukan sapi itu milik perusahaan Australia itu pada Kamis 15 Agustus 2024 lalu. Polda merespon banyak keluhan masyarakat ihwal bau busuk kotoran sapi, dugaan pencemaran air sungai di sekitar perusahaan dan banyak lalat di rumah warga.

    Baca: Walhi Soroti Pencemaran Limbah PT Juang Jaya, Ramai Protes DLH Baru Turun?

    Baca: Puluhan Tahun PT Juang Jaya Abdi Alam Beroperasi Dan Cemari Sungai Way Bungur, DLH Baru Ambil Sampel?

    Pihak manajemen perusahaan membenarkan pihaknya telah didatangi im Polda Lampung. “Kami apresiasi atas khttp://Walhiunjungan Polda, pada Kamis lalu. Kami berharap ini kasus terakhir, bisa langsung melihat (IPAL) Juang Jaya,” kata Humas PT Juang Jaya Abdi Alam, Thamaroni Usman usai mendampingi tim Dinas Lingkungan Hingga Provinsi Lampung (DLH) dan DLH Lampung Selatan mengecek IPAL perusahaan dan mengambil sampel air di sekitar perusahaan, Senin 19 Agustus 2024.

    Thamaroni Usman mengaku, selama ini PT Juang Jaya berkomitmen menciptakan perusahaan yang ramah lingkungan dengan menerapkan standar perusahaan sehat ihwal IPAL dan lingkungan. Pun sebisa mungkin meminimalisir lalat yang menjadi pemandangan sehari-hari warga di sekitar perusahaan. “Kami sangat serius tangani lalat. Karena banyak virus yang jadi pemicu dari lalat,” ucapnya.

    Ia juga mengaku memberdayakan aparatur setempat untuk menanggulangi lalat dengan cara melakukan penyemprotan setiap bulan di sekitar rumah warga dengan melibatkan kepala dusun. “Kami berdayakan kadus tiap bulan dikasih obat dan biaya operasional, tiap hari disemprot di dalam (perusahaan),” ujar dia.

    Thamaroni menuturkan, pihaknya sudah membangun pembuangan limbah dengan layak. Kemudian soal lalat, saat ini seluruh Indonesia peternakan sapi memiliki beban atau masalah yang dihadapi seperti virus penyakit mulut dan kuku (PMK) yang berasal dari tanah, udara dan debu.

    “Ada aturan ketat perusahaan. Belum lagi penyakit bentol sapi. Kami sangat serius tangani (lalat) ini. Kami berupaya menyemprot, kasih obat serangga, termasuk mobil dicuci saat masuk lokasi perusahaan. Kita akan rugi jika lalat banyak, kita banyak upaya dengan maksimal,” ucap dia.

    Kemudian untuk tanggung jawab sosial atau corporate social responsibility (CSR) perusahaan yang dalam aturan memiliki suatu tanggung jawab terhadap lingkungan, banyak dikeluhkan warga di sekitar perusahaan, Thamaroni mengaku sudah mengikuti aturan dengan rutin memberikan CSR.

    “Keluhan masyarakat CSR kami banyak kontribusi melalui aparat desa. Mungkin dipilih (warga tidak kebagian), setiap bulan dikasih CSR, berupa sembako, beras, minyak, indomie, kami juga berikan tunjangan guru ngaji, TPA kami juga ikut program pengentasan stunting dengan memberikan makanan bergizi,” paparnya.

    Ia mengaku, penyaluran CSR di warga sekitar ada yang langsung diberikan pada warga, ada juga yang melalui kades karena permintaan kades. “Untuk berikan seluruh warga kami tidak mampu, nanti kami komunikasi lagi,” dalihnya. (Red)

  • Walhi Soroti Pencemaran Limbah PT Juang Jaya, Ramai Protes DLH Baru Turun?

    Walhi Soroti Pencemaran Limbah PT Juang Jaya, Ramai Protes DLH Baru Turun?

    Bandar Lampung, sinarlampung.co-Peternakan sapi potong (Cattle Freedlot) PT Juang Jaya Abdi Alam terindikasi kuat mencemari sungai. Pasalnya Sungai di sepanjang Jembatan Way Bungur, Jalan Lintas Sumatera KM 40, Desa Kota Dalam, Sidomulyo, Lampung Selatan yang melintasi rumah warga tidak bisa dimanfaatkan kembali karena bau dan berwarna hitam pekat dan bau busuk. Tak hanya itu, bau busuk kotoran sapi menjadi hal yang biasa dihirup warga yang rumahnya berdekatan dengan pabrik. Pun lalat yang berseliweran menjadi pemandangan cukup mengganggu, bahkan ikan mati.

    Baca: Puluhan Tahun PT Juang Jaya Abdi Alam Beroperasi Dan Cemari Sungai Way Bungur, DLH Baru Ambil Sampel?

    Direktur Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Lampung, Irfan Tri Musri mengatakan, sangat mudah mengecek dugaan perusahaan tersebut mencemari air sungai atau tidak. “Cek aja di air IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) terakhir, ikan yang di kolam terakhir, hidup enggak? Ikan itu indikator biologi. Jika air tidak bening dan ikan mati disimpulkan IPAL perusahaan (Juang Jaya) belum baik. Belum memperhatikan baku mutu,” ujar Irfan, Minggu 11 Agustus 2024 lalu.

    Terlebih kata Irfan, saat musim hujan, pada musim hujan terkadang perusahaan ‘nakal’, mereka dengan mudahnya membuang limbah ke sungai. Walhi mendesak PT Juang Jaya lebih memperhatikan lingkungan dan memberikan manfaat yang baik bagi lingkungan sekitar. “Ya kami desak Juang Jaya memperhatikan lingkungan, jangan mencemari lingkungan atau sungai,” ucap dia.

    Irfan menceritakan, dugaan perusahaan penggemukan sapi juga pernah terjadi di Lampung Tengah, ada perusahaan yang diduga kuat mencemari air sungai, karena air sungai digunakan untuk mencuci atau membuang kotoran sapi, IPAL di perusahaan ini kurang bagus yang mengakibatkan air sungai tercemar. “Setelah dicek ternyata IPAL perusahaan (Lampung Tengah) tidak bagus,” ujar dia.

    Irfan meminta Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Lampung Selatan segera mensikapi permasalahan ini. Informasi dari media bisa menjadi rujukan indikasi pencemaran lingkungan yang harus merespon. “Walaupun tidak ada laporan dari warga, pemberitaan dari media bisa direspon tidak perlu menunggu laporan warga. DLH agar mengecek kualitas air, udara, baku mutunya, sudah atau belum mengikuti standar kesehatan,” katanya.

    Kemudian soal lalat kata Irfan, lalat yang berseliweran di rumah warga harus ditanggulangi, DLH harus mampu memperjuangkan hak masyarakat yang terdampak dari dugaan limbah Juang Jaya supaya ada perbaikan. “DLH harus cek limbah perusahaan. Jika terbukti DLH harus berikan sanksi,” ungkapnya.

    Ramai Baru Turun DLH Puji Perusaan?

    Tim Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Lampung beserta DLH Lampung Selatan meninjau peternakan sapi potong (Cattle Freedlot) PT Juang Jaya Abdi Alam. Mereka bergerak pasca mendapat keluhan dari warga setempat. Warga mengeluhkan air sungai Way Bungur yang terletak di Desa Kota Dalam, Sidomulyo, Lampung Selatan sejak puluhan tahun tidak bisa dimanfaatkan oleh warga setempat.

    Kabid Penaatan DLH Lampung, Yulia Mustika Sari, usai mengambil sample air sungai dan air instalasi pembuangan air limbah (IPAL) perusahaan mengatakan, pihaknya menindaklanjuti hasil pegaduan dengan mengunjungi titik-titik lokasi air sungai yang mengalir untuk diambil sample. “Kita tunggu hasil lab 14 hari kerja. Kita kolaborasi dengan hasil cek, titik yang diambil tidak sesuai dengan aduan,” kata dia, Senin 19 Agustus 2024.

    Menurutnya saat hendak mengambil air di pemukiman warga yang berdekatan dengan perusahaan, air sungai kering dan tidak mengalir, maka diambil air sungai di tempat lain yang mengalir. “Kering tidak ada air, tidak memenuhi syarat diambil, DLH belum bisa menyimpulkan tunggu hasil lab, apapun yang jadi aduan kita ikuti,” ucap dia.

    Kata Yuli, DLH selalu mengecek langsung limbah air sungai dan IPAL di perusahaan secara berkala sebagai bentuk pengawasan pemerintah pada perusahaan. “Sebulan sekali kami cek berkala, hasilnya (dugaan pencemaran air) di bawah baku mutu (bagus),” kata Yuli.

    Sementara Kabid Pengaduan DLH Lampung Selatan, Rudi Yunianto meminta pihak perusahaan lebih ketat dalam menanggulangi lalat. “Untuk Juang Jaya agar diperhatikan lalat, supaya berkurang. Bantuan obat lalat jangan berkurang untuk warga. Khusus saat musim hujan, coba dikaji kembali (lebih diperhatikan) saat musim hujan,” katanya.

  • Puluhan Tahun PT Juang Jaya Abdi Alam Beroperasi Dan Cemari Sungai Way Bungur, DLH Baru Ambil Sampel?

    Puluhan Tahun PT Juang Jaya Abdi Alam Beroperasi Dan Cemari Sungai Way Bungur, DLH Baru Ambil Sampel?

    Lampung Selatan, sinarlampung.co-Keberadaan peternakan sapi potong (Cattle Freedlot)  PT Juang Jaya Abdi Alam terbukti mencemari sungai Way Bungur di Desa Kota Dalam, Sidomulyo, Lampung Selatan. Dan sejak puluhan tahun warga tidak bisa lagi memanfaatkan aliran sungai sepanjang Jembatan Way Bungur, Jalan Lintas Sumatera KM 40, Desa Kota Dalam, Sidomulyo, Lampung Selatan. Air menjadi bau dan berwarna hitam pekat.

    Baca: Warga Resah Soal Limbah Peternakan Sapi Potong Juang Jaya Sidomulyo

    kondisi air hitam busuk, dan ikan banyak mati

    Tim DLH Provinsi Lampung beserta DLH Lampung Selatan, juga ada perwakilan PT Juang Jaya Abdi Alam mengambil contoh air yang mengalir di sekitar perusahaan, terlihat air sungai yang mengalir berwarna hitam pekat. Air yang diambil itu rencananya akan dilakukan uji di laboratorium serta bisa dilihat hasilnya pada 14 hari kerja.

    Lokasi pemukiman berjarak sekitar ratusan meter dengan aktivitas peternakan sapi. Lokasi perusahaan dipagari beton cukup tinggi. Namun keberadaan perusahaan penggemukan sapi asal Australia itu justru memberikan dampak buruk bagi lingkungan karena bau busuk kotoran sapi dan banyak lalat yang menjadi pemandangan setiap hari bagi warga sekitar.

    “Air sungai sudah tidak bisa digunakan. Semenjak keberadaan PT Juang Jaya,” kata Kadus Desa Kota Dalam, Sidomulyo Toni, saat mendampingi tim Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Lampung dan DLH Lampung Selatan, Senin 19 Agustus 2024.

    Pria paruh baya ini menceritakan dulunya air sungai bisa dimanfaatkan oleh masyarakat seperti untuk mandi, minum dan mencuci pakaian, bahkan mencari ikan. “Sekarang enggak bisa lagi,” ujarnya.

    Wargapun mengamini keterangan Kadusnya, menurutnya perusahaan bernama Juang Jaya ini melakukan aktivitas komersilnya itu di sejak puluhan tahun. Namun warga sekitar perusahaan hanya mendapat limbahnya. Bahkan aktivitas peternakan membuat udara tak nyaman dihirup lantaran bau seperti kotoran sapi di waktu tertentu.

    “Kalo dibilang bau, memang bau. Bahkan rumah depan yang jaraknya cukup jauh saat pesta (resepsi) merasa terganggu bau kotoran sapi. Lalat juga banyak,” ujarnya.

    Menurut dia selama tinggal di sebelah peternakan sapi belum pernah mendapatkan bantuan atau perhatian apapun dari pihak perusahaan, justru sebaliknya hanya limbah yang diberikan perusahaan. “Malah waktu banjir air masuk rumah, airnya item bau,” ucapnya.

    Warga lain, menyebutkan perusahaan itu sudah berdiri sekitar 22 tahun, tidak pernah dirinya dan warga mendapat kompensasi atas polusi udara yang timbul dugaan kuat penyebab aktivitas peternakan sapi. “Yang saya tau enggak pernah ada. Dari ratusan KK di sini, cuma 3 orang yang dapat bantuan seperti beras 5 kg, gula, mie. Itupun digilir dikasihnya, enggak rutin. Pas lebaran enggak ada juga bantuan. Lebaran haji juga kayaknya perusahaan cuma kasih qurban kambing,” paparnya.

    Senada dikatakan, A wanita paruh baya yang mengaku sudah berpuluh tahun tinggal di sebelah perusahaan dan pernah bekerja di perusahaan tersebut. Dan dia mengaku pasrah dengan keadaan, tidak tahu mengadu kemana ihwal bau busuk kotoran sapi dan banyaknya lalat di rumahnya.

    “Kotoran sapi itu ditumpuk. Dikeringin, diayak, baru dikarungin terus dijual. Perusahaan ini tidak peduli pada lingkungan sekitar. Kalo banjir, air masuk rumah item, bau. Tapi enggak ada perhatian dari perusahaan,”  ujar dia sembari menunjukkan banyak lalat yang hinggap di kursi.

    Pimpinan DPRD Akui Juang Jaya Dikeluhkan Warga

    Wakil Ketua 1 DPRD Lampung Selatan, Agus Sartono mengaku, keluhan warga terkait limbah PT Juang Jaya bukan kali ini terjadi. “Waktu itu lalat yang dikeluhkan warga. Kemudian perusahaan menindaklanjuti ngasih obat biar enggak ada lalat. Tapi sifatnya sementara,” kata Agus, Kamis (15/8).

    Politisi PAN ini meminta Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Lampung Selatan turun ke lokasi mengecek dugaan pencemaran lingkungan oleh perusahaan tersebut. Dan meminta perusahaan memberikan dampak baik bagi lingkungan sekitar. “Yang pasti saya minta DLH turun. Perusahaan  PT Juang Jaya harus memperhatikan kesehatan jangan diam. Harus ditindaklanjuti,” ucapnya.

    Senator Minta PT Juang Jaya Taat Aturan

    Senator asal Lampung, Ahmad Bastian mengingatkan management peternakan sapi potong (Cattle Freedlot) PT Juang Jaya Abdi Alam taat aturan. Diharapkan kehadiran perusahaan penggemukan sapi asal Australia ini bisa memberikan dampak baik bagi pemerintah dan lingkungan sekitar.

    Pasalnya diduga kuat sungai di sepanjang Jembatan Way Bungur, Jalan Lintas Sumatera KM 40, Desa Kota Dalam, Sidomulyo, Lampung Selatan yang melintasi rumah warga tidak bisa dimanfaatkan kembali karena bau dan berwarna hitam. Tak hanya itu, bau busuk kotoran sapi menjadi hal yang biasa dihirup warga yang rumahnya berdekatan dengan pabrik. Pun lalat yang berseliweran menjadi pemandangan cukup mengganggu.

    Ahmad Bastian mengatakan, pemerintah memiliki regulasi, harus melakukan pengawasan, terhadap perusahaan ( Juang Jaya), apakah regulasi sudah dijalankan atau tidak. “Itu fungsi pemerintah, untuk memberikan perlindungan pada masyarakat dengan memberikan pengawasan pada perusahaan,” ucapnya.

    Kemudian kata dia, pihak perusahaan Juang Jaya harus bisa menerapkan aturan yang sudah ada, fungsi aturan atau regulasi dari pemerintah harus dipatuhi oleh perusahaan. “Karena ini lingkungan menyangkut hajat hidup orang banyak, perusahaan harus patuhi, jangan ngasih polusi,” ujar dia.

    Anggota DPD RI ini juga mengingatkan DPRD setempat juga harus menyuarakan aspirasi masyarakat, harus mencari jalan tengah, agar investor untuk berusaha bisa mengembangkan usahanya di Lampung dan masyarakat harus dilindungi. “Pemerintah harus memberikan win win solution. Agar semuanya ada titik temu,” kata dia. (Red)

  • Anggaran Ratusan Juta, Rehab Gedung SD Negeri 1 Banjarsari Dikerjakan Asal Jadi?

    Anggaran Ratusan Juta, Rehab Gedung SD Negeri 1 Banjarsari Dikerjakan Asal Jadi?

    Lampung Selatan, sinarlampung.co – Rehabilitasi gedung SD Negeri 1 Banjarsari Kecamatan Way Sulan yang menelan anggaran hingga ratusan juta diduga dikerjakan asal jadi. Selain diduga tidak sesuai spesifikasi Rencana Anggaran Biaya (RAB), proyek Dinas Pendidikan Kabupaten Lampung Selatan itu juga diduga tidak memenuhi mutu dan kualitas pekerjaan.

    Berdasarkan penelusuran sinarlampung.co di lapangan, peningkatan bangunan ruangan di sekolah tersebut Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lampung Selatan melalui Dinas Pendidikan setempat mengucurkan anggaran sebesar Rp484.144.811,14. Sementara pelaksana pekerjaan adalah CV Ajoya Lampung Group.

    Akan tetapi, meski menggunakan anggaran yang cukup besar, kegiatan rehabilitasi gedung SD tersebut diduga dikerjakan asal-asalan. Terlihat tembok tidak diplester dan tidak rapi masih terlihat bata merah. Selain itu, diduga pemasangan baja plafon ruangan tidak sesuai spesifikasi.

    Konsultan Pengawas, Torik, mengaku belum mengetahui adanya dugaan pekerjaan asal jadi tersebut.

    “Saya belum tau, baru tau sekarang dari foto yang abang kasih liat. Dengan pemasangan rangka baja plafon yang tidur dengan tembok yang belum di plester akan saya kasih surat teguran. seharusnya pekerjaan tembok itu diplester luar dalam dan pemasangan baja plafon itu berdiri karna tidak mengikuti aturan yang ada di RAB,” tegas Torik saat dikonfirmasi.

    Selanjutnya, media sinarlampung.co mencoba menghubungi pihak kontraktor CV Ajoya Lampung Grup namun belum mendapat jawaban. (WO)

  • Dua ASN Pengawas Sekolah Lampung Selatan Haeruddin Dan Istrinya Sunarti Tewas Tabrak Lari

    Dua ASN Pengawas Sekolah Lampung Selatan Haeruddin Dan Istrinya Sunarti Tewas Tabrak Lari

    Lampung Selatan, sinarlampunh.co– Pasangan suami istri (Pasutri) Aparatur Sipil Negara (ASN) bernama Haeruddin dan Sunarti menjadi korban tabrak lari. Pengawas Sekolah dan Guru SD Negeri 1 Bangun Palas itu tewas di lokasi kejadian, di Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) tepatnya di depan Rumah Makan Kopita Desa Tajimalela, Kecamatan Kalianda, Selasa 20 Agustus 2024 sekira pukul 06.00 WIB.

    Dari informasi yang berhasil dihimpun, Haeruddin  S Pd, MM adalah Pengawas Sekolah Kabupatrn Lampung Selatan dan Fasilitator Sekolah Penggerak, sementara istri Sunarti SPd adalah guru SDN 1 Bangunan, Palas. Keduanya tinggal  di Desa Bangunan, Kecamatan Palas.

    Mereka berboncengan mengendarai sepeda motor Honda Vario warna hitam berkelir merah. Saat melintas mereka ditabrak oleh mobil. Keduanya langsung terpental ke pinggir jalan dan terpisah sekira 10 meter, motor Honda Vario terlihat ringsek pada bagian depan.

    Sementara kondisi Haeruddin dan Sunarti terluka parah dan tergeletak ditepi. Warga menutupi kedua dengan daun pisang. “Orang Palas Bangunan, pak Haeruddin dan istrinya Sunarti, warga Desa Bangunan, Kecamatan Palas,” kata warga di lokasi kejadian.

    Kasat Lantas Polres Lamsel AKP Manggala Agung Sri Mahardjo mengatakan, sopir mobil sudah diamankan.”Pelaku sudah berhasil kita amankan,” Kata Kasat Lantas.

    Soal jenis kendaraan dan sopir tabrak lari yang diamankan, Manggala belum memberikan keterangan. Pasca kejadian ramai ucapan duka untuk kedua korban.

    ASSALAMUALAIKUM WR WB

    BERITA DUKA

    Inalilahiwainailaihiroziun,, telah berpulang ke rahmatullah akibat dari Kecelakaan, saudara kita suami istri.  Bapak Haeruddin dan Sunarti menjadi korban tabrak lari. Pengawas Sekolah dan Guru SD Negeri 1 Bangun Palas.

    Mohon doa AL-FATIHAH, untuk almarhum dan almarhumah semoga keduanya diampuni dosa2nya dan ditempatkan di sisi Allah di tempat yg terindah sesuai amal kebaikan di masa hindupnya, ammiin.  (Red)

  • Kapolda Lampung Jadi Inspektur Upacara Penurunan Bendera HUT RI ke-79 di Kota Baru

    Kapolda Lampung Jadi Inspektur Upacara Penurunan Bendera HUT RI ke-79 di Kota Baru

    Lampung Selatan, sinarlampung.co – Upacara penurunan bendera dalam rangka Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke-79 di Kota Baru berlangsung dengan khidmat di bawah komando Kapolda Lampung, Irjen Pol Helmy Santika, Sabtu, 17 Agustus 2024.

    Acara ini dilaksanakan di Kota Baru, Lampung Selatan dan dihadiri oleh berbagai unsur masyarakat serta pejabat daerah.

    Kapolda Lampung, sebagai inspektur upacara, menegaskan pentingnya peringatan HUT RI sebagai momen untuk memperkuat rasa nasionalisme dan persatuan.

    “Hari ini adalah saat yang tepat untuk mengingat kembali perjuangan para pahlawan kita. Mari kita gunakan momen ini untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa,” ujarnya

    Dalam pelaksanaannya, upacara dimulai tepat pukul 17.00 WIB dengan pengibaran bendera Merah Putih diiringi lagu kebangsaan.

    Proses penurunan bendera berlangsung dengan penuh kehormatan dan diikuti oleh seluruh peserta upacara dengan rasa hormat.

    Bendera yang telah berkibar sepanjang hari itu dilipat dengan teliti oleh petugas upacara, menandakan berakhirnya rangkaian peringatan HUT RI di Kota Baru.

    Acara ini tidak hanya sebagai penghormatan kepada bendera negara tetapi juga sebagai refleksi tentang arti kemerdekaan yang telah dicapai.

    Dengan kegiatan ini, Kapolda Lampung berharap agar semangat kemerdekaan dan persatuan semakin terjaga dan diperkuat, menjadikan momentum peringatan HUT RI sebagai titik tolak untuk kemajuan bersama.

    Upacara diakhiri dengan doa bersama, memanjatkan harapan agar semangat kemerdekaan senantiasa membara dalam diri setiap warga negara terkhusus di Bumi Ruwa Jurai. (Red/*)

  • Kapolda Lampung Ajak Masyarakat Rayakan HUT ke-79 RI dengan Semangat Membangun Nusantara Baru

    Kapolda Lampung Ajak Masyarakat Rayakan HUT ke-79 RI dengan Semangat Membangun Nusantara Baru

    Lampung Selatan, sinarlampung.co – Kapolda Lampung Irjen Pol Helmy Santika mengajak masyarakat merayakan HUT ke-79 Kemerdekaan RI dengan semangat membangun Nusantara Baru dan mewujudkan visi Indonesia lebih maju. Ajakan ini ia sampaikan usai upacara penurunan bendara di kawasan Kota Baru, Lampung Selatan, Sabtu, 17 Agustus 2024.

    Kapolda juga mengingatkan pentingnya perjalanan panjang yang telah dilalui Indonesia dalam meraih dan menjaga kemerdekaan. “Meskipun kita menghadapi berbagai tantangan, semangat gotong royong harus tetap menjadi dasar dalam usaha kita untuk memajukan bangsa,” kata Kapolda.

    Ia menekankan bahwa di era Nusantara Baru ini, masyarakat perlu bergerak dengan lebih cepat dan kuat untuk menghadapi dinamika global yang terus berubah.

    Kapolda juga menegaskan bahwa perjalanan bangsa Indonesia masih jauh dari selesai.

    Oleh karena itu, ia mengimbau seluruh lapisan masyarakat untuk tetap bersatu, saling mendukung, dan bekerja sama dalam mencapai cita-cita besar Indonesia Maju.

    Irjen Pol Helmy Santika menegaskan pentingnya membangkitkan semangat dan tekad baru dalam diri setiap warga negara.

    Gotong royong, menurutnya, bukan hanya sekadar konsep, tetapi merupakan nilai luhur yang telah membentuk identitas bangsa Indonesia.

    “Dengan menerapkan semangat gotong royong, kita dapat menghadapi berbagai tantangan dan rintangan dengan lebih efektif,” tutupnya. (Red/*)